Awal Kamus GMC
U T A M A
Awal
Lacak
Hubungi Kami
Sumber Terbuka
Artikel dan Berita
Open Source
Kamus GMC
Kamus TI Total
Migration Center
Linux Security
Novell Open Enterprise
Red Hat Enterprise Linux
Sun JDS
Services
Distro Linux & BSD
Buku & Publikasi
Sedang Online
Asyik: 156 pengunjung online
Gudang Istilah
Go Submit Term
All | A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z | Other
All
There are 129 entries in the glossary.
Pages: « 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Term Definition
x86-64 AMD64 atau x86-64 atau x64 adalah prosesor dengan arsitektur 64-bit yang diciptakan (invented) oleh AMD. Merupakan superset dari arsitektur x86 dan juga didukung secara nativ. Set instruksi AMD64 saat ini digunakan di prosesor tipe Athlon 64, Athlon 64 FX, dan Opteron.
Intel (kemudian)merilis salinan arsitektur AMD64 yang diimplementasikan di Xeon generasi baru dan prosesor Pentium 4 F kemudian ganti nama rebranding menjadi EM64T. Intel juga menambahkan beberapa instruksi di EM64T terutama untuk menangani teknologi Hyperthreading.
Set instruksi AMD's x86-64 atau AMD64 merupakan usaha ambisius untuk membersihkan dan mengupdate arsitektur Intel x86-32 ke format yang lebih dekat dengan leading edge 64 bit RISC environments. Dirk Meyer adalah salah satu original co-architects dari DEC Alpha 64 bit chip disebutkan berperan dalam pembuatan spesifikasi AMD64.
Xen Xen adalah open source virtual machine monitor, dikembangkan di University of Cambridge. Dibuat dengan tujuan untuk menjalankan sampai dengan seratus sistem operasi ber-fitur penuh (full featured OSs) di hanya satu komputer. Virtualisasi Xen menggunakan teknologi paravirtualisasi menyediakan isolasi yang aman, pengatur sumberdaya, garansi untuk quality-of-services dan live migration sebuah mesin virtual. Untuk menjalankan Xen, sistem operasi dasar harus dimodifikasi secara khusus dan dengan cara ini dicapai kinerja virtualisasi sangat tinggi tanpa hardware khusus.
Xfce Xfce adalah salah satu lingkungan desktop seperti KDE atau GNOME untuk platform Unix dan platform mirip Unix, seperti Linux, Solaris atau BSD. Konfugurasi terutama menggunakan maus dimana configuration files tidak ditampilkan untuk pengguna biasa. Penciptanya Olivier Fourdan mengklaim: "Didisain untuk produktivitas, ditampilkan dan dijalankan sangat cepat sementara mengehemat sumber daya (resources)". Xfce juga menyediakan framework untuk mengembangkan aplikasi. Pihak ketiga juga memanfaatkan pustaka yang disediakan berkat kelebihan dalam hal Mousepad text editor, Xfmedia audio player dan Terminal. Seperti GNOME, Xfce menggunakan GTK+ 2.x toolkit sebagai basis. Distribusi Linux yang menggunakan Xfce secara default antara lain:
* Xfld (Xfce live demo)
* Archie
* College Linux
* Dream Linux
* Fedora Core sebelum rilis 4 (Stentz)
* FreeSBIE (FreeBSD LiveCd)
* Kate OS
* Morphix (LightGUI version)
* Slackware
* Slax (Popcorn Edition)
* Vector Linux
* Whoppix
* Xubuntu
* Zenwalk
Xgl Xgl adalah arsitektur X-server, diprakasai oleh David Reveman, merupakan lapisan top dari OpenGL via glitz. Memanfaatkan kecangihan kartu grafis moderen via drivers untuk OpenGL, didukung semua 'hardware acceleration' dari semua aplikasi X, OpenGL dan XVideo termasuk efek grafis saat mengkomposisi 'window manager' seperti Compiz.
xine xine adalah sebuah multimedia playback engine untuk Unix dirilis dengan lisensi GNU General Public License. Ia dapat memainkan aneka CD, DVD, dan Video CD, termasuk format multimedia uang umum untuk komputer termasuk AVI, WMV, mov, MP3, FLAC, Theora, Speex, dan Vorbis. xine dibangun sebagai sebuah shared library (xine-lib) yang dapat mendukung berbagai aplikasi frontend player yang berbeda. Untuk men-decode data multimedia, xine memanfaatkan libraries dari FFmpeg project atau dari binary codecs.
XML XML singkatan dari Extensible Markup Language adalah sebuah bahasa markup umum (general-purpose markup language) yang direkomendasikan W3C (World Wide Web Consosrtium) untuk digunakan membuat dokumen dengan markup languages. XML diturunkan dan merupakan subset yang disederhanakan dari SGML dan mampu menjabarkan berbagai beragam jenis data yang berbeda. Mulanya digunakan untuk berbagi data antar aneka sistem berbeda terutama sistem yang tersambung ke Internet. Bahasa-bahasa berbasis XML (seperti: RDF, RSS, MathML, XHTML, SVG, dan cXML) di definisikan secara formal sehingga dimungkinkan program untuk di modifikasi dan validasi dokumen menggunakan bahasa-bahasa tersebut.
Xorg XOrg Server dari XOrg Foundation adalah Open Source Public Implementation dari X11. Merupakan implementasi referensi resmi dari sistem X Window adalah open source dan free software. Proyek dikembangkan yayasan X.Org Foundation dan bernaung dibawah freedesktop.org. Versi perdana Xorg Server X11R6.7.0 diturunkan dari XFree86 4.4 RC2 oleh mantan pengembang XFree sebagai wujud dari ketidakpuasan para pengembang dengan lisensi yang diberlakukan untuk XFree86 4.4 final.
Kebebasan dari XOrg Server mendapat sambutan baik dengan meningkatnya popularitas di kalangan open-source Unix-like operating systems. Xorg kini di adopsi berbagai Distro terkemuka termasuk Gentoo Linux, Fedora Core, Slackware, SUSE, Mandrake Linux, Cygwin/X, Debian GNU/Linux, Ubuntu Linux, OpenBSD dan FreeBSD 5.x menggantikan posisi XFree86. Kecuali itu juga untuk OpenSolaris dari Sun Microsystems, sementara versi proprietari dari Solaris Operating Environment tetap menggunakan Xsun server.
XORP XORP singkatan dari eXtensible Open Router Platform dikembangkan peneliti dari International Computer Science Institute (ICSI) bertekad menyediakan platform 'routing' bebas dari ketergantungan yang saat ini didominasi segelintir perusahaan raksasa seperti Cisco Systems. Produk yang ingin dihasilkan tim berpusat di universitas Berkeley ini, paling tidak, harus memiliki stabilitas dan fitur yang sama dengan produk komersil yang ada. XORP mengadapsi lisensi BSD. XORP menerapkan 'routing protocols' baik untuk IPv4 maupun IPv6.
YaST Yet Another Setup Tool (YaST) adalah perkakas atau setup and configuration tool untuk mengelola sistem operasi dan digunakan distribusi SUSE Linux dan produk Novell lainnya. Menggunakan fitur AutoYaST dimungkinkan melaklukan instalasi secara otomatis dan unattended. Kini YaST adalah free software yang dibebaskan Novell dengan lisensi GPL. Pengembang memanfaatkan untuk digunakan di distribusi lain seperti proyek YaST untuk Debian. YaST2 mengemas fitur cukup lengkap dan kompeten untuk menginstalasi software, konfigurasi hardware, setup networks dan servers.
All | A | B | C | D | E | F | G | H | I | J | K | L | M | N | O | P | Q | R | S | T | U | V | W | X | Y | Z | Other
Glossary V1.5
Powered by Mambo Free Software under the GNU/GPL License.
pemrograman bahasa cisco & xml
Diposting oleh vasko di 21.42 0 komentar
agama kristen yang terhebAt di dunia ini
soc.culture.indonesia
Buat grup... Grup yang Baru-Baru Ini Dikunjungi | Bantuan | Sign in
soc.culture.indonesia
Diskusi
+ posting baru
Tentang grup ini
Daftar ke grup ini
Ini merupakan grup Usenet - selengkapnya
Terang Dunia Pilihan
Terlalu banyak topik di grup ini yang pertama ditampilkan. Untuk membuat topik ini tampil yang pertama, hapus opsi ini dari topik yang lain.
Terjadi masalah saat memproses permintaan Anda. Coba lagi.
Tampilan standar Lihat sebagai pohon
Teks proporsional Teks tetap
Pesan 1 - 25 dari 29 - Perluas semua Lebih baru >
Grup yang Anda posting adalah grup Usenet. Pesan yang diposting ke grup ini akan membuat alamat email Anda dapat terlihat oleh pengguna Internet.
Pesan balasan Anda belum terkirim.
Posting Anda berhasil
Hudoyo Hupudio Lihat profil
At 18:18 05/07/99 +0700, Sdr Yohannes Yaali wrote: >Memang benar banyak "terang-terang" seperti yang Anda tuliskan, dan >mungkin ada rekan-rekan dari Budha, Islam dan lain-lain yang dapat >menulis lebih lanjut tentang "terang-terang" itu karena saya kurang >mengetahui apakah Budha, Muhammad, Sathya Sai Baba, Suma Ching Hai >pernah mengatakan, "Aku adalah Terang Dunia" sehingga dengan adanya >tulisan rekan-rekan lain, kita dapat bersama-sama membahas bagaimana >kedudukan Yesus sebagai "terang dunia" di antara "terang-terang" tadi. ------------------------------- Tentang Muhammad: "Wahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya." [QS 33 (Al-Ahzab):45-46] Tentang Buddha: Pencerahan yang dicapai oleh Buddha disebut samma-sambodhi, artinya: "Penerangan Sempurna (Supreme Enlightenment)". Buddha mengajarkan bahwa kita pun dapat mencapai bodhi (Penerangan) itu, karena benih Kebuddhaan itu ada di dalam setiap makhluk. Terakhir, tentang Sathya Sai Baba: dia ini mengeluarkan suatu pernyataan yang bersifat inklusif dan eklektik: "Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu, dan Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan wujud-Ku." Kembali kepada pertanyaan saya semula: Bagaimanakah pendapat Anda mengenai kedudukan "terang" Yesus di tengah-tengah berbagai "terang" yang banyak itu? Salam, Hudoyo ----------
Pilihan lainnya 11 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Hudoyo Hupudio
Tanggal: 1999/07/11
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
At 18:18 05/07/99 +0700, Sdr Yohannes Yaali wrote:
>Memang benar banyak "terang-terang" seperti yang Anda tuliskan, dan
>mungkin ada rekan-rekan dari Budha, Islam dan lain-lain yang dapat
>menulis lebih lanjut tentang "terang-terang" itu karena saya kurang
>mengetahui apakah Budha, Muhammad, Sathya Sai Baba, Suma Ching Hai
>pernah mengatakan, "Aku adalah Terang Dunia" sehingga dengan adanya
>tulisan rekan-rekan lain, kita dapat bersama-sama membahas bagaimana
>kedudukan Yesus sebagai "terang dunia" di antara "terang-terang" tadi.
-------------------------------
Tentang Muhammad:
"Wahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi,
sebagai pembawa kabar gembira, dan pemberi peringatan.
Dan sebagai orang yang mengajak kepada Allah dengan izin-Nya,
dan sebagai pelita pemberi cahaya."
[QS 33 (Al-Ahzab):45-46]
Tentang Buddha:
Pencerahan yang dicapai oleh Buddha disebut samma-sambodhi, artinya:
"Penerangan
Sempurna (Supreme Enlightenment)". Buddha mengajarkan bahwa kita pun dapat
mencapai bodhi (Penerangan) itu, karena benih Kebuddhaan itu ada di dalam
setiap
makhluk.
Terakhir, tentang Sathya Sai Baba: dia ini mengeluarkan suatu pernyataan yang
bersifat inklusif dan eklektik:
"Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab
hatimu, dan Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua
wujud adalah nama dan wujud-Ku."
Kembali kepada pertanyaan saya semula: Bagaimanakah pendapat Anda mengenai
kedudukan "terang" Yesus di tengah-tengah berbagai "terang" yang banyak itu?
Salam,
Hudoyo
----------
Click Here!
eGroups.com home:
ilis-spiritual
www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Sjahrazad Alamsjah Lihat profil
Pilihan lainnya 13 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Sjahrazad Alamsjah"
Tanggal: 1999/07/13
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mas Yohannes dan rekan SP:
nimbrung lagi :)
>[...]
>bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita." Ayat ini mengatakan
>bahwa ada tiga bagian yang berbeda, yaitu roh, jiwa dan tubuh pada
>manusia. Tubuh kita diciptakan dengan "lima pintu jiwa" yang lebih
>dikenal dengan "panda indra" yaitu kemampuan untuk mendengar, melihat,
>mencium, merasa dan mengecap.
>Ada pula indra ke-enam, namun saya tidak memiliki pengetahuan tentang
>hal ini. [...]
si Doel mau menambahkan, hanya tidak berdasarkan ayat, melainkan olah 'rasa'
sendiri. Jadi mungkin tidak bisa dinyatakan salah benarnya, kecuali untuk
orang yang bisa me'rasa'kan hal yang sama.
Hematnya si Doel tidak ada yang disebut indera ke-enam. Dulu artikel
mengenai ini pernah ditulis, tapi lupa yang mana :)
Kita menyatakan 'melihat' itu memakai pancaindera, melihat melalui mata. Dan
hal yang bisa di'lihat' secara tertentu sering disebut indera ke-enam atau
mata batin. Padahal sebenarnya daya melihat itu bisa jadi belum sepenuhnya
terpakai. Dengan indera yang itu juga, bila lebih dipekakan maka bisa jadi
ada hal lain yang bisa terlihat dengan mata yang itu juga. Hal ini berlaku
untuk semua panca indera yang lain, atau kalau boleh disebutkan bahwa
kondisi peka atau tidak ini mencakup semua hal yang berkaitan dengan 'rasa'.
Yang menimbulkan masalah bila kita ingin membicarakan ini. Bagi yang
kebetulan peka, maka apa yang ia lihat, dengar, cium dsb.nya adalah sesuatu
yang logic, sesuatu yang nyata. Sebaliknya bagi yang tidak peka hal ini
dianggap sebagai suatu hal yang un-logic, suatu yang khayal, illusi dsb.nya
Bahkan bisa saja dianggap sesat dsb.nya :(
Bisa jadi banyak orang yang menginginkan memperoleh suatu kepekaan ini.
Hanya perlu disadari bahwa kepekaan yang diperoleh belum tentu suatu hal
yang siap diterima, seandainya hal itu didapatkan. Karena sebenarnya tidak
ada satupun rahasia bagi kita manusia, melainkan kita sendiri lah yang
menutup diri dari tirai rahasia itu. Yaitu khabar. Khabar ini akan datang
dengan sejujurnya, apa adanya. Kepekaan yang bertambah, berarti bisa
menerima khabar yang bertambah pula. Khabar ini bisa terdiri dari dua, yakni
khabar yang menggembirakan (sesuai harapan) atau sebaliknya.
Batin yang lemah akan terganggu dengan kepekaan rasa, batin yang kokoh akan
semakin pasrah kepada Illahi dengan kepekaannya.
Jadi lebih baik kita tidak terlalu menggebu dalam mencari rahasia ini. Kita
seharusnya bersukur terhadap tingkat kepekaan yang didapat sampai hari ini.
Kalau ini ada kutipan ayatnya:
'setiap manusia selalu diberi Cobaan yang sesuai dengan kadar kemampuan
dirinya masing masing...'
contoh yang agak gamblang mungkin bisa direnungkan dari ilustrasi ini:
seorang yang peka mungkin mengharapkan melihat tubuh manusia dengan aura
sinar cemerlang yang terpancar. Ini adalah suatu yang enak dipandang.
Sebaliknya tubuh dengan wajah ular atau yang berubah seram, tampaknya
bukanlah sesuatu yang diharapkan untuk dilihat. Sedangkan kepekaan adalah
kejujuran khabar apa adanya.
Kejujuran khabar bisa jadi belum tentu sesuatu yang enak untuk dipandang.
Dan seperti yang mbak Lina pernah singgung, itu bisa sangat mengganggu dan
menempel kuat dialam fikiran...
>Kelima kemampuan indra tubuh ini merupakan 'pintu' yang menghubungkan
>dunia luar dengan jiwa kita. Jiwa merupakan pusat kehidupan manusia yang
>memiliki pikiran, perasaan, keinginan, selera dan kehendak. Jiwa inilah
>yang membentuk karakter atau tabiat manusiawi kita. Jiwa seringkali
>dikatakan menjadi medan pertempuran antara tubuh dan roh.
Kalau boleh si Doel ingin menambahkan bahwa pintu ini malah berjumlah 9,
yakni 7 jendela, semua lubang yang berada diatas dan dibawah dada, dan dua
pintu keluar masuk yakni pusar dan ubun ubun. Hal ini memang bisa dicari
gathukologinya :) dengan cakra, sembilan saudara dsb.nya. Referensi mengenai
ini bisa diliaht di artikel yang diposting oleh mas Winarno.
Tetapi hemat si Doel, cara yang paling tepat adalah mempelajari apa yang ada
didiri masing masing. Hanya kita sendirilah yang mampu mengenali apa yang
ada dalam diri. Bahwa mata kanan dan kiri, kuping kanan dan kiri, membawa
khabar yang terpisah, hanya kita yang akan bisa tahu.
Sayangnya kita sering terpukau untuk membaca bibir orang lain, ketimbang
melihat / merasakan bibir sendiri. Padahal didalam diri ada rahasia yang
hanya kita sendiri yang bisa menemukannya... Banyak pemaknaan ayat mengenai
istilah Roh, Bumi, Langit dll, lebih dimaknakan kepada apa yang ada didalam
tubuh, selain bumi dan langit yang kita lihat. Sebaliknya bumi dan langit
yang kita lihat juga merupakan pemaknaan terhadap apa yang ada didalam tubuh
kita.
>[...]
>Roh manusia berbeda dengan Roh Kudus. Orang Kristen menerima kenyataan
>bahwa Roh Kudus itu Allah, Allah yang sama dengan Allah Bapa dan Allah
>Anak. Tetapi jika tiba waktunya orang Kristen harus menjelaskan,
>terkadang mereka kehabisan akal. Alkitab menerangkan bahwa Roh Kudus
>adalah satu Pribadi. Yesus tidak pernah menyebut Roh Kudus sebagai
>'sesuatu'. Ia membicarakan Roh Kudus sebagai 'Dia' kata ganti orang,
>sebab Ia bukanlah suatu kekuatan atau barang, melainkan satu pribadi.
>Siapa saja yang pernah membicarakan Roh Kudus sebagai suatu benda,
>membuktikan dirinya sebagai orang yang kurang berpengetahuan atau bahkan
>berpikiran tumpul.[...]
Penjelasan diatas ini dapat dimengerti sepenuhnya. Karena ini yang disebut
pemaknaan berdasarkan olah fikir. Olah fikir berangkat dari suatu dasar
bilangan 1, 2, 3 dst.nya atau teori kebendaan. Roh manusia dianggap suatu
entiti yang berdiri sendiri, demikian pula dengan yang lain, yang
menimbulkan pemikiran personifikasi yang terpisah pisah. Sebungkus rokok
adalah 'benda' bisa dilihat, tetapi arus listrik pasti bukan dianggap
'benda', tidak bisa dilihat tetapi bisa di'rasa'. Sebaliknya bila berangkat
dari penjelasan kepekaan diatas, maka bisa jadi definisi 'benda' bisa saja
menjadi berubah tidak sesuai dengan apa yang disebut 'benda' selama ini.
Didalam olah rasa ada hal yang bisa berbeda sama sekali bahwa 1,2 dan 3 bisa
saja adalah satu tanpa pemisahan. Satu itu adalah tiga yang sebenarnya satu.
Hal seperti ini sulit untuk dituliskan dalam kata kata, dan selalu menjadi
kontroversi dari abad keabad, seperti contohnya masalah trinitas.
Bisa jadi ini makna dalam ajaran Tao, Tao yang satu melahirkan Tao kedua dan
Tao kedua melahirkan Tao ketiga, dan ini adalah Tao. Tetapi ini dituntaskan
lagi dengan ajaran, ' sekali Tao itu diberi nama, maka itu bukanlah Tao itu
sendiri. Sekilas ajaran ini memang membingungkan, tetapi bila kita berangkat
dari pemahaman adanya perbedaan olah fikir dan olah rasa, maka mungkin apa
yang diajarkan ini bisa lebih dicerna.
Ini hanya sekedar celotehan ngalor ngidul si Doel. Maaf kalau ada yang
kurang berkenan.
nuwun,
si Doel
------------------------------------------------------------------------
SIGN UP NOW FOR FREE HOME IMPROVEMENT HOW-TO'S
Receive seasonal how-to's and climate-specific advice via e-mail.
http://clickhere.egroups.com/click/131
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
by way of Hudoyo Hupudio
Pilihan lainnya 13 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "J. Bondini"
Tanggal: 1999/07/13
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Rekan Hudoyo wrote:
>Tentang Muhammad:
>[...]
>Tentang Buddha:
>[...]
>Terakhir, tentang Sathya Sai Baba:
>[...]
>Kembali kepada pertanyaan saya semula: Bagaimanakah pendapat Anda mengenai
kedudukan
>"terang" Yesus di tengah-tengah berbagai "terang" yang banyak itu?
>[...]
Pertanyaan rekan di atas bolehlah dikatakan cukup kritis dan menarik utk
direnungkan. Memang dapat dikatakan banyak tokoh2
agama/filsafat/spiritual/cendekia/negarawan/politik/dll yg menjadi
'terang', setidaknya bagi orang2 yg mengenalnya, yg mempercayainya, orang2
yg tinggal di lingkungan pengaruhnya, dll. Bahkan Yesus sendiri dlm Matius
5:14 mengatakan bhw setiap orang yg percaya kepadaNya adalah 'terang
dunia'. Jadi, sangatlah wajar muncul pertanyaan di atas, dari sekian
banyak 'terang' itu, apakah yg membuat Yesus menjadi 'terang' yg unik, yg
lain dari 'terang'2 yg banyak itu?
Yohanes Pembaptis adalah seorang tokoh agama yg sangat berperngaruh pada
masanya. Banyak orang yg bertobat dan berbalik dari kehidupannya yg jahat
dan mengikuti nasihat Yohanes Pembaptis utk hidup di jalan yg benar.
Bahkan Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 11:11 bhw Yohanes dpt
dikatakan sbg orang yg terbesar di muka bumi ini. Jadi tidaklah diragukan
lagi bhw Yohanes Pembaptis dpt dikatakan sbg 'terang dunia', dan dpt di
kelompokkan ke dalam 'terang yg banyak itu' (setidaknya 'terang yg banyak'
menurut pendekatan rekan hudoyo...), dan saya sedikit banyak setuju dgn
pendapat tsb. Namun, yg sangat menarik adalah, Alkitab menyatakan bhw
Yohanes Pembaptis ini bukanlah 'terang' yg dijanjikan akan datang ke dunia
ini. Kitab Yohanes 1:8 menegaskan bhw Yohanes Pembaptis bukanlah 'terang'
itu. Bahkan dijelaskan lebih lanjut dlm ayat 9, bhw pada saat itu 'terang
yg sesungguhnya, yg menerangi setiap orang', sedang datang ke dlm dunia, yg
pd ayat2 selanjutnya kita mengetahui bhw 'terang yg sesungguhnya yg
menerangi setiap orang' yg dimaksud dlm ayat tsb adalah Yesus Kristus.
Jika dikatakan ada 'terang yg sesungguhnya', tentulah yg dimaksudkan adalah
bhw 'terang' ini berbeda dgn 'terang2' yg lain, 'terang' yg unik, 'terang'
yg tdk dpt diperoleh dari 'terang2 yg banyak' itu, 'terang' yg dpt
memberikan apa yg tdk dpt diberikan oleh 'terang2 yg banyak' itu. Lalu,
kembali ke pertanyaan semula, apa yg membedakannya?
Tentulah tdk ada yg lbh tepat utk menjawab pertanyaan tsb selain drpd Yesus
Kristus sendiri. JawabanNya dpt kita baca dlm Yohanes 8:12: 'Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."' Jawaban Yesus cukup singkat namun
definitif. Yg membedakan 'terang' yg satu ini adalah, bhw 'terang' itu dpt
memberikan *jaminan* bhw *setiap orang yg mengikutiNya* akan mempunyai
'terang hidup', yaitu kehidupan kekal bersamaNya. Lalu pertanyaannya dpt
berlanjut: 'mengapa Yesus, sbg 'terang' yg unik tsb, berhak memberikan
jaminan hidup kekal kpd *barangsiapa yg mengikutiNya*? Yesus menjelaskan
dlm Yohanes 5:26 'Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri.' Perhatikan frasa 'sama seperti Bapa'. Ayat ini merupakan salah
satu ayat deklaratif yg menyatakan bhw Yesus Kristus adalah Allah yg setara
dgn Allah Bapa. Dia adalah salah satu Pribadi dari Allah Tritunggal. Dan
sebagai Allah yg hidup dan maha dalam segalanya, tentu saja Yesus berhak
memberikan jaminan hidup yg kekal bagi *barangsiapa yg mengikutiNya*.
Ada hal lain yg cukup menarik dlm Yoh 8:12, yaitu bhw dlm ayat tsb terdpt
implikasi dikotomis antara terang dan gelap, spt yg juga di tegaskan dlm
Yohanes 1:5 'Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya.' Dengan kata lain, terang dan gelap adalah dua kutub
yg berlawanan, yg tdk dpt menciptakan koeksistansi pada titik yg sama,
karena dimana ada terang, disitu tdk mungkin ada gelap, dan sebaliknya
kegelapan semata2 adalah keadaan dimana tdk hadirnya entitas yg disebut
cahaya/terang. Hal ini sangat berlainan, kalau tdk dapat dikatakan
bertentangan, dgn paham yg pada umumnya di anut oleh kaum 'spiritualis'.
Kelompok 'spiritualis' pada umumnya menyatakan bhw 'terang' dan 'gelap'
pada hakikatnya adalah merupakan entitas yg sama, atau setidaknya keduanya
adalah merupakan entitas yg sama2 diperlukan oleh manusia (mohon dikoreksi
kalau saya salah mengerti...) Jika memang demikian, tentulah scr wajar
akan muncul pertanyaan2 berikut yg cukup mengganggu, setidaknya bagi saya:
jika terang pada hakikatnya sama dgn gelap, dapatkah saya memilih jalan
kegelapan utk mencapai terang? jika terang = gelap, utk apa saya perlu
mendapat 'pencerahan' atau 'penerangan', bukankah keadaan 'tanpa
pencerahan' juga 'baik'/diperlukan? jika terang = gelap, utk apa kita
menyelidiki hal2 spiritual, bukankah keadaan 'gelap' pun berarti juga
'terang'? atau juga pernah ada rekan yg menyatakan bhw di dalam diri
manusia ada 'Aku' dan ada 'ego', jika demikian diantara 'Aku' dan 'ego'
tsb, siapakah yg termasuk 'terang' dan yg termasuk 'gelap'? apakah 'Aku'
dan 'ego' sama2 diperlukan atau ada yg perlu dihilangkan? dll... Tentu saja
jika ada rekan dari kelompok 'spiritualis' yg dpt menemukan waktu utk
sedikit mengajari saya, tentulah saya akan senang utk bertukar pendapat...
Akhir kata, sekali lagi saya ingin mengutip Yohanes 8:12 'Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."'
Kiranya dapat bermanfaat bagi kita bersama...
---
Regards,
* Bond. *
--== Sent via Deja.com http://www.deja.com/ ==--
Share what you know. Learn what you don't.
------------------------------------------------------------------------
Apply for a NextCard credit card: Save Money with a low intro rate and
no annual fee. Make Shopping Easy with Safe Shopping Guarantees, 1 Click
Shopping and Double Rewards. http://clickhere.egroups.com/click/448
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Herlina Lee Lihat profil
Hello ., si lembut hati !:-)) Bung Syah : >Kejujuran khabar bisa jadi belum tentu sesuatu yang enak untuk dipandang. >Dan seperti yang mbak Lina pernah singgung, itu bisa sangat mengganggu dan >menempel kuat dialam fikiran... Herlina : Ternyata masih ingat dengan saya toh !:-)) jadi kemelekatan pikiran tetap nempel dong ? Nah kapan deh lepasin ? he...he......!:-)) with smile from herlina. ------------------------------------------------------------------------ Just Tell Us What You Want... Respond.com - Shopping the World for You! http://clickhere.egroups.com/click/390 eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Pilihan lainnya 13 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Herlina Lee"
Tanggal: 1999/07/13
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Hello ., si lembut hati !:-))
Bung Syah :
>Kejujuran khabar bisa jadi belum tentu sesuatu yang enak untuk dipandang.
>Dan seperti yang mbak Lina pernah singgung, itu bisa sangat mengganggu dan
>menempel kuat dialam fikiran...
Herlina :
Ternyata masih ingat dengan saya toh !:-)) jadi kemelekatan pikiran tetap
nempel dong ? Nah kapan deh lepasin ? he...he......!:-))
with smile from herlina.
------------------------------------------------------------------------
Just Tell Us What You Want...
Respond.com - Shopping the World for You!
http://clickhere.egroups.com/click/390
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Herlina Lee Lihat profil
Pilihan lainnya 13 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Herlina Lee"
Tanggal: 1999/07/13
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mang Ucup :
>Perlu mas Yohanes ketahui bahwa ijazah supir mang Dipo lebih tinggi dikit
>dari supir truk, mang Dipo itu adalah supir dari Jumbo 747, bahkan beliau
>tidak memiliki mobil pribadi melainkan pesawat pribadi:-)
>Oleh sebab itu karena sering terbang jadi lebih sering melihat "terang
>Dunia" walaupun pakai kaca mata Rayban juga masih jelas kelihatan
>cahayanya:-)) maka enggak salah kalau beliau diangkat jadi Rasul
Setuju , Mang Ucup ....he....he........ Mang Dipo kali ini bukan DIPOjokin
sama brother Suman tapi Mang Ucup ha....ha.....!!!! :-))
>Salam & nuwun
>Mang Ucup
With smile from herlina
>------------------------------------------------------------------------
>Be as loud as you want
>Get free email and 20MB of webspace at FortuneCity.com
>http://clickhere.egroups.com/click/367
>eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
>http://www.egroups.com - Simplifying group communications
------------------------------------------------------------------------
Don't let the next virus knock you out! Special Offer to eGroups members
Install @Backup by June 30th and win a $100 Gift Certificate from Amazon
.com and @Backup free for a year! http://clickhere.egroups.com/click/363
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Ade C Lihat profil
Ikut nimbrung dikit. . . :-) ----- Original Message ----- From: <
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Ade C"
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Ikut nimbrung dikit. . . :-)
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
----- Original Message -----
From: <
> Roh manusia berbeda dengan Roh Kudus. Orang Kristen menerima kenyataan
> bahwa Roh Kudus itu Allah, Allah yang sama dengan Allah Bapa dan Allah
> Anak. Tetapi jika tiba waktunya orang Kristen harus menjelaskan,
> terkadang mereka kehabisan akal. Alkitab menerangkan bahwa Roh Kudus
> adalah satu Pribadi. Yesus tidak pernah menyebut Roh Kudus sebagai
> 'sesuatu'. Ia membicarakan Roh Kudus sebagai 'Dia' kata ganti orang,
> sebab Ia bukanlah suatu kekuatan atau barang, melainkan satu pribadi.
> Siapa saja yang pernah membicarakan Roh Kudus sebagai suatu benda,
> membuktikan dirinya sebagai orang yang kurang berpengetahuan atau bahkan
> berpikiran tumpul.
> Dari Alkitab diketahui bahwa Roh Kudus mempunyai pengetahuan, emosi dan
> kemauan. Alkitab menguraikan Dia sebagai suatu pribadi, bahkan hanya
> sebagai suatu daya kekuatan. Wahyu 2:7, "Siapa bertelinga, hendaklah ia
> mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa
> menang, dia akan Kuberi makanan dari pohon kehidupan yang ada di Taman
> Firdaus Allah." Disini Alkitab menerangkan bahwa Roh Kudus berkata-kata.
> Contoh lain terdapat dalam Kisah Para Rasul 13:2, "Pada suatu hari
> ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus:
> 'Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah
> Kutentukan bagi mereka."
> Banyak kutipan-kutipan dan pernyataan Alkitab bahwa di samping Roh Kudus
> berkata-kata, Dia juga memohon, menyaksikan, memimpin, memberi komando,
> membimbing, menetapkan, dapat didustai, dapat dihina, dapat dihujat,
> dapat didukakan, dan sebagainya. Semua emosi dan perbuatan tersebut
> adalah ciri-ciri pribadi. Roh Kudus bukanlah suatu daya kekuatan yang
> tidak berkepribadian seperti daya tarik bumi atau magnit. Ia adalah
> suatu oknum yang berpribadi dengan segala sifat kepribadian. Bukan saja
> Ia adalah oknum yang berpribadi; menurut kepercayaan Kristen, Ia juga
> bersifat Ilahi.
[...]
Menarik bhw Alkitab ada hal2 yg dipersonifikasikan. Spt:
- hikmat dikatakan punya anak-anak (Luk 7:35, baca versi terjemahan YLT, NASB,
ASV, Darby, dll.; TB telah diterjemahkan tanpa personifikasi, tp maknanya yg
diterjemahkan).
- maut & dosa dikatakan berkuasa (Rom 5:14,21)
- Bukan hanya Roh Kudus yg "memberi kesaksian", ttp air dan darah juga "memberi
kesaksian" (1Yoh 5:6-8).
- manusia bisa dipenuhi, dibaptis, dan diurapi dengan Roh Kudus. (Luk 1:41; Mat
3:11; Kis 10:38)
Ada juga ayat2 yg mengatakan bhw Roh Kudus "berkata-kata", ttp ayat2 lain
mengatakan bhw itu dilakukan melalui malaikat atau manusia (Kis 4:24,25; 28:25;
Mat 10:19,20; Kis 20:23; 21:10,11). Satu sudut pandang lain menjelaskan bhw Roh
Kudus adalah roh Allah yg digunakan utk tujuan ttt, spt mengilhamkan, membuat
orang bisa berkata2, membimbing, dll (2Ptr 1:21).
Mungkin sama dg TV yg bisa mengajar, berkata2, memberi informasi. Kita bisa
personifikasikan bhw TV berkata "akan datang hujan esok pagi." atau TV memenuhi
pikiran anak2 kita.
Kata Ibrani "ru'ach" dan kata Yunani "pneu'ma" memilik beberapa arti dan
diterjemahkan sbg:
- angin (kel 10:13 "...TUHAN mendatangkan angin [ru'ach] timur melintasi negeri
itu...", Yoh 3:8 "Angin [pneu'ma] bertiup ke mana ia mau..." )
- nyawa, daya hidup (Mzm 146:4 "Apabila nyawa[ru'ach]nya melayang, ia
kembali ke
tanah; pada hari itu juga lenyaplah maksud-maksudnya"
- pribadi2 roh tdk spt manusia yg jasmani, spt malaikat, hantu2, dll. (Yoh 4:24
"Allah itu Roh [pneu'ma]...". Mat 8:17 "...Yesus mengusir roh-roh
[pneu'ma]...")
- tenaga aktif Allah yg invisible (diterjemahkan sbg "Roh Kudus" atau
"Roh". Kej
1:2 "...Roh Allah [ru'ach] melayang-layang di atas permukaan air."; Kis 10:38
"...Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus [pneu'ma]..." )
Persamaan yg ada hanyalah bhw 'sesuatu yg ada ttp tdk terlihat oleh mata
manusia, dan sesuatu yg tdk terlihat itu bisa membuat efek2 yg terlihat oleh
mata manusia'.
Menarik juga New Catholic Encyclopedia mengakui bhw "Sebagian besar dari ayat2
PB menyingkapkan bhw roh kudus adalah sesuatu, bukan seseorang; ini terutama
terlihat dari perbandingan antara roh dan kuasa Allah." juga "Para Apologis
(penulis2 Kristen abad ke-2) membicarakan Roh tsb dg sangat tidak jelas; dg
sedikit antisipasi, dapat dikatakan sama sekali tdk menunjuk kpd suatu pribadi"
Mungkin ada sudut pandang lain dr rekan2 yg pernah mempelajari hal di atas. . .
> Mengenai Tuhan yang ditulis dengan huruf besar semua 'TUHAN' dan yang
> ditulis huruf besar hanya huruf awal 'T' saja mungkin saya musti tanya
> dulu kepada Lembaga Alkitab Indonesia :-), saya berpendapat mungkin kata
> itu dipergunakan karena ada sebagian kata Ibrani maupun Yunani yang jika
> diterjemahkan ke bahasa Indonesia hanya berpadanan dengan kata 'Tuhan'.
> Seorang teman mengatakan bahwa 'TUHAN' (huruf besar semuanya) adalah
> terjemahan dari kata 'elohim' sedangkan 'Tuhan' diterjemahkan dari kata
> 'kurios'.
TUHAN merupakan salinan nama Allah Israel: Yahweh; bisa dilihat di Kamus
Alkitab, bagian belakang setiap Alkitab terbitan LAI sendiri. TUHAN (huruf
besar semua) merupakan salinan nama, bukan terjemahan. Jadi semua kata TUHAN
(huruf besar semua) seharusnya dicetak sbg Yahweh.
Jadi
Kel 3:15 seharusnya dicetak: "...Yahweh, itulah nama-Nya"
Yes 42:8 seharusnya dicetak: "Aku ini Yahweh, itulah nama-Ku; Aku tidak akan
memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung"
Beberapa versi terjemahan Alkitab masih menggunakan nama ilahi tsb (tdk
menggantinya dg GOD atau LORD). Bisa di-cek di situs
Tuhan, Allah, allah merupakan terjemahan dr kata Ibrani 'elohim' dan dari kata
Yunani 'Kyrios' dan 'theos' (gelar utk suatu pribadi, spt gelar Lord, tuan,
dll.)
> Regards,
> Yohannes Yaali
Salam,
@de
----------
Click Here!
eGroups.com home:
ilis-spiritual
www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Hudoyo Hupudio Lihat profil
Sdr Bondini bertanya: >[...] Jadi, sangatlah wajar muncul pertanyaan di atas, dari sekian >banyak 'terang' itu, apakah yg membuat Yesus menjadi 'terang' yg unik, yg >lain dari 'terang'2 yg banyak itu? ------------------------ Pertanyaan demikian wajar muncul dalam diri seorang Kristen ketika menghadapi agama-agama lain, khususnya seorang Kristen yang berorientasi eksklusif. Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa puas diri, tapi tidak mampu memahami iman-iman lain yang non-Kristen. Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin lama makin banyak pada penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian. Pertanyaan mereka adalah: "Apakah benar Yesus merupakan satu-satunya terang yang unik di dunia, seperti diklaim oleh penafsiran tradisional Gereja terhadap pesan Yesus?" Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di A.S., malah dengan yakin menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai terang di kalangan manusia." Seorang non-Kristen akan sependapat dengan Barbara Zikmund yang Kristen itu. Seorang yang berlatar belakang mistikal --dari agama mana pun, termasuk Kristen-- akan berkata: "Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip kedua dari Keilahian] dalam ruang [Palestina] dan waktu [awal tarikh Masehi]. Logos itu sendiri adalah prinsip yang abadi, bebas dari ruang dan waktu; ia silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai orang suci dalam sejarah. Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun manifestasi dari Logos yang sama dan abadi." Demikianlah, ditunjang oleh pengalaman mistikal makin banyak orang, pandangan pluralistik akan semakin membudaya di masa-masa mendatang. >[...] Yesus menjelaskan >dlm Yohanes 5:26 'Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya >sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya >sendiri.' Perhatikan frasa 'sama seperti Bapa'. Ayat ini merupakan salah >satu ayat deklaratif yg menyatakan bhw Yesus Kristus adalah Allah yg setara >dgn Allah Bapa. [...] ---------------- Sdr Ade telah panjang lebar mengemukan sederetan ayat Alkitab yang di situ kata "sama seperti ..." bukan berarti "identik", melainkan berarti kiasan, yakni "meneladani". Dalam ayat itu sendiri malah dengan eksplisit dikatakan bahwa apa yang dimiliki Anak itu adalah "pemberian" Bapa. Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus dan Allah adalah identik, atau satu dalam esensi. Pendapat seperti itu hanyalah tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang sudah dibantah pada zamannya oleh pemuka berbagai mazhab Kristen sendiri. >Ada hal lain yg cukup menarik dlm Yoh 8:12, yaitu bhw dlm ayat tsb terdpt >implikasi dikotomis antara terang dan gelap, [...] >Dengan kata lain, terang dan gelap adalah dua kutub >yg berlawanan, yg tdk dpt menciptakan koeksistansi pada titik yg sama, >karena dimana ada terang, disitu tdk mungkin ada gelap, [...] >[...] Hal ini sangat berlainan, kalau tdk dapat dikatakan >bertentangan, dgn paham yg pada umumnya di anut oleh kaum 'spiritualis'. >Kelompok 'spiritualis' pada umumnya menyatakan bhw 'terang' dan 'gelap' >pada hakikatnya adalah merupakan entitas yg sama, [...] >Jika memang demikian, tentulah scr wajar >akan muncul pertanyaan2 berikut yg cukup mengganggu, setidaknya bagi saya: >jika terang pada hakikatnya sama dgn gelap, dapatkah saya memilih jalan >kegelapan utk mencapai terang? jika terang = gelap, utk apa saya perlu >mendapat 'pencerahan' atau 'penerangan', bukankah keadaan 'tanpa >pencerahan' juga 'baik'/diperlukan? jika terang = gelap, utk apa kita >menyelidiki hal2 spiritual, bukankah keadaan 'gelap' pun berarti juga >'terang'? [...] ------------------ Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam lingkup analisis rasional-logikal semata-mata. :-) Terang-gelap, baik-buruk, hidup-mati dst itu adalah dua sisi yang berlawanan tapi berpasangan dalam realitas yang kita kenal sekarang ini. Dalam kehidupan, manusia biasanya memilih salah satu dari keduanya. Tetapi kalau Anda masuk ke dalam realitas mistikal, yang diyakini oleh mereka yang telah mengalaminya sebagai realitas yang "lebih tinggi", "lebih dalam", realitas dasar [ultimate], yang dalam agama-agama monoteistik disebut "Tuhan", Anda akan melihat bahwa pada tataran itu semua pasangan yang saling bertentangan itu ternyata bisa dan akan ditransendensikan. Ini yang oleh Pak Sjahrazad dan Mas Djoko disebut tataran "Atas Yin-Yang" (AYY). Bagi seorang ahli mistik, suatu "Tuhan" yang masih terlibat dalam pergulatan antara 'terang" dan "gelap" bukanlah Tuhan yang ultimate [tertinggi]. Paling-paling dia adalah seorang demiurgos, sebagaimana dalam kepercayaan Zoroaster tentang dua Tuhan yang saling bertempur sepanjang masa (Ahura Mazda dan Ahriman). >[...] atau juga pernah ada rekan yg menyatakan bhw di dalam diri >manusia ada 'Aku' dan ada 'ego', jika demikian diantara 'Aku' dan 'ego' >tsb, siapakah yg termasuk 'terang' dan yg termasuk 'gelap'? [...] --------------------- Secara singkat: "Aku", "aku", "Ego", "ego" dsb itu sebenarnya istilah yang sama: semuanya mengacu pada suatu kesadaran dalam diri setiap makhluk bahwa dirinya berbeda dengan dunia yang di luar dirinya. Kesadaran ini bisa "terang" bisa "gelap" (baik atau buruk), tergantung situasinya. >[...] apakah 'Aku' >dan 'ego' sama2 diperlukan atau ada yg perlu dihilangkan? dll... [...] ----------------- Kalau Anda mencoba menghilangkan "ego" Anda, "ego" itu akan bertambah kuat. Makin Anda melawannya, makin ia menjadi kuat, sekuat Anda sendiri. :-) Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat kenyataan dari "ego" itu. Kalau melihat itu terjadi cukup intens, maka "ego" itu akan tanggal dengan sendirinya (bukan ditanggalkan). Salam, Hudoyo ----------
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Hudoyo Hupudio
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Sdr Bondini bertanya:
>[...] Jadi, sangatlah wajar muncul pertanyaan di atas, dari sekian
>banyak 'terang' itu, apakah yg membuat Yesus menjadi 'terang' yg unik, yg
>lain dari 'terang'2 yg banyak itu?
------------------------
Pertanyaan demikian wajar muncul dalam diri seorang Kristen ketika menghadapi
agama-agama lain, khususnya seorang Kristen yang berorientasi eksklusif.
Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa puas diri, tapi tidak mampu
memahami iman-iman lain yang non-Kristen.
Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin lama makin
banyak pada penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian.
Pertanyaan mereka adalah: "Apakah benar Yesus merupakan satu-satunya terang
yang
unik di dunia, seperti diklaim oleh penafsiran tradisional Gereja terhadap
pesan Yesus?"
Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di A.S.,
malah dengan yakin menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai
terang di kalangan manusia."
Seorang non-Kristen akan sependapat dengan Barbara Zikmund yang Kristen itu.
Seorang yang berlatar belakang mistikal --dari agama mana pun, termasuk
Kristen-- akan berkata: "Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip
kedua dari Keilahian] dalam ruang [Palestina] dan waktu [awal tarikh Masehi].
Logos itu sendiri adalah prinsip yang abadi, bebas dari ruang dan waktu; ia
silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai orang suci dalam
sejarah. Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun
manifestasi dari Logos yang sama dan abadi."
Demikianlah, ditunjang oleh pengalaman mistikal makin banyak orang, pandangan
pluralistik akan semakin membudaya di masa-masa mendatang.
>[...] Yesus menjelaskan
>dlm Yohanes 5:26 'Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya
>sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya
>sendiri.' Perhatikan frasa 'sama seperti Bapa'. Ayat ini merupakan salah
>satu ayat deklaratif yg menyatakan bhw Yesus Kristus adalah Allah yg setara
>dgn Allah Bapa. [...]
----------------
Sdr Ade telah panjang lebar mengemukan sederetan ayat Alkitab yang di situ kata
"sama seperti ..." bukan berarti "identik", melainkan berarti kiasan, yakni
"meneladani". Dalam ayat itu sendiri malah dengan eksplisit dikatakan bahwa apa
yang dimiliki Anak itu adalah "pemberian" Bapa.
Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus dan
Allah adalah identik, atau satu dalam esensi. Pendapat seperti itu hanyalah
tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang sudah dibantah pada zamannya oleh pemuka
berbagai mazhab Kristen sendiri.
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
>Ada hal lain yg cukup menarik dlm Yoh 8:12, yaitu bhw dlm ayat tsb terdpt
>implikasi dikotomis antara terang dan gelap, [...]
>Dengan kata lain, terang dan gelap adalah dua kutub
>yg berlawanan, yg tdk dpt menciptakan koeksistansi pada titik yg sama,
>karena dimana ada terang, disitu tdk mungkin ada gelap, [...]
>[...] Hal ini sangat berlainan, kalau tdk dapat dikatakan
>bertentangan, dgn paham yg pada umumnya di anut oleh kaum 'spiritualis'.
>Kelompok 'spiritualis' pada umumnya menyatakan bhw 'terang' dan 'gelap'
>pada hakikatnya adalah merupakan entitas yg sama, [...]
>Jika memang demikian, tentulah scr wajar
>akan muncul pertanyaan2 berikut yg cukup mengganggu, setidaknya bagi saya:
>jika terang pada hakikatnya sama dgn gelap, dapatkah saya memilih jalan
>kegelapan utk mencapai terang? jika terang = gelap, utk apa saya perlu
>mendapat 'pencerahan' atau 'penerangan', bukankah keadaan 'tanpa
>pencerahan' juga 'baik'/diperlukan? jika terang = gelap, utk apa kita
>menyelidiki hal2 spiritual, bukankah keadaan 'gelap' pun berarti juga
>'terang'? [...]
------------------
Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam lingkup
analisis rasional-logikal semata-mata. :-)
Terang-gelap, baik-buruk, hidup-mati dst itu adalah dua sisi yang berlawanan
tapi berpasangan dalam realitas yang kita kenal sekarang ini. Dalam kehidupan,
manusia biasanya memilih salah satu dari keduanya.
Tetapi kalau Anda masuk ke dalam realitas mistikal, yang diyakini oleh mereka
yang telah mengalaminya sebagai realitas yang "lebih tinggi", "lebih dalam",
realitas dasar [ultimate], yang dalam agama-agama monoteistik disebut "Tuhan",
Anda akan melihat bahwa pada tataran itu semua pasangan yang saling
bertentangan
itu ternyata bisa dan akan ditransendensikan. Ini yang oleh Pak Sjahrazad dan
Mas Djoko disebut tataran "Atas Yin-Yang" (AYY).
Bagi seorang ahli mistik, suatu "Tuhan" yang masih terlibat dalam pergulatan
antara 'terang" dan "gelap" bukanlah Tuhan yang ultimate [tertinggi].
Paling-paling dia adalah seorang demiurgos, sebagaimana dalam kepercayaan
Zoroaster tentang dua Tuhan yang saling bertempur sepanjang masa (Ahura Mazda
dan Ahriman).
>[...] atau juga pernah ada rekan yg menyatakan bhw di dalam diri
>manusia ada 'Aku' dan ada 'ego', jika demikian diantara 'Aku' dan 'ego'
>tsb, siapakah yg termasuk 'terang' dan yg termasuk 'gelap'? [...]
---------------------
Secara singkat: "Aku", "aku", "Ego", "ego" dsb itu sebenarnya istilah yang
sama:
semuanya mengacu pada suatu kesadaran dalam diri setiap makhluk bahwa dirinya
berbeda dengan dunia yang di luar dirinya. Kesadaran ini bisa "terang" bisa
"gelap" (baik atau buruk), tergantung situasinya.
>[...] apakah 'Aku'
>dan 'ego' sama2 diperlukan atau ada yg perlu dihilangkan? dll... [...]
-----------------
Kalau Anda mencoba menghilangkan "ego" Anda, "ego" itu akan bertambah kuat.
Makin Anda melawannya, makin ia menjadi kuat, sekuat Anda sendiri. :-)
Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat kenyataan dari "ego" itu.
Kalau melihat itu terjadi cukup intens, maka "ego" itu akan tanggal dengan
sendirinya (bukan ditanggalkan).
Salam,
Hudoyo
----------
Click Here!
eGroups.com home:
ilis-spiritual
www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Herlina Lee Lihat profil
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Herlina Lee"
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mang Dipo , sekalian di milis ya !:-))
>Embak Lina,
>Selamat datang dialun-alun lagi yah..:-)
He...he....( numpung udah tidak terlalu sibuk lagi )
>Mas Doel jangan digituin dong, entar dia lari ngibrit dan ngumpet lagi dan
>nggak nongol di alun-alun lagi.
Tenang saja., saya ada jurus dari anda untuk menanggilnya kalo lagi ngambek
dan ditambah ada suhu Hud yang bisa ngerem dari larinya dan nyari
sarang ngumpetnya . Tapi jurus saya bukan dari Kho Ping Hoo loh !:-))
Saya baru sadar ternyata Mas Doel ini ternyata orang silat juga tapi saya
ada rada tenang soalnya ada feminin yang bisa silat juga jadi AYY berlaku
di milis ( Ada mbak Khadijah yg feminim yang pintar silat diantara Maskulin
yang pintar silat ).
Senang mengetahui sudah ada dua feminin yang aktif ( Salam kenal buat
mbak Khadijah dan mbak Ani / dengan partisipasi anda telah membuat
si lembut hati menulis artikel yang menarik < Wanita tidak lemah loh ??>
sehingga ada rasa ego keluar untuk menulis kembali !:-))
>Sayang nih kalau mas Doel tidak nongol dialun-alun hehehe...
>Memang Dipo lebih senang DIPOjokin dari daripada diangkat jadi rasul orang
>namanya aza Dipo jadi lebih suka Dipojokin oleh rekans semuanya hihihi.....
Wah., Mang Dipo mau nyembunyi ego dengan halus ya !, tenang deh
ego tidak akan saya bangunin deh tapi itu adalah respon tulus dari Mang Ucup
jadi perlu sekali disupport sambil lihat hasil test ego , bagaimana Nih
ha...ha........!:-))
>Salam,
>Dipo yang suka/sedang DIPOjokin.
Wah , kalo kalimat ini lagi memelas ya ??? Ntarr benar benar DIPOjokin loh
!:-))
Siap siap deh dari brother SUMAN nanti dan Mang Ucup lagi kalo herlina
berteman saja ndak tega pojokin anda !:-)) he......he... !:-))
With smile from herlina
------------------------------------------------------------------------
GET $10 OFF ANY ORDER @ healthshop.com! No min. purchase req.
Save on vitamins & supplements. Use coupon code: EGROUPS99
at checkout. http://clickhere.egroups.com/click/463
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
comodo Lihat profil
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: com...@ub.net.id
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mas Hudoyo,
Saya tidak menerima tulisan Anda sebagaimana yang dikutip oleh rekan
kita ini melalui milis-spirit...@egroups.com namun akhirnya saya temui
di newsgroup soc.culture.indonesia, saya copy dan paste di sini.
Menurut pengertian , salah satu makna 'terang' adalah cahaya, sinar,
dihubungkan dengan kata 'dunia' yang bermakna (1) bumi dengan segala
yang terdapat di atasnya; planet tempat kita hidup; (2) alam kehidupan;
(3) semua manusia yang ada di muka bumi, maka 'terang dunia' dapat
dikatakan sebagai cahaya yang menerangi kehidupan manusia yang hidup di
atas bumi.
'Terang' berbeda dengan 'pelita' karena terang adalah cahaya atau sinar,
sedangkan pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak, bukan merupakan
sumber terang, karena pelita menjadi terang karena dinyalakan. 'Terang'
juga tidak sama dengan 'penerangan' menurut artinya karena 'penerangan'
bermakna (1) proses, pembuatan, cara menerangkan (memberi penjelasan);
(2) alat-alat untuk menerangi (seperti lampu dan sebagainya), (3)
pekerjaan dan sebagainya yang memberi penjelasan (petunjuk, dan
sebagainya); (4) penjelasan (petunjuk, dan sebagainya). Menurut pendapat
saya, penerangan sempurna dapat berarti perangkat terang yang lengkap
tanpa cacat, namun bukan merupakan sumber terang.
Dalam tulisan yang lalu saya pernah mengatakan bahwa pernyataan Yesus
tentang "Akulah Terang Dunia" disampaikan sebagai lanjutan pembicaraan
tentang adanya perempuan yang berzinah yang dihadapkan kepada Yesus.
Yesus mengutarakan tuntutan-Nya sendiri dalam bentuk pernyataan 'Aku
adalah'. Kita mengetahui bahwa Al Qur'an adalah firman Allah yang
disampaikan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat yang
ada di dalamnya adalah perkataan Allah. Apakah nabi Muhammad pernah
mengemukakan pernyataan 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri?
Mungkin pernyataan ini pernah tercantum di dalam hadist-hadist dan
barangkali rekan-rekan Muslim dapat menuliskan hal-hal ini karena
pengetahuan saya tentang hadist boleh dikatakan tidak ada sama sekali.
Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri
mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
Regards,
Yohannes Yaali
> From: Hudoyo Hupudio
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> Date: Minggu, 11 Juli 1999 01:34
> Tentang Muhammad:
> "Wahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa
kabar gembira, dan pemberi peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak
kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya." [QS 33
(Al-Ahzab):45-46]
> Tentang Buddha:
> Pencerahan yang dicapai oleh Buddha disebut samma-sambodhi, artinya:
"Penerangan Sempurna (Supreme Enlightenment)". Buddha mengajarkan bahwa
kita pun dapat mencapai bodhi (Penerangan) itu, karena benih Kebuddhaan itu
ada di dalam setiap makhluk.
> Terakhir, tentang Sathya Sai Baba: dia ini mengeluarkan suatu pernyataan
yang bersifat inklusif dan eklektik:
> "Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu, dan
Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan wujud-Ku."
> Kembali kepada pertanyaan saya semula: Bagaimanakah pendapat Anda
mengenai kedudukan "terang" Yesus di tengah-tengah berbagai "terang" yang
banyak itu?
> Salam,
> Hudoyo
On 12/07/1999 at 17:59:08 jbond...@my-deja.com wrote:
> Pertanyaan rekan di atas bolehlah dikatakan cukup kritis dan menarik utk
direnungkan. Memang dapat dikatakan banyak tokoh2
agama/filsafat/spiritual/cendekia/negarawan/politik/dll yg menjadi
'terang', setidaknya bagi orang2 yg mengenalnya, yg mempercayainya, orang2
yg tinggal di lingkungan pengaruhnya, dll. Bahkan Yesus sendiri dlm Matius
5:14 mengatakan bhw setiap orang yg percaya kepadaNya adalah 'terang
dunia'. Jadi, sangatlah wajar muncul pertanyaan di atas, dari sekian banyak
'terang' itu, apakah yg membuat Yesus menjadi 'terang' yg unik, yg lain
dari 'terang'2 yg banyak itu?
> Yohanes Pembaptis adalah seorang tokoh agama yg sangat berperngaruh pada
masanya. Banyak orang yg bertobat dan berbalik dari kehidupannya yg jahat
dan mengikuti nasihat Yohanes Pembaptis utk hidup di jalan yg benar.
Bahkan Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 11:11 bhw Yohanes dpt
dikatakan sbg orang yg terbesar di muka bumi ini. Jadi tidaklah diragukan
lagi bhw Yohanes Pembaptis dpt dikatakan sbg 'terang dunia', dan dpt di
kelompokkan ke dalam 'terang yg banyak itu' (setidaknya 'terang yg banyak'
menurut pendekatan rekan hudoyo...), dan saya sedikit banyak setuju dgn
pendapat tsb. Namun, yg sangat menarik adalah, Alkitab menyatakan bhw
Yohanes Pembaptis ini bukanlah 'terang' yg dijanjikan akan datang ke dunia
ini. Kitab Yohanes 1:8 menegaskan bhw Yohanes Pembaptis bukanlah 'terang'
itu. Bahkan dijelaskan lebih lanjut dlm ayat 9, bhw pada saat itu 'terang
yg sesungguhnya, yg menerangi setiap orang', sedang datang ke dlm dunia, yg
pd ayat2 selanjutnya kita mengetahui b!
hw 'terang yg sesungguhnya yg menerangi setiap orang' yg dimaksud dlm ayat
tsb adalah Yesus Kristus.
> Jika dikatakan ada 'terang yg sesungguhnya', tentulah yg dimaksudkan
adalah bhw 'terang' ini berbeda dgn 'terang2' yg lain, 'terang' yg unik,
'terang' yg tdk dpt diperoleh dari 'terang2 yg banyak' itu, 'terang' yg dpt
memberikan apa yg tdk dpt diberikan oleh 'terang2 yg banyak' itu. Lalu,
kembali ke pertanyaan semula, apa yg membedakannya?
> Tentulah tdk ada yg lbh tepat utk menjawab pertanyaan tsb selain drpd
Yesus Kristus sendiri. JawabanNya dpt kita baca dlm Yohanes 8:12: 'Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."' Jawaban Yesus cukup singkat namun
definitif. Yg membedakan 'terang' yg satu ini adalah, bhw 'terang' itu dpt
memberikan *jaminan* bhw *setiap orang yg mengikutiNya* akan mempunyai
'terang hidup', yaitu kehidupan kekal bersamaNya. Lalu pertanyaannya dpt
berlanjut: 'mengapa Yesus, sbg 'terang' yg unik tsb, berhak memberikan
jaminan hidup kekal kpd *barangsiapa yg mengikutiNya*? Yesus menjelaskan
dlm Yohanes 5:26 'Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri.' Perhatikan frasa 'sama seperti Bapa'. Ayat ini merupakan salah
satu ayat deklaratif yg menyatakan bhw!
Yesus Kristus adalah Allah yg setara dgn Allah Bapa. Dia adalah salah
satu Pribadi dari Allah Tritunggal. Dan sebagai Allah yg hidup dan maha
dalam segalanya, tentu saja Yesus berhak memberikan jaminan hidup yg kekal
bagi *barangsiapa yg mengikutiNya*.
> Ada hal lain yg cukup menarik dlm Yoh 8:12, yaitu bhw dlm ayat tsb terdpt
implikasi dikotomis antara terang dan gelap, spt yg juga di tegaskan dlm
Yohanes 1:5 'Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya.' Dengan kata lain, terang dan gelap adalah dua kutub
yg berlawanan, yg tdk dpt menciptakan koeksistansi pada titik yg sama,
karena dimana ada terang, disitu tdk mungkin ada gelap, dan sebaliknya
kegelapan semata2 adalah keadaan dimana tdk hadirnya entitas yg disebut
cahaya/terang. Hal ini sangat berlainan, kalau tdk dapat dikatakan
bertentangan, dgn paham yg pada umumnya di anut oleh kaum 'spiritualis'.
Kelompok 'spiritualis' pada umumnya menyatakan bhw 'terang' dan 'gelap'
pada hakikatnya adalah merupakan entitas yg sama, atau setidaknya keduanya
adalah merupakan entitas yg sama2 diperlukan oleh manusia (mohon dikoreksi
kalau saya salah mengerti...) Jika memang demikian, tentulah scr wajar
akan muncul pertanyaan2 berikut yg cukup meng!
ganggu, setidaknya bagi saya: jika terang pada hakikatnya sama dgn gelap,
dapatkah saya memilih jalan kegelapan utk mencapai terang? jika terang =
gelap, utk apa saya perlu mendapat 'pencerahan' atau 'penerangan', bukankah
keadaan 'tanpa pencerahan' juga 'baik'/diperlukan? jika terang = gelap, utk
apa kita menyelidiki hal2 spiritual, bukankah keadaan 'gelap' pun berarti
juga 'terang'? atau juga pernah ada rekan yg menyatakan bhw di dalam diri
manusia ada 'Aku' dan ada 'ego', jika demikian diantara 'Aku' dan 'ego'
tsb, siapakah yg termasuk 'terang' dan yg termasuk 'gelap'? apakah 'Aku'
dan 'ego' sama2 diperlukan atau ada yg perlu dihilangkan? dll... Tentu saja
jika ada rekan dari kelompok 'spiritualis' yg dpt menemukan waktu utk
sedikit mengajari saya, tentulah saya akan senang utk bertukar pendapat...
> Akhir kata, sekali lagi saya ingin mengutip Yohanes 8:12 'Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."'
> Kiranya dapat bermanfaat bagi kita bersama...
> Regards,
> * Bond. *
------------------------------------------------------------------------
SIGN UP NOW FOR FREE HOME IMPROVEMENT HOW-TO'S
Receive seasonal how-to's and climate-specific advice via e-mail.
http://clickhere.egroups.com/click/131
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Hudoyo Hupudio Lihat profil
Sdr Yohannes yg baik, Tampaknya Anda senang sekali dengan penafsiran secara harfiah, sehingga ungkapan-ungkapan yang bersifat alegoris atau metaforis pun Anda kaji pula secara harfiah: >'Terang' berbeda dengan 'pelita' karena terang adalah cahaya atau sinar, >sedangkan pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak, bukan merupakan >sumber terang, karena pelita menjadi terang karena dinyalakan. Anda mencoba membandingkan secara harfiah ucapan Yesus ("Akulah terang dunia") dalam agama Kristen dengan wahyu Allah yang menyatakan Muhammad sebagai "pelita pembawa cahaya" di samping peran-peran Muhammad yg lain dalam agama Islam. Menurut saya, yang penting bukanlah membanding-bandingkan simbol yang dipakai dalam ungkapan-ungkapan metaforis -- apalagi kalau ungkapan-ungkapan itu bersifat lintas budaya seperti ini. Menurut saya, yang penting adalah evokasi (kesadaran, penghayatan, perasaan) apa yang ditimbulkan oleh ungkapan-ungkapan metaforis itu di hati orang yang menganutnya. Saya melihat, semua ungkapan apa pun yang digunakan untuk mengacu kepada guru-guru arif itu menimbulkan kesadaran, perasaan, penghayatan akan suatu "penerang", "penyelamat", "guru", "penuntun", "pembawa berita", "pemberi peringatan" dsb di kalangan pengikut guru-guru arif itu. Dalam hal ini, secara umum dapat dikatakan, 'peran' para guru arif itu tidak berbeda satu sama lain di mata para penganutnya. Sedangkan mengenai hakikat ontologis dari para guru itu sendiri tidak mungkin disimpulkan dari pembandingan ungkapan-ungkapan metaforis belaka. Hakikat ontologis hanya dapat diketahui dengan menyelam ke dalam hakikat itu sendiri, kalau bisa. >[...] Kita mengetahui bahwa Al Qur'an adalah firman Allah yang >disampaikan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat yang >ada di dalamnya adalah perkataan Allah. Apakah nabi Muhammad pernah >mengemukakan pernyataan 'Aku adalah ' sebagai kesaksian diri sendiri? ------------------ Kalaupun ada kesaksian-diri seperti itu dalam Islam, di mata kaum Muslim hal itu tidak terlalu penting. Bagi mereka yang penting bukanlah Muhammad sebagaimana orang Kristen memandang Yesus; yang penting adalah apa yang dibawa oleh Muhammad, yakni Al-Qur'an. Al-Qur'an (Firman Allah) menempati kedudukan sentral dalam kesadaran Muslim, sebagaimana Yesus (Sabda) menempati kedudukan sentral dalam kesadaran Kristiani. Bagi kaum Muslim, Al-Qur'an adalah primer, dan Muhammad menjelaskan Al-Qur'an; bagi kaum Kristiani, Yesus adalah primer, dan Alkitab menjelaskan Yesus. Dalam Agama Buddha, terdapat ungkapan-ungkapan yang paralel dengan kesaksian-diri seperti dikatakan oleh Yesus. Buddha menyebut dirinya "Guru para dewa dan manusia" (sattha deva-manussanam), "pengenal seluruh alam semesta" (loka-vidu), "sais [pengendali] manusia yang tiada taranya" (anuttaro purisa-dama-sarathi), dsb. Dia pernah pula bilang, "Akulah yang terbesar di alam semesta." (maaf, yang ini saya lupa bahasa Pali-nya. Tolong, Sdr Chandra Yenco. :-)) .... Itu baru yang saya ingat. Saya yakin ada banyak lagi kesaksian-diri Buddha yang pernah diucapkannya selama 45 tahun dia mengajar, yang mencerminkan peranannya di mata umat Buddhis. Cuma saya lupa dan malas membuka-buka kitab-kitab Buddhis. Terakhir, tampaknya Anda "lupa" menanggapi kesaksian-diri yang sering diucapkan oleh Sathya Sai Baba: :-) "Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu, dan Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan wujud-Ku." Menurut saya, kesaksian-diri Sai Baba ini justru paling unik, karena selain merupakan kesaksian-diri dari dia sendiri, sekaligus juga membenarkan kesaksian-kesaksian diri guru-guru arif lain, termasuk Yesus sendiri. Bagaimana pendapat Anda? Ngomong-ngomong, sebenarnya apa sih motif dan tujuan dari topik ini? Dengan membanding-bandingkan kesaksian-diri itu apakah Anda mengantisipasi akan dapat "membuktikan" mana yang "paling tinggi", "paling benar" dsb? Menurut saya, semua kesaksian-diri itu benar adanya, karena semuanya berasal dari prinsip yang sama, dari Logos yang sama. Mungkin ini tidak bisa dipahami oleh mereka yang berorientasi eksklusivistik, dari agama mana pun. Apalagi kalau kesaksian-diri itu tidak menyebutkan adanya guru-guru arif yang lain, dan hanya mengacu kepada diri sendiri. Namun, kesaksian-diri Sathya Sai Baba di atas bagi saya adalah yang paling eksplisit mencerminkan pemahaman pluralistik. Dan yang menarik, ini diucapkannya pada abad ke-20 ini. Orangnya sekarang masih hidup, dan giat mengajar. Mungkin memang sekarang sudah waktunya bagi Tuhan untuk bicara secara lain. Salam, Hudoyo ----------
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Hudoyo Hupudio"
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Sdr Yohannes yg baik,
Tampaknya Anda senang sekali dengan penafsiran secara harfiah, sehingga
ungkapan-ungkapan yang bersifat alegoris atau metaforis pun Anda kaji pula
secara harfiah:
>'Terang' berbeda dengan 'pelita' karena terang adalah cahaya atau sinar,
>sedangkan pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak, bukan merupakan
>sumber terang, karena pelita menjadi terang karena dinyalakan.
Anda mencoba membandingkan secara harfiah ucapan Yesus ("Akulah terang dunia")
dalam agama Kristen dengan wahyu Allah yang menyatakan Muhammad sebagai "pelita
pembawa cahaya" di samping peran-peran Muhammad yg lain dalam agama Islam.
Menurut saya, yang penting bukanlah membanding-bandingkan simbol yang dipakai
dalam ungkapan-ungkapan metaforis -- apalagi kalau ungkapan-ungkapan itu
bersifat lintas budaya seperti ini. Menurut saya, yang penting adalah evokasi
(kesadaran, penghayatan, perasaan) apa yang ditimbulkan oleh ungkapan-ungkapan
metaforis itu di hati orang yang menganutnya.
Saya melihat, semua ungkapan apa pun yang digunakan untuk mengacu kepada
guru-guru arif itu menimbulkan kesadaran, perasaan, penghayatan akan suatu
"penerang", "penyelamat", "guru", "penuntun", "pembawa berita", "pemberi
peringatan" dsb di kalangan pengikut guru-guru arif itu. Dalam hal ini, secara
umum dapat dikatakan, 'peran' para guru arif itu tidak berbeda satu sama lain
di mata para penganutnya.
Sedangkan mengenai hakikat ontologis dari para guru itu sendiri tidak mungkin
disimpulkan dari pembandingan ungkapan-ungkapan metaforis belaka. Hakikat
ontologis hanya dapat diketahui dengan menyelam ke dalam hakikat itu sendiri,
kalau bisa.
>[...] Kita mengetahui bahwa Al Qur'an adalah firman Allah yang
>disampaikan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat yang
>ada di dalamnya adalah perkataan Allah. Apakah nabi Muhammad pernah
>mengemukakan pernyataan 'Aku adalah ' sebagai kesaksian diri sendiri?
------------------
Kalaupun ada kesaksian-diri seperti itu dalam Islam, di mata kaum Muslim hal
itu tidak terlalu penting. Bagi mereka yang penting bukanlah Muhammad
sebagaimana orang Kristen memandang Yesus; yang penting adalah apa yang dibawa
oleh Muhammad, yakni Al-Qur'an.
Al-Qur'an (Firman Allah) menempati kedudukan sentral dalam kesadaran Muslim,
sebagaimana Yesus (Sabda) menempati kedudukan sentral dalam kesadaran
Kristiani. Bagi kaum Muslim, Al-Qur'an adalah primer, dan Muhammad menjelaskan
Al-Qur'an; bagi kaum Kristiani, Yesus adalah primer, dan Alkitab menjelaskan
Yesus.
Dalam Agama Buddha, terdapat ungkapan-ungkapan yang paralel dengan
kesaksian-diri seperti dikatakan oleh Yesus. Buddha menyebut dirinya "Guru para
dewa dan manusia" (sattha deva-manussanam), "pengenal seluruh alam semesta"
(loka-vidu), "sais [pengendali] manusia yang tiada taranya" (anuttaro
purisa-dama-sarathi), dsb. Dia pernah pula bilang, "Akulah yang terbesar di
alam
semesta." (maaf, yang ini saya lupa bahasa Pali-nya. Tolong, Sdr Chandra Yenco.
:-)) .... Itu baru yang saya ingat. Saya yakin ada banyak lagi kesaksian-diri
Buddha yang pernah diucapkannya selama 45 tahun dia mengajar, yang mencerminkan
peranannya di mata umat Buddhis. Cuma saya lupa dan malas membuka-buka
kitab-kitab Buddhis.
Terakhir, tampaknya Anda "lupa" menanggapi kesaksian-diri yang sering diucapkan
oleh Sathya Sai Baba: :-)
"Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu, dan Aku
akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan wujud-Ku."
Menurut saya, kesaksian-diri Sai Baba ini justru paling unik, karena selain
merupakan kesaksian-diri dari dia sendiri, sekaligus juga membenarkan
kesaksian-kesaksian diri guru-guru arif lain, termasuk Yesus sendiri.
Bagaimana pendapat Anda?
Ngomong-ngomong, sebenarnya apa sih motif dan tujuan dari topik ini? Dengan
membanding-bandingkan kesaksian-diri itu apakah Anda mengantisipasi akan dapat
"membuktikan" mana yang "paling tinggi", "paling benar" dsb?
Menurut saya, semua kesaksian-diri itu benar adanya, karena semuanya berasal
dari prinsip yang sama, dari Logos yang sama. Mungkin ini tidak bisa dipahami
oleh mereka yang berorientasi eksklusivistik, dari agama mana pun. Apalagi
kalau kesaksian-diri itu tidak menyebutkan adanya guru-guru arif yang lain, dan
hanya mengacu kepada diri sendiri.
Namun, kesaksian-diri Sathya Sai Baba di atas bagi saya adalah yang paling
eksplisit mencerminkan pemahaman pluralistik. Dan yang menarik, ini
diucapkannya pada abad ke-20 ini. Orangnya sekarang masih hidup, dan giat
mengajar.
Mungkin memang sekarang sudah waktunya bagi Tuhan untuk bicara secara lain.
Salam,
Hudoyo
----------
Click Here!
eGroups.com home:
ilis-spiritual
www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
comodo Lihat profil
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: com...@ub.net.id
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mas Hudoyo,
Saya tidak menerima tulisan Anda sebagaimana yang dikutip oleh rekan
kita ini melalui milis-spirit...@egroups.com namun akhirnya saya temui
di newsgroup soc.culture.indonesia, saya copy dan paste di sini.
Menurut pengertian , salah satu makna 'terang' adalah cahaya, sinar,
dihubungkan dengan kata 'dunia' yang bermakna (1) bumi dengan segala
yang terdapat di atasnya; planet tempat kita hidup; (2) alam kehidupan;
(3) semua manusia yang ada di muka bumi, maka 'terang dunia' dapat
dikatakan sebagai cahaya yang menerangi kehidupan manusia yang hidup di
atas bumi.
'Terang' berbeda dengan 'pelita' karena terang adalah cahaya atau sinar,
sedangkan pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak, bukan merupakan
sumber terang, karena pelita menjadi terang karena dinyalakan. 'Terang'
juga tidak sama dengan 'penerangan' menurut artinya karena 'penerangan'
bermakna (1) proses, pembuatan, cara menerangkan (memberi penjelasan);
(2) alat-alat untuk menerangi (seperti lampu dan sebagainya), (3)
pekerjaan dan sebagainya yang memberi penjelasan (petunjuk, dan
sebagainya); (4) penjelasan (petunjuk, dan sebagainya). Menurut pendapat
saya, penerangan sempurna dapat berarti perangkat terang yang lengkap
tanpa cacat, namun bukan merupakan sumber terang.
Dalam tulisan yang lalu saya pernah mengatakan bahwa pernyataan Yesus
tentang "Akulah Terang Dunia" disampaikan sebagai lanjutan pembicaraan
tentang adanya perempuan yang berzinah yang dihadapkan kepada Yesus.
Yesus mengutarakan tuntutan-Nya sendiri dalam bentuk pernyataan 'Aku
adalah'. Kita mengetahui bahwa Al Qur'an adalah firman Allah yang
disampaikan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat yang
ada di dalamnya adalah perkataan Allah. Apakah nabi Muhammad pernah
mengemukakan pernyataan 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri?
Mungkin pernyataan ini pernah tercantum di dalam hadist-hadist dan
barangkali rekan-rekan Muslim dapat menuliskan hal-hal ini karena
pengetahuan saya tentang hadist boleh dikatakan tidak ada sama sekali.
Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri
mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
Regards,
Yohannes Yaali
> From: Hudoyo Hupudio
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> Date: Minggu, 11 Juli 1999 01:34
> Tentang Muhammad:
> "Wahai Nabi! Sungguh Kami mengutus engkau sebagai saksi, sebagai pembawa
kabar gembira, dan pemberi peringatan. Dan sebagai orang yang mengajak
kepada Allah dengan izin-Nya, dan sebagai pelita pemberi cahaya." [QS 33
(Al-Ahzab):45-46]
> Tentang Buddha:
> Pencerahan yang dicapai oleh Buddha disebut samma-sambodhi, artinya:
"Penerangan Sempurna (Supreme Enlightenment)". Buddha mengajarkan bahwa
kita pun dapat mencapai bodhi (Penerangan) itu, karena benih Kebuddhaan itu
ada di dalam setiap makhluk.
> Terakhir, tentang Sathya Sai Baba: dia ini mengeluarkan suatu pernyataan
yang bersifat inklusif dan eklektik:
> "Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu, dan
Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan wujud-Ku."
> Kembali kepada pertanyaan saya semula: Bagaimanakah pendapat Anda
mengenai kedudukan "terang" Yesus di tengah-tengah berbagai "terang" yang
banyak itu?
> Salam,
> Hudoyo
On 12/07/1999 at 17:59:08 jbond...@my-deja.com wrote:
> Pertanyaan rekan di atas bolehlah dikatakan cukup kritis dan menarik utk
direnungkan. Memang dapat dikatakan banyak tokoh2
agama/filsafat/spiritual/cendekia/negarawan/politik/dll yg menjadi
'terang', setidaknya bagi orang2 yg mengenalnya, yg mempercayainya, orang2
yg tinggal di lingkungan pengaruhnya, dll. Bahkan Yesus sendiri dlm Matius
5:14 mengatakan bhw setiap orang yg percaya kepadaNya adalah 'terang
dunia'. Jadi, sangatlah wajar muncul pertanyaan di atas, dari sekian banyak
'terang' itu, apakah yg membuat Yesus menjadi 'terang' yg unik, yg lain
dari 'terang'2 yg banyak itu?
> Yohanes Pembaptis adalah seorang tokoh agama yg sangat berperngaruh pada
masanya. Banyak orang yg bertobat dan berbalik dari kehidupannya yg jahat
dan mengikuti nasihat Yohanes Pembaptis utk hidup di jalan yg benar.
Bahkan Yesus sendiri mengatakan dalam Matius 11:11 bhw Yohanes dpt
dikatakan sbg orang yg terbesar di muka bumi ini. Jadi tidaklah diragukan
lagi bhw Yohanes Pembaptis dpt dikatakan sbg 'terang dunia', dan dpt di
kelompokkan ke dalam 'terang yg banyak itu' (setidaknya 'terang yg banyak'
menurut pendekatan rekan hudoyo...), dan saya sedikit banyak setuju dgn
pendapat tsb. Namun, yg sangat menarik adalah, Alkitab menyatakan bhw
Yohanes Pembaptis ini bukanlah 'terang' yg dijanjikan akan datang ke dunia
ini. Kitab Yohanes 1:8 menegaskan bhw Yohanes Pembaptis bukanlah 'terang'
itu. Bahkan dijelaskan lebih lanjut dlm ayat 9, bhw pada saat itu 'terang
yg sesungguhnya, yg menerangi setiap orang', sedang datang ke dlm dunia, yg
pd ayat2 selanjutnya kita mengetahui b!
hw 'terang yg sesungguhnya yg menerangi setiap orang' yg dimaksud dlm ayat
tsb adalah Yesus Kristus.
> Jika dikatakan ada 'terang yg sesungguhnya', tentulah yg dimaksudkan
adalah bhw 'terang' ini berbeda dgn 'terang2' yg lain, 'terang' yg unik,
'terang' yg tdk dpt diperoleh dari 'terang2 yg banyak' itu, 'terang' yg dpt
memberikan apa yg tdk dpt diberikan oleh 'terang2 yg banyak' itu. Lalu,
kembali ke pertanyaan semula, apa yg membedakannya?
> Tentulah tdk ada yg lbh tepat utk menjawab pertanyaan tsb selain drpd
Yesus Kristus sendiri. JawabanNya dpt kita baca dlm Yohanes 8:12: 'Maka
Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."' Jawaban Yesus cukup singkat namun
definitif. Yg membedakan 'terang' yg satu ini adalah, bhw 'terang' itu dpt
memberikan *jaminan* bhw *setiap orang yg mengikutiNya* akan mempunyai
'terang hidup', yaitu kehidupan kekal bersamaNya. Lalu pertanyaannya dpt
berlanjut: 'mengapa Yesus, sbg 'terang' yg unik tsb, berhak memberikan
jaminan hidup kekal kpd *barangsiapa yg mengikutiNya*? Yesus menjelaskan
dlm Yohanes 5:26 'Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya
sendiri.' Perhatikan frasa 'sama seperti Bapa'. Ayat ini merupakan salah
satu ayat deklaratif yg menyatakan bhw!
Yesus Kristus adalah Allah yg setara dgn Allah Bapa. Dia adalah salah
satu Pribadi dari Allah Tritunggal. Dan sebagai Allah yg hidup dan maha
dalam segalanya, tentu saja Yesus berhak memberikan jaminan hidup yg kekal
bagi *barangsiapa yg mengikutiNya*.
> Ada hal lain yg cukup menarik dlm Yoh 8:12, yaitu bhw dlm ayat tsb terdpt
implikasi dikotomis antara terang dan gelap, spt yg juga di tegaskan dlm
Yohanes 1:5 'Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu
tidak menguasainya.' Dengan kata lain, terang dan gelap adalah dua kutub
yg berlawanan, yg tdk dpt menciptakan koeksistansi pada titik yg sama,
karena dimana ada terang, disitu tdk mungkin ada gelap, dan sebaliknya
kegelapan semata2 adalah keadaan dimana tdk hadirnya entitas yg disebut
cahaya/terang. Hal ini sangat berlainan, kalau tdk dapat dikatakan
bertentangan, dgn paham yg pada umumnya di anut oleh kaum 'spiritualis'.
Kelompok 'spiritualis' pada umumnya menyatakan bhw 'terang' dan 'gelap'
pada hakikatnya adalah merupakan entitas yg sama, atau setidaknya keduanya
adalah merupakan entitas yg sama2 diperlukan oleh manusia (mohon dikoreksi
kalau saya salah mengerti...) Jika memang demikian, tentulah scr wajar
akan muncul pertanyaan2 berikut yg cukup meng!
ganggu, setidaknya bagi saya: jika terang pada hakikatnya sama dgn gelap,
dapatkah saya memilih jalan kegelapan utk mencapai terang? jika terang =
gelap, utk apa saya perlu mendapat 'pencerahan' atau 'penerangan', bukankah
keadaan 'tanpa pencerahan' juga 'baik'/diperlukan? jika terang = gelap, utk
apa kita menyelidiki hal2 spiritual, bukankah keadaan 'gelap' pun berarti
juga 'terang'? atau juga pernah ada rekan yg menyatakan bhw di dalam diri
manusia ada 'Aku' dan ada 'ego', jika demikian diantara 'Aku' dan 'ego'
tsb, siapakah yg termasuk 'terang' dan yg termasuk 'gelap'? apakah 'Aku'
dan 'ego' sama2 diperlukan atau ada yg perlu dihilangkan? dll... Tentu saja
jika ada rekan dari kelompok 'spiritualis' yg dpt menemukan waktu utk
sedikit mengajari saya, tentulah saya akan senang utk bertukar pendapat...
> Akhir kata, sekali lagi saya ingin mengutip Yohanes 8:12 'Maka Yesus
berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia;
barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan
ia akan mempunyai terang hidup."'
> Kiranya dapat bermanfaat bagi kita bersama...
> Regards,
> * Bond. *
------------------------------------------------------------------------
SIGN UP NOW FOR FREE HOME IMPROVEMENT HOW-TO'S
Receive seasonal how-to's and climate-specific advice via e-mail.
http://clickhere.egroups.com/click/131
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
jbondini Lihat profil
Pilihan lainnya 14 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia
Dari: jbond...@my-deja.com
Tanggal: 1999/07/14
Perihal: Re:[SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Rekan Hudoyo wrote:
>[...]
>Pertanyaan demikian wajar muncul dalam diri seorang Kristen ketika
menghadapi agama-agama lain,
>khususnya seorang Kristen yang berorientasi eksklusif.
Mohon maaf, seingat saya, bukankah pertanyaan di atas dimunculkan oleh
anda? Saya hanya memfrasa ulang kalimatnya saja...;)
>Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa
>puas diri, tapi tidak mampu memahami iman-iman lain yang non-Kristen.
Tidak juga...;) 'Memahami iman2 lain' tdklah menuntut kita utk
menyetujui apa yg diimani oleh orang lain tsb, bukan? Saya rasa andapun
'memahami iman' saya, tapi membaca gagasan2/pendapat2 anda, sedikit
banyak saya yakin bahwa anda tdklah menyetujui iman saya tsb...;)
Demikianlah juga saya rasa, saya cukup memahami apa yg anda/rekan2 lain
yakini, namun memanglah tdk dpt dikatakan bhw saya setuju/sepakat dgn
keyakinan anda/rekan2 lain, khususnya mengenai konsep 'Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat manusia'... Saya tentulah tdk dpt
memaksakan keyakinan saya thd org lain, yg saya lakukan hanyalah
memberikan argumen alternatif thd tulisan2 yg diajukan anda/rekan2 lain
dlm forum publik, berdasarkan apa yg saya yakini, yg pada dasarnya sama
spt yg sedang anda lakukan, bukan?...;)
>Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin
lama makin banyak pada
>penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian.
Pertanyaan mereka adalah: "Apakah
>benar Yesus merupakan satu-satunya terang yang unik di dunia, seperti
diklaim oleh
>penafsiran tradisional Gereja terhadap pesan Yesus?"
Scr jujur, bukankah pertanyaan di atas serupa dlm prinsip dgn pertanyaan
terdahulu...? Kedua pertanyaan tsb sama2 sedang menyelidiki apakah
Yesus adalah terang yg unik, bukan?...;)
>Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di
A.S., malah dengan yakin
>menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai terang di
kalangan manusia."
Seorang Kristen spt Dr. Billy Graham, Dr. Robert Schuller, Dr. Oral
Roberts, Dr. Moris Cerullo, dll, yg bukan saja Direktur satu seminary di
AS, tetapi merupakan pendiri dan Direktur sejumlah lembaga2 seminari,
misionari, pendidikan, dll, yg berorientasi global dan memiliki kantor
perwakilan di banyak sekali negara, malah dgn yakin menjawab: "Ya.
Terang Yesus sangatlah unik"...;) Tapi apakah iman kita, yg merupakan
nilai yg sangat hakiki, akan kita gantungkan pd apa yg seorang
pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll katakan? Apakah pendapat seorang
pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll tsb 'lebih benar' drpd pendapat
seorang 'biasa'? Jika Barbara Zikmund bukanlah seorang Direktris
seminari di AS, apakah tulisannya akan menjadi 'kurang benar'? Atau
sebaliknya, jika Bondini adalah Direktur Bondini Seminary di AS, apakah
tulisan saya akan menjadi lbh benar bagi anda? Itulah sebabnya saya lbh
menyukai kita berdiskusi tanpa mengetahui latar belakang
jabatan/pekerjaan kita masing2, karena dlm hal
iman/kepercayaan/keyakinan bukankah hal2 tsb sangatlah immaterial....
kalau boleh saya mengajak, marilah kita kurangi kutipan2 pendapat
seseorang, kecuali jika hal itu dpt diterima sbg fakta, dan bukan hanya
opini, karena kita bukanlah sedang mendiskusikan pendapat orang lain
bukan...;) dan jk saya boleh menyarankan, janganlah terlalu mengecilkan
pendapat anda sendiri dibandingkan dgn direktris yg anda kagumi tsb,
bagi saya pendapat anda tdklah lebih kecil dibandingkan pendapat
beliau...;) terima kasih kalau dpt diterima...
>[...]
>"Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip kedua dari
Keilahian] dalam ruang [Palestina]
>dan waktu [awal tarikh Masehi]. Logos itu sendiri adalah prinsip yang
abadi, bebas dari ruang dan
>waktu; ia silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai
orang suci dalam sejarah.
>Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun
manifestasi dari Logos yang
>sama dan abadi."
Pendapat ini sangatlah menarik... Namun demikian, ada beberapa pokok
pikiran yg ingin saya pelajari lbh dalam (jk anda dpt menemukan waktu
utk menjelaskannya...):
1. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg tercipta atau yg
mencipta?
2. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg berpribadi, dlm batasan
pengertian sederhana bhw Logos tsb memiliki pengertian, perasaan,
kemampuan nalar, dll?
3. Apakah sang Logos tsb yg menentukan dlm diri siapa saja dia akan
bermanifestasi? ataukah orang2 tsb yg menarik sang Logos utk
bermanifestasi dlm dirinya? Jika pendapat kedua yg benar, bagaimanakah
orang2 tsb dpt mengetahui adanya sang Logos, tanpa sang Logos tsb pada
awalnya memanifestasikan dirinya terlebih dahulu?
4. Apakah sang Logos tsb terlibat scr aktif dlm kehidupan manusia,
ataukah dia pasif dan tdk dpt berbuat apa2 tanpa manusia?
>[...]
>Sdr Ade telah panjang lebar mengemukan ....
Tulisan rekan Ade telah saya tanggapi, karena itu rasanya tdklah perlu
saya mengulangi di sini... jika rekan Hudoyo tertarik utk mengetahui
tanggapan tsb, saya telah mempostkannya di newsgroup sci...
>[...]
>Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa
Yesus dan Allah adalah identik,
>atau satu dalam esensi.
Ayat Yohanes di atas scr implisit menyatakan bhw Yesus dan Allah Bapa
adalah satu Esensi, namun tdk identik dlm Pribadi...
>Pendapat seperti itu hanyalah tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang
sudah
>dibantah pada zamannya oleh pemuka berbagai mazhab Kristen sendiri.
Namun demikian, yg menarik adalah bhw bantahan2 tsb sampai sekarang tdk
pernah dpt menemukan dasar yg kuat bukan...;)
>Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam
lingkup analisis
>rasional-logikal semata-mata. :-)
Saya tdklah keberatan jika pertanyaan2 di atas memang harus dijawab di
dlm lingkup analisis irrasional-illogikal, ataupun lingkup analisis
lainnya... ;)
>Terang-gelap, baik-buruk, hidup-mati dst itu adalah dua sisi yang
berlawanan tapi berpasangan
>dalam realitas yang kita kenal sekarang ini. Dalam kehidupan, manusia
biasanya memilih salah satu dari
>keduanya.
Jika demikian, bagi mereka yg memilih utk tinggal dlm 'gelap'/'buruk',
sudahlah pula memilih jalan yg benar... jika demikian, utk apakah
seseorang diperlukan lagi mengalami apa yg sering disebut 'pencerahan'
oleh kaum 'spiritualis'? Bukankah dgn memilih 'gelap', org tsb juga
memiliki 'terang' sbg pasangannya...?
>Tetapi kalau Anda masuk ke dalam realitas mistikal, yang diyakini oleh
mereka yang telah
>mengalaminya sebagai realitas yang "lebih tinggi", "lebih dalam",
realitas dasar [ultimate], yang dalam
>agama-agama monoteistik disebut "Tuhan", Anda akan melihat bahwa pada
tataran itu semua
>pasangan yang saling bertentangan itu ternyata bisa dan akan
ditransendensikan.
Mengikuti pola gagasan anda pd paragraf sebelumnya, bukankah 'mengalami'
dan 'tdk mengalami', 'memiliki' dan 'tdk memiliki' juga merupakan dua
sisi yg berpasangan...? Lebih lanjut lagi, bukankah yg 'mengalami'
berarti juga 'tdk mengalami', dan yg 'memiliki' juga berarti 'tdk
memiliki', sebab menurut gagasan anda, keduanya adalah merupakan
pasangan yg transenden, bukan? jika demikian, bukankah yg 'tdk
mengalami' realitas tsb, pada prinsipnya adalah 'mengalami' realitas
tsb... konsep tsb memang cukup membuat bingung...;) Salah satu yg
menarik pula adalah bhw, jk saya tdk salah menangkap, pada umumnya kaum
'spiritualis' berpegang pada konsep 'kebenaran relatif'... jika memang
kebenaran adalah relatif, bagaimana dpt dikatakan ada sesuatu kebenaran
yg 'lebih tinggi', 'lbh dalam', dll? jika dpt dikatakan sesuatu adalah
'lebih' daripada yg lain, bukankah harus ada patokan 'absolut' yg dpt
digunakan utk mengukurnya? hmmm... cukuplah menarik bagi saya...;)
>[...]
>Bagi seorang ahli mistik, suatu "Tuhan" yang masih terlibat dalam
pergulatan antara 'terang" dan "gelap"
>bukanlah Tuhan yang ultimate [tertinggi].
Setuju sekali... Sesuatu yg masih harus 'memilih' antara 'terang' dan
'gelap', tentu saja bukanlah 'Tuhan'... Sesuatu yg 'ultimate'/tertinggi
tentulah mengatasi segala2nya, entah 'terang yg mengatasi kegelapan'
atau 'gelap yg mengatasi terang', dan bukannya bimbang di antara
keduanya... Yesus menyatakan bhw Dialah 'Terang yg mengatasi kegelapan,
dan kegelapan tdklah dpt menguasai Terang tsb'... bagi anda sendiri,
siapakah yg anda percayai sbg yg ultimate/tertinggi...?
>[...]
>Secara singkat: "Aku", "aku", "Ego", "ego" dsb itu sebenarnya istilah
yang sama: semuanya mengacu
>pada suatu kesadaran dalam diri setiap makhluk bahwa dirinya berbeda
dengan dunia yang di luar
>dirinya. Kesadaran ini bisa "terang" bisa "gelap" (baik atau buruk),
tergantung situasinya.
Saya cukup sepakat dgn pendapat ini... Bagi saya, 'Aku' dan 'ego' adalah
ungkapan yg sama dlm bahasa yg berbeda... Saya hanya teringat bhw, kalau
saya tdk salah, pernah ada rekan2 dlm kelompok 'spiritualis' pernah
mencoba membedakan 'Aku' dan 'ego' tsb menjadi dua entitas yg berbeda...
saya sempat menganggap bhw hal tsb merupakan 'gagasan umum' yg diterima
oleh sebagian besar kaum 'spiritualis'... mungkin saya telah salah
menangkapnya...;)
>[...]
>Kalau Anda mencoba menghilangkan "ego" Anda, "ego" itu akan bertambah
kuat. Makin Anda
>melawannya, makin ia menjadi kuat, sekuat Anda sendiri. :-)
>Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat kenyataan dari
"ego" itu. Kalau melihat itu
>terjadi cukup intens, maka "ego" itu akan tanggal dengan sendirinya
(bukan ditanggalkan).
Pendapat ini sangatlah menarik bagi saya... pada paragraf sebelumnya
anda menyatakan bhw 'aku' dan 'ego' adalah satu entitas... namun pada
paragraf ini anda mengimplikasikan bhw 'ego' tsb dpt tanggal (walaupun
bukan ditanggalkan ;) ... jika 'ego' telah tanggal, lalu siapakah yg
tertinggal? bukankah 'aku' pun akan tanggal juga...? jadi dlm diri
individu tsb, entitas manakah yg tinggal dan tdk 'tanggal'...?;)
Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat keyataan bahwa
'aku' ini telah jatuh kedalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah... Yesus Kristus datang supaya 'aku' ini ditebus dari sgl dosa dan
dilahirkan kembali dlm kemuliaan yg ...
baca lainnya »
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
by way of Hudoyo Hupudio
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: jbond...@my-deja.com (by way of Hudoyo Hupudio
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Rekan Hudoyo wrote:
>[...]
>Pertanyaan demikian wajar muncul dalam diri seorang Kristen ketika
menghadapi agama-agama lain,
>khususnya seorang Kristen yang berorientasi eksklusif.
Mohon maaf, seingat saya, bukankah pertanyaan di atas dimunculkan oleh
anda? Saya hanya memfrasa ulang kalimatnya saja...;)
>Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa
>puas diri, tapi tidak mampu memahami iman-iman lain yang non-Kristen.
Tidak juga...;) 'Memahami iman2 lain' tdklah menuntut kita utk
menyetujui apa yg diimani oleh orang lain tsb, bukan? Saya rasa andapun
'memahami iman' saya, tapi membaca gagasan2/pendapat2 anda, sedikit
banyak saya yakin bahwa anda tdklah menyetujui iman saya tsb...;)
Demikianlah juga saya rasa, saya cukup memahami apa yg anda/rekan2 lain
yakini, namun memanglah tdk dpt dikatakan bhw saya setuju/sepakat dgn
keyakinan anda/rekan2 lain, khususnya mengenai konsep 'Yesus Kristus
adalah Tuhan dan Juruselamat manusia'... Saya tentulah tdk dpt
memaksakan keyakinan saya thd org lain, yg saya lakukan hanyalah
memberikan argumen alternatif thd tulisan2 yg diajukan anda/rekan2 lain
dlm forum publik, berdasarkan apa yg saya yakini, yg pada dasarnya sama
spt yg sedang anda lakukan, bukan?...;)
>Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin
lama makin banyak pada
>penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian.
Pertanyaan mereka adalah: "Apakah
>benar Yesus merupakan satu-satunya terang yang unik di dunia, seperti
diklaim oleh
>penafsiran tradisional Gereja terhadap pesan Yesus?"
Scr jujur, bukankah pertanyaan di atas serupa dlm prinsip dgn pertanyaan
terdahulu...? Kedua pertanyaan tsb sama2 sedang menyelidiki apakah
Yesus adalah terang yg unik, bukan?...;)
>Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di
A.S., malah dengan yakin
>menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai terang di
kalangan manusia."
Seorang Kristen spt Dr. Billy Graham, Dr. Robert Schuller, Dr. Oral
Roberts, Dr. Moris Cerullo, dll, yg bukan saja Direktur satu seminary di
AS, tetapi merupakan pendiri dan Direktur sejumlah lembaga2 seminari,
misionari, pendidikan, dll, yg berorientasi global dan memiliki kantor
perwakilan di banyak sekali negara, malah dgn yakin menjawab: "Ya.
Terang Yesus sangatlah unik"...;) Tapi apakah iman kita, yg merupakan
nilai yg sangat hakiki, akan kita gantungkan pd apa yg seorang
pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll katakan? Apakah pendapat seorang
pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll tsb 'lebih benar' drpd pendapat
seorang 'biasa'? Jika Barbara Zikmund bukanlah seorang Direktris
seminari di AS, apakah tulisannya akan menjadi 'kurang benar'? Atau
sebaliknya, jika Bondini adalah Direktur Bondini Seminary di AS, apakah
tulisan saya akan menjadi lbh benar bagi anda? Itulah sebabnya saya lbh
menyukai kita berdiskusi tanpa mengetahui latar belakang
jabatan/pekerjaan kita masing2, karena dlm hal
iman/kepercayaan/keyakinan bukankah hal2 tsb sangatlah immaterial....
kalau boleh saya mengajak, marilah kita kurangi kutipan2 pendapat
seseorang, kecuali jika hal itu dpt diterima sbg fakta, dan bukan hanya
opini, karena kita bukanlah sedang mendiskusikan pendapat orang lain
bukan...;) dan jk saya boleh menyarankan, janganlah terlalu mengecilkan
pendapat anda sendiri dibandingkan dgn direktris yg anda kagumi tsb,
bagi saya pendapat anda tdklah lebih kecil dibandingkan pendapat
beliau...;) terima kasih kalau dpt diterima...
>[...]
>"Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip kedua dari
Keilahian] dalam ruang [Palestina]
>dan waktu [awal tarikh Masehi]. Logos itu sendiri adalah prinsip yang
abadi, bebas dari ruang dan
>waktu; ia silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai
orang suci dalam sejarah.
>Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun
manifestasi dari Logos yang
>sama dan abadi."
Pendapat ini sangatlah menarik... Namun demikian, ada beberapa pokok
pikiran yg ingin saya pelajari lbh dalam (jk anda dpt menemukan waktu
utk menjelaskannya...):
1. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg tercipta atau yg
mencipta?
2. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg berpribadi, dlm batasan
pengertian sederhana bhw Logos tsb memiliki pengertian, perasaan,
kemampuan nalar, dll?
3. Apakah sang Logos tsb yg menentukan dlm diri siapa saja dia akan
bermanifestasi? ataukah orang2 tsb yg menarik sang Logos utk
bermanifestasi dlm dirinya? Jika pendapat kedua yg benar, bagaimanakah
orang2 tsb dpt mengetahui adanya sang Logos, tanpa sang Logos tsb pada
awalnya memanifestasikan dirinya terlebih dahulu?
4. Apakah sang Logos tsb terlibat scr aktif dlm kehidupan manusia,
ataukah dia pasif dan tdk dpt berbuat apa2 tanpa manusia?
>[...]
>Sdr Ade telah panjang lebar mengemukan ....
Tulisan rekan Ade telah saya tanggapi, karena itu rasanya tdklah perlu
saya mengulangi di sini... jika rekan Hudoyo tertarik utk mengetahui
tanggapan tsb, saya telah mempostkannya di newsgroup sci...
>[...]
>Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa
Yesus dan Allah adalah identik,
>atau satu dalam esensi.
Ayat Yohanes di atas scr implisit menyatakan bhw Yesus dan Allah Bapa
adalah satu Esensi, namun tdk identik dlm Pribadi...
>Pendapat seperti itu hanyalah tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang
sudah
>dibantah pada zamannya oleh pemuka berbagai mazhab Kristen sendiri.
Namun demikian, yg menarik adalah bhw bantahan2 tsb sampai sekarang tdk
pernah dpt menemukan dasar yg kuat bukan...;)
>Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam
lingkup analisis
>rasional-logikal semata-mata. :-)
Saya tdklah keberatan jika pertanyaan2 di atas memang harus dijawab di
dlm lingkup analisis irrasional-illogikal, ataupun lingkup analisis
lainnya... ;)
>Terang-gelap, baik-buruk, hidup-mati dst itu adalah dua sisi yang
berlawanan tapi berpasangan
>dalam realitas yang kita kenal sekarang ini. Dalam kehidupan, manusia
biasanya memilih salah satu dari
>keduanya.
Jika demikian, bagi mereka yg memilih utk tinggal dlm 'gelap'/'buruk',
sudahlah pula memilih jalan yg benar... jika demikian, utk apakah
seseorang diperlukan lagi mengalami apa yg sering disebut 'pencerahan'
oleh kaum 'spiritualis'? Bukankah dgn memilih 'gelap', org tsb juga
memiliki 'terang' sbg pasangannya...?
>Tetapi kalau Anda masuk ke dalam realitas mistikal, yang diyakini oleh
mereka yang telah
>mengalaminya sebagai realitas yang "lebih tinggi", "lebih dalam",
realitas dasar [ultimate], yang dalam
>agama-agama monoteistik disebut "Tuhan", Anda akan melihat bahwa pada
tataran itu semua
>pasangan yang saling bertentangan itu ternyata bisa dan akan
ditransendensikan.
Mengikuti pola gagasan anda pd paragraf sebelumnya, bukankah 'mengalami'
dan 'tdk mengalami', 'memiliki' dan 'tdk memiliki' juga merupakan dua
sisi yg berpasangan...? Lebih lanjut lagi, bukankah yg 'mengalami'
berarti juga 'tdk mengalami', dan yg 'memiliki' juga berarti 'tdk
memiliki', sebab menurut gagasan anda, keduanya adalah merupakan
pasangan yg transenden, bukan? jika demikian, bukankah yg 'tdk
mengalami' realitas tsb, pada prinsipnya adalah 'mengalami' realitas
tsb... konsep tsb memang cukup membuat bingung...;) Salah satu yg
menarik pula adalah bhw, jk saya tdk salah menangkap, pada umumnya kaum
'spiritualis' berpegang pada konsep 'kebenaran relatif'... jika memang
kebenaran adalah relatif, bagaimana dpt dikatakan ada sesuatu kebenaran
yg 'lebih tinggi', 'lbh dalam', dll? jika dpt dikatakan sesuatu adalah
'lebih' daripada yg lain, bukankah harus ada patokan 'absolut' yg dpt
digunakan utk mengukurnya? hmmm... cukuplah menarik bagi saya...;)
>[...]
>Bagi seorang ahli mistik, suatu "Tuhan" yang masih terlibat dalam
pergulatan antara 'terang" dan "gelap"
>bukanlah Tuhan yang ultimate [tertinggi].
Setuju sekali... Sesuatu yg masih harus 'memilih' antara 'terang' dan
'gelap', tentu saja bukanlah 'Tuhan'... Sesuatu yg 'ultimate'/tertinggi
tentulah mengatasi segala2nya, entah 'terang yg mengatasi kegelapan'
atau 'gelap yg mengatasi terang', dan bukannya bimbang di antara
keduanya... Yesus menyatakan bhw Dialah 'Terang yg mengatasi kegelapan,
dan kegelapan tdklah dpt menguasai Terang tsb'... bagi anda sendiri,
siapakah yg anda percayai sbg yg ultimate/tertinggi...?
>[...]
>Secara singkat: "Aku", "aku", "Ego", "ego" dsb itu sebenarnya istilah
yang sama: semuanya mengacu
>pada suatu kesadaran dalam diri setiap makhluk bahwa dirinya berbeda
dengan dunia yang di luar
>dirinya. Kesadaran ini bisa "terang" bisa "gelap" (baik atau buruk),
tergantung situasinya.
Saya cukup sepakat dgn pendapat ini... Bagi saya, 'Aku' dan 'ego' adalah
ungkapan yg sama dlm bahasa yg berbeda... Saya hanya teringat bhw, kalau
saya tdk salah, pernah ada rekan2 dlm kelompok 'spiritualis' pernah
mencoba membedakan 'Aku' dan 'ego' tsb menjadi dua entitas yg berbeda...
saya sempat menganggap bhw hal tsb merupakan 'gagasan umum' yg diterima
oleh sebagian besar kaum 'spiritualis'... mungkin saya telah salah
menangkapnya...;)
>[...]
>Kalau Anda mencoba menghilangkan "ego" Anda, "ego" itu akan bertambah
kuat. Makin Anda
>melawannya, makin ia menjadi kuat, sekuat Anda sendiri. :-)
>Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat kenyataan dari
"ego" itu. Kalau melihat itu
>terjadi cukup intens, maka "ego" itu akan tanggal dengan sendirinya
(bukan ditanggalkan).
Pendapat ini sangatlah menarik bagi saya... pada paragraf sebelumnya
anda menyatakan bhw 'aku' dan 'ego' adalah satu entitas... namun pada
paragraf ini anda mengimplikasikan bhw 'ego' tsb dpt tanggal (walaupun
bukan ditanggalkan ;) ... jika 'ego' telah tanggal, lalu siapakah yg
tertinggal? bukankah 'aku' pun akan tanggal juga...? jadi dlm diri
individu tsb, entitas manakah yg tinggal dan tdk 'tanggal'...?;)
Yang penting adalah mengamati, menyadari dan melihat keyataan bahwa
'aku' ini telah jatuh kedalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah... Yesus Kristus datang supaya 'aku' ini ditebus dari sgl dosa dan
dilahirkan kembali dlm kemuliaan yg ...
baca lainnya »
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Hudoyo Hupudio Lihat profil
Oleh karena diskusi antara Sdr Bondini dan saya ini telah berubah menjadi debat dan bukan lagi 'sharing', dan di sana-sini terdapat tanda-tanda pelecehan, maka dengan posting ini diskusi ini di Milis-Spiritual saya hentikan. Masing-masing sudah mendapat giliran dua kali. Bila Sdr Bondini ingin melanjutkannya, silakan pindah ke newsgroup; saya akan melayani Anda di sana. Dengan demikian Milis-Spiritual tetap bersih dari semangat perdebatan. Hudoyo Hupudio, Moderator Milis-Spiritual ********** On Wed, 14 Jul 1999 12:07:33 GMT, Sdr Bondini wrote: >Mohon maaf, seingat saya, bukankah pertanyaan di atas dimunculkan oleh >anda? Saya hanya memfrasa ulang kalimatnya saja...;) --------- Frasa ulang Anda terhadap pertanyaan saya justru mengubah isi dan posisi pertanyaan saya: * Pertanyaan saya: "Bagaimana kedudukan 'terang Yesus' di tengah-tengah 'terang' yang banyak?" * Frasa ulang Anda: "Apakah yang membuat 'terang Yesus' unik di tengah-tengah 'terang' yang banyak?" Pertanyaan saya tidak mengasumsikan bahwa "terang Yesus unik". Frasa ulang Anda terhadap pertanyaan saya justru mengasumsikan demikian; suatu tafsiran yang jauh berbeda dari apa yang dikatakan. Hudoyo: >>Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa >>puas diri, tapi tidak mampu memahami iman-iman lain yang non-Kristen. ------------ Bondini: >Tidak juga...;) 'Memahami iman2 lain' tdklah menuntut kita utk >menyetujui apa yg diimani oleh orang lain tsb, bukan? ------------ Hudoyo: Pernyataan Anda tidak relevan. Yang saya maksudkan dengan pernyataan saya di atas adalah: tindakan Anda melontarkan pertanyaan "apakah yang membuat 'terang Yesus' unik di tengah-tengah 'terang' yang banyak?" ke tengah forum DIALOG ANTARIMAN jelas menunjukkan ketidakpahaman Anda akan iman orang lain. Pertanyaan itu mengarah kepada MONOLOG, dan akan memancing MONOLOG dari pihak lain; dengan kata lain, memancing debat. Hudoyo: >>Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin >lama makin banyak pada >>penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian. >Pertanyaan mereka adalah: "Apakah >>benar Yesus merupakan satu-satunya terang yang unik di dunia, seperti >diklaim oleh >>penafsiran tradisional Gereja terhadap pesan Yesus?" --------- Bondini: >Scr jujur, bukankah pertanyaan di atas serupa dlm prinsip dgn pertanyaan >terdahulu...? Kedua pertanyaan tsb sama2 sedang menyelidiki apakah >Yesus adalah terang yg unik, bukan?...;) --------- Hudoyo: Jelas tidak sama; malah jauh berbeda (sekalipun kelihatannya mirip). :-) Dengan bertanya: "Apakah yang membuat 'terang Yesus' unik?", orang sudah MENGASUMSIKAN bahwa memang "Yesus unik". (Yang ditanyakan cuma faktor-faktor apa yang menyebabkan "Yesus unik" sebagaimana diasumsikan.) Pertanyaan Anda berangkat dari posisi memihak. Sedangkan pertanyaan yang saya ajukan justru MEMPERTANYAKAN --bahkan mungkin mengandung sikap MERAGUKAN-- apakah benar "Yesus unik". Pertanyaan kedua berangkat dari posisi netral. Hudoyo: >>Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di >A.S., malah dengan yakin >>menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai terang di >kalangan manusia." ------------- Bondini: >Seorang Kristen spt Dr. Billy Graham, Dr. Robert Schuller, Dr. Oral >Roberts, Dr. Moris Cerullo, dll, yg bukan saja Direktur satu seminary di >AS, tetapi merupakan pendiri dan Direktur sejumlah lembaga2 seminari, >misionari, pendidikan, dll, yg berorientasi global dan memiliki kantor >perwakilan di banyak sekali negara, malah dgn yakin menjawab: "Ya. >Terang Yesus sangatlah unik"...;) Tapi apakah iman kita, yg merupakan >nilai yg sangat hakiki, akan kita gantungkan pd apa yg seorang >pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll katakan? Apakah pendapat seorang >pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll tsb 'lebih benar' drpd pendapat >seorang 'biasa'? Jika Barbara Zikmund bukanlah seorang Direktris >seminari di AS, apakah tulisannya akan menjadi 'kurang benar'? Atau >sebaliknya, jika Bondini adalah Direktur Bondini Seminary di AS, apakah >tulisan saya akan menjadi lbh benar bagi anda? Itulah sebabnya saya lbh >menyukai kita berdiskusi tanpa mengetahui latar belakang >jabatan/pekerjaan kita masing2, karena dlm hal >iman/kepercayaan/keyakinan bukankah hal2 tsb sangatlah immaterial.... >kalau boleh saya mengajak, marilah kita kurangi kutipan2 pendapat >seseorang, kecuali jika hal itu dpt diterima sbg fakta, dan bukan hanya >opini, karena kita bukanlah sedang mendiskusikan pendapat orang lain >bukan...;) dan jk saya boleh menyarankan, janganlah terlalu mengecilkan >pendapat anda sendiri dibandingkan dgn direktris yg anda kagumi tsb, >bagi saya pendapat anda tdklah lebih kecil dibandingkan pendapat >beliau...;) terima kasih kalau dpt diterima... ------------- Hudoyo: Anda tampak begitu reaktif ketika saya mengutip seorang tokoh pluralisme Kristen sebagai referensi pandangan kaum Kristen yang berorientasi pluralistik. :-) Sudah jelas, saya HARUS menampilkan seorang pemikir Kristen yang pluralistik ketika saya berbicara tentang hal itu. Bukankah saya sendiri non-Kristen? Lagipula, apa salahnya mengutip pandangan orang lain? Bukankah itu hal yang wajar, sah dan seharusnya dalam suatu diskusi intelektual? Bukankah pengetahuan manusia itu akumulasi dari pemikiran-pemikiran manusia sebelumnya? Opini Anda sendiri bukan asli hasil pemikiran Anda sendiri, melainkan berasal dari pemikiran para Bapa Gereja, bukan? (sekalipun Anda tidak mengatakan demikian.) Jadi jelas, saya tidak bisa menerima ajakan Anda, karena itu bertentangan dengan intellectual conduct. (Mungkinkah Anda keberatan kalau pembaca diskusi ini mencari sendiri referensi-referensi yang saya sebutkan itu untuk menambah wawasan mereka -- yang tidak akan terjadi kalau saya hanya membatasi pada pemikiran saya sendiri? :-)) Hudoyo: >>"Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip kedua dari >Keilahian] dalam ruang [Palestina] >>dan waktu [awal tarikh Masehi]. Logos itu sendiri adalah prinsip yang >abadi, bebas dari ruang dan >>waktu; ia silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai >orang suci dalam sejarah. >>Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun >manifestasi dari Logos yang >>sama dan abadi." ----------- Bondini: >Pendapat ini sangatlah menarik... Namun demikian, ada beberapa pokok >pikiran yg ingin saya pelajari lbh dalam (jk anda dpt menemukan waktu >utk menjelaskannya...): >1. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg tercipta atau yg >mencipta? >2. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg berpribadi, dlm batasan >pengertian sederhana bhw Logos tsb memiliki pengertian, perasaan, >kemampuan nalar, dll? >3. Apakah sang Logos tsb yg menentukan dlm diri siapa saja dia akan >bermanifestasi? ataukah orang2 tsb yg menarik sang Logos utk >bermanifestasi dlm dirinya? Jika pendapat kedua yg benar, bagaimanakah >orang2 tsb dpt mengetahui adanya sang Logos, tanpa sang Logos tsb pada >awalnya memanifestasikan dirinya terlebih dahulu? >4. Apakah sang Logos tsb terlibat scr aktif dlm kehidupan manusia, >ataukah dia pasif dan tdk dpt berbuat apa2 tanpa manusia? ------------ Hudoyo: Anda mencoba menyeret saya ke dalam perdebatan tentang hakikat Logos, Trinitas dsb. :-) Jelas saya harus berhati-hati agar tidak terhanyut dalam perdebatan yang sudah berlangsung selama 2000 tahun, sepanjang umur agama Kristen itu. Untuk itu, saya hanya akan [lagi-lagi] mengutip pemikiran orang lain, kali ini Karen Armstrong dalam bukunya "A History of God", Bab "Trinity: The Christian God", dalam posting tersendiri. (Repost artikel "Sejarah Tuhan" #30, 31, 32, bersama dengan posting ini) Intisari kutipan saya itu adalah: Janganlah mencoba untuk memikir-mikir, menganalisis, melogikakan, dan mendiskusikan Tuhan, Logos, dan Trinitas, melainkan cobalah untuk mengalaminya dalam kesadaran kontemplatif dan dalam hidup Anda sendiri. Hudoyo: >>[...] >>Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa >Yesus dan Allah adalah identik, >>atau satu dalam esensi. ----------- Bondini: >Ayat Yohanes di atas scr implisit menyatakan bhw Yesus dan Allah Bapa >adalah satu Esensi, namun tdk identik dlm Pribadi... ----------- Hudoyo: Implisit berarti tafsiran, bukan. Yang Anda sampaikan tidak lain adalah tafsiran, sekalipun mendapat aura keotentikan sebagai tafsiran resmi Gereja Kristen. Di samping tafsiran resmi Gereja Kristen itu, ada banyak tafsiran-tafsiran lain, yang sekarang makin lama makin menguat. (Re: The Jesus Seminar) Hudoyo: >>Pendapat seperti itu hanyalah tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang >sudah >>dibantah pada zamannya oleh pemuka berbagai mazhab Kristen sendiri. -------- Bondini: >Namun demikian, yg menarik adalah bhw bantahan2 tsb sampai sekarang tdk >pernah dpt menemukan dasar yg kuat bukan...;) -------- Apa yang Anda maksud dengan "tdk pernah dpt menemukan dasar yg kuat"? :-( Justru yang saya lihat, landasan teologi Anda sendirilah yang sekarang makin banyak dipertanyakan orang Kristen sendiri, bukan? Yang saya lihat, kok pemikiran-pemikiran heterodoks [menyimpang dari mainstream] makin kuat di satu sisi, dan menyebabkan kubu fundamentalis mengeras di sisi lain. Hudoyo: >>Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam >lingkup analisis >>rasional-logikal semata-mata. :-) ------------ Bondini: >Saya tdklah keberatan jika pertanyaan2 di atas memang harus dijawab di >dlm lingkup analisis irrasional-illogikal, ataupun lingkup analisis >lainnya... ;) ------------ Hudoyo: Bisakah Anda menjelaskan apa yang Anda maksud dengan "analisis irrasional-illogikal"? Saya tidak mengerti. :-( Mungkinkah analisis dilakukan secara irasional dan ilogikal? Apa pula yang Anda maksud dengan "lingkup analisis lain"? Adakah "lingkup analisis lain" itu? Ataukah Anda hanya berniat melecehkan? Yang saya maksudkan, pertanyaan-pertanyaan Anda dalam posting sebelumnya hanya akan terurai/terjawab dalam tataran kesadaran kontemplatif, bukan tataran kesadaran analitik. Di sini saya memposisikan ...baca lainnya » - Sembunyikan teks kutipan -- Tampilkan teks kutipan -
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Hudoyo Hupudio
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Oleh karena diskusi antara Sdr Bondini dan saya ini telah berubah menjadi debat
dan bukan lagi 'sharing', dan di sana-sini terdapat tanda-tanda pelecehan, maka
dengan posting ini diskusi ini di Milis-Spiritual saya hentikan. Masing-masing
sudah mendapat giliran dua kali.
Bila Sdr Bondini ingin melanjutkannya, silakan pindah ke newsgroup; saya akan
melayani Anda di sana. Dengan demikian Milis-Spiritual tetap bersih dari
semangat perdebatan.
Hudoyo Hupudio,
Moderator Milis-Spiritual
**********
On Wed, 14 Jul 1999 12:07:33 GMT, Sdr Bondini wrote:
>Mohon maaf, seingat saya, bukankah pertanyaan di atas dimunculkan oleh
>anda? Saya hanya memfrasa ulang kalimatnya saja...;)
---------
Frasa ulang Anda terhadap pertanyaan saya justru mengubah isi dan posisi
pertanyaan saya:
* Pertanyaan saya: "Bagaimana kedudukan 'terang Yesus' di tengah-tengah
'terang' yang banyak?"
* Frasa ulang Anda: "Apakah yang membuat 'terang Yesus' unik di tengah-tengah
'terang' yang banyak?"
Pertanyaan saya tidak mengasumsikan bahwa "terang Yesus unik". Frasa ulang Anda
terhadap pertanyaan saya justru mengasumsikan demikian; suatu tafsiran yang
jauh
berbeda dari apa yang dikatakan.
Hudoyo:
>>Pertanyaan itu hanya akan menghasilkan rasa
>>puas diri, tapi tidak mampu memahami iman-iman lain yang non-Kristen.
------------
Bondini:
>Tidak juga...;) 'Memahami iman2 lain' tdklah menuntut kita utk
>menyetujui apa yg diimani oleh orang lain tsb, bukan?
------------
Hudoyo:
Pernyataan Anda tidak relevan.
Yang saya maksudkan dengan pernyataan saya di atas adalah: tindakan Anda
melontarkan pertanyaan "apakah yang membuat 'terang Yesus' unik di
tengah-tengah
'terang' yang banyak?" ke tengah forum DIALOG ANTARIMAN jelas menunjukkan
ketidakpahaman Anda akan iman orang lain. Pertanyaan itu mengarah kepada
MONOLOG, dan akan memancing MONOLOG dari pihak lain; dengan kata lain,
memancing debat.
Hudoyo:
>>Seorang Kristen yang berorientasi pluralistik (yang jumlahnya makin
>lama makin banyak pada
>>penghujung milenium ke dua ini) tidak akan bertanya demikian.
>Pertanyaan mereka adalah: "Apakah
>>benar Yesus merupakan satu-satunya terang yang unik di dunia, seperti
>diklaim oleh
>>penafsiran tradisional Gereja terhadap pesan Yesus?"
---------
Bondini:
>Scr jujur, bukankah pertanyaan di atas serupa dlm prinsip dgn pertanyaan
>terdahulu...? Kedua pertanyaan tsb sama2 sedang menyelidiki apakah
>Yesus adalah terang yg unik, bukan?...;)
---------
Hudoyo:
Jelas tidak sama; malah jauh berbeda (sekalipun kelihatannya mirip). :-)
Dengan bertanya: "Apakah yang membuat 'terang Yesus' unik?", orang sudah
MENGASUMSIKAN bahwa memang "Yesus unik". (Yang ditanyakan cuma
faktor-faktor apa
yang menyebabkan "Yesus unik" sebagaimana diasumsikan.) Pertanyaan Anda
berangkat dari posisi memihak.
Sedangkan pertanyaan yang saya ajukan justru MEMPERTANYAKAN --bahkan mungkin
mengandung sikap MERAGUKAN-- apakah benar "Yesus unik". Pertanyaan kedua
berangkat dari posisi netral.
Hudoyo:
>>Seorang Kristen seperti Barbara Zikmund, Direktris Hartford Seminary di
>A.S., malah dengan yakin
>>menjawab: "Tidak. Terang Yesus tidak unik di antara berbagai terang di
>kalangan manusia."
-------------
Bondini:
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
>Seorang Kristen spt Dr. Billy Graham, Dr. Robert Schuller, Dr. Oral
>Roberts, Dr. Moris Cerullo, dll, yg bukan saja Direktur satu seminary di
>AS, tetapi merupakan pendiri dan Direktur sejumlah lembaga2 seminari,
>misionari, pendidikan, dll, yg berorientasi global dan memiliki kantor
>perwakilan di banyak sekali negara, malah dgn yakin menjawab: "Ya.
>Terang Yesus sangatlah unik"...;) Tapi apakah iman kita, yg merupakan
>nilai yg sangat hakiki, akan kita gantungkan pd apa yg seorang
>pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll katakan? Apakah pendapat seorang
>pejabat/tokoh/direktris/doktor/dll tsb 'lebih benar' drpd pendapat
>seorang 'biasa'? Jika Barbara Zikmund bukanlah seorang Direktris
>seminari di AS, apakah tulisannya akan menjadi 'kurang benar'? Atau
>sebaliknya, jika Bondini adalah Direktur Bondini Seminary di AS, apakah
>tulisan saya akan menjadi lbh benar bagi anda? Itulah sebabnya saya lbh
>menyukai kita berdiskusi tanpa mengetahui latar belakang
>jabatan/pekerjaan kita masing2, karena dlm hal
>iman/kepercayaan/keyakinan bukankah hal2 tsb sangatlah immaterial....
>kalau boleh saya mengajak, marilah kita kurangi kutipan2 pendapat
>seseorang, kecuali jika hal itu dpt diterima sbg fakta, dan bukan hanya
>opini, karena kita bukanlah sedang mendiskusikan pendapat orang lain
>bukan...;) dan jk saya boleh menyarankan, janganlah terlalu mengecilkan
>pendapat anda sendiri dibandingkan dgn direktris yg anda kagumi tsb,
>bagi saya pendapat anda tdklah lebih kecil dibandingkan pendapat
>beliau...;) terima kasih kalau dpt diterima...
-------------
Hudoyo:
Anda tampak begitu reaktif ketika saya mengutip seorang tokoh pluralisme
Kristen sebagai referensi pandangan kaum Kristen yang berorientasi pluralistik.
:-)
Sudah jelas, saya HARUS menampilkan seorang pemikir Kristen yang pluralistik
ketika saya berbicara tentang hal itu. Bukankah saya sendiri non-Kristen?
Lagipula, apa salahnya mengutip pandangan orang lain? Bukankah itu hal yang
wajar, sah dan seharusnya dalam suatu diskusi intelektual? Bukankah pengetahuan
manusia itu akumulasi dari pemikiran-pemikiran manusia sebelumnya? Opini Anda
sendiri bukan asli hasil pemikiran Anda sendiri, melainkan berasal dari
pemikiran para Bapa Gereja, bukan? (sekalipun Anda tidak mengatakan demikian.)
Jadi jelas, saya tidak bisa menerima ajakan Anda, karena itu bertentangan
dengan intellectual conduct. (Mungkinkah Anda keberatan kalau pembaca diskusi
ini mencari sendiri referensi-referensi yang saya sebutkan itu untuk menambah
wawasan mereka -- yang tidak akan terjadi kalau saya hanya membatasi pada
pemikiran saya sendiri? :-))
Hudoyo:
>>"Yesus dari Nazareth adalah manifestasi Logos [prinsip kedua dari
>Keilahian] dalam ruang [Palestina]
>>dan waktu [awal tarikh Masehi]. Logos itu sendiri adalah prinsip yang
>abadi, bebas dari ruang dan
>>waktu; ia silih berganti mengejawantah [bermanifestasi] dalam berbagai
>orang suci dalam sejarah.
>>Wahyu yang di bawa oleh Muhammad, Buddha, Sathya Sai Baba pun
>manifestasi dari Logos yang
>>sama dan abadi."
-----------
Bondini:
>Pendapat ini sangatlah menarik... Namun demikian, ada beberapa pokok
>pikiran yg ingin saya pelajari lbh dalam (jk anda dpt menemukan waktu
>utk menjelaskannya...):
>1. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg tercipta atau yg
>mencipta?
>2. Apakah sang Logos tsb merupakan entitas yg berpribadi, dlm batasan
>pengertian sederhana bhw Logos tsb memiliki pengertian, perasaan,
>kemampuan nalar, dll?
>3. Apakah sang Logos tsb yg menentukan dlm diri siapa saja dia akan
>bermanifestasi? ataukah orang2 tsb yg menarik sang Logos utk
>bermanifestasi dlm dirinya? Jika pendapat kedua yg benar, bagaimanakah
>orang2 tsb dpt mengetahui adanya sang Logos, tanpa sang Logos tsb pada
>awalnya memanifestasikan dirinya terlebih dahulu?
>4. Apakah sang Logos tsb terlibat scr aktif dlm kehidupan manusia,
>ataukah dia pasif dan tdk dpt berbuat apa2 tanpa manusia?
------------
Hudoyo:
Anda mencoba menyeret saya ke dalam perdebatan tentang hakikat Logos, Trinitas
dsb. :-)
Jelas saya harus berhati-hati agar tidak terhanyut dalam perdebatan yang sudah
berlangsung selama 2000 tahun, sepanjang umur agama Kristen itu. Untuk itu,
saya hanya akan [lagi-lagi] mengutip pemikiran orang lain, kali ini Karen
Armstrong dalam bukunya "A History of God", Bab "Trinity: The Christian God",
dalam posting tersendiri. (Repost artikel "Sejarah Tuhan" #30, 31, 32, bersama
dengan posting ini)
Intisari kutipan saya itu adalah: Janganlah mencoba untuk memikir-mikir,
menganalisis, melogikakan, dan mendiskusikan Tuhan, Logos, dan Trinitas,
melainkan cobalah untuk mengalaminya dalam kesadaran kontemplatif dan dalam
hidup Anda sendiri.
Hudoyo:
>>[...]
>>Jadi, ayat Yohanes di atas tidak secara eksplisit menyatakan bahwa
>Yesus dan Allah adalah identik,
>>atau satu dalam esensi.
-----------
Bondini:
>Ayat Yohanes di atas scr implisit menyatakan bhw Yesus dan Allah Bapa
>adalah satu Esensi, namun tdk identik dlm Pribadi...
-----------
Hudoyo:
Implisit berarti tafsiran, bukan. Yang Anda sampaikan tidak lain adalah
tafsiran, sekalipun mendapat aura keotentikan sebagai tafsiran resmi Gereja
Kristen. Di samping tafsiran resmi Gereja Kristen itu, ada banyak
tafsiran-tafsiran lain, yang sekarang makin lama makin menguat. (Re: The Jesus
Seminar)
Hudoyo:
>>Pendapat seperti itu hanyalah tafsiran Bapa-Bapa Gereja saja, yang
>sudah
>>dibantah pada zamannya oleh pemuka berbagai mazhab Kristen sendiri.
--------
Bondini:
>Namun demikian, yg menarik adalah bhw bantahan2 tsb sampai sekarang tdk
>pernah dpt menemukan dasar yg kuat bukan...;)
--------
Apa yang Anda maksud dengan "tdk pernah dpt menemukan dasar yg kuat"? :-(
Justru yang saya lihat, landasan teologi Anda sendirilah yang sekarang makin
banyak dipertanyakan orang Kristen sendiri, bukan? Yang saya lihat, kok
pemikiran-pemikiran heterodoks [menyimpang dari mainstream] makin kuat di satu
sisi, dan menyebabkan kubu fundamentalis mengeras di sisi lain.
Hudoyo:
>>Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam
>lingkup analisis
>>rasional-logikal semata-mata. :-)
------------
Bondini:
>Saya tdklah keberatan jika pertanyaan2 di atas memang harus dijawab di
>dlm lingkup analisis irrasional-illogikal, ataupun lingkup analisis
>lainnya... ;)
------------
Hudoyo:
Bisakah Anda menjelaskan apa yang Anda maksud dengan "analisis
irrasional-illogikal"? Saya tidak mengerti. :-( Mungkinkah analisis dilakukan
secara irasional dan ilogikal? Apa pula yang Anda maksud dengan "lingkup
analisis lain"? Adakah "lingkup analisis lain" itu? Ataukah Anda hanya berniat
melecehkan?
Yang saya maksudkan, pertanyaan-pertanyaan Anda dalam posting sebelumnya hanya
akan terurai/terjawab dalam tataran kesadaran kontemplatif, bukan tataran
kesadaran analitik. Di sini saya memposisikan ...
baca lainnya »
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
jbondini Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia
Dari: jbond...@my-deja.com
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: Re:[SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Rekan Hudoyo wrote:
>Oleh karena diskusi antara Sdr Bondini dan saya ini telah berubah
menjadi debat dan bukan lagi
>'sharing', dan di sana-sini terdapat tanda-tanda pelecehan, maka dengan
posting ini diskusi ini di
>Milis-Spiritual saya hentikan. Masing-masing sudah mendapat giliran dua
kali.
>Bila Sdr Bondini ingin melanjutkannya, silakan pindah ke newsgroup;
saya akan melayani Anda di
>sana. Dengan demikian Milis-Spiritual tetap bersih dari semangat
perdebatan.
Mohon maaf, jika ada pihak yg merasa melihat tanda2 pelecehan, utamanya
dlm tulisan2 saya. Namun demikian, utk diketahui, pada dasarnya saya
hanyalah berusaha menyamakan gaya tulisan rekan diskusi saya, baik anda
maupun rekan2 lainnya. Jika anda memanglah merasa terlecehkan, tdkkah
pernah terpikirkan oleh anda, bhw andapun mungkin telah melecehkan orang
lain juga...? Mungkin dapat menjadi bahan renungan kita bersama...
Mohon maaf lagi, sepanjang ingatan saya, saya tdklah pernah
mempostingkan tulisan apapun ke forum milis tsb. Saya terkadang
menyempatkan waktu utk membaca posting2 di forum publik ng sci, termasuk
posting2 yg anda gatewaykan, dan ke forum tsblah saya mempostkan juga
argumen alternatif saya, dgn cc kpd penulis awal. Adalah keputusan anda
utk merelay posting saya ke dlm milis tsb, dan saya sama sekali tdklah
pernah mengindikasikan ataupun menyarankan anda utk merelay posting saya
tsb. Sehingga saya rasa tdklah perlu saya pindah ke mana2, karena
memang saya sedang berada dlm forum publik ng, bukan...?
Sbg orang yg telah cukup dewasa, anda tlh mengambil keputusan utk
menggatewaykan posting milis ke forum ng. Dan sbg orang dewasa pula,
tentulah merupakan konsekuensi wajar, jika andapun bersiap thd tanggapan
apapun yg muncul, baik melalui milis maupun newsgroup. Jadi, kalau
boleh saya sarankan, mungkin ada baiknya anda, yg kalau tdk salah adalah
'suhu'/'pemegang otoritas tertinggi' dlm forum milis tsb,
sekali2 'turun gunung' langsung ke forum ng, utk mengajari 'rakyat
biasa' spt saya, tanpa melalui gateway lagi, bukan... ini hanyalah
sebuah saran saja...
Saya sangatlah senang dpt berdiskusi/bertukar pikiran dgn siapa saja,
karena tentulah saya akan dpt mengambil manfaat dan memperluas wawasan.
Dan saya pun akan cukup senang utk berdiskusi dgn anda. Jadi kalimat yg
lebih tepat bukanlah 'anda melayani saya' dlm berdiskusi, tapi marilah
kita 'saling melayani'...;) Dan marilah kita sama2 menjaga, bhw
semangat diskusi yg sehat, bukanlah utk mencari pemenang, melainkan utk
sama2 menang... lagipula, bukankah yg sama2 kita lakukan hanyalah
berpendapat berdasarkan keyakinan kita yg paling hakiki, bukan...?
Sekali lagi, saya mohon maaf jika ada yg merasa terlecehkan oleh tulisan
saya...
Kiranya kita dpt mengambil manfaat dari diskusi2 yg telah/sedang/akan
kita lakukan, dlm forum apapun...
--
Regards,
* Bond. *
Sent via Deja.com http://www.deja.com/
Share what you know. Learn what you don't.
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Agus Yunianto Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Agus Yunianto
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
That's it !
What is the limitation of "BE PERFECT" ?
If there is no certain limitation then "THERE IS NO PERFECTION" , isn't
it ?
(my smile for all of you)
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
> -----Original Message-----
> From: Herlina Lee [SMTP:finan...@ueii.com]
> Sent: Thursday, July 15, 1999 2:06 PM
> To: milis-spirit...@egroups.com
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> Brother Agus.,
> Why don't switch the way of your thinking to Be Perfect ????!!:-))
> Search , try and learn for it ??? :-)))
> with smile from herlina
> -----Original Message-----
> From: Agus Yunianto
> To: 'milis-spirit...@egroups.com'
> Date: 15 July 1999 13:35 PM
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> I think "NO BODY IS PERFECT"
> > -----Original Message-----
> > From: Suman [SMTP:mype...@cbn.net.id]
> > Sent: Thursday, July 15, 1999 12:00 PM
> > To: milis-spirit...@egroups.com
> > Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> > Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah...' sebagai kesaksian diri
> > sendiri
> > mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
> > rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
> > : Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua
> > adalah buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua
> adalah
> > buddha........ yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah
> > mencapai Kesadaran Sempurna.
> > with peace,
> > Suman
> > _____
> > click hereClick Here!
> > eGroups.com home:
> > www.egroups.com
> > communications
> ----------------------------------------------------------------------
> --
> Introducing BidBudget...Just pick a car, a location, and a date:
> then pick the price YOU want to pay---no joke! Try it today!
> http://clickhere.egroups.com/click/464
> eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
> http://www.egroups.com - Simplifying group communications
> ----------------------------------------------------------------------
> --
> eGroups Spotlight:
> "R2-D2 Builders Club"- A list for those interested in building
> replicas
> of R2-D2.
> http://clickhere.egroups.com/click/528
> eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
> http://www.egroups.com - Simplifying group communications
------------------------------------------------------------------------
Don't let the next virus knock you out! Special Offer to eGroups members
Install @Backup by June 30th and win a $100 Gift Certificate from Amazon
.com and @Backup free for a year! http://clickhere.egroups.com/click/363
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
comodo Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: com...@ub.net.id
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mas Hudoyo,
Mohon maaf karena mungkin minat saya cukup besar di bidang linguistik
sehingga terkadang ungkapan alegoris (kiasan) atau metaforis
(persamaan/perbandingan) saya hubungkan dengan penafsirkan secara
harfiah. Bukan pula maksud saya mencoba membandingkan secara harfiah
ucapan Yesus ("Akulah terang dunia") dalam agama Kristen dengan wahyu
Allah yang menyatakan bahwa derajat guru-guru arif lainnya berada di
bawah Yesus. Saya tahu bahwa jiwa milis ini adalah mempertemukan secara
langsung para penganut agama yang berbeda agar mampu mendalami iman
kepercayaan individual masing-masing, sekaligus mengenal iman orang lain
sebagaimana dipahami orang tersebut.
Tidak dapat disangkal bahwa orang Kristen, termasuk saya, akan
mengatakan bahwa Yesus adalah yang terbaik, namun pernyataan itu
seyogianya tidak disampaikan di dalam forum ini, karena bukan ini
sebenarnya yang dikehendaki oleh milis spiritual ini. Selama saya
mengikuti tulisan-tulisan para rekan, saya menyadari bahwa tujuan milis
ini sebenarnya ialah agar orang Islam menjadi lebih Islam, Kristen
menjadi lebih Kristen, Buddha menjadi lebih Buddha, Hinda menjadi lebih
Hindu, Konghucu menjadi lebih Konghucu dan seterusnya.
Anda pernah bertanya, "Bagaimanakah pendapat Anda mengenai kedudukan
'terang' Yesus di tengah-tengah berbagai 'terang' yang banyak itu?"
Pertanyaan memang dapat diajukan dalam satu kalimat saja, namun jawaban
terkadang memakan waktu bertahun-tahun, dan belum tentu jawaban itu yang
diminta. Jika seseorang ditanyakan tentang bagaimana pendapatnya
mengenai kedudukan si A di tengah-tengah masyarakat, maka ia dihadapkan
kepada beberapa alternatif jawaban yang akan diberikan. Berbicara
tentang 'kedudukan' dalam pertanyaan tadi tidak akan terlepas dari makna
'status', keadaan atau tingkatan, bahwa tingkatan itu ada yang tinggi,
ada yang rendah dan ada pula yang sama tinggi dan pembahasan yang telah
saya berikan tampaknya telah ditanggapi bahwa saya mengatakan kedudukan
'terang' Yesus lebih tinggi dari berbagai 'terang' yang banyak itu
padahal saya tidak bermaksud untuk itu. Untuk itu saya mohon maaf sekali
lagi.
Regards,
Yohannes Yaali
On 14/07/1999 at 16:43:50 Hudoyo wrote:
> Sdr Yohannes yg baik,
> Tampaknya Anda senang sekali dengan penafsiran secara harfiah, sehingga
ungkapan-ungkapan yang bersifat alegoris atau metaforis pun Anda kaji pula
secara harfiah:
>------------------------------------------------------------
>'Terang' berbeda dengan 'pelita' karena terang adalah cahaya atau sinar,
sedangkan pelita adalah lampu dengan bahan bakar minyak, bukan merupakan
sumber terang, karena pelita menjadi terang karena dinyalakan.
>------------------------------------------------------------
> Anda mencoba membandingkan secara harfiah ucapan Yesus ("Akulah terang
dunia") dalam agama Kristen dengan wahyu Allah yang menyatakan Muhammad
sebagai "pelita pembawa cahaya" di samping peran-peran Muhammad yg lain
dalam agama Islam.
> Menurut saya, yang penting bukanlah membanding-bandingkan simbol yang
dipakai dalam ungkapan-ungkapan metaforis -- apalagi kalau
ungkapan-ungkapan itu bersifat lintas budaya seperti ini. Menurut saya,
yang penting adalah evokasi (kesadaran, penghayatan, perasaan) apa yang
ditimbulkan oleh ungkapan-ungkapan metaforis itu di hati orang yang
menganutnya.
> Saya melihat, semua ungkapan apa pun yang digunakan untuk mengacu kepada
guru-guru arif itu menimbulkan kesadaran, perasaan, penghayatan akan suatu
"penerang", "penyelamat", "guru", "penuntun", "pembawa berita", "pemberi
peringatan" dsb di kalangan pengikut guru-guru arif itu. Dalam hal ini,
secara umum dapat dikatakan, 'peran' para guru arif itu tidak berbeda satu
sama lain di mata para penganutnya.
> Sedangkan mengenai hakikat ontologis dari para guru itu sendiri tidak
mungkin disimpulkan dari pembandingan ungkapan-ungkapan metaforis belaka.
Hakikat ontologis hanya dapat diketahui dengan menyelam ke dalam hakikat
itu sendiri, kalau bisa.
>------------------------------------------------------------
>> [...] Kita mengetahui bahwa Al Qur'an adalah firman Allah yang
disampaikan kepada manusia melalui nabi Muhammad SAW dan ayat-ayat yang ada
di dalamnya adalah perkataan Allah. Apakah nabi Muhammad pernah
mengemukakan pernyataan 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri?
>------------------------------------------------------------
> Kalaupun ada kesaksian-diri seperti itu dalam Islam, di mata kaum Muslim
hal itu tidak terlalu penting. Bagi mereka yang penting bukanlah Muhammad
sebagaimana orang Kristen memandang Yesus; yang penting adalah apa yang
dibawa oleh Muhammad, yakni Al-Qur'an.
> Al-Qur'an (Firman Allah) menempati kedudukan sentral dalam kesadaran
Muslim, sebagaimana Yesus (Sabda) menempati kedudukan sentral dalam
kesadaran Kristiani. Bagi kaum Muslim, Al-Qur'an adalah primer, dan
Muhammad menjelaskan Al-Qur'an; bagi kaum Kristiani, Yesus adalah primer,
dan Alkitab menjelaskan Yesus.
> Dalam Agama Buddha, terdapat ungkapan-ungkapan yang paralel dengan
kesaksian-diri seperti dikatakan oleh Yesus. Buddha menyebut dirinya "Guru
para dewa dan manusia" (sattha deva-manussanam), "pengenal seluruh alam
semesta" (loka-vidu), "sais [pengendali] manusia yang tiada taranya"
(anuttaro purisa-dama-sarathi), dsb. Dia pernah pula bilang, "Akulah yang
terbesar di alam semesta." (maaf, yang ini saya lupa bahasa Pali-nya.
Tolong, Sdr Chandra Yenco. :-)) .... Itu baru yang saya ingat. Saya yakin
ada banyak lagi kesaksian-diri Buddha yang pernah diucapkannya selama 45
tahun dia mengajar, yang mencerminkan peranannya di mata umat Buddhis. Cuma
saya lupa dan malas membuka-buka kitab-kitab Buddhis.
> Terakhir, tampaknya Anda "lupa" menanggapi kesaksian-diri yang sering
diucapkan oleh Sathya Sai Baba: :-)
> "Serulah Aku dengan nama dan wujud apa pun yang paling akrab hatimu,
dan Aku akan menjawab; karena semua nama dan semua wujud adalah nama dan
wujud-Ku."
> Menurut saya, kesaksian-diri Sai Baba ini justru paling unik, karena
selain merupakan kesaksian-diri dari dia sendiri, sekaligus juga
membenarkan kesaksian-kesaksian diri guru-guru arif lain, termasuk Yesus
sendiri. Bagaimana pendapat Anda?
> Ngomong-ngomong, sebenarnya apa sih motif dan tujuan dari topik ini?
Dengan membanding-bandingkan kesaksian-diri itu apakah Anda mengantisipasi
akan dapat "membuktikan" mana yang "paling tinggi", "paling benar" dsb?
> Menurut saya, semua kesaksian-diri itu benar adanya, karena semuanya
berasal dari prinsip yang sama, dari Logos yang sama. Mungkin ini tidak
bisa dipahami oleh mereka yang berorientasi eksklusivistik, dari agama mana
pun. Apalagi kalau kesaksian-diri itu tidak menyebutkan adanya guru-guru
arif yang lain, dan hanya mengacu kepada diri sendiri.
> Namun, kesaksian-diri Sathya Sai Baba di atas bagi saya adalah yang
paling eksplisit mencerminkan pemahaman pluralistik. Dan yang menarik, ini
diucapkannya pada abad ke-20 ini. Orangnya sekarang masih hidup, dan giat
mengajar.
> Mungkin memang sekarang sudah waktunya bagi Tuhan untuk bicara secara lain.
> Salam,
> Hudoyo
------------------------------------------------------------------------
Just Tell Us What You Want...
Respond.com - Shopping the World for You!
http://clickhere.egroups.com/click/390
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Herlina Lee Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Herlina Lee"
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Brother Agus.,
Why don't switch the way of your thinking to Be Perfect ????!!:-))
Search , try and learn for it ??? :-)))
with smile from herlina
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
-----Original Message-----
From: Agus Yunianto
To: 'milis-spirit...@egroups.com'
Date: 15 July 1999 13:35 PM
Subject: [SP] Re: Terang Dunia
I think "NO BODY IS PERFECT"
> -----Original Message-----
> From: Suman [SMTP:mype...@cbn.net.id]
> Sent: Thursday, July 15, 1999 12:00 PM
> To: milis-spirit...@egroups.com
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah...' sebagai kesaksian diri
> sendiri
> mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
> rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
> : Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua
> adalah buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua adalah
> buddha........ yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah
> mencapai Kesadaran Sempurna.
> with peace,
> Suman
> _____
> click hereClick Here!
> eGroups.com home:
> www.egroups.com
> communications
------------------------------------------------------------------------
Introducing BidBudget...Just pick a car, a location, and a date:
then pick the price YOU want to pay---no joke! Try it today!
http://clickhere.egroups.com/click/464
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
------------------------------------------------------------------------
eGroups Spotlight:
"R2-D2 Builders Club"- A list for those interested in building replicas
of R2-D2.
http://clickhere.egroups.com/click/528
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Agus Yunianto Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Agus Yunianto
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
I think "NO BODY IS PERFECT"
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
> -----Original Message-----
> From: Suman [SMTP:mype...@cbn.net.id]
> Sent: Thursday, July 15, 1999 12:00 PM
> To: milis-spirit...@egroups.com
> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
> Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah...' sebagai kesaksian diri
> sendiri
> mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
> rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
> : Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua
> adalah buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua adalah
> buddha........ yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah
> mencapai Kesadaran Sempurna.
> with peace,
> Suman
> _____
> click hereClick Here!
> eGroups.com home:
> www.egroups.com
> communications
------------------------------------------------------------------------
Introducing BidBudget...Just pick a car, a location, and a date:
then pick the price YOU want to pay---no joke! Try it today!
http://clickhere.egroups.com/click/464
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Herlina Lee Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: "Herlina Lee"
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
-----Original Message-----
From: Agus Yunianto
To: 'milis-spirit...@egroups.com'
Date: 15 July 1999 14:21 PM
Subject: [SP] Re: Terang Dunia
>That's it !
ha...ha........!:-))
>What is the limitation of "BE PERFECT" ?
Why do you think perfection is having a limitation ??? :-))
Can you give me the limitation of love ??? :-))
>If there is no certain limitation then "THERE IS NO PERFECTION" , isn't
>it ?
If you can answer me who make the limit of the perfection I will try my
best to answer that one can be a perfect !:-))
How do I answer your question ? Later after I know your answer !:-))
What is the meaning of "Be perfect " in your mind ??? :-))
>(my smile for all of you)
With the Light of the Great One and your smile in my heart.
with smile again from herlina !:-))
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
>> -----Original Message-----
>> From: Herlina Lee [SMTP:finan...@ueii.com]
>> Sent: Thursday, July 15, 1999 2:06 PM
>> To: milis-spirit...@egroups.com
>> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
>> Brother Agus.,
>> Why don't switch the way of your thinking to Be Perfect ????!!:-))
>> Search , try and learn for it ??? :-)))
>> with smile from herlina
>> -----Original Message-----
>> From: Agus Yunianto
>> To: 'milis-spirit...@egroups.com'
>> Date: 15 July 1999 13:35 PM
>> Subject: [SP] Re: Terang Dunia
>> I think "NO BODY IS PERFECT"
>> > -----Original Message-----
>> > From: Suman [SMTP:mype...@cbn.net.id]
>> > Sent: Thursday, July 15, 1999 12:00 PM
>> > To: milis-spirit...@egroups.com
>> > Subject: [SP] Re: Terang Dunia
>> > Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah...' sebagai kesaksian diri
>> > sendiri
>> > mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
>> > rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
>> > : Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua
>> > adalah buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua
>> adalah
>> > buddha........ yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah
>> > mencapai Kesadaran Sempurna.
>> > with peace,
>> > Suman
>> > _____
>> > click hereClick Here!
>> > eGroups.com home:
>> > www.egroups.com
>> > communications
>> ----------------------------------------------------------------------
>> --
>> Introducing BidBudget...Just pick a car, a location, and a date:
>> then pick the price YOU want to pay---no joke! Try it today!
>> http://clickhere.egroups.com/click/464
>> eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
>> http://www.egroups.com - Simplifying group communications
>> ----------------------------------------------------------------------
>> --
>> eGroups Spotlight:
>> "R2-D2 Builders Club"- A list for those interested in building
>> replicas
>> of R2-D2.
>> http://clickhere.egroups.com/click/528
>> eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
>> http://www.egroups.com - Simplifying group communications
>------------------------------------------------------------------------
>Don't let the next virus knock you out! Special Offer to eGroups members
>Install @Backup by June 30th and win a $100 Gift Certificate from Amazon
>.com and @Backup free for a year! http://clickhere.egroups.com/click/363
>eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
>http://www.egroups.com - Simplifying group communications
------------------------------------------------------------------------
GET $10 OFF ANY ORDER @ healthshop.com! No min. purchase req.
Save on vitamins & supplements. Use coupon code: EGROUPS99
at checkout. http://clickhere.egroups.com/click/463
eGroups.com home: http://www.egroups.com/group/milis-spiritual
http://www.egroups.com - Simplifying group communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Suman Lihat profil
> Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri > mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan > rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini. : Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua adalah buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua adalah buddha........ yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah mencapai Kesadaran Sempurna. with peace, Suman 
Click Here!
www.egroups.com - Simplifying group communications
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: Suman
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
> Pernyataan yang serupa, 'Aku adalah…' sebagai kesaksian diri sendiri
> mungkin pernah pula dikemukakan oleh para guru arif lainnya dan
> rekan-rekan milis tentu bersedia pula menuliskan hal-hal ini.
: Aku adalah buddha, Anda juga adalah buddha, dan rekan-rekan semua adalah
buddha, serta mereka adalah buddha, sehingga kita semua adalah buddha........
yang akan menerangi dunia,...... kalau kita sudah mencapai Kesadaran Sempurna.
with peace,
Suman
src="http://clickhere.egroups.com/img/000457/10offbanner_2.gif"
alt="click here">
Click Here!
eGroups.com home: href="http://www.egroups.com/group/milis-spiritual">http://www.egroups.com/g
roup/milis-spiritual
www.egroups.com - Simplifying group
communications
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
comodo Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia, alt.culture.indonesia
Dari: com...@ub.net.id
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Mas Hudoyo dan rekan peserta milis SP,
Ada tulisan karya Theo Kobong, yang saya salin dari buku "Agama dalam
dialog: pencerahan, pendamaian dan masa depan. Punjung tulis 60 tahun
Prof. Dr. Olaf Herbert Schumann" cetakan pertama - Jakarta: Gunung
Mulia, 1999, barangkali bermanfaat untuk kita semua, sejalan dengan
tulisan Mas Hudoyo menanggapi tulisan rekan Bondini.
Sedikit penjelasan mengenai Theo Kobong: Lahir 6 Maret 1931 di Kondoran,
Tana Toraja. Pendeta Gereja Toraja. Setelah tamat dari Fakultas Teologi
RU di Utrecht 1960 ia kembali ke Toraja. Ia sempat memimpin Gereja
Toraja maupun Institut Teologi Gereja Toraja di Rantepao. Menyelesaikan
studi doktor pada Universitas Hamburg, Jerman di bidang Misiologi, lalu
mengajar di STT Jakarta. Pernah menjadi pendeta mahasiswa perguruan
tinggi di Ujungpandang, dan kini menjadi dosen di STT Jakarta.
Regards,
Yohannes Yaali
PLURALITAS DAN PLURALISME
Oleh: Th. Kobong
1. Pluralitas dan Pluralisme
Pluralitas dan Pluralisme berasal dari kata dasar yang sama, yaitu
pluralis (bahasa Latin = jamak; bahasa Inggris = plural). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah pluralitas tidak ada; yang ada
hanya pluralisme yang dijelaskan sebagai "hal yang mengatakan jamak atau
tidak satu", sedangkan pluralis diartikan "bersifat jamak (banyak)."
a. Pluralitas
Di Indonesia dewasa ini semakin disadari bahwa sesungguhnya "masyarakat
Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk yang terdiri atas berbagai
suku bangsa".
Perjelasan ini diberikan oleh KBBI mengenai istilah 'majemuk'. Dari
kejamakan (pluralitas = plurality) masyarakat Indonesia itu muncul pula
kejamakan-kejamakan lainnya, misalnya: kejamakan bahasa, kebudayaan,
agama dan lain-lain. Berdasarkan kejamakan itu kita berbicara tentang
pluralisme agama-agama, kejamakan agama. Jadi, yang kita maksud dengan
pluralisme agama-agama sebenarnya adalah pluralitas agama-agama, yaitu
bahwa di Indonesia terdapat lebih dari satu agama, dalam arti lima aga
yang diakui sebagai agama resmi. Namun kalau kita mau konsisten dengan
piagam PBB dan prinsip HAM, maka kita harus mengakui bahwa pluralitas =
kemajemukan agama di Indonesia mestinya bukan hanya lima agama,
melainkan lebih dari itu. Secara fenomenologis kemajemukan agama-agama
itu tidak dapat disangkal. Masyarakat yang homogen rupanya semakin
langka, kalau pun itu masih ada.
Demikian pula masyarakat dunia, yang dulu mungkin menganggap dirinya
homogen, sekarang sudah semakin didasarkan kenyataan, bahwa sesungguhnya
dunia ini sudah merupakan sebuah 'global village' yang sangat heterogen.
Dari penjelasan singkat di atas, pluralitas dapat diterjemahkan dengan
'kemajemukan' yang lebih mengaju pada 'jumlah' yang jamak dan pada
'perbedaan' antara yang satu dengan yang lain.
b. Pluralisme
Penampakan, fenomena, agama-agama menantang kita menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang lebih filosofis-teologis, yang sebenarnya
merupakan muatan istilah pluralisme. Pluralisme bukanlah sekadar
konstatasi adanya pluralitas, melainkan menyangkut esensi agama itu
sendiri. Pluralisme bukan soal jumlah, banyak atau sedikit, majemuk atau
tunggal, melainkan ia merupakan suatu paham tentang agama. Dari manakah
kejamakah itu? Dan apakah implikasinya? Sebab dan akibat kejamakan atau
kemajemukan itulah yang merupakan bahan utama dalam diskursus pluralisme
agama-agama.
Jarak antara sebab dan akibat memunculkan banyak hal yang perlu dipahami
untuk bisa melihat kenyataan secara jernih, agar perjalanan ke masa
depan dapat dijalani dalam kemajemukan yang benar.
2. Agama
Berbicara tentang pluralisme agama, terlebih dahulu perlu kita
menyamakan persepsi secara umum tentang apa itu agama. Agama itu
berkaitan dengan kesadaran manusia bahwa di luar dirinya ada suatu kuas
berelasi dengan dia. Kesadaran itu mewarnai seluruh keberadaannya.
Dengan demikian, kita dapat mendefinisikan agama sebagai berikut: "Agama
adalah suatu sistematisasi nilai-nilai dalam keterikatan pada suatu
kuasa transendental yang menyatakan dirinya kepada manusia entah itu
melalui gejala alam, daya pikir manusia atau wahyu". Berdasarkan
definisi ini dapat dikatakan bahwa komponen dasar setiap agama adalah
'penyembah' dan yang 'disembah', sedangkan yang disembah itulah yang
merupakan primat, karena ia menyatakan dirinya sebagai yang berkuasa,
atau paling tidak yang berpengaruh dalam relasi itu.
Dengan demikian, dapat pula dikatakan bahwa setiap agama memiliki unsur
imanensi dan transendensi. Di antara keduanya terjalin suatu relasi,
oleh sebab itu agama pada dasarnya adalah relasional, baik secara
vertikal, maupun horizontal.
3. Pluralitas Agama-agama
Secara fenomenologis ilmu agama-agama berhasil mengembangkan pengertian
keberagamaan mulai dari yang disebut agama-agama 'primitif', agama alam,
agama rakyat, dan sebagainya ke tingkat agama-agama tinggi ("high
religions"), universal, monoteis, dan sebagainya.
Dalam cara berpikir seperti itu terkandung penilaian bahwa agama-agama
seperti yang didefinisikan di atas tidak sederajat dan kalaupun
sederajat, agama-agama itu pun tidak sama. Hal itu jelas terlihat dalam
penampakan agama-agama di mana-mana.
Secara faktual dan empiris memang tidak dapat disangkal, bahwa
masyarakat Indonesia, apalagi masyarakat dunia, sangat pluralistik.
Pluralitas yang kita alami sebagai kenyataan sering mengakibatkan
gesekan-gesekan dalam hal bermasyarakat dan hidup bersama, yang
akhir-akhir ini semakin memprihatinkan.
Dalam sejarah umat manusia ternyata agama adalah salah satu sumber utama
permusuhan dan kebencian, padahal harus diakui bahwa tidak ada agama
yang menghendaki yang tidak baik. Setiap agama menghendaki yang baik
bagi penganutnya dalam keterikatan dengan yang transendental. Ada
agama-agama yang berhenti sampai di situ. Tetapi, ada pula agama-agama
yang melihat kebaikan itu sebagai nilai yang tidak boleh dimiliki
sendiri, tetapi harus diteruskan kepada orang lain. Itulah sikap dan
keyakinan agama-agama misioner, apa pun motivasinya.
Agama Kristen melihat kebaikan itu bukan sebagai sesuatu yang boleh
dimiliki sendiri, melainkan justru pemilikan kebaikan itu hanya sah
apabila ia diteruskan kepada orang lain. Itulah makna keberadaan umat
Allah atau gereja. 'Raison d'etre' umat Allah ialah untuk menjadi berkat
bagi semua kaum (Kejadian 12:3), bagi semua orang, atau tugas panggilan
umat allah tidak lain ialah berbuat baik (1 Petrus 2:4-5). Dari
ayat-ayat seperti, "Berhentilah berbuat jahat, belajarlah berbuat baik;
usahakanlah keadilan, kendalikan orang kejam" (Yesaya 1:17), atau
"Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik" (Mazmur 34:15; 1 Petrus
2:4-5), kita melihat kesejajaran dengan ajaran 'amar maruf nahi
mungkar'. Agama-agama lain pun, juga yang dikualifikasi sebagai agama
'primitif' atau agama alam, pasti menyarankan dan mengusahakan apa yang
dianggap kebaikan. Demikian misalnya di dalam sistem nilai-nilai
religius orang Toraja, nilai harmoni kehidupan ('karapasan na
kamarampasan' = ketenteraman dan kesejahteraan) itulah nilai yang
tertinggi dan itu tentu menyangkut segala sesuatu yang baik. Konteks
nilai kebaikan itu memang adalah konteks komunitas Toraja, namun ia
tidak tertutup, melainkan terbuka dan bahkan universal, artinya harmoni
itu menjamin kehidupan setiap warga komunitas berdasarkan pandangan
hidup yang berlaku. Pandangan hidup itu inklusif, namun sekaligus
eksklusif.
Menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik merupakan prinsip yang
eksklusif, namun sekaligus inklusif, atau hukum kasih: "Kasihilah Tuhan,
Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan
segenap akal budimu" adalah sangat eksklusif, tetapi sebaliknya
"kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" adalah inklusif.
Hukum kasih itu bersumber dari kasih Allah yang eksklusif, namun
sekaligus inklusif. Pengejawantahan kasih allah itu ialah Yesus Kristus,
Allah yang telah menjadi manusia.
4. Pluralisme Agama-agama
Bertolak dari pluralitas agama-agama, pluralisme mencoba memahami
penampakan agama-agama itu secara fenomenologis untuk tiba pada suatu
pemahaman, bahwa sesungguhnya agama itu berawal dari kesadaran manusia
tentang relasinya dengan suatu kuasa yang transendental yang dialaminya
secara eksistensial, baik itu melalui gejala alam maupun melalui daya
pikir manusia. Pemahaman demikian tiba pada suatu kesimpulan bahwa kuasa
yang transenden, yang absolut itu, menyatakan dirinya melalui berbagai
cara kepada yang imanen dalam keanekaragamannya. Itu berarti bahwa
pluralitas adalah penampakan dari yang absolut itu dan yang absolut itu
adalah satu. Penyebab pluralitas itu adalah cara dari yang imanen
merespons yang transenden dan absolut itu. Dalam kerangka pemikiran ini
pluralisme berusaha mencari titik temu antara yang plural itu untuk
mengatasi gesekan-gesekan dan benturan-benturan dalam implementasi
menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik.
Cara merespons yang satu dan absolut itu menimbulkan bermacam
sistematisasi nilai-nilai yang kita sebut agama.Muncullah agama Hindu,
Buddha, Islam, Kristen, agama-agama tradisional dan sebagainya. Dalam
kerangka pemikiran demikian kita dapat mengambil kesimpulan, bahwa kalau
agama-agama itu diturunkan dari yang satu dan absolut itu, maka tentu
ada jalan kembali untuk mempertemukan agama-agama dengan yang satu dan
absolut itu. Sudah banyak upaya dilakukan untuk menemukan titik temu
yang mau dijalani bersama untuk tiba kembali kepada yang satu dan
absolut itu. Jalan yang paling terkenal ialah jalan sinkretisme, atau
pendapat yang mengatakan bahwa semua jalan menuju ke Roma dan akhirnya
juga kita akan sampai di sana. Kerangka berpikir demikian memang logis,
namun dalam kenyataan logika itu bertentangan dengan realitas.
Ada pendapat mengatakan bahwa ada nilai-nilai yang dimiliki bersama dan
nilai-nilai itulah yang bisa mempertemukan agama-agama untuk
mengembangkankehidupan bersama. Nilai-nilai keadilan, kebenaran,
kemanusiaan dan lain-lain, memang bisa saja dimiliki bersama dan sampai
tingkat tertentu bisa diperjuangkan bersama, namun akhirnya kita akan
sampai kepada ...
baca lainnya »
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Hudoyo Hupudio Lihat profil
Pilihan lainnya 15 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia
Dari: hud...@cbn.net.id (Hudoyo Hupudio)
Tanggal: 1999/07/15
Perihal: Re: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
On Thu, 15 Jul 1999 10:32:35 GMT, jbond...@my-deja.com wrote:
>Mohon maaf, jika ada pihak yg merasa melihat tanda2 pelecehan, utamanya
>dlm tulisan2 saya. Namun demikian, utk diketahui, pada dasarnya saya
>hanyalah berusaha menyamakan gaya tulisan rekan diskusi saya, baik anda
>maupun rekan2 lainnya. Jika anda memanglah merasa terlecehkan, tdkkah
>pernah terpikirkan oleh anda, bhw andapun mungkin telah melecehkan orang
>lain juga...? Mungkin dapat menjadi bahan renungan kita bersama...
----------------
Dalam posting Anda lalu, saya telah mengangkat sekurang-kurangnya dua
pernyataan Anda yang patut saya "duga" merupakan pelecehan, lengkap dengan
alasannya. Saya masih menunggu konfirmasi dari Anda, apakah itu benar
pelecehan atau bukan.
Saya akan berterima kasih kepada Anda, bila Anda bersedia menunjukkan kepada
saya bagian-bagian tulisan saya [kepada siapa pun] yang Anda lihat sebagai
pelecehan kepada yang bersangkutan. Kalau itu memang betul pelecehan menurut
pertimbangan akal sehat, maka dengan tulus saya akan mohon maaf kepada yang
bersangkutan, sebagaimana Anda telah mohon maaf.
>Mohon maaf lagi, sepanjang ingatan saya, saya tdklah pernah
>mempostingkan tulisan apapun ke forum milis tsb. Saya terkadang
>menyempatkan waktu utk membaca posting2 di forum publik ng sci, termasuk
>posting2 yg anda gatewaykan, dan ke forum tsblah saya mempostkan juga
>argumen alternatif saya, dgn cc kpd penulis awal. Adalah keputusan anda
>utk merelay posting saya ke dlm milis tsb, dan saya sama sekali tdklah
>pernah mengindikasikan ataupun menyarankan anda utk merelay posting saya
>tsb. Sehingga saya rasa tdklah perlu saya pindah ke mana2, karena
>memang saya sedang berada dlm forum publik ng, bukan...?
-------------
Anda benar, sayalah yang mem-forward tulisan Anda yang pertama dalam thread
ini dari sci ke Milis-Spiritual. Itu saya lakukan sebagai penghargaan saya
atas isi posting Anda yang pertama itu, yang saya nilai patut dimuat di
Milis-Spiritual.
Sebetulnya, dapat saja saya menanggapi di sci tulisan Anda di sci [yang Anda
cc-kan ke alamat pribadi saya itu]. Namun, saya memilih mem-forward-kannya ke
Milis-Spiritual, antara lain sebagai uluran goodwill dari saya kepada Anda,
yang dulu pernah menjadi anggota Milis-Spiritual.
>Sbg orang yg telah cukup dewasa, anda tlh mengambil keputusan utk
>menggatewaykan posting milis ke forum ng. Dan sbg orang dewasa pula,
>tentulah merupakan konsekuensi wajar, jika andapun bersiap thd tanggapan
>apapun yg muncul, baik melalui milis maupun newsgroup. Jadi, kalau
>boleh saya sarankan, mungkin ada baiknya anda, yg kalau tdk salah adalah
>'suhu'/'pemegang otoritas tertinggi' dlm forum milis tsb,
>sekali2 'turun gunung' langsung ke forum ng, utk mengajari 'rakyat
>biasa' spt saya, tanpa melalui gateway lagi, bukan... ini hanyalah
>sebuah saran saja...
-------------
Terima kasih banyak atas saran Anda. Sesungguhnya, dengan fasilitas gateway,
para penghuni "pertapaan di gunung" [Milis-Spiritual] ini dalam arti tertentu
telah "turun gunung" juga, sehingga apa yang dibicarakan "di gunung" dalam
suasana sejuk dapat pula diikuti oleh saudara-saudara yang berada "di kota"
yang hingar-bingar.
Untuk "turun gunung" tanpa melalui gateway, rasanya sulit buat saya, karena
itu berarti harus mengirimkan postings dua kali. Ngomong-ngomong, kenapa harus
tanpa melalui gateway?
>Saya sangatlah senang dpt berdiskusi/bertukar pikiran dgn siapa saja,
>karena tentulah saya akan dpt mengambil manfaat dan memperluas wawasan.
> Dan saya pun akan cukup senang utk berdiskusi dgn anda. Jadi kalimat yg
>lebih tepat bukanlah 'anda melayani saya' dlm berdiskusi, tapi marilah
>kita 'saling melayani'...;) Dan marilah kita sama2 menjaga, bhw
>semangat diskusi yg sehat, bukanlah utk mencari pemenang, melainkan utk
>sama2 menang... lagipula, bukankah yg sama2 kita lakukan hanyalah
>berpendapat berdasarkan keyakinan kita yg paling hakiki, bukan...?
------------
Terima kasih kalau kita bisa "saling melayani" di forum mana pun.
>Sekali lagi, saya mohon maaf jika ada yg merasa terlecehkan oleh tulisan
>saya...
-----------
Saya juga mohon maaf, diskusi ini berkembang agak kurang baik.
Salam,
Hudoyo
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
jbondini Lihat profil
Pilihan lainnya 16 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia
Dari: jbond...@my-deja.com
Tanggal: 1999/07/16
Perihal: Re: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
Rekan Hudoyo wrote:
>Dalam posting Anda lalu, saya telah mengangkat sekurang-kurangnya dua
>pernyataan Anda yang patut saya "duga" merupakan pelecehan, lengkap
dengan
>alasannya. Saya masih menunggu konfirmasi dari Anda, apakah itu benar
>pelecehan atau bukan.
Mohon maaf lagi kalau saya memanglah kurang jeli. Namun, saya telah
berusaha membaca berulang kali posting anda yg lalu, namun saya masih
tdk dpt menemukan bagian yg anda maksud. Kalau tdk keberatan, untuk
menghindari kesalahan dlm menanggapi, dptkah anda menulis ulang bagian
yg anda maksud? terima kasih sebelumnya... tentulah saya akan dgn senang
menjelaskan apa yg saya maksud, krn itu merupakan bagian dr tanggung
jawab saya sbg penulis, jika memang ada yg dianggap pelecehan...
>Saya akan berterima kasih kepada Anda, bila Anda bersedia menunjukkan
kepada
>saya bagian-bagian tulisan saya [kepada siapa pun] yang Anda lihat
sebagai
>pelecehan kepada yang bersangkutan. Kalau itu memang betul pelecehan
menurut
>pertimbangan akal sehat, maka dengan tulus saya akan mohon maaf kepada
yang
>bersangkutan, sebagaimana Anda telah mohon maaf.
Pada dasarnya saya tdklah terlalu melihat tulisan anda sbg pelecehan,
krn saya yakin apa yg anda tuliskan adalah perasaan tulus anda yg
didasarkan sepenuhnya pd apa yg anda yakini, sama spt yg saya lakukan.
Namun, jika saya harus mencoba melihat dr kacamata anda, ada beberapa
hal yg dptlah dikatagorikan sbg usaha pelecehan, setidaknya 'pelecehan'
dr kacamata anda, jk saya tdk salah menangkap.
Anda/rekan2 lain merasa berhak dan bebas utk menuliskan dlm forum milis
dan kemudian menggatewaykan ke forum publik ng sci, bhw 'Yesus bukanlah
Tuhan dan Juruselamat satu2nya', dan bhw 'Trinitas adalah konsep lama yg
bahkan telah dibantah pd jamannya, shg tdklah perlu dipercaya', bhw
'Yesus pun dlm Alkitab mengendorse konsep keselamatan melalui jalan
lain', dll. Bagi orang yg percaya bhw 'Yesus adalah Tuhan dan
Juruselamat satu2nya', dan bhw 'Trinitas adalah konsep yg selalu dpt
bertahan thd setiap bantahan, shg patutlah dipercaya', bhw 'Yesus tdklah
pernah mengendorse konsep keselamatan melalui jalan lain', dll, bukankah
tulisan2 anda dpt dikelompokkan sbg pelecehan thd kelompok ini...? Saya
pernah mencoba menjelaskan situasi tsb, beberapa waktu lalu dlm forum
milis, dgn mengajukan argumen2 alternatif, namun anda dgn serta merta
mengambil posisi defensif, shg memanglah sulit utk dpt menemukan suatu
suasana kondusif utk berdiskusi lbh lanjut.
Pluralitas dan pluralisme sejati, tdklah mungkin dicapai dgn menyamakan
semua konsep menjadi 'satu' yg seolah2 dpt diterima oleh semua orang,
krn dgn demikian yg tercapai bukanlah 'pluralitas'/pluralisme, melainkan
'singularitas'/'singularisme'... Pluralitas/pluralisme sejati, hanya
akan tercapai jika semua orang dpt mentoleransi keyakinan orang lain
sebagaimana diyakini oleh orang lain tsb, tanpa harus mengkompromikan
keyakinannya sendiri. Yang saya lihat, anda bukanlah sedang
mempromosikan pluralitas/pluralisme, melainkan semata2 hanyalah sebuah
'agama' baru yg disebut 'spiritualisme', yg pd dasarnya merupakan usaha
pencampuradukan beberapa agama/aliran/sekte dsb... Jadi, bukankah yg
anda lakukan adalah sama persis dgn yg saya lakukan, yaitu memberikan
argumen berdasarkan keyakinan hakiki kita...?
Selain itu, hal lain yg memanglah bukan hal prinsipiil, anda dlm
beberapa kesempatan mengindikasikan utk melakukan pelecehan thd
kredibilitas tulisan seseorang, setidaknya tulisan saya, dgn cara selalu
mengambil posisi membandingkan dgn tulisan/pendapat/gagasan/opini orang
lain, diantaranya Dr. Barbara Zikmund, seorang direktris sebuah
seminari di AS, dan bahkan anda scr eksplisit pernah mencoba menyarankan
pd rekan2 audiense forum milis/ng sci, utk memilih apakah pendapat sang
direktris ataukah pendapat Bondini, yg diasumsikan tdklah memiliki
jabatan apapun dlm lembaga seminari serupa, yg harus diikuti oleh para
rekan audiense. Jikalah saya tertarik utk mendiskusikan
pendapat/gagasan/opini Dr. Barbara Zikmund, bukankah saya akan menulis
tanggapan saya langsung kpd beliau dan bukan kpd anda, lagipula setahu
saya anda kan tdk berhubungan dgn beliau, jk saya tdk salah? Jadi,
apakah yg hendak anda capai dgn membanding2kan tulisan seseorang, hanya
krn orang tsb memiliki jabatan tertentu...? jika posisi kita di balik,
tentulah anda akan menganggap tindakan tsb merupakan pelecehan... Namun
demikian, hal ini memanglah sangat tdk prinsip. Saya tdklah
berkeberatan anda membandingkan tulisan saya dgn siapapun... Saya hanya
berusaha memberikan contoh sikap yg kemungkinan dpt dilihat sbg
pelecehan, setidaknya menurut kacamata anda dlm pengertian saya.
>Anda benar, sayalah yang mem-forward tulisan Anda yang pertama dalam
thread
>ini dari sci ke Milis-Spiritual. Itu saya lakukan sebagai penghargaan
saya
>atas isi posting Anda yang pertama itu, yang saya nilai patut dimuat di
>Milis-Spiritual.
>Sebetulnya, dapat saja saya menanggapi di sci tulisan Anda di sci [yang
Anda
>cc-kan ke alamat pribadi saya itu]. Namun, saya memilih
mem-forward-kannya ke
>Milis-Spiritual, antara lain sebagai uluran goodwill dari saya kepada
Anda,
>yang dulu pernah menjadi anggota Milis-Spiritual.
Terimakasih atas penghargaan dan uluran goodwill anda... Saya sangatlah
senang bhw tulisan saya anda nilai patut dimuat di milis tsb. Dan saya
pun masih merasa senang bhw saya pernah menjadi anggota milis, walaupun
pd akhirnya kita memang berbeda pd tingkat yg prinsip, dan saya lbh
memilih forum di luar milis. Tanpa mengurangi rasa hormat saya kpd
anda, bagi saya, tentulah lbh penting artinya utk menuruti
perintah2/aturan2/ketetapan2 yg diperintahkan oleh Esensi yg tertinggi
dlm hidup saya, yaitu Allah Yg Maha Besar, yg saya sembah, drpd menuruti
ketetapan2/aturan2/perintah2 pemimpin milis, yg akan selalu bersifat
tentatif... Saya yakin anda pun setuju dlm hal ini bukan...
Perlu anda ketahui, saya pun menyenangi tulisan2 anda, dan sedikit
banyak saya menarik manfaat dan wawasan dr tulisan2 tsb. Namun tentu
saja hal tsb tdklah perlu menghalangi kita utk saling memberikan argumen
alternatif pada titik2 dimana kita pandang bhw konsep yg anda atau saya
tawarkan, cukup bertentangan dgn prinsip hakiki kita masing2 bukan...?
Sekali lagi, terima kasih atas penghargaan dan uluran goodwill anda...
- Sembunyikan teks kutipan -
- Tampilkan teks kutipan -
>Terima kasih banyak atas saran Anda. Sesungguhnya, dengan fasilitas
gateway,
>para penghuni "pertapaan di gunung" [Milis-Spiritual] ini dalam arti
tertentu
>telah "turun gunung" juga, sehingga apa yang dibicarakan "di gunung"
dalam
>suasana sejuk dapat pula diikuti oleh saudara-saudara yang berada "di
kota"
>yang hingar-bingar.
>Untuk "turun gunung" tanpa melalui gateway, rasanya sulit buat saya,
karena
>itu berarti harus mengirimkan postings dua kali. Ngomong-ngomong,
kenapa
>harus
>tanpa melalui gateway?
Tentulah saya setuju dan dpt mengerti bhw melalui gateway, para
'penghuni pertapaan' dpt dgn mudah 'mengirimkan pesan' kpd para penghuni
'perkotaan'. Namun kesulitan yg muncul melalui pendekatan ini adalah
bhw para penghuni 'perkotaan' tdklah dpt dgn sama mudahnya utk
mengirimkan 'pesan balik' kpd para 'penghuni pertapaan'. Situasi spt
ini menimbulkan kesan bhw 'para penghuni pertapaan' menempatkan diri
'lebih unggul', 'lebih benar', 'lbh patut didengar', 'lbh absolut', dll,
drpd penghuni 'perkotaan'. Dan juga dpt menimbulkan situasi
'indoktrinatif' thd para 'penghuni pertapaan' itu sendiri, krn 'pesan2'
yg dpt dan boleh didengar oleh 'penghuni pertapaan' tsb diatur
sepenuhnya oleh sang pemimpin. Dgn kata lain, 'pesan' yg boleh beredar
di 'gunung' hanyalah yg dpt diterima oleh 'sang pemimpin gunung'/'suhu',
sedangkan sang pemimpin/suhu tsb dgn bebasnya merasa berhak utk
mengirimkan pesan apa saja ke 'perkotaan' tanpa boleh ada yg mengirimkan
tanggapan/pesan balik yg dpt diterima dan dipertimbangkan scr bebas dan
mandiri oleh para 'penghuni pertapaan'... Setidaknya bagi saya, situasi
tsb dpt menimbulkan kesan 'indoktrinatif' dan 'isolatif'...
Jadi, salah satu keuntungan tanpa gateway adalah bhw setiap orang yg
menerima pesan/tulisan/gagasan seseorang, dapat dgn sama mudahnya dan
dgn tingkat kemungkinan yg sama utk juga menerima pesan balik/tanggapan
thd tulisan penulis pertama tsb bukan...? kecuali jika menggunakan
gateway, setiap tanggapan balik dpt juga dgn mudahnya didengar oleh
'para pertapa', baik dgn relay ataupun lain sebagainya (saya tdklah
menyarankan anda utk merelay tulisan2 saya ke dlm milis, itu adalah
keputusan anda sepenuhnya sbg pemimpin milis...)
>Terima kasih kalau kita bisa "saling melayani" di forum mana pun.
Sama sama... saya tdklah akan berkeberatan jk anda memulai dgn
menanggapi posting saya yg terdahulu... tentu saja dgn sikap dan suasana
yg sehat, spt yg sama2 kita harapkan
>Saya juga mohon maaf, diskusi ini berkembang agak kurang baik.
Seperti kata pepatah, 'yang lalu biarlah berlalu'... mari kita mulai dgn
sesuatu yg lbh baik...
Kiranya dpt bermanfaat bagi kita bersama...
--
Regards,
* Bond. *
Sent via Deja.com http://www.deja.com/
Share what you know. Learn what you don't.
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Hudoyo Hupudio Lihat profil
Pilihan lainnya 16 Jul 1999, 14:00
Newsgroup: soc.culture.indonesia
Dari: hud...@cbn.net.id (Hudoyo Hupudio)
Tanggal: 1999/07/16
Perihal: Re: [SP] Re: Terang Dunia
Balas ke penulis | Teruskan | Cetak | Masing-masing pesan | Tampilkan aslinya | Laporkan pesan ini | Cari pesan menurut penulis ini
On Fri, 16 Jul 1999 10:16:35 GMT, jbond...@my-deja.com wrote:
Hudoyo:
>>Dalam posting Anda lalu, saya telah mengangkat sekurang-kurangnya dua
>>pernyataan Anda yang patut saya "duga" merupakan pelecehan, lengkap
>dengan
>>alasannya. Saya masih menunggu konfirmasi dari Anda, apakah itu benar
>>pelecehan atau bukan.
-------
Bondini:
>Mohon maaf lagi kalau saya memanglah kurang jeli. Namun, saya telah
>berusaha membaca berulang kali posting anda yg lalu, namun saya masih
>tdk dpt menemukan bagian yg anda maksud. Kalau tdk keberatan, untuk
>menghindari kesalahan dlm menanggapi, dptkah anda menulis ulang bagian
>yg anda maksud? terima kasih sebelumnya... tentulah saya akan dgn senang
>menjelaskan apa yg saya maksud, krn itu merupakan bagian dr tanggung
>jawab saya sbg penulis, jika memang ada yg dianggap pelecehan...
-------
Hudoyo:
Berikut bagian-bagian tulisan Anda yang saya maksud:
(I)
Hudoyo:
>>Pertanyaan-pertanyaan Anda di atas tidak akan mungkin terjawab di dalam
>lingkup analisis
>>rasional-logikal semata-mata. :-)
------------
Bondini:
>Saya tdklah keberatan jika pertanyaan2 di atas memang harus dijawab di
>dlm lingkup analisis irrasional-illogikal, ataupun lingkup analisis
>lainnya... ;)
------------
Hudoyo:
Bisakah Anda menjelaskan apa yang Anda maksud dengan "analisis
irrasional-illogikal"? Saya tidak mengerti. :-( Mungkinkah analisis dilakukan
secara irasional dan ilogikal? Apa pula yang Anda maksud dengan "lingkup
analisis lain"? Adakah "lingkup analisis lain" itu? Ataukah Anda hanya berniat
melecehkan?
(II)
Hudoyo:
>>Tetapi kalau Anda masuk ke dalam realitas mistikal, yang diyakini oleh
>mereka yang telah
>>mengalaminya sebagai realitas yang "lebih tinggi", "lebih dalam",
>realitas dasar [ultimate], yang dalam
>>agama-agama monoteistik disebut "Tuhan", Anda akan melihat bahwa pada
>tataran itu semua
>>pasangan yang saling bertentangan itu ternyata bisa dan akan
>ditransendensikan.
---------
Bondini:
>Mengikuti pola gagasan anda pd paragraf sebelumnya, bukankah 'mengalami'
>dan 'tdk mengalami', 'memiliki' dan 'tdk memiliki' juga merupakan dua
>sisi yg berpasangan...? Lebih lanjut lagi, bukankah yg 'mengalami'
>berarti juga 'tdk mengalami', dan yg 'memiliki' juga berarti 'tdk
>memiliki', sebab menurut gagasan anda, keduanya adalah merupakan
>pasangan yg transenden, bukan? jika demikian, bukankah yg 'tdk
>mengalami' realitas tsb, pada prinsipnya adalah 'mengalami' realitas
>tsb... konsep tsb memang cukup membuat bingung...;)
---------
Meneliti sederetan pertanyaan ini, saya hanya dapat meraba dua kemungkinan:
(1) Anda benar-benar bingung (tapi tulus) -- bingung karena mencoba memahami
alam pikiran mistikal dengan cara rasional; atau
(2) Anda --sebagai seorang yang bangga dengan pemikiran rasional Anda, yang
Anda tampilkan dalam posting-posting Anda-- cuma sekadar berniat melecehkan
alam pikiran mistikal dengan memperlihatkan "ketidaklogisan" ungkapan-ungkapan
mistikal.
Mana yang benar di antara kedua kemungkinan itu, saya tidak tahu. Untuk
kemungkinan pertama, sebelum diskusi tentang hal ini bisa dilanjutkan, saya
rasa Anda perlu mengalami sendiri sedikit banyak tataran kesadaran
kontemplatif itu.
Untuk kemungkinan kedua, rasanya diskusi ini tidak bisa dilanjutkan dengan
semangat seperti itu.
*****
Pernyataan-pernyataan yang Anda anggap sebagai pelecehan:
* 'Yesus bukanlah Tuhan dan Juruselamat satu2nya'
Menempatkan semua guru-guru spiritual ke dalam kedudukan yang setara adalah
salah satu paradigma pluralisme. Bila ada orang Kristen yang menganggap itu
sebagai pelecehan, ya tidak mungkin berdiskusi lebih lanjut dengan orang itu.
* 'Trinitas adalah konsep lama yg bahkan telah dibantah pd jamannya,
shg tdklah perlu dipercaya'
Saya tidak ingat ada orang yang pernah menulis bahwa "ajaran Gereja tidak
perlu dipercaya". Kalau ada yang menulis seperti itu, pasti moderator akan
menegurnya. Dapatkah Anda menunjukkannya?
* 'Yesus pun dlm Alkitab mengendorse konsep keselamatan melalui jalan
lain'
Maksud Anda mungkin tafsiran oleh sementara kaum Muslim bahwa Yesus pernah
menubuatkan kedatangan Muhammad? Memang itu adalah salah satu pokok perdebatan
Kristen-Muslim sejak lama; seperti tafsiran sementara kaum Kristen bahwa
AlQuran mengajarkan Yesus sebagai Firman Allah yang setara dengan Allah.
Kontroversi-kontroversi seperti ini memang akan berlangsung terus tanpa akhir.
Di Milis-Spiritual saya selalu menekankan hal itu, dan menganjurkan para
anggota untuk tidak ikut-ikutan memperbincangkannya di milis.
>Pluralitas dan pluralisme sejati, tdklah mungkin dicapai dgn menyamakan
>semua konsep menjadi 'satu' yg seolah2 dpt diterima oleh semua orang,
>krn dgn demikian yg tercapai bukanlah 'pluralitas'/pluralisme, melainkan
>'singularitas'/'singularisme'...
--------------
Pluralisme tidak pernah berniat "menyamakan" semua konsep. Yang diakui dan
dinyatakan dalam pluralisme adalah bahwa jalan setiap orang adalah sah bagi
yang bersangkutan dan dapat menuntunnya menuju keselamatan. Ini jelas berbeda,
malah bertentangan, dengan paham eksklusivistik dari agama-agama. Kalau
perbedaan ini dianggap sebagai pelecehan, maka tidak mungkin ada diskusi
antara paham pluralisme dan eksklusivisme. Yang mungkin hanyalah dua monolog
yang simultan.
>Pluralitas/pluralisme sejati, hanya
>akan tercapai jika semua orang dpt mentoleransi keyakinan orang lain
>sebagaimana diyakini oleh orang lain tsb, tanpa harus mengkompromikan
>keyakinannya sendiri. Yang saya lihat, anda bukanlah sedang
>mempromosikan pluralitas/pluralisme, melainkan semata2 hanyalah sebuah
>'agama' baru yg disebut 'spiritualisme', yg pd dasarnya merupakan usaha
>pencampuradukan beberapa agama/aliran/sekte dsb... Jadi, bukankah yg
>anda lakukan adalah sama persis dgn yg saya lakukan, yaitu memberikan
>argumen berdasarkan keyakinan hakiki kita...?
--------------
Terima kasih atas penilaian Anda terhadap pemahaman saya. Perlu Anda ingat,
bahwa saya selalu mengacu kepada para tokoh pluralisme dalam berbagai agama,
termasuk agama Kristen sendiri, seperti Dr Paul F Knitter, Barbara Zikmund,
Uskup Strong dll. Jadi penilaian Anda itu dapat Anda terapkan pula kepada
semua tokoh pluralis itu. :-)
>Selain itu, hal lain yg memanglah bukan hal prinsipiil, anda dlm
>beberapa kesempatan mengindikasikan utk melakukan pelecehan thd
>kredibilitas tulisan seseorang, setidaknya tulisan saya, dgn cara selalu
>mengambil posisi membandingkan dgn tulisan/pendapat/gagasan/opini orang
>lain, diantaranya Dr. Barbara Zikmund, seorang direktris sebuah
>seminari di AS, dan bahkan anda scr eksplisit pernah mencoba menyarankan
>pd rekan2 audiense forum milis/ng sci, utk memilih apakah pendapat sang
>direktris ataukah pendapat Bondini, yg diasumsikan tdklah memiliki
>jabatan apapun dlm lembaga seminari serupa, yg harus diikuti oleh para
>rekan audiense. Jikalah saya tertarik utk mendiskusikan
>pendapat/gagasan/opini Dr. Barbara Zikmund, bukankah saya akan menulis
>tanggapan saya langsung kpd beliau dan bukan kpd anda, lagipula setahu
>saya anda kan tdk berhubungan dgn beliau, jk saya tdk salah? Jadi,
>apakah yg hendak anda capai dgn membanding2kan tulisan seseorang, hanya
>krn orang tsb memiliki jabatan tertentu...? [...]
-------------
Dapatkah Anda menunjukkan di mana saya mementingkan jabatan seseorang di atas
buah pikiran yang diucapkannya? Kalau Anda tidak dapat menunjukkannya, berarti
seluruh argumen Anda runtuh.
Kalau membandingkan pikiran Anda dengan pikiran orang lain Anda anggap sebagai
pelecehan, maka saya tidak bisa berdiskusi lagi dengan Anda.
Tentang ajakan saya kepada forum untuk "memilih antara Anda dan Barbara
Zikmund" (yang masih harus saya cari lagi di arsip), itu harus dilihat dalam
konteksnya, terutama SUASANA pada titik yang bersangkutan di dalam diskusi,
yang tidak lepas dari kata-kata Anda sendiri sebelum saya mengeluarkan ajakan
itu. Maaf, saya tidak sempat mencari arsipnya.
>Tentulah saya setuju dan dpt mengerti bhw melalui gateway, para
>'penghuni pertapaan' dpt dgn mudah 'mengirimkan pesan' kpd para penghuni
>'perkotaan'. Namun kesulitan yg muncul melalui pendekatan ini adalah
>bhw para penghuni 'perkotaan' tdklah dpt dgn sama mudahnya utk
>mengirimkan 'pesan balik' kpd para 'penghuni pertapaan'. Situasi spt
>ini menimbulkan kesan bhw 'para penghuni pertapaan' menempatkan diri
>'lebih unggul', 'lebih benar', 'lbh patut didengar', 'lbh absolut', dll,
>drpd penghuni 'perkotaan'. [...]
---------------
Kesan demikian memang tidak dapat dihindarkan, sekalipun para anggota
Milis-Spiritual sama sekali tidak mempunyai pikiran seperti itu. Mereka hanya
berdiskusi di milis, dan hampir-hampir tidak menyadari bahwa tulisan mereka
terpajang di sci/aci. Karena yang meng-gateway-kan ke sci/aci adalah
moderator, tuduhan Anda lebih tepat dilontarkan kepada moderator seorang.
Banyak orang mengritik peng-gateway-an Milis-Spiritual ke sci/aci. Di lain
pihak, tidak kurang yang memperoleh manfaat dari tulisan-tulisan
Milis-Spiritual di sci/aci. Oleh karena itu moderator memutuskan untuk
meneruskan peng-gateway-an ke newsgroup.
>Dan juga dpt menimbulkan situasi
>'indoktrinatif' thd para 'penghuni pertapaan' itu sendiri, krn 'pesan2'
>yg dpt dan boleh didengar oleh 'penghuni pertapaan' tsb diatur
>sepenuhnya oleh sang pemimpin. Dgn kata lain, 'pesan' yg boleh beredar
>di 'gunung' hanyalah yg dpt diterima oleh 'sang pemimpin gunung'/'suhu',
>sedangkan sang pemimpin/suhu tsb dgn bebasnya merasa berhak utk
>mengirimkan pesan apa saja ke 'perkotaan' tanpa boleh ada yg mengirimkan
>tanggapan/pesan balik yg dpt diterima dan dipertimbangkan scr bebas dan
>mandiri oleh para 'penghuni pertapaan'... Setidaknya bagi saya, situasi
>tsb dpt menimbulkan kesan 'indoktrinatif' dan 'isolatif'...
----------------
Kesan "indoktrinasi" tidak tepat, karena orang bebas untuk tidak membaca
artikel-artikel berawalan [SP].
Kesan "isolatif" memang ada benarnya, karena para anggota Milis-Spiritual
menginginkan suasana 'sharing' yang sejuk tanpa diganggu oleh perdebatan dan ...
baca lainnya »
Balas ke penulis Teruskan
Anda harus Masuk agar dapat memposting pesan.
Untuk memposting pesan, Anda harus terlebih dahulu bergabung ke grup ini.
Perbarui nama panggilan Anda pada halaman pengaturan langganan sebelum memposting.
Anda tidak memiliki izin yang diperlukan untuk memposting.
Pesan 1 - 25 dari 29 Lebih baru >
« Kembali ke Diskusi « Topik yang lebih baru Topik yang lebih lama »
Buat grup - Google Groups - Google Home - Persyaratan Layanan - Kebijakan Privasi
©2008 Google
Diposting oleh vasko di 21.41 0 komentar