letsing4joyMain,,,HOLLY FOR JESUS CHRISTS,,,,IN MY SOUL I WISHDOM YOUR NAME,"""GOD THE POWER""""FOREVER!!!!!!!!!*********bagi bangsa-bangsa DI DUNIA...AMIN""""""""""******
BIBLE
happy teaching
hit counter
jadi saksiNya
kebangunan rohani
keluarga
kerendahan hati
kerja kerja kerja
kesabaran
kuis
lihat sekelilingmu
LSD
menang atas dosa
mengasihiMu
paskah
pelayanan
penuaian
personal
Roh Kudus
Sa-Te
tahan uji
Uncategorized
vision and dreams
Archives:
February 2008
December 2007
November 2007
October 2007
September 2007
August 2007
July 2007
June 2007
May 2007
April 2007
March 2007
February 2007
January 2007
December 2006
November 2006
October 2006
September 2006
July 2006
June 2006
May 2006
April 2006
March 2006
February 2006
January 2006
December 2005
November 2005
October 2005
Search:
Links:
Blogsome
Blogsome Forum
streaming faith
joel osteen
TBN
church channel
God channel
nafiri fm
air hidup
gloria net
kidung
telaga
terang dunia
bread from heaven
hillsong tv
global harvest
Other:
login
register
Meta:
RSS .92
RDF 1.0
RSS 2.0
Comments RSS 2.0
Valid XHTML
--------------------------------------------------------------------------------
February 17, 2008
in the name of the law
Filed under: mengasihiMu
In case u wanna know gue mo nulis apa kali ini, ini nih topiknya …. Tinjauan sosio-yuridis terhadap hukum bangsa Israel (suatu studi historis komparatif antara hukum Israel dan hukum Indonesia) Wakakak panjang bener yah Judul blog kok kaya judul paper, untung gue ga pake NIM gue disini hihihi
Gini loh friends, alasannya kenapa gue pengen banget nulis hal ini cuma satu hal. Gue pengen share apa yang gue dapet setelah sekian lama bergulat melawan ketidaksukaan gue sama kitab Imamat. Tau Imamat kan? Entah kenapa yah dari dulu gue kurang suka baca Imamat. Untuk tahun ini, gue nyampe round 8 in Bible reading. Artinya dah 7 kali selesai baca Kejadian ampe Wahyu, dan tahun ini round 8 ulang lagi Kejadian ampe Wahyu. Pas Kejadian sih seru ada penciptaan plus all-time favorite Yusuf, Keluaran juga seru ada Musa segala, tapi pas masuk Imamat, duuuu…h rada2 boring deh. Kalimat-kalimat ajaib kaya “Janganlah engkau masak anak kambing dalam susu induknya…” itu kok kaya’nya ga ada relevansinya banget sih sama hidup gue???
So, dari tahun ke tahun, gue selalu jadi males saat teduh kalo dah nyampe di Imamat. Pengennya langsung buru-buru baca aja biar cepet selesai dan bisa pindah ke kitab selanjutnya. Emang sih gue bisa aja langsung loncatin bagian yang ga suka itu, tapi rasanya susah buat gue. Soalnya gue tuh orangnya teratur, sistematis dan prosedural. Jadi dari tahun ke tahun gue ngikutin prosedur mulai Kejadian, Keluaran, Imamat dst sesuai urutan dari halaman pertama sampe halaman terakhir. Gue yang prosedural abis ini paling ga suka ada bagian yang longkap-longkap, bagian kosong, bagian yang missing, etc. Call me weird, but I always follow procedures and I like procedures Bahkan footnotes-pun gue baca hihihi
Sampai malem ini gue baca Imamat 19 di KJV. Gue bener-bener terpana sama “sistematisasi” nya yang ga sistematis sama sekali ini. Semuanya campur aduk aje. Bayangin, hukum tentang witchcraft (ramalan) langsung diikutin sama improper haircuts (mencukur tepi rambut berkeliling), trus tiba-tiba ngomongin tato (merajah kulit), eh tau-tau ngomongin hukum yang menentang making your daughter into a prostitute (perempuan sundal). Hah?
Buat gue yang lagi ngambil S2 hukum, undang-undang bangsa Israel bener-bener ajaib. Pertama, undang-undang bangsa Israel jumlahnya kurang lebih cuma 600-an dalam Keluaran+Imamat+Bilangan+Ulangan. Coba bandingin sama banyaknya UU di Indonesia. Kedua, undang-undang mereka itu simple. Karena simplicity-nya itu, ga perlu masuk FH dulu biar ngerti UU-nya mereka. Ketiga, ini yang paling amazing, ga ada particular order. Suka-suka aja ga pake pasal ayat dsb dsb. Bandingin sama, misalnya BW atau Burgerlijke Wetboek alias KUHPerdata yang dibagi dalam empat buku (perihal orang, benda, perikatan, dan pembuktian & lewat waktu).
Sepertinya hukum-hukum yang tercantum dalam Perjanjian Lama ini punya ciri khusus. Cirinya: kehidupan mereka ga dianalisis dalam komponen-komponen yang terpisah, tapi dipandang sebagai satu kesatuan. Artinya, buat bangsa Israel, ga ada tuh yang namanya pemisahan antara gereja dan Negara. Tiap aspek kehidupan – politik, keluarga, makanan, ekonomi – semuanya berhubungan dengan Tuhan. Bahkan 10 Perintah Allah pun mencakup perintah mengenai hubungan dengan Tuhan, dan juga hubungan dengan sesama. Dua-duanya jadi tidak terpisahkan.
Makin gue pelajarin hukum-hukum di Imamat ini, makin kebuka mata gue bahwa hukum ini pun sangat sangat sangat mempengaruhi hukum di negara-negara modern sampe skarang ini. Misalnya:
1. Manusia lebih penting dari property.
Misalnya, ga pernah ada hukuman mati untuk kejahatan terhadap property. Dan juga, budak dianggap sebagai manusia, bukan harta milik.
2. Tidak ada kelompok/kelas dalam sistem hukum mereka
Di Israel, semua orang sama di hadapan hukum. Equality before the law. Bahkan orang asingpun punya hak-hak yang jelas ketentuannya. Bandingin sama BW jaman Belanda kita yang masih membedakan golongan Eropa, Timur Asing, dan pribumi/bumiputera. Please deh… hare geneeee ???
3. Sanksi sesuai dengan perbuatan
Buat bangsa Israel jaman itu: eye for an eye (Im 24:20). Untuk membatasi balas dendam. Tapi itu jaman Perjanjian Lama. Setelah karya penebusan Yesus di kayu salib, ga ada lagi eye for an eye. Yang ada hukum kasih. Ampuni, ampuni, dan ampuni… Bagian pembalasan itu bukan bagian kita, pembalasan itu hak-Nya Tuhan…
4. Perzinahan mendapat hukuman keras
Bandingin sama di negara kita yang kaya’nya ga terlalu peduli whether you slept with your neighbor’s wife
5. Pihak yang lemah dan miskin memperoleh perlindungan
Ada ketentuan khusus yang melindungi hak-hak kaum lemah. Orang kaya harus memberikan jalan bagi mereka agar mereka dapat hidup, misalnya ” sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kautinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing” (Im 19:10)
6. Sikap, dan juga tindakan, punya arti penting.
Hukum ”kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Im 19:18) mengandung arti bahwa mematuhi undang-undang tertulis aja ga cukup. Kenapa? Karena hukum ini tujuannya untuk membangun hubungan dengan sesama dengan dasar kasih.
Pas baca semua itu gue jadi inget sama kuliah kemaren, pas Sabtu kemaren sore. Pas mata kuliahnya Sejarah Hukum, dan temen gue lagi presentasi tentang Hukum dan Agama Kristen. Temen gue yang laen nanya apakah ada contoh negara di dunia ini yang menerapkan semacam ”syariat” Kristen. Yang lagi presentasi ini – Kristen yang udah lahir baru – menjawab bahwa kekristenan tidak mengajarkan do this do that dalam kehidupan bernegara. Yang penting adalah pemerintahan manapun berasal dari Allah dan kita sebagai warga negara wajib mematuhi hukum negara dan tunduk pada otoritas. Tapi yang terpenting dari semuanya adalah hukum kasih. Karena kalo kita punya kasih, kita ga akan melakukan tindakan apapun yang menyakiti orang lain, bahkan jika tidak ada satupun peraturan tertulis yang dibuat mengenainya. Tapi kalo kita ga punya kasih, mau ditulis peraturan sekeras dan sebanyak apapun, tetap aja akan ada pelanggaran dan saling menyakiti sesama.
Bahkan jika orang lain menghina Tuhan Yesus Kristus pun, kita ga akan marah. Kita malah justru berdoa buat dia supaya Tuhan mengampuni orang itu karena dia tidak tahu apa yang dia perbuat. Kenapa bisa gitu? Karena Tuhan kita ga perlu dibela. Ga perlu kita bentuk Front Pembela Yesus karena Tuhan Yesus kita terlalu besar untuk dibela. Kalo sampe kita merasa perlu membela Yesus, artinya kita mengecilkan keTuhanan Yesus. Masa sih manusia membela penciptanya? Artinya kan Tuhan itu terlalu lemah makanya perlu kita untuk membela Dia. Engga, lah… Engga seperti itu. Jadi kalo ada begitu banyak orang yang menghina Yesus, atau menghina kita sebagai pengikut Kristus, ga bakalan deh kita bawa mereka ke pengadilan. “Pembalasan adalah hak-KU” begitu kata Tuhan Yesus. Bagian kita sebagai pengikut Kristus adalah mendoakan mereka dengan penuh kasih agar mata hati mereka terbuka. Jadi pada dasarnya the so-called law in Christianity itu semuanya berdasar hukum kasih. Jadi kalo mau dilihat lebih mendalam, hukum kasih itu menyangkut semua aspek kehidupan manusia.
Sekarang gue pelan-pelan mulai ngerti kenapa Tuhan suruh gue ambil hukum. Selama 6 bulan ini gue terus bertanya-tanya apa sih manfaatnya ilmu hukum yang gue pelajari sekarang ini sama hidup gue. Soalnya pelajarannya ga ada hubungannya sama sekali sama kerjaan gue di kantor, apalagi kehidupan gue sehari-hari. Gue sempet ragu bener ga sih gue mesti ambil semua SKS ini yang keliatannya sama sekali ga penting dan ga ada relevansinya – with the real life.
Tapi pelan-pelan Tuhan mulai bukain satu demi satu lewat kejadian yang gue alamin day by day. Semuanya mengarah ke pemahaman betapa besarnya Tuhan kita. Betapa tinggi rancanganNya. Betapa dalam hikmatNya. Dan semuanya itu makin membuat gue menyadari betapa kecilnya diri gue. Betapa ceteknya pikiran gue dibanding hikmatNya. Betapa sombongnya gue menganggap kitab Imamat itu ga penting buat dibaca… Betapa angkuhnya gue berpikir bahwa semua Perjanjian Lama itu ga ada artinya lagi buat kita yang hidup di jaman anugerah…
Membuat saya tertempelak untuk merendah di hadapanNya… dan menyadari betapa saya harusnya bersyukur bahwa ada darah Yesus yang tertumpah untuk menebus saya… sebagai atonement… sebagai pendamaian… sebagai pembayaran… atas semua kesalahan dan pelanggaran yang saya lakukan…
Karena ada Yesus sebagai pembela saya… as my Lawyer… di hadapan Allah Bapa Hakim yang adil… di hadapan iblis sebagai pendakwa yang sangat membenci saya… yang berusaha dengan segala macam cara agar saya masuk ke dalam hukuman kekal… Tapi semua senjatanya tidak akan pernah berhasil menempa saya… Hanya karena satu Nama yang berkuasa… Nama Yesus yang berkuasa…
*thank you Jesus for being my Lawyer… No fees can ever pay for what You’ve done for me…*
Comments (0)
February 4, 2008
I’m attracted to you…
Filed under: LSD
I’m attracted to you…
Girls, how do you feel if Someone so adorable says He’s attracted to you …???
Sebelum dijawab panjang lebar, coba perhatikan baik-baik capitalization kalimat di atas. Harap perhatikan bahwa S dan H dalam Someone dan Him itu bentuknya capital letters. Got it? Bisa tebak kemana arahnya posting-an ini?
Yap. Betul sekali. Someone who says “I’m attracted to you” itu Tuhan Yesus kita…
Pasti kamu nanya kenapa tiba-tiba gue nulis dengan topic attract meng-attract ini. Girls, topik beginian nih walopun keliatannya sepele tapi penting banget buat jaga diri kita sebagai cewe-cewe single. Tau ga napa?
Gini loh, kamu pasti ngerasa ada banyak perubahan yang terjadi pada kamu begitu kamu bertobat, lahir baru dan terima Kristus. Begitu kita penuh dengan Roh Kudus, di samping perubahan-perubahan batiniah yang terjadi, ada banyak juga perubahan lahiriah yang terjadi, either you realize it or not…
Pertama, makin lama wajah kita makin bersinar. Bukan karena pake produk pemutih wajah merk ini itu, sama sekali engga *awas merkuri –Red*. Tapi sebagai anak Tuhan yang penuh terang kemuliaan-Nya, ada sebagian kharisma Kristus yang terpancar dari wajah kita. Orang-orang akan looking at our faces intently dan bertanya ada apa di muka kita karena terus menerus bercahaya dan bersinar *they don’t know it comes from within: joy of the Lord, peace from Holy Spirit, freedom from bondage* Begitu kamu lahir baru pasti kamu pernah ngalamin ditanyain gini. Kalo bahasanya temen2 sih biasanya nanya kenapa muka gue bisa kelihatan mengkilap hehehe. Mereka bener-bener curious dengan produk pembersih wajah apa yang gue pake (which is actually cuma sabun biasa yang harganya ga nyampe ceban:) Dan besoknya mereka langsung beli dan pake waktu ketemu mereka di toilet. Hehehe sabun itu mesti bayar gue tuh buat promosi gratis…
Kedua, makin banyak cowo yang entah terang-terangan atau diem-diem jadi suka ngeliatin kita. Mereka jadi suka atau berusaha deket-deket kita. Bukan karena kita cakep seksi atau sebangsanya, tapi karena mereka ngerasa nyaman deket kita. Sebenernya sih ga masalah buat kita kalo banyak yang pengen deket-deket kita, ya kan? Itung-itung membagikan damai sejahtera Kristus buat sekeliling lah… Tapi yang repotnya kalo gara-gara kita mereka jadi berantem berebutan pengen deket kita (entah di staff room di kantor, di kursi kelas, etc). Dan begitu kita beranjak ninggalin tempat itu, mereka akan bilang ”fading like a flower” karena hilanglah rasa damai as soon as we leave the room. Inget kan cerita Saul? Roh Saul selalu merasa nyaman deket Daud dan petikan kecapinya. Kenapa? Karena roh-roh jahat yang ada dalam diri Saul langsung letoy bin lemes begitu ngadepin Roh Kudus yang diam dalam diri Daud. Roh Kudus yang membawa damai itu punya kekuatan dengan radius tertentu yang sanggup melumpuhkan seluruh kuasa gelap yang berada dalam wilayah/radiusnya. Tapi begitu Saul menjauh dari Daud, roh-roh jahat itu kembali punya kekuatan untuk berontak, makanya Saul kembali dikuasai roh jahat dan berubah jadi benci dan pengen bunuh Daud. Mungkin inilah dasar Alkitab dibalik teori kepribadian ganda atau schizophrenic *bener ga sih ini spelling-nya*
Ketiga, sebagai anak Tuhan yang punya anointing, kita akan menjadi desirable but untouchable. Most of them akan komentar seperti ini tentang kita “Emmm, suka sih sama dia, tapi kok ga bisa deketin ya…”
Kenapa? Alasan pertama: karena tubuh kita ini ditutup bungkus oleh darah Yesus. Akibatnya ada “selubung” yang melindungi kita kemanapun kita pergi.
Alasan kedua: the woman’s heart is so hidden behind God’s heart that a man must find God’s to find hers. Terjemahan bebasnya, hati perempuan kita begitu tersembunyi di balik hatiNya Tuhan hingga pria harus menemukan hatiNya Tuhan dulu, baru kemudian dia bisa mendapatkan hatinya kita *kenapa jadi panjang banget gini terjemahannya hihihi* Maksudnya, ga sembarang cowo bisa masuk ke hati kita. Mereka mesti ngerti hatiNya Tuhan dulu baru mereka bisa ngerti hati kita. Kenapa? Karena hati kita udah jadi milikNya Tuhan, begituuuu….
Alasan ketiga, kita ini termasuk tipe cewe expensive. Remember, expensive! How expensive? As expensive as Jesus’ blood… Inget, diri kita ini begitu amat sangat very expensive sampai-sampai Yesus harus mati di kayu salib untuk “membayar” harganya kamu… Ada darah Yesus yang harus tertumpah demi menebus diri kamu… Now you realize how expensive you are? So, kamu ga boleh sembarangan kasih diri kamu/hati kamu/ tubuh kamu untuk cowo manapun juga…
Walopun untouchable, tapi kita tetep desirable karena ada anointing yang turun atas kita. But, anointing attracts bugs, begitu kata Benny Hinn. Maksudnya? Anointing/urapan itu terus “menyemir” kita dari hari-hari sehingga kita akan menjadi begitu shining, persis lampu terang yang attract bugs. Tapi hati-hati, kita ga bisa membatasi what kind of bugs yang akan datang ke kita, termasuk hot passionate bugs yang dateng tanpa diundang… Maksudnya? Bukan karena kita anak Tuhan trus yang tertarik ke kita itu pasti cowo-cowo anak Tuhan yang baek-baek, eits jangan salah. Anointing itu juga akan menarik cowo-cowo laen yang bukan anak Tuhan. So, sebagai cewe, kita mesti bener-bener jaga diri. Bukan semua cowo yang attracted to us itu “berasal dari Tuhan”. Kita harus tau yang mana hot passionate bugs yang harus kita hindari. Menghindari bukan berarti menyakiti loh. Tapi menghindari-nya dengan cara yang penuh dignity ya, dengan kasih. Kan kita anak Tuhan, jadi caranya harus sopan, jangan galak-galak… Kamu ga mau kan dikejer-kejer cowo mirip Saul yang ngejer-ngejer Daud pake tombak siap terhunus hehehe
Masih banyak lagi tanda-tanda lahiriah yang bisa dicontohin di sini, tapi dipilih tiga aja biar ga kepanjangan. Kamu sendiri pasti tau deh. But the point is, the more we (as girls) are attracted to God, the more men are attracted to us. Akibatnya? Kita bisa dibikin bingung sama mereka. Bingung pertama mungkin gimana caranya menghindari mereka yang pengen kita hindari (kategori hot passionate bugs). Bingung kedua mungkin gimana cara menyeleksi mereka yang “kelihatannya” baek (kategori anak Tuhan). Bingung ketiga mungkin milih which one is the one (kategori the one and only). Dan kalo kita masih di tahap kedua (tahap seleksi), bisa-bisa kita jadi bangga dan berkata dalam hati “Eh, he’s attracted to me…”
Be careful, girls. Kalo kita ga hati-hati di tahap ini, bisa-bisa kita jatuh dalam dosa kesombongan loh. Bisa-bisa kita jadi bangga sendiri dan menyombongkan diri dalem hati (cuma) gara-gara ada cowo, anak Tuhan yang baek, ganteng, pinter, dll attracted to us. Kalo kita udah sombong gini, berarti kita udah lupa sama Tuhan loh… Kenapa? Karena kalo gue nganggep diri gue keren karena he is attracted to me, berarti gue udah meletakkan posisi cowo itu di atas posisi Tuhan…
Ayo, mana yang lebih keren? God is attracted to me atau he’s attracted to me? Bukankah lebih penting God is attracted to me? Karena Sang Pencipta langit bumi beserta isinya itu attracted to me, turns His eyes on me, whistles on me… And He thinks I’m attractive… The God of all universe thinks I’m attractive…Isn’t it sooooo flattering? Much more flattering than any flowers/chocolate/gifts/romantic eyes from the most adorable man on earth?
Girls, please understand kalo ini bukan artinya kamu ga boleh pacaran with the adorable one itu. No, no, no, that’s not what I’m saying. Maksudnya adalah, jangan sampe kamu lupa diri dan terlena dengan semuanya itu. Jangan sampe kamu meletakkan mereka pada porsi dan posisi yang salah. Jangan sampe kebahagiaan ”attraction” dari satu cowo ganteng mengalahkan kebahagiaan ”attraction” dari kekasih hatimu yang sejati – Tuhan Yesus.
Buat apa semua cowo attracted to you but God isn’t attracted to you anymore karena hati kamu sudah beralih dariNya? Isn’t it a big disaster? Bukankah lebih penting – dan lebih indah – jika God is attracted to you, and you’re attracted to Him, with all your heart, more than anything else in this world ??? Ada kasih yang begitu dalam antara kamu dan Dia… Kasih yang ga bisa diungkapkan dengan kata-kata indah, ga bisa dibandingkan dengan apapun juga, ga mau kamu tukarkan dengan apapun juga… Kasih yang hanya bisa dirasakan oleh kamu dan Dia… Yang begitu hangat, begitu hangat mengalir di hati kamu, lebih hangat dari apapun juga…
And makes you realize, no man on earth can give what Jesus can give to you… KehangatanNya, kasihNya, perhatianNya, kesetiaanNya, waktuNya, hatiNya, mataNya… hanya untuk kamu…
Jesus thinks you’re beautiful, so beautiful, so precious, more precious than His life… that He is willing to die for you… Is there any man on earth willing to die for you? Is there any ???
My God and King
To You alone I sing
For the things I see
For all eternity
My God and King
Through the storm I sing
Covered by Your wings
This song of love I bring
You’ll be my dream come true
Just to be with You
How I see brand new
With eyes for only You
I have eyes for only You
*to Jesus, my true love… This song of love is only for You…*
Comments (3)
December 28, 2007
What’s your priority?
Filed under: kerja kerja kerja
“What’s your priority…?”
Friends, pernah ga kamu ditanyain what’s your number one priority in your life? Someone did. Someone asked me that question a few weeks ago. And He’s God.
Ceritanya gini. Waktu itu hari Selasa. Jadual hari itu bentrok semua ga karu-karuan. Pertama, ada ujian di kampus jam 6 ampe 7.30 di salemba. Kedua, mesti dateng cell jam 7 malem di gading. Ketiga, dan yang paling ribet, ada banyak kerjaan di kantor padahal boss gue lagi meeting seminggu di luar negeri. Kalo boss gue ga ada di kantor, gue bener-bener butek. Ga ada tempat bertanya (soalnya confidential). Masalahnya, semua kerjaan dia mesti gue yang handle. Mateng deh gue, padahal kerjaan boss gue itu susah sekali…Dan, kalo ada apa-apa, boss-nya boss gue langsung tanya-tanya ke gue. Haiyaaa…
Karena hari itu gue buru-buru (sekaligus bingung mau pilih mana: ke kampus atau ke cell), plus ga ada boss tempat bertanya, akhirnya gue kerjain semua sendirian dengan kekuatan gue sendiri. Dan karena pusing kerja sendirian, akhirnya waktu gue tersita di kantor dan sama sekali ga bisa ikut ujian plus ga ikut cell…
Dan kerja sendirian itu resiko-nya besar. Kerjaan gue ga ada yang kontrol, ga ada yang ngecek dulu, tapi mesti langsung diserahin ke boss-nya boss. Dan akibatnya: ada kesalahan gue yang kelewat…
Pas gue nyadar, gue buru-buru ngaku. Dan akibatnya boss-nya boss itu marah-marah sama gue, dengan suaranya yang tinggi melengking. Dia bilang gini “Kerja ga bener! Loe kerja apa ngelamun? Loe ngerti ga sih apa yang mesti loe kerjain? Blah blah blah…” Honestly, kata-katanya dia tuh bener-bener nyakitin. Dalam hati gue pengen protes. “Udah bagus gue bantuin. Ini kan kerjaan boss gue. Wajar dong kalo staff-nya salah-salah dikit. Lagian juga sapa suruh cuma assign 2 orang di tim ini. Di negara lain tuh untuk tim beginian minimal ada 6 orang! Dan 6 orang-nya mereka itu bener-bener fully dedicated 100% khusus untuk kerja itu aja. Soalnya ini kan kerjaan rumit, confidential lagi. Ga bisa nanya-nanya sembarangan ke orang laen. Lah di Indonesia? Cuma ada 2 orang: gue dan boss gue. Udah gitu boss gue juga cuma bisa 50% dedicated ke tim ini karena dia sendiri masih punya responsibility lain yang ga kalah beratnya. Dan gue juga mesti bagi waktu 50% bantuin tim audit. Cuma ngandelin 2 orang aja mana bisa. Dengan kondisi tim kaya’ gini, you expect a perfect work from me??? From us??? Yang bener aja dong! Ga adil!” Rasanya gue pengen bales ngomong gitu ke boss gue, tapi gue tahan aja semuanya karena gue tau gue yang salah.
Lagian kalo gue berusaha bela diri juga percuma. Udah jelas gue yang salah kok. Dan gue juga tau gue mesti belajar bertanggung jawab atas tanggung jawab pekerjaan gue. Kalo gue bales ngejawab, berarti gue ga berani tanggung jawab dong…
Dan abis dimarah-marahin gitu, gue malah jadi marah-marah sama Tuhan. Gue bilang ama Tuhan “Tuhan, ga adil! Kenapa kerjaan saya susah banget? Kenapa tanggung jawab-nya gede banget? Padahal saya kan cuma administrative support di sini, dengan gaji seorang admin, tapi kenapa saya mesti dikasih kerjaan yang rumitnya kaya auditor? Sementara temen-temen saya yang sama-sama admin kerjaannya ringan banget. What about me? Mesti ngurusin quality, risk, legal, claims, independence, compliance, conflicts… Pusing! Belom lagi maintenance buat system, termasuk database-nya. Gile aje semua spesialisasi tumplek blek jadi satu payung di sini. Tuhan kan tau betapa tebelnya dokumen yang mesti saya baca tiap hari demi untuk catch up dengan knowledge level-nya boss-boss saya yang luar biasa pinter banget itu… Udah gitu Tuhan minta saya sekolah lagi. Oke, saya nurut. Saya kuliah lagi seperti yang Tuhan minta. Eh udah ambil S2, trus Tuhan minta saya committed di cell. Gimana mau komit di cell kalo kerja+kuliah aja saya udah mo keabisan napas? Apa lagi, Tuhan? Kurang apa lagi? Kurang apa lagiiiiiiiiiii…….????”
Gue bener-bener lampiasin semua keluhan gue saat itu. Dan setelah cape marah-marah sendiri sama Tuhan, akhirnya gue diem. Dan setelah itu dengan lembut Tuhan cuma tanyain satu hal ”What’s your priority?”
Deg! Gue kesentak. “What’s your priority?” Iya ya, what’s my priority? Kalo gue bilang my first priority is Jesus, gue tau gue boong. Yang sebenernya sih ME and JESUS. Jadi ME yang nomor satu, baru JESUS. Trus ditanya lagi “ME itu apa aja?” Gue pikir-pikir, dalam ME itu yang ada yah MY job, MY study, MY ini, MY itu dan lain-lainya. Biasanya my job nomor satu, serius kerja, cuekin dulu telpon or sms dari temen-temen cell. Pokoknya my job kelar dulu, baru ikut kuliah. Kalo kuliah dah selesai, baru dateng ke cell. Pokoknya dateng cell kalo sempet aja. Kalo ada waktu aja. Kalo ga ada waktu ya ga dateng…Pokoknya it’s’ all about me me and me dulu deh, yang laen menyusul…
Dan kemudian dengan lembut gue dituntun untuk belajar satu hal. Roh Kudus tiba-tiba gue diingetin sama satu lagu sekolah minggu, judulnya JOY. Artinya Jesus, Others and You. JOY: Jesus-Others-You. Dengan satu kata ini JOY, gue diajarin beginilah seharusnya prioritas hidup gue sebagai anak Tuhan. Yang pertama JESUS. Yang kedua OTHERS (sesama). Yang ketiga YOU (baru diri sendiri).
Dari sini gue belajar satu hal. Tuhan mau ngajarin kalo mengutamakan kantor dibanding cell itu belom tentu bagus hasilnya. Buktinya gue bela-belain lembur, bela-belain ga ikut ujian di kampus, demi untuk nyelesaiin urusan kantor, tapi toh tetep aja ada kesalahan di kerjaan gue. Priority yang gue pilih itu belom tentu priority yang Tuhan mau.
Pelan-pelan Roh Kudus ajarin gue kalo priority hidup kita tuh seharusnya udah berubah. Tuhan Yesus selamatkan hidup gue bukan cuma supaya gue sekedar selamet doang. Kalo gue dah terima keselamatan, abis itu gue mesti “keluar” dan mencari OTHERS atau sesama gue yang masih terhilang, masih belum menerima anugerah keselamatan dari Tuhan.
Ga bisa mentang-mentang udah ada jaminan masuk sorga trus gue tenang-tenang aja hidup sendiri, just Me and Jesus. Orang laen peduli amat lah, yang penting JUST ME AND JESUS. Engga, ga bisa gitu. Gue mesti letakkin OTHERS sebagai satu prioritas di atas ME, di atas gue sendiri. Dan on top of all, ada JESUS yang akan memampukan gue melakukan semuanya… Melakukan semua tanggung jawab yang Tuhan bebankan pada diri gue, sebagai staff di kantor, sebagai mahasiswa di kampus, sebagai anggota cell, dengan semua komitmen yang menyertainya…
So, sekarang gue belajar untuk switch urutan prioritas gue. Setelah pelajaran dimarahin bos ini, gue jadi belajar banyak hal. Percuma bekerja dengan kekuatan gue sendiri. Hasilnya ga sempurna. Percuma menomorsatukan pekerjaan, kalo hubungan dengan sesama anak Tuhan ditinggalkan. Percuma belajar keras, kalo ga ada hikmat dari Roh Kudus. Percuma berusaha sendirian, kalo Tuhan ga ditempatkan di atas segalanya…
Emang ga gampang ngubah prioritas yang udah tertanam bertaon-taon di kepala gue. Tapi gue mau belajar. Gue mau belajar gimana memenuhi amanat agung gue sebagai orang Kristen. Gue mau belajar gimana membawa jiwa-jiwa kepada Kristus. Gue mau belajar dari temen-temen cell gue gimana punya hati bagi jiwa-jiwa. Gimana tetap terus berdoa tanpa pernah menyerah bagi jiwa-jiwa di sekeliling gue. Gimana memberi hati dan perhatian bagi mereka yang terhilang, walopun untuk itu gue harus rela keluar waktu, tenaga dan uang… Gue mau belajar gimana mengedepankan keselamatan orang-orang di sekeliling gue, di atas agenda pribadi gue sendiri, tanpa menelantarkan tanggung jawab pekerjaan dan pendidikan yang Tuhan kasih buat gue.
I know it’s not easy, Lord, but I believe You’ll help me…
J = Jesus
O = Others
Y = You
Comments (2)
November 19, 2007
feminisme ???
Filed under: personal
Friends, beberapa minggu lalu gue bener-bener pusing. Tau ga napa? Kan semester ini ada yang kuliah Etika, dan dosennya kasih tugas bikin paper per bab. Pas nama gue dibacain, eh tau-taunya gue dapet bab tentang feminisme. Yaiks!!! Mungkin karena waktu itu gue satu2nya cewe yang ada di kelas itu, mangkenye dosennya langsung assign gue bikin paper tentang feminisme.
Aduh pusyiiii…ng. Kenapa juga gue? Kenapa juga mesti feminisme? Perasaan gue kan lagi ngambil jurusan business law, tapi kenapa mesti bikin tugas kaya’ ginian? Au ah gelap…
Setelah macet berhari-hari *karena no idea at all what to write*, akhirnya gue nyerah dan coba bikin pelan-pelan. Tapi susah loh nulis tentang sesuatu yang ga kita tau. Akhirnya gue coba baca sana-sini untuk bikin summary pendapat para feminis. Tapi semakin gue baca, semakin gue tau ini bertentangan sama kebenaran firman Tuhan…
Gue berusaha bersikap akademis dengan berpijak pada dasar ilmu pengetahuan. Tapiiii… sejak gue bertobat, gue selalu mendasarkan semuanya pada Biblical principles. Firman Tuhan itu jadi buku di atas segala buku, firman Tuhan itu udah mendarah daging, jadi part of my being. Tidak bisa tidak. Mau kata ahli ini kek, itu kek, semuanya cuma jadi reference aja kalo ga sejalan sama firman Tuhan. Ibaratnya default atau template, semua pendapat para experts cuma di-copy paste insert delete aja pada satu cetakan master slide (powerpoint sekaleee…:) Maksudnya, master slide dalam otak gue itu ya Biblical principles. So, pendapat para ahli cuma jadi tambahan info aja dalam master slide.
Memang sih belajar banyak ilmu ga salah. Tapi semua ilmu itu seharusnya bukan bikin kita jadi keblinger dan sok pinter, tapi malah harus bikin kita makin rendah hati dan makin menyadari kedalaman hikmatNya Tuhan. Semua ilmu harus tunduk sama kebenaran firman Tuhan…
Soooo, setelah berkutat sekian lama baca referensi ini itu, semua reference itu — sperti biasa– patah sama kebenaran firman Tuhan.
Tapi masalahnya, gue ga tau apa pernah ada mahasiswa sekuler yang pake ayat Alkitab sebagai reference/kutipan sebagai dasarnya dalam satu karya tulis ilmiah. Gue mikir lama banget sampe akhirnya gue memutuskan untuk menyertakan ayat Alkitab itu sebagai reference gue yang final, reference yang gue setujuin sebagai landasan pemikiran gue. Terserah loh dosen nya setuju apa engga, but that’s what I believe as the final truth. Semua teori dari semua ahli boleh ngomong berbeda dengan dasar2 ilmiah yang luar biasa mantapnya, tapi semuanya ga ada yang bisa menandingi kedalaman hikmat firman Tuhan…
Dan inilah kutipan dari bagian akhir paper gue:
Sebagai kesimpulan, penulis berpendapat bahwa etika kepedulian (ethics of care) lahir dari suatu kesadaran penuh yang mengakui wanita memang lebih caring in nature. Hal ini bukanlah sekadar teori ciptaan manusia semata, namun semuanya berawal dari proses penciptaan wanita – untuk apa wanita lahir ke dunia ini. Sesuai dengan firman Tuhan yang menyebutkan wanita adalah penolong yang sepadan bagi pria (TUHAN Allah berfirman: ”Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” – Kej. 2:18)
Seorang penolong pastilah bukan seseorang yang dingin, acuh, tidak pedulian. Seorang penolong pastilah mempunyai empati, belas kasihan, dan kepedulian terhadap sesamanya. Itulah sebabnya etika kepedulian banyak didengungkan oleh kaum wanita. Bukan karena wanita lebih unggul atau superior dalam hal ini, tapi lebih karena ada sifat-sifat alamiah yang ditanamkan dalam hati seorang wanita oleh Tuhan untuk memenuhi panggilannya sebagai seorang ’penolong’.
Tuhan tidak akan meminta kita melakukan sesuatu yang Dia tahu kita tidak mampu melakukannya. Tuhan juga tidak akan memanggil kita menjadi ’penolong’ tanpa terlebih dulu memperlengkapi kita dengan kualitas-kualitas seorang ’penolong’ seperti kepedulian, perhatian, belas kasihan, kemampuan nurturing, dsb.
Hal ini bukan berarti pria tidak diperlengkapi dengan rasa kepedulian. Pria juga mempunyai rasa kepedulian, seperti dibuktikan oleh banyaknya dokter pria yang truly altruist, guru pria yang a teacher by heart, dan masih banyak contoh lainnya. Namun pria tidak dipanggil untuk menjadi ’penolong’, tetapi pria dipanggil untuk menjadi ’kepala’.
Seperti layaknya kepala yang dipenuhi oleh pikiran, maka pria lebih cenderung menggunakan pikirannya daripada hatinya. Hal ini bukan berarti pria lebih unggul atau superior dari wanita, namun di sinilah letak kedalaman dan kedahsyatan rancangan Tuhan. Tuhan mempunyai panggilan yang berbeda untuk pria dan wanita agar mereka dapat saling melengkapi. Sepertinya Tuhan merancangkan bahwa pria menjadi alat untuk mencerminkan PIKIRAN-Nya, dan wanita untuk mencerminkan HATI-Nya. Mana yang lebih unggul? Tidak ada. PIKIRAN membutuhkan HATI untuk menjaga arah langkahnya, dan HATI mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi pikiran.
Karena itu, etika kepedulian adalah salah satu bentuk kelembutan yang dapat mengatasi sisi kosong dari etika keadilan yang menemui jalan buntu untuk menjawab tingkat kekerasan yang semakin brutal saat ini. Ketika etika keadilan gagal menyelesaikan letupan-letupan kekerasan dengan mengajukan pertanyaan pada ada/tidak adanya bukti, maka etika kepedulian menjadi alternatif.
Etika kepedulian memberikan peluang bagi diberikannya kesempatan untuk merubah diri, memulai hidup baru dan memperbaiki kesalahan serta bersama-sama belajar dari kesalahan itu. Dengan ketulusan, akan terjadi sebuah pemulihan hubungan interaksi antara manusia.
Di titik ini, etika kepedulian patut untuk dibangun, dengan memusatkan diri pada saling keterhubungan. Saling mendengarkan. Saling menyampaikan. Saling mempedulikan. Dan inilah insting kewanitaan (maternal) yang menyebabkan wanita seringkali mengambil keputusan yang berbeda dengan pria.
Terakhir, penulis menyimpulkan bahwa bahwa men and women are different, but none is superior than the other. Perbedaan yang ada itu tidaklah membuat wanita lebih inferior dari pria atau sebaliknya. Perbedaan khas wanita ini berhubungan dengan pengalaman, cara dibesarkan di keluarga, dan yang terpenting, panggilan terutama dalam hidup seorang wanita. Panggilan wanita adalah memelihara dan melahirkan kehidupan. Dan nilai-nilai kehidupan – seperti memelihara dan melahirkan kehidupan itu – bukanlah nilai-nilai yang inferior.
Sebaliknya, wanita harus menyadari bahwa cara maskulin yang mengambil keputusan etis berdasarkan prinsip-prinsip etika yang abstrak (yaitu menerapkan satu prinsip umum untuk semua kasus), rasionalitas, ketidakberpihakan, keadilan, dan objektivitas, bukanlah sesuatu yang superior atau bahkan sesuatu yang tidak berperasaan. Sebaliknya, pria juga harus menyadari bahwa cara feminin yang mengambil keputusan berdasarkan particularity (yaitu menerapkan prinsip kasus-demi-kasus, dan bukannya satu prinsip umum untuk semua kasus), kepedulian, dan hubungan, bukanlah sesuatu yang inferior atau lembek atau plin-plan.
Perbedaan ini tidaklah untuk diperdebatkan yang mana lebih superior atau lebih inferior. Perbedaan ini ada sebagaimana adanya, karena memang begitulah adanya. Dengan menyadari perbedaan ini, pria dapat menjadi rambu penuntun bagi wanita untuk dapat mengambil keputusan secara bijaksana tanpa terlalu terhanyut dengan perasaannya dan kepeduliannya terhadap orang lain. Sebaliknya, wanita dapat menjadi rambu pengingat bagi pria untuk mengambil keputusan dengan tidak terlalu kaku berpegang pada prinsipnya sehingga melupakan perasaan dan kepentingan orang lain. Sekali lagi, perbedaan ada untuk saling melengkapi, karena memang kita – pria dan wanita – diciptakan untuk saling melengkapi.
God made the sun, God made the moon
To harmonize a perfect tune
One can’t do without the other
They just have to be together …
-fentybukanfeministapiharusbikinpapertentangfeminisme-
Comments (11)
November 12, 2007
ngecat atep
Filed under: mengasihiMu
Friends, hari Minggu kemaren gue seneng banget. Dan gue heran banget kenapa satu hal yang keliatannya simpel banget bisa bikin gue bener-bener rileks…
Tau ga kegiatan itu ngapain? Ngecat atep. Iya bener, atep rumah. Biar dikate gue anak cewe satu-satunya (boru sasada – Red:) bukan berarti gue ga bisa naek atep kan? Sekarang kan era reformasi (loh kok???)
Pas pulang gereja hari Minggu kemaren, ntah kenapa gue kangen ama bokap gue. Rasanya dah lama banget ga ngobrol ama bokap sejak gue mulai sibuk kuliah malem. Praktis senin ampe sabtu gue berangkat pagi n pas sampe rumah bokap dah tidur (kalo dah tua emang tidurnya cepet tapi bangunnya pagi). So, kinda miss him gitu loh…
Pas sampe rumah, gue liat bokap gue lagi ngecat atep. Trus karena panas dia pegang payung tanan kiri dan pegang kuas di tangan kanan. Gue ga tega liat bokap kepanasan gitu. Trus gue pegangin aja payungnya, kemana dia bergerak gue ikutin aja. Lama-lama gue juga pengen bantuin ngecat. Bokap bilang jangan. Nanti tangannya kotor, katanya. Tapi gue sih cuek aja, kalo kena cat kan entar bisa diilangin pake pembersih kuteks gue (looohhh???)
Kita sih ga banyak ngomong waktu itu. Cuma sibuk ngecat bedua aja sampe ga terasa dah sore. Aktivitasnya dikit, ngecat only, dan ngomong nya juga dikit. Asli cuma repetitive action aja tanpa banyak mikir ato pake otak ato pake laptop ato pake research plus analysis. Engga, sama sekali ga. Pikiran gue sama sekali ga lari kemana-mana (mikir kantor, mikir klien, mikir judul thesis, mikir data primer, sekunder, tersier, etc etc) Bener-bener semuanya gue lupain dan cuma fokus ke satu hal doank. Pikiran dan tangan cuma focus on one thing: NGECAT…
Dan herannya abis selesai itu rasanya gue tenaaa…ng banget. Bener-bener fresh. Apalagi pas selesai trus kita pesen siomay dari tukang yang lewat. Sambil makan siomay dan mandangin hasil karya hari itu, gue duduk di samping bokap di atas genteng. Sore-sore, adem, angin sepoi-sepoi, matahari dah mulai turun, duduk diem ga ada kerjaan, ngobrolin remeh temeh yang ga penting, rasanya dunia ini tenang banget… Ga ada bos yang ngejar ini itu, ga ada klien, ga ada reports, ga ada dosen yang ngasih tugas, ga ada tumpukan buku, ga ada ada laptop, ga ada bunyi telpon, aaahhh indahnyaaa…
Gue bersyukur banget bisa ngabisin waktu yang berharga sama bokap. Sebenernya gue pengen bisa lebih sering ngabisin waktu berdua sama dia. Gue pengen buat kenangan indah sama bokap selagi Tuhan masih kasih umur panjang buat papa. Gue ga pengen ada why-didn’t-I-spend-more-time-with-him regrets kalo nanti saatnya tiba papa dipanggil pulang sama Tuhan… Gue pengen treasure everyday I still have with him…
Tapi masalahnya interest kita beda, so susah buat matching-nya. Susah cari aktivitas yang kita berdua bisa sama-sama enjoy. Yang pasti sih bokap gue demen banget nonton bola. So gue berusaha lah untuk masuk ke dunianya dia dengan cara nemenin nonton bola, beli tabloid olahraga, baca sport news di internet, supaya gue ngerti dikit dan bisa nyambung ngobrol ama dia. Hasilnya? Huehehe… diketawain mulu ama bokap. Masa gue ga tau apa bedanya liga champion ama liga eropa hihihi… Yah maklum dong Pa, masa lupa kalo anak Papa ini cewe
Tapi gapapa lah gue belajar ”masuk” ke dunianya bokap. At least gue dah tau apa yang dia sukain so gue bisa punya bahan obrolan dan aktivitas bareng.
Begitu juga hubungan kita sama Bapa di surga. Kita, sebagai anakNya, harus berusaha mengenal hati-Nya, mengenal diri-Nya, supaya kita bisa tune-in, bisa berada pada frekuensi yang sama. Gimana mau fokus ngobrol sama Bapa di surga yang kudus kalo pikiran kita masih sibuk sama hal-hal laen? Gimana bisa ”nyambung” sama pikiranNya kalo pikiran kita lari kemana-mana? Gimana bisa ngerti tulisanNya (Firman Tuhan) kalo dibaca aja jarang? Gimana bisa totally and fully connected kalo kita sendiri ga mau usaha untuk me”nyambung”kan diri padaNya???
Maapin saya ya Tuhan saya jarang usaha untuk ”connect” sama Tuhan
Maapin juga ya saya ga mau cari cara supaya bisa ”nyambung” sama Tuhan
Help me to be more interested in You, in my heavenly Father’s Word
As I am trying to be in interested in my earthly father’s words
PS: Walopun sebenernya menurut gue bola tuh ga terlalu interesting apalagi exciting, tapi gue akan tetap berusaha ngerti demi bokap tercinta:) Belajar bola udah, belajar ngecat udah, belajar benerin keran udah, cuma belajar benerin pompa aer yang belon…
Pa, minggu depan kita ngecat lagi yuk? Apa kek gitu kita cat…
Comments (0)
October 28, 2007
wasted talents
Filed under: vision and dreams
Friends, gue mo cerita. Gini nih.
Baru-baru ini gue denger ada satu klien yang mencatat nilai asetnya (rig dan sumur minyaknya) hanya sekitar x miliar. Tapi pas aset-nya itu terbakar, perusahaan asuransi ganti kerugiannya jauuu…h lebih besar dari yang di-record. Untuk rig dan sumur minyak nya yang kebakar itu, insurance membayar 7x lipet, dan itupun hanya untuk rig-nya aja! Belom termasuk sumur-nya yang jelas-jelas jauh lebih berharga…
Dari sini gue belajar sesuatu. Kadang-kadang, kita sebagai anak Tuhan, cenderung underestimate sama “value” kita di dunia ini. Kita menganggap diri kita ini hanya senilai x aja, ga lebih ga kurang. Kita melihat diri kita begitu kecilnya sampe-sampe memberi label harga yang begitu rendahnya. Persis seperti perusahaan itu yang mencatat nilai asetnya begitu rendahnya, selama bertaon-taon. Tapi begitu aset-nya itu terbakar, datang perusahaan asuransi, dan eng ing eng… Insurance comes up with such a high price that nobody has ever imagined before. Bahkan nilai penggantian itupun baru untuk rig-nya yang cuma konstruksi pendukung, belom untuk sumur-plus-minyak yang terkandung di dalamnya.
Pasti ada alasan kenapa insurance bisa come up dengan harga setinggi itu. Pasti karena insurance melihat asset itu jauh lebih berharga dari apa yang dilihat perusahaan pemiliknya. Pemilik mungkin menganggap apa yang dimilikinya itu sebagai sesuatu yang “biasa-biasa aja”. Tapi ternyata di mata orang luar, apa yang “biasa-biasa aja” itu adalah sesuatu “yang luar biasa”, sampai-sampai dia berani bayar mahal untuk itu.
Friends, begitu juga dengan kita. Kita sebagai anak Tuhan punya sesuatu luar biasa dalam diri kita. Ada kebesaran Tuhan dalam diri kita. Ada sesuatu yang sangat berharga dalam diri kita. Ada great talents, great potentials ready to explode yang Tuhan taruh dalam kita. Dan iblis tau itu. Dia tau persis kalo masing-masing kita itu ancaman besar buat dia. Iblis itu juga sebenernya (tadinya sebelom jatuh dalam dosa kesombongan) punya great potentials dalam dirinya (bisa nyanyi luar biasa indahnya, amat sangat tampan rupawan). Tapi karena jatuh dalam dosa kesombongan, akibatnya dia jadi wasted talents. Potentials-nya mati, ga bisa dipake. Akibatnya, yang ada cuma broken dreams. So, dia menderita banget karena great potentialsnya ga kepake, dreams-nya harus broken dan mati…
Jadi iblis pengen liat kita ikut menderita seperti dia juga. Dia benci sekali kalo kita bisa explore potentials dalam diri kita. Hal ini mengingatkan dia sama sesuatu yang ga akan pernah lagi bisa dia lakukan. So, dengan segala cara dia berusaha agar kita bener-bener buta dan ga menyadari great potentials yang ada dalam diri kita, akibatnya kita ga akan pernah mencapai fulfillment (penggenapan rencana Tuhan dalam hidup kita).
Kita persis seperti perusahaan pemilik aset itu. Ga menyadari betapa mahalnya miliknya. Tetapi perusahaan asuransi berani bayar mahal untuk itu, persis seperti Yesus yang berani bayar mahal untuk diri kita. Sebegitu mahalnya sampai harus ditebus dengan darahNya dan nyawaNya.
So, friends, jangan pernah lagi berpikir ”gue ga ada apa-apanya, gue ga bisa apa-apa, gue cuma segini-gini aja…” Stop thinking like that. Begitu kita terima Yesus dalam hati kita, ada aliran-aliran air hidup yang memancar. Kalo sumur minyak hanya bisa mengucur selama sekian tahun, aliran air hidup dari Tuhan itu akan terus memancar setiap saat. Dan aliran air hidup itu begitu berharga karena bisa mendampaki ribuan orang yang haus dan lapar akan kasih Tuhan. That’s why kita menjadi begitu bernilai di mata iblis. Kita jadi ancaman serius buat iblis.
Mungkin kamu bertanya “Tapi Kak, saya aja ga tau potensi apa yang Tuhan taruh dalam diri saya. Gimana caranya raih fulfillment itu? Kalo mau nyampe ke penggenapan janji Tuhan dalam hidup saya kan berarti saya harus tau dulu apa potensi saya…”
Yap, betul sekali. Kamu perlu tau potentials apa dalem diri kamu. Gimana caranya? Simple, just ask God to reveal it to You. Minta Tuhan tunjukin ke kamu hal-hal apa yang bisa kamu lakukan lebih baik dari orang lain. Hal-hal apa yang sangat suka kamu lakukan, bahkan kamu rela melakukannya berjam-jam tanpa dibayar sekalipun. Hal-hal apa yang sangat mudah kamu lakukan, begitu mudahnya dan begitu cepatnya, tapi orang lain perlu bersusah-payah baru bisa selesai. Hal-hal apa yang bikin kamu begitu passionate, sampai kamu rela begadang untuk itu but still you enjoy doing it. Hal-hal apa yang bikin kamu semangat bangun pagi. Hal-hal apa yang bikin kamu terbakar semangatnya everytime you think about it. Hal-hal apa yang sering kamu impikan dan bayangkan. Hal-hal apa yang ada dalam setiap tarikan nafas kamu. You think about it, you dream about it, you breathe in it…
I can’t tell you what it is. Nobody can tell you what it is. Only you — and you only — who knows what it is…
But if you don’t know what it is, ask God, right now, to start reveal it for you
Ayo kita sama-sama berdoa:
Bapa di surga
Aku minta agar Engkau singkapkan potensi luar biasa dalam diri mereka
Jangan biarkan potensi itu terkubur bertahun-tahun lamanya
Jangan biarkan the great potentials become wasted talents
Jangan biarkan mereka gagal mencapai fulfillment
Jangan biarkan mereka gagal mencapai penggenapan janji Tuhan dalam diri mereka
Aku tahu Tuhan ada begitu banyak potensi dalam diri setiap adik-adikku yang sedang baca blog ini
Ada banyak calon pengusaha, ahli ekonomi, hukum, teknologi, pembangunan, kedokteran, sains, pendidikan yang sedang Tuhan persiapkan saat ini
Yang sedang Tuhan siapkan untuk membangun bangsa ini
Untuk membawa bangsa ini bangkit dari keterpurukannya
Ada begitu banyak anak muda di luar sana yang siap menyambut masa depannya bersama Tuhan
Tunjukkan panggilan hidup mereka sejak mereka muda ya Tuhan
Perjelas visi mereka mulai sekarang ya Tuhan
Karena ada begitu banyak hal yang harus dibereskan di bangsa kami ini
Pakai setiap anak-anakMu ya Tuhan, tanpa terkecuali
Biar setiap kami, dari segala bidang ilmu yang ada
Bisa saling membangun, saling menolong, saling melengkapi
Untuk membangun kesejahteraan kota dan bangsa di mana kami Kau tempatkan
Hingga kami bisa membawa kemuliaanMu
Di bangsa kami, Indonesia…
Dalam nama Yesus kami berdoa
Amin
Comments (0)
October 26, 2007
ayo sekolaaa…h
Filed under: personal
Ayo sekolaaaaa…h
Belakangan ini lagu “ayo sekolah” yang dulu sempet populer di tipi (lupa tipi apaan, TVRI kale) bertaon-taon lalu, sering banget terngiang di kuping gue. Tau ga napa? Gara-garanya kan sekarang gue balik sekolah lagi, ngambil S2. Jadi back to school, ayo sekolaaa….h:)
Tapi tau ga, ternyata S2 tuh jauuuuh lebih berat dari S1. Pertama, satu mata kuliah aja bukunya minimal 4 (kalo jaman S1 dulu kan satu mata kuliah cuma satu jegrek fotokopian aja wekekek. Baca aja tuh fotokopian, dijamin sakti waktu ujian:) wong soalnya dari situ semua… Tapi S2? Weleh, weleh, min 3 buku mesti dibaca dan di-compare, baru bisa ngomong. Itu baru untuk mata kuliah wajib semester pertama. Tapi karena gue mesti ambil matrikulasi, so SKSnya jadi 2 kali lipet banyaknya, meaning buku yg mesti dibaca juga 2 kali lipet *huaaaaa….*
Kedua, kuliah sambil kerja itu bener-bener perlu komitmen sungguh-sungguh (plus rela keluar tenaga dan waktu yg ga maen-maen). Tau ga, sebulan ini practically gue ga bisa ngapa-ngapain selain kerja dan kuliah. Dulu sih gue bisa dengan tenang tiap hari pulang kerja jam 8 or 9 malem, tapi sekarang? Jam 5:30 mesti terbirit-birit ngejar bis dari Sudirman supaya ga telat kuliah jam 6 sore ampe 10 malem di Salemba. Itu tiap hari dari Senin ampe Jumat, plus hari Sabtu jam 8 pagi ampe 7 malem hmmmpphhh *sigh*
So, karena jam-jam malem hari, yang biasanya gue pake untuk kerja, harus dipake untuk duduk di kelas dan dengerin dosen, makanya gue harus compensate for the time lost dengan jam-jam tidur gue. So begitu sampe rumah jam spuluh setengah sebelasan, gue langsung mandi n tidur. Tapi jam 2 ato 3 pagi gue mesti bangun lagi untuk catch up dengan kerjaan kantor yg tadi sore mesti gue tinggalin atau paper-paper yg mesti dikumpulin. Yah, pake sistem kalong semaleman deh:)
Keempat, kuliah itu kudu siap-siap keluar hepeng alias duit abis-abisan. Satu semester aja belasan juta, belom lagi beli buku-buku yang mahalnya najubujubuneng. So, selama belom lulus, siap-siaplah memangkas semua pengeluaran yang ga penting (mis jalan-jalan, makan-makan, shopping dll) demi bayar SPP dan beli buku.
Semuanya bener-bener major changes yang ga gampang adaptasinya. Makanya susah banget buat gue untuk ambil keputusan kuliah lagi. Gue tau persis Tuhan yang suruh gue ambil langkah ini. Tapi gue tunda-tunda terus selama satu tahun dengan alasan ini itu (“ga mau ah Tuhan, jurusan yang Tuhan suruh pilih ga nyambung sama kerjaan skarang” atau “jangan skarang dong Tuhan, kan sekarang baru pindah ke bagian baru di kantor n perlu invest waktu lebih untuk adaptasi dulu” atau “kan Tuhan tau kerjaan skrg lagi banyak-banyaknya” atau “Tuhan, gimana mo kuliah jam 5 sore di Salemba, kan dari Sudirman perlu sejam lebih after 5:30, naek bis lagi!” atau dgn alasan pamungkas gue: ”ga bisa ah Tuhan, ga punya duit buat bayar SPP” dll dll dll)
Tapi akhirnya cape juga gue reasoning sama Tuhan. So, setelah konfirmasi 700 juta kali dari Tuhan *wekekek*, peneguhan dari sana-sini sampe no escape betapapun gue berusaha menghindar, minta tanda aneh-aneh dari Tuhan supaya ga kejawab eh malahan kejawab melulu *xixixi*, akhirnya gue nyerah juga…
Tapi emang bener loh begitu kita ambil keputusan untuk taat, heaven starts to back us up. Amazingly Tuhan atur segala sesuatu untuk support gue. Tepat pada hari pertama matrikulasi, tiba-tiba gue di-assign untuk bantuin tim audit di kantor klien di daerah medan merdeka (meaning: cuma perlu 20 menit ke kampus instead of one and half hour by bus from sudirman office). Dan gue mesti stay di kantor klien ini selama 3 bulan, meaning gue ga perlu pusing sama issue terlambat masuk kelas sampe desember nanti. Trus, gue juga percaya bahwa Tuhan juga yang atur supaya kerjaan utama di kantor (yang non audit) bisa berbarengan selesai semua deadline-nya sebelom semester baru dimulai.
Bahkan, sampe untuk urusan domestik terkecil sekalipun, seperti nyuci nyetrika nyapu ngepel rumah dll, Tuhan kirimkan bala bantuan pas sebelum hari kuliah pertama dimulai. Tau ga, di rumah tuh selama 7 taon gue ga pernah pake pembokat sama sekali. Gue handle semuanya sendiri. Tapi mungkin karena Tuhan tau gue bakalan ga punya energi yang tersisa untuk itu, mangkanya Tuhan kasih a nice surprise. Tuhan datengin orang untuk bantu-bantu di rumah (sebenernya sih bukan gue yang nyari, tapi istri abang gue yang nyari) Dan sekarang gue ga perlu pusing lagi dengan urusan domestik: baju dicuciin, disetrikain tinggal pake, bahkan brangkat kerja pun makanan dah siap tinggal bungkus aja. Tuhan itu bener-bener full of surprises.
Tapi gue percaya surprises-nya ga percaya berhenti di situ aja. Gue percaya masih banyak nice surprises lain yang Tuhan sediain, selama gue mau taat sama apa yang Dia suruh. Gue ga tau what lies ahead, tapi gue tau heaven will continue to back me up. Mungkin sekarang Tuhan mau stretch me to the limit. Pertama, stretch my faith (merentangkan iman/faith gue ke titik dimana gue ga punya biaya but still take a step of faith going to college). Dan kedua, stretch my potentials (merentangkan potensi fisik/intelektual/professional untuk belajar begitu banyak hal baru di sela-sela beban pekerjaan yg numpuk).
Oke Lord, stretch it to the limit
Stretch me to the limit
To the limit that I never thought I could reach…
Cause my limit is not Your limit
And Your limit is limitless…
Comments (0)
let’s sing for joy
Filed under: kerja kerja kerja
Friends, belakangan ini gue bete berat. Apalagi kemaren, ugh bener-bener deh! Bawaannya sewot aje. Sampe temen2 gue pun kena getahnya, ga cuma staf, senior, ampe manajer aja gue semprot.
Gara-garanya sih mungkin karena cape. Soalnya kan sekarang ini kan gue lagi bantuin tim audit di kantor klien. Dan untuk penugasan ini deadline ketat banget, cuma 75 hari untuk klien segede gaban. Padahal tiap hari gue juga mesti kuliah jam 5. Jadinya tiap hari bawaannya buru-buru aja: ngikut bos meeting ke sana-sini, balik lagi ke kantor klien, trus masih harus ngadepin temen2 auditor yang minta ini itu, plus mesti fight gimana harus kerja cepet dengan fasilitas minim di kantor klien (internet connection yang super lemot dan bikin frustasi, ga ada fasilitas standar, minum aja ga dikasih sama sekali, ruangan auditor yang kecil seemprit banget plus super sesak, ugh… bener-bener klien terparah yang pernah gue datengin)
Belom lagi kalo dah sore, kepala gue dah pusing mikirin tugas kuliah yang belom selesai, buku buat ujian belom ketemu, pengen pulang cepet supaya sempet cari buku dulu ke gramedia, eh… malah gue direcokin terus sama ini itu. Ugh, rasanya gue pengen keluar aja dari kerjaan ini. Gaji-nya admin, tapi tuntutannya auditor. Bener-bener ga seimbang…
Sampe tadi sore, pas lagi bete-betenya, gue ngeluh dalem hati (sama Tuhan juga mungkin) karena gue mesti ikut meeting lagi. Gue complain berat kenapa Tuhan kasih gue beban dengan salary yang ga seimbang. Eh, ga tau kenapa Tuhan malah pake mulut temen gue untuk ngajar gue. Temen gue tiba-tiba nyeletuk ”Gapapa lah Fen, kan elo jadi tau semuanya, lebih pinter dari auditor malah…”
Deg! Gue kaget. Gue ga pernah berpikir sejauh itu. Iya ya, seharusnya gue bersyukur Tuhan kasih gue kesempatan buat belajar. Okelah gaji ga seberapa. Tapi kesempatan belajarnya kan jadi besar banget. Gue pikir-pikir, gue beruntung banget bisa ikut meeting sama petinggi-petinggi perusahaan minyak besar ini. Padahal, siapa sih gue? Cuma sekretaris dadakan di audit project ini. Tapi, dengan gitu, gue jadi belajar banyak tentang accounting, tentang audit, tentang industri perminyakan negara, masalah2 internal mereka, kenapa perusahaan minyak indonesia kalah tertinggal dibanding negara lain, bahkan sekarang gue jadi ngerti kenapa negara penghasil minyak terbesar no. 17 di dunia ini harus bergulat dengan harga minyak yang selangit. Kalo dulu gue masih blank dengan istilah-istilah yang mereka omongin, sekarang gue bisa ngerti dan malah jadi semakin tertantang untuk lebih ngerti dan lebih ngerti lagi. Semakin gue belajar, semakin gue ingin tau. Dan herannya, gue jadi makin tertarik untuk mempelajari data-data yang dikasih klien ke gue. The more I know, the more I realize how much more I need to know… The more I read, the more I want to learn…
Gue jadi nyesel kenapa gue mesti ngeluh dan ngomel-ngomel sama Tuhan. Gue juga nyesel kenapa gue biarin iblis mengambil sukacita gue sampe gue ngomel-ngomel dan bersikap jutek sama temen2 auditor. Seharusnya gue ga boleh gitu. Justru seharusnya gue membantu mereka yang lagi stress berat dengan deadline ketat dan beban pekerjaan segunung. Gue sih masih mending bisa pulang sore buat kuliah lagi. But what about them? Mereka belakangan ini baru pulang jam 1 pagi (bahkan minggu lalu jam 5 pagi!), padahal deadline masih sebulan lagi…
Dan pas saat teduh pagi ini, Tuhan ingetin:
”Do all things without murmurings and disputings… among whom ye shine as lights in the world” (Phi 2:14-15, KJV)
Tuhan ingetin gue untuk tidak ngeluh, ngomel-ngomel, bahkan berantem (disputing), tapi malah harus jadi terang untuk sekitar gue. Emang sih kalo lagi banyak kerjaan gue cenderung dispute sama temen gue dan berkeras kalo itu bukan kerjaan gue, tapi kerjaan elo. Walopun mungkin gue bener, tapi bukan gitu caranya. Bukan dengan jutek dan ngomel, tapi dengan kasih supaya kita bisa jadi saksi Kristus yang jadi terang buat orang-orang di sekitar kita.
Dari Filipi yang gue baca pagi ini Tuhan ingetin gue tentang sukacita, tentang joy, tentang let sing for joy, yang belakangan ini rasanya udah gue lupain. Rasanya gue udah lupa tentang joy di tengah semua tekanan ini. Rasanya gue udah lupa bagaimana joyful-nya gue waktu pertama kali gue nyanyiin lagu Let Sing for Joy-nya Don Moen yang jadi inspirasi didirikannya blog ini. Kenapa juga gue mesti ilang sukacita cuma gara-gara kerjaan? Kenapa gue mesti ilang sukacita cuma gara-gara banyak tugas kuliah? Paulus aja dipenjara masih bisa bersukacita. Apalagi gue…
Ampuni saya Tuhan yang ga tau bersyukur
Ampuni saya yang gagal jadi saksi Kristus di pekerjaan saya
Lord, bring back the joy
So that I can sing again:
Let’s sing for joy to God our strength
Sekarang saya mau berdoa untuk para auditors yang mungkin lagi baca blog ini
With all my heart I say: Bless them Lord
Berikan mereka…
…stamina to stay up in those long tiring nights
…hikmat untuk mengambil keputusan
…kejernihan pikiran untuk mengatasi masalah
…keteguhan untuk selalu berpegang pada honesty and integrity
…kemampuan untuk stay strong with their faith
…keberanian untuk piercing the darkness with the Kingdom’s principles
In Jesus name I pray
Amen
Comments (0)
October 10, 2007
intelligent debt management
Filed under: Uncategorized, personal
Friends, hari ini gue legaaa… banget. Rasanya ada sekarung beras yang diangkat dari pundak gue. Tau ga napa? Karena… hari ini semua utang kartu kredit gue LUNAS! I repeat, SEMUAnya, Rp 0, lunas, impas pas pas…
Mungkin temen-temen nanya kenapa sih bisa bayar utang kartu kredit aja heboh banget? Mungkin buat temen-temen lain hal ini biasa aja, tapi buat gue ini satu major breakthrough yang luar biasa banget buat gue. Soalnya setelah lebih dari 2 tahun ini akhirnya gue lepas dari ”ikatan” cicilan kartu kredit yang bener-bener ”mencekik” leher. Padahal friends, gue sama sekali ga menikmati uang pinjaman itu. Semuanya habis dipake untuk biaya pernikahan ade gue tahun 2005 lalu, trus beberapa bulan kemudian tiba-tiba bokap gue mesti operasi jantung. Akibatnya utang credit card gue jadi membengkak ke angka puluhan juta…
Dan tau ga, seringkali malem-malem sebelom tidur gue pandangin billing statements (dari 5 bank yang berbeda!) itu dan gue miris banget ngitungin jumlah payable yang mesti gue bayar. Saat itu juga gue sadar kalo tukang becak depan rumah gue itu bisa jadi jauh lebih kaya dari gue. Kenapa? Karena tukang becak itu mungkin cuma punya 20ribu di kantongnya, tapi hutang-nya zero. Artinya dia berkelebihan, dan gue berkekurangan. Karena saldo gue minus puluhan juta, padahal gaji cuma sekian juta. Selisihnya masih puluhan juta. Berarti gue yang saldo nya minus jauh lebih miskin dari tukang becak yang saldo nya plus. Kalo keuangan gue tuh ibaratnya laporan keuangan perusahaan, mungkin opini-nya independent auditor akan bilang bahwa dia punya doubt tentang going concern yang ga jelas huehehe… Ga punya fixed assets, cash flow seret, yang ada cuma short-term liabilities. My goodness…
Saat itu juga gue bertobat di hadapan Tuhan. Gue akuin kalo gue udah jatuh dalam dosa hutang dan gue mau lepas dari semuanya. Tapi gue mau bertanggung jawab atas setiap sen yang ada. Gue ga lepas tangan dan minta Tuhan yang beresin semua. Engga, itu ga adil. Gue yang berbuat kok gue minta Tuhan yang tanggung jawab bayarin? Enak aja! Gue mesti bertanggung jawab atas semua sen hutang yang gue bikin. Di hadapan Tuhan gue janji kalo gue akan bayar semuanya, sedikit demi sedikit, dengan segenap kemampuan gue, dengan seluruh ide menghemat yang bisa gue pikir, sampe akhirnya semua bisa lunas terbayar. Dan janji itu menuntut komitmen yang sungguh-sungguh…
Langkah pertama adalah bikin list semua hutang yang ada. Dari yang paling kecil sampe yang paling gede.
Langkah kedua adalah nutupin kartu kredit, satu demi satu. Dari lima jadi empat, dari empat jadi tiga, dari tiga jadi dua. Dan itu artinya mulai dari hutang yang paling kecil dulu, supaya semakin banyak kartu yang bisa ditutup.
Langkah ketiga adalah mulai memangkas semua pengeluaran yang bisa dipangkas. It hurts, really hurts. Karena artinya gue mesti menurunkan standar hidup gue. Dan itu ga gampang sama sekali. But I have to do that. I have promised to God and I will do it. Gue dah janji sama Tuhan gue mau bayar semuanya, betapapun iritnya hidup gue sehari-hari… Ga pernah naik taksi lagi. Kemana-mana slalu berusaha naik bis, walopun pulang lembur sekalipun. Gapapa naik bis sambung-menyambung, jatohnya pasti lebih murah daripada taksi. Ga beli makan siang di kantor, tapi bawa dari rumah. Kalo di rumah ga sempet masak, beli aja di warteg deket rumah sebelom brangkat ke kantor. Jauh lebih murah daripada ngabisin 25ribu cuma buat nasi goreng doang di resto lantai 1 di kantor (belom minumnya!). Kalo kepengen jus, bikin aja sendiri dari rumah. Beli tomat di tukang sayur, trus blender sendiri dan bungkus buat di kantor. Gampang kan?
Hari-hari pertama emang berat, tapi lama kelamaan jadi biasa. Trus makin lama jadi makin mahir hidup hemat. Karena mau ngirit ongkos, jadi males ke mall. Akibatnya, jadi jarang banget belanja-belanja yang ga perlu. Beli baju jadi jarang banget. Apalagi sepatu, tas, accessories yang ga penting, wah ga kepikiran sama sekali deh. Prinsip gue selama belom rusak, akan gue pake terus itu baju/sepatu/tas. Pelit? Bukan… Ini mah kepaksa:)
Sampai suatu saat, suatu siang di kantor, Roh Kudus bawa gue nonton streaming khotbahnya Ps. Crefflo Dollar tentang intelligent debt management. Dari khotbah itu gue dapet penghiburan banyak banget, dan dari khotbah itu juga akhirnya gue bisa belajar selesaiin semua utang.
Ini ringkasannya…
Hampir semua orang tau Ps. Crefflo Dollar itu salah satu pastor terkaya di dunia. Mansion-nya luar biasa megah, punya pesawat pribadi, mobilnya super mewah, etc etc. Tapi ga banyak yang tau kalo dulunya dia itu terlilit hutang 15 ribu dollar AS. Sampai suatu saat dia masuk dari garasi rumahnya, duduk di pojokan di rumahnya, dan menyadari bahwa mobil yang dikendarainya, kursi yang didudukinya, tivi yang ditontonnya, kulkasnya, mesin cucinya, tempat tidurnya, dan semua furnitur-nya, dibeli dengan kartu kredit. Alias semua barang di rumahnya adalah HUTANG. Saat itu dia menyadari kalo dia mati nanti, dia ga punya apa-apa untuk diwariskan. He is a man of zero. Saat itu pula dia bertobat, mengakui dia punya masalah dengan hutang, dan minta Tuhan membantunya untuk mengatasi ikatan itu.
Dengan hikmat Tuhan, Ps. Crefflo Dollar mulai mengambil langkah ini:
1. bikin daftar semua hutang yang dia punya
2. mulai menabur di tanah yang subur (artinya di gereja lokal yang memang punya track record yang bagus dalam hal tabur-tuai) Kenapa? Karena, jujur dia mengakui, bahwa dia perlu gereja yang terbukti bisa open heaven when he sows there. Tanah nya mesti bagus supaya benih yang dia tabur di sana bisa berbuah.
Selanjutnya, ada juga langkah-langkah praktis yang harus dilakukan:
Pertama. keluar dari sistem pinjaman (get out of renting system). Hutang itu bondage, suatu ikatan. Dan yang namanya ikatan, dia pasti mencengkram kita terus supaya kita ga bisa lepas darinya.
Kalo rasanya there’s a hole in your pocket, watch where your money is going. And watch what your money is doing.
Tapi sebelom itu, selesaikan dulu semuanya dengan Tuhan:
- akui kalo butuh bantuan (recognize that you need help from God)
- ambil komitmen untuk menyelesaikan semua hutang, even if it takes a long time (remember God likes commitment, because God respects covenants. He is the God of covenants)
- konsolidasikan semua hutang
- jangan pernah lagi pake credit card
- usahakan untuk cari extra money from side job, even if it means you must take the heavy load
- lihat gaya hidup sekarang, dan ubah! Cut down the expenses yang ga perlu (mis. Ps. Crefflo ga pake cellphone lagi, tapi selalu kasih tau istrinya dia ada di mana- di mana, jadi istrinya bisa telpon pake telpon kantor.
Dia dan istrinya ga lagi beli-beli pizza. Semua masak sendiri. Belanja sekali seminggu, dan belanjaan itu HARUS cukup untuk seminggu. Jadi menu harus diatur seminggu.
Mereka ga pergi nonton bioskop lagi, gantinya nonton aja di rumah, artinya: hemat waktu, hemat uang, hemat bensin.
Istrinya ga lagi pergi ke salon seminggu sekali cuma buat hairdo aja. Istrinya beli satu wig aja yang bagus supaya ga perlu ke salon mulu.
Dan setelah melakukan semua perubahan itu, mereka terkaget-kaget menyadari betapa banyaknya uang yang bisa dihemat. Mereka surprised karena ternyata mereka bisa nabung. Trus mereka makin semangat nabung.
Beli bensin cuma sekali seminggu, dan bensin itu harus cukup seminggu. Kalo ga ada bensin, ya ga bisa pergi kemana-mana sampe hari beli bensin di minggu berikutnya dateng.
Ps. Crefflo waktu itu cuma punya 2 jas, tiap minggu khotbah 2 jas itu aja yang dituker pake.
- bikin agreement sama orang bank untuk bayar 2 kali per bulan (dan bukannya sekali sebulan) supaya bisa selesaiin cicilan lebih cepet *ini di Amrik, ga tau di Indo bisa apa engga* Dan tau ga, dalam 4 ½ tahun akhirnya cicilan rumahnya terbayar lunas. Mungkin denger 4 ½ tahun rasanya lama banget. Tapi kalo kamu pikirkan bahwa dalam waktu 5 tahun mendatang kamu masih punya hutang, lebih baik ambil langkah sekarang, walupun menyakitkan (kencangkan ikat pinggang etc) tapi setidaknya ada sesuatu yang selesai. At least you’re in different spot, posisi kamu dah berubah.
- Jangan pernah anggep enteng nabung 5 dollar juga. *mungkin di Indonesia-kan artinya jangan anggep enteng nabung cuma goceng aja* Mungkin kamu pikir what’s it gonna do? Tapi dari sedikit itu jangan kaget kalo kamu akhirnya bisa nabung banyak.
- Bikin pembukuan. Untuk semua pengeluaran harus ada anggarannya, harus ada posnya, harus jelas kemana larinya uang.
Jangan lupa kalo semuanya itu ada dasarnya. Semuanya itu Alkitabiah. Diligent hard work? That’s biblical. Making wise decision? That’s biblical. Setting up a budget? That’s biblical.
Mau tau rinciannya? Nih:
1. diligent hard work –> Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikanlah lakunya dan jadilah bijak: (Ams 6:6)
semut, bangsa yang tidak kuat, tetapi yang menyediakan makanannya di musim panas (Ams 30;25)
2. making wise decision –>Harta yang indah dan minyak ada di kediaman orang bijak, tetapi orang yang bebal memboroskannya.
3. setting up a budget –> SEbab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya … (Luk 14:28)
Selain itu Ps. Crefflo Dollar juga kasih kesaksian bahwa setelah dia berusaha menerapkan prinsip-prinsip Alkitabiah itu, heaven starts to back him up. Tiba-tiba ada unexpected income, dari sini dari sana. Tapi kalo udah terima uang kaget gitu dia ga langsung foya-foya. Uang itu langsung dia potong perpuluhan (karena dia butuh God’s supernatural help to support his finance), dan sisanya langsung buat bayar sisa hutang. Kenapa? Karena diligence demands partnership with the Spirit. Dia perlu melaksanakan a law of diligence. Dan begitu dia taat, assistance from heaven shows up in his life.
So, gimana friends, bagus banget kan khotbahnya Ps. Crefflo Dollar ini? Khotbah ini bener-bener ngebuka mata gue kalo pastor sehebat dan setenar dia pun dulu punya pernah punya masalah seperti yang gue alami. Tapi dia berhasil mengatasi semuanya dengan prinsip Alkitab. So, begitu gue denger khotbah ini, gue langsung bertekad (dan berdoa): kalo dia bisa, gue pun harus bisa. Ps. Crefflo anak Tuhan, saya juga anak Tuhan. Dan Tuhan ga membeda-bedakan orang. Asal kita mau partnership sama Roh Kudus, pasti heaven starts to back us up, ya kan? Dan hasilnya? Ps. Crefflo bebas dari hutang sejak saat itu, dan mulai hari ini pun saya bebas lepas dari hutang…
Thanks Lord for speaking to me through his sermon, through his experience
As I have been really blessed by his sermon, I also want to bless others by sharing my experience here
Right now Lord, I’m praying for anyone who’s visiting this blog
Anyone who’s reading this blog because (s)he’s having problems with debt
Bless them Lord, wherever they are
Bless their finance, bless their income
Teach them how to manage their money
Give them wisdom how to get out of their debt
Break the curse or the bondage that they mave
So that Your children are totally debt free
And can start enjoying the life of abundance
That You have promised to us
In Jesus name I pray
Amen…
Comments (0)
September 5, 2007
the wedding
Filed under: personal
akhirnyaaa… tanggal 1 september lewat juga…
Rasanya lega banget bisa ngelewatin minggu lalu. Minggu lalu tuh bener-bener ribet banget dah. Soalnya kan abang gue merit tanggal 1, pake acara adat batak lagi, aarrrgggh!!!
Sejak gue bertobat 7 taon lalu, Roh Kudus ngajarin gue banyak hal. Salah satunya adalah praktik okultisme yang banyak banget ditemuin di adat batak. Salah satunya yang parah adalah upacara pernikahan adat batak yang penuh penyembahan berhala. (Gue ga bisa cerita panjang lebar di sini, but someday I’ll make a posting about it - in details)
So, begitu Roh Kudus ajarin hal itu, saat itu juga katakan gue katakan gue putus hubungan sama upacara pernikahan adat batak. Gue ga akan pernah lagi terlibat dalam, hadir pada, atau ikut dalam adat pernikahan batak, siapapun orang yang menikah itu. Gue ga mau mmenyakiti hati Tuhan dengan melakukan sesuatu yang gue tau mendukakan hati-Nya.
Terserah lah gue dibilang ga tau adat sama keluarga. Lebih baik gue ditolak keluarga daripada ditolak Tuhan. Lebih baik dikucilkan keluarga daripada menyakiti hati Tuhan…
Emang sih sejak gue ambil keputusan itu, gue diejek abis-abisan sama keluarga gue, terutama abang gue. Gue dicap ga tau adat, terlalu ekstrim, dan bahkan disindir dengan bahasa rohani “ga punya kasih…” Disindir-sindir “buat apa nyanyi lagu rohani terus tiap hari di kamar tapi ga punya kasih sama keluarga” Dianggap sesat sejak masuk gereja baru. Dianggap dicuci otak sama pendeta karismatik. Dan berbagai celaan lainnya.
Selama 7 tahun ini gue berusaha bertahan diem aja kalo disindir-sindir gitu. Gue cuma minta kesabaran aja dari Roh Kudus untuk bertahan melalui itu semua. Gue berdoa agar suatu saat mata hati mereka dibukakan oleh Tuhan. Gue ga bisa mendesak Tuhan supaya hal itu terjadi segera, tapi gue tau pasti suatu saat nanti hal itu pasti terjadi…
Selain gue ga setuju sama acara adat, gue juga menentang usaha-usaha demi terlaksananya acara adat itu. Tau ga, udah tau merit biasa aja mahal, eh malah pake acara adat lagi yang jauh lebih mahal. Masih mending punya dana besar, ini ga punya dana lagi! Tau ga, demi gengsi agar bisa melangsungkan pernikahan mewah di gedung dengan full adat, bokap dan abang gue bela-belain ngutang! Ampuuuu…nnn! Udah tau ga punya duit kok malah bikin acara gede-gedean dengan cara ngutang! Gue jadi inget khotbah-nya Pst. Creflo Dollar. Dia bilang “debt is trying to impress others with what you don’t have” Bener banget! Utang itu sebenernya adalah usaha untuk membuat orang lain terkesan dengan apa yang sebenernya tidak kita punya…
Bokap dan abang gue berusaha membuat orang lain terkesan dengan (uang) yang sebenernya ga mereka miliki. Dalam usaha membuat orang lain terkesan dengan pernikahan megah, mereka berhutang dari orang lain. Dan ini juga sesuatu yang bener-bener gue tentang abis-abisan. Buat gue, pernikahan itu yang penting adalah sah di mata Tuhan. So, yang paling penting adalah pernikahan di gereja-nya. Tapi kalo emang punya uang lebih ya gapapa bikin resepsi. Tapi itu kalo punya uang loh… Kalo ga punya ya engga usah resepsi. Buat apa pesta gede-gedean kalo abis itu kelilit utang ? Buat apa pesta megah sehari doang tapi abis itu mesti nyicil kartu kredit sampe 5 taon? Buat apa kemegahan 2-3 jam (yang belom tentu diinget orang) tapi abis merit bingung mau tinggal dimana? Ga punya uang buat ngontrak, apalagi beli rumah, yang ada cuma utang kartu kredit dengan bunga 45% per taon yang mencekik leher???
Kenapa gue mesti ngomong keras gini? Karena gue dah belajar hard lesson dari pernikahan adik gue di tahun 2005 lalu. Tau ga berapa utang kartu kredit ade gue setelah merit itu? Puluhan juta!!! Dan sampe detik ini dia harus bayar semua utang itu!
Itu baru ade gue doang. Dari gue, sebagai kakaknya, gue harus nyicil bayar utang kartu kredit sampe 2 taon! Dan sampai sekarang pun masih… Tiap bulan gaji gue mesti kepotong 1/3 cuma buat bayar utang peninggalan biaya merit dari dua taon lalu. Gue sama sekali ga bangga ngomong ini. Gue cuma pengen orang laen belajar dari kesalahan yang udah gue perbuat.
Tapi bokap dan abang gue ga mau belajar dari kesalahan gue itu. Mereka lebih mementingkan terlihat keren dimata keluarga dan ga peduli sama saran dari gue dan ade gue. Mungkin karena mereka belom merasakan lelahnya harus nyicil hutang bertahun-tahun… (yang financing biaya pernikahan ade gue tahun 2005 itu emang cuma gue dan ade gue, mereka ga bisa bantu finance waktu itu…)
Dan suatu hari, di tengah ketegangan kesibukan yang makin meningkat, pertengkaran pun akhirnya terjadi. Abang gue ngatain gue terlalu ekstrim gara-gara gue bilang ga mau ada adat-adatan atau batak-batakan kalo gue merit nanti. Karena tersinggung, abang gue langsung ngatain gue terlalu ekstrim. Karena kesel, gue akhirnya bilang ya udah gue emang terlalu ekstrim. Dan karena ekstrim itulah gue bilang gue cuma mau dateng pas pemberkatan gereja dan SAMA SEKALI GA MAU DATENG pas acara adat. Dan sejak saat itu abang gue keliatan benci sekali sama gue…
Sebenernya sehabis pertengkaran itu gue sedih sekali. Gue tanya Tuhan apakah gue salah mempertahankan iman gue di tengah keadaan seperti ini? Apakah taat sama Tuhan itu artinya harus dibenci keluarga? Gue sayang abang gue, I really do. Tapi gue juga sayang sama Tuhan dan gue sama sekali menyakiti hatiNya… Kenapa orang lain ga bisa mengerti bahwa okultisme, penyembahan berhala itu kekejian di mata Tuhan? Kenapa orang ga bisa ngerti kalo kita bener-bener harus putus hubungan apapun dengan praktik okultisme, sekecil apapun itu, begitu kita decide to follow Jesus? Apakah mentaati Roh Kudus (which is tidak terlibat lagi dalam okultisme) itu begitu ekstrim nya di mata manusia sampai bikin abang gue benci sama gue?
Dan pas saat teduh berikutnya, Tuhan hibur gue dengan ayat ini…
Dengarlah firman TUHAN, hai kamu yang gentar kepada firman-Nya! Saudara-saudaramu, yang membenci kamu, yang mengucilkan kamu oleh karena kamu menghormati nama-Ku, telah berkata: “Baiklah TUHAN menyatakan kemuliaan-Nya, supaya kami melihat sukacitamu!” Tetapi mereka sendirilah yang mendapat malu (Yes 66:5)
Begitu gue baca “saudara-saudaramu, yang membenci kamu” itu, gue pengen nangis… Gue pengen nangis karena Tuhan tau apa yang gue alami. Tuhan tau apa yang rasa. Tuhan tau gue sendirian lewatin ini semua. He knows what I’m going through… Dan Tuhan kasih gue penghiburan luar biasa yang ga bisa gue dapet dari siapapun juga…
Dan begitu gue baca lanjutannya “karena kamu menghormati nama-Ku”, gue jadi tenang. Tuhan pengen bilang kalo apa yang gue lakuin itu dah bener. Tuhan sendiri yang bilang “menghormati nama-Ku”… Berarti God approves. And that’s all that matters for me… All I want is to menghormati nama-Nya, above everything else…
So, sejak dapet ayat itu, gue jadi tenang. Gue tetap stick to my belief, regardless of what people say, what people may think of me, or how they treat me. Gue bilang sama Tuhan “Tuhan, saya pernah mau diusir dari rumah ini gara-gara masalah ini. Kalaupun akhirnya saya bener-bener diusir, I’m ready Lord. I’m ready for Your name. Karena apapun yang terjadi, Yesus takkan pernah tinggalkan saya sendiri…”
Dan akhirnya pernikahan itu tiba. Gue ikut pemberkatan di gereja, of course. Tapi acara adat sama sekali gue ga terlibat. Gue cuma dateng sebentar liat pengantin masuk gedung, dari pintu luar, and that’s it. Abis itu gue pamit untuk beres-beres di rumah. Sebagai cewe sendirian di rumah, gue harus beresin rumah, bersihin ini itu, nyapu, ngepel, nyiapin makan untuk puluhan orang yang akan datang nanti malem, beserta nyiapin tetek bengek perlengkapan makan minum. Belom lagi nyuci piring, gelas, sendok, tatakan, mangkok, baskom, dll dsb yang buaaaanyaaaa…k banget. Belom lagi geser-geser perabotan yang berat-berat. Kalo cape sih jangan ditanya. Kalo gue pengen nangis dan inget mama (seandainya mama masih ada pasti gue ga bakalan secape ini nanggung beban ini sendirian), gue langsung tengking pikiran itu dan bersyukur bahwa mama udah senang di surga…
Tapi sisi baiknya sih pas hari H-nya itu gue udah terbiasa dengan segala kerepotan rumah tangga itu. Soalnya kan kalo adat batak tuh panjang banget prosesinya, ada 8 tahap kalo ga salah. Jadi beberapa minggu sebelumnya gue dah “terlatih” menyiapkan makanan untuk 60-80 orang sekaligus dalam satu rumah. So, gue dah tau apa-apa aja yang mesti disiapin, plus dah tau jaga stamina supaya engga ambruk beberes rumah sendirian tanpa pembantu. Gue juga dah sistematis ngurus prosedur persiapan, pemakaian, pencucian, sekaligus penyimpanan kembali semua perabot *wekekek*
And thank God, akhirnya semua selesai juga… Akhirnya tanggal 1 lewat juga… Dan bagian yang paling mengharukan adalah: sesaat sebelum berangkat meninggalkan rumah, abang gue dateng ke kamar gue dan bilang “De, doain abang ya…” dengan mata berkaca-kaca dan suara yang bergetar. Gue jadi terharu banget sampe ikutan mau nangis. Dia yang selama ini keliatan begitu membenci gue dan iman gue, ternyata minta gue doain dia di acara besarnya (walopun tanpa dia minta pun gue selalu doain dia…)
Pas ngeliat dia begitu gagah dengan jas pengantinnya, gue bener-bener ga tahan pengen nangis inget masa-masa kecil kita dulu. Di sekolah dulu. Dimarahin mama. Ketawa-ketawa bahagia. Terutama inget masa-masa susah waktu mama sakit. Inget gimana hancurnya hati dia, sebagai anak kesayangan mama, waktu mama meninggal. Inget masa-masa susah waktu mama sakit. Inget pengorbanan dia nginep berbulan-bulan di kolong tempat tidur mama di rumah sakit sementara gue go outside day and night working my head off untuk bayar biaya cuci darah mama. Inget betapa remuknya hati dia nangis di samping peti mati mama. I remembered well those moments with him…
Dan sekarang abang masuk tahap baru dalam kehidupannya. Meninggalkan masa lajangnya di belakang dan mulai kehidupan baru bersama istrinya. Terus terang gue sedih banget ditinggal sendirian sama papa, but I realize this is the moment that we all have to go through. So I release blessings for him. Waktu abang gue peluk gue dengan jas pengantinnya, gue peluk dia kenceng banget sambil nangis “Wah abang sekarang merit… Selamat ya Bang…” cuma itu yang bisa gue omongin sembari nangis. Kita berdua sama-sama nangis berdua di kamar itu, ga bisa ngomong apapun kecuali pelukan kenceeee…ng banget. Dan bahkan waktu lepas pun kita masih pelukan tiga kali lagi sembari nangis… Cuma kita berdua yang ngerti what we have gone through. I know he knows that I love him. Regardless of our differences, kita adalah kakak adik seumur hidup dengan ikatan darah yang ga bisa dipisahin sama apapun juga…
Selamat ya Bang…
Selamat menempuh hidup baru…
My prayers are always with you…
Comments (1)
August 27, 2007
copet = batak ?
Filed under: personal
dasar batak eh dasar copeeee…ttt !!!
Kalo dipikir-pikir, bener ga sih copet itu mayoritas orang batak? Maap yah, bukannya gue rasis ato prejudice. Tapi ini pertanyaan beneran (n please remember juga: gue asli batak loh! 100% dari papa dan mama, including ompung boru dan doli dari dua sisi
Gara-garanya gini nih. Pertama kali gue ditodong di terminal senen, diambil jam tangan gue, sama orang batak (dah jelas lah dia batak, biar ga pake label nama. Dari logatnya aja dah ketauan, plus rahang hastakona yang terdeteksi dari jarak 100 m juga:) Itu sih dah lama, kira-kira 5-6 taon lalu.
Yang kedua kali, kemaren sabtu, mau dicopet di bis, sama 6 orang, gerombolan orang batak. Kan gue nunggu bis di halte rawasari. Trus gue dah berasa ga enak sih ada segerombolan cowo batak bertampang serem-serem yang ngeliatin gue terus. Gue sih cuek aja diliatin *biasa sih dimana-mana cowo-cowo suka ngeliatin gue, gue kan cakep hehehe geer pisan * Tapi lama-lama gue sebel juga diliatin mulu, untung bis gue dateng, trus gue naek aja.
Eh ternyata 6 batak itu ikutin naek juga. Trus mereka langsung pepet gue abis-abisan. Gue geser kiri, mereka ikut geser kiri. Gue geser kanan, mereka ikut geser kanan. Padahal sebelah sana masih kosong banget. Trus dua orang pepet gue dari depan, temen2nya di belakang. Asli gue kesel banget. Gue dorong aja tuh cowo di depan gue dengan keras dan ngomong “Apaan sih dari tadi ?!!” Eh tau ga, bukannya dia minta maap malahan dia marah-marah pake bahasa batak! Untung gue ga ngerti! Kalo gue ga ngerti, berantem kali gue saat itu juga hehehe…
Tapi untunglah tiba-tiba ada orang yang mendadak mau turun, so gue langsung bergerak cepat dan duduk. Selamat lah gue… Akhirnya gue duduk, tapi sebenernya dalem hati masih mangkel banget sama gerombolan batak itu..
Ga lama kemudian terjadi kehebohan lagi. Gerombolan itu belagak mau turun, tapi sembari sok dorong-dorongan sampe bikin satu cowok di depan gue bener-bener pissed off dan naek darah. Ya iyalah, siapa juga ga marah didorong-dorong dan dipepet gitu…
Akhirnya gerombolan itu turun. Begitu turun, langsung deh orang-orang di sekitar gue langsung pada komentar. “Mbak tadi mau dicopet ya?” “Mbak tadi saya lihat udah mau digerayangin tuh?” “Mbak sebenernya sih kita dah lihat tadi mereka mau nyopet…”
Ya amploooo….ppp! Dah tau gitu, tapi orang satu bis pada diem aje! Ga ada yang tergerak nolongin kek, ngomong kek, apa kek… Yah beginilah di jakarta, orang pada cari selamet aja… Walopun gitu, gue ga nyalahin mereka kok. Mereka juga pasti ga mau cari masalah. Biarlah gue ga diingetin siapa-siapa, tapi yang pasti Roh Kudus selalu ingetin gue…
Sejak gue nunggu di halte, emang sih Roh Kudus dah ingetin gue “Hape di kantong, hape di kantong, hape di kantong…” Saat di halte itu gue sih sebenernya pengen ngeluarin hp dari kantong trus pindahin ke tas. Tapi gue pikir risiko banget kalo gerombolan itu ngeliat, apalagi gue sendirian cewe malem-malem gitu.
Dan pas gue dikepung sama 6 cowo itu, dengan tegas Roh Kudus ingetin gue berulang-ulang “Copet. Copet. Copet…” Terus terang aja gue sebagai cewe takut dikepung sama 6 cowo yang tampangnya menyeramkan gitu. Tapi rasa takut itu kalah sama rasa kesel gue sama kepengecutan mereka. Ih, beraninya sama cewe! Cewenya sendirian lagi! Dan mereka beraninya berenam! Beraninya keroyokan! Bener-bener pengecut! Tampang aja serem, kelakuannya level keroyokan…
Jujurnya sih gue sempet bertanya sama Tuhan. “Kok gini sih Tuhan? Kok dari orang satu bis itu, cuma saya yang dipepet? Saya kan anak Tuhan… Kok Tuhan ga bikin saya invisible supaya saya ga jadi target copet-copet itu? Tuhan kan paling jago lindungin anak-anakNya…” Tapi begitu muncul pikiran itu, langsung gue tepis aja. Gue switch pikiran negatif itu ke pikiran positif aja. Gue bersyukur Tuhan masih lindungi gue malem itu. Gue juga bersyukur Roh Kudus selalu ingetin gue pada saat-saat yang tepat.
Dan besok paginya, pas saat teduh, gue dapet ayat ini:
Setiap senjata yang ditempa terhadap engkau tidak akan berhasil… (Isa 54:17)
Gue langsung senyum lebaaaaaaa….rrrr banget pas baca ayat ini. Ooooo… ternyata Tuhan mau ngajarin ini ya? Setiap senjata yang ditempa terhadap anak Tuhan tidak akan berhasil, ya Lord? Makasih ya Tuhan… Cara Tuhan ngajar tuh bener-bener orisinil dah, kaga ada duanya. So unpredictable, but so creative… Gue langsung tenang pas dapet ayat ini. Gue makin yakin kalo Tuhan ga pernah tinggalin gue SEDETIK pun. Tiap hal yang terjadi dalam hidup kita itu penting buat Tuhan. Ga ada yang insignificant. Ga ada yang missed dari kendali Tuhan. Everything is under His control…
Abis itu gue ditegur juga sama Tuhan. Gue berasa ditegor karena gue punya kebiasaan jelek yang Tuhan mau ubah. Kebiasaan jelek gue tuh suka anggap enteng hari Sabtu or weekend.
Karena hari Sabtu tuh jadual gue ga terlalu berat, lumayan ringan, alias ga ke kantor tapi cuma ngajar doang, jadi gue suka ngegampangin saat teduh hari Sabtu. Kalo hari Senin ampe Jumat, gue bener2 serius saat teduhnya, karena working days itu berat buat gue. Berat pekerjaan di kantor, susah, perlu hikmat luar biasa, dan perlu stamina untuk kerja dari pagi ampe malem. Karena workload yang berat dan susah, gue bener2 serius saat teduh pas paginya supaya I can go through the day. Supaya gue bisa jawab semua pertanyaan bos gue hari itu dengan hikmat Roh Kudus. Supaya gue bisa selesaiin those difficult tasks with wisdom. Supaya gue dikasih stamina lembur terus tanpa jatuh sakit. That’s why I’m really serious with saat teduh hari Senin ampe Jumat.
Tapiii, kalo hari Sabtu, gue jadi nyantai. Gue pikir “Ah cuma ngajar aja, ga susah kok. Ga berat. Gampang aja…” Makanya gue saat teduhnya juga cincay-cincay aja. Ga serius-serius amat. Tapiii… ternyata Tuhan ga suka itu. Tuhan pengen ngajarin gue kalo hari Sabtu pun bisa terjadi hal-hal yang di luar dugaan. Dikepung copet misalnya. Makanya gue harus selalu siap sedia setiap hari. Harus isi full tank, full armor, dengan firman Tuhan, minta Tuhan tutup bungkus kita di pagi hari supaya dijauhkan dari yang jahat…
Makasih ya Tuhan udah ngungkapin kebiasaan jelek saya. Makasih ya Tuhan udah ngajarin pelajaran yang “nyentil” saya.
Makasih ya Tuhan udah lindungin saya.
Tolong saya Tuhan untuk selalu berjaga-jaga setiap pagi.
Tolong saya Tuhan untuk selalu menganggap serius setiap hari, setiap pagi, yang masih boleh saya jalani…
Dan satu lagi…
Ampuni saya ya Tuhan yang udah prejudice sama orang batak…
Ampuni saya ya Tuhan yang udah bersikap kasar sama copet itu…
Ampuni saya ya Tuhan yang marah-marah sama mereka, walaupun seharusnya saya mendoakan mereka…
Ampuni orang batak yang suka nyopet ya Tuhan…
Sadarkan mereka, jamah hati mereka, dan terutama, cukupi kebutuhan mereka supaya mereka ga nyopet lagi…
Dan juga, ampuni saya ya Tuhan yang sebel sama orang Batak, yang sebel sama suku saya sendiri, yang malu melihat kelakuan suku saya sendiri…
Dalam nama Yesus aku berdoa. Amin.
Comments (0)
August 13, 2007
lift up your standard
Filed under: kerja kerja kerja
Friends, gue baru terkaget-kaget loh kalo standarNya Alkitab, yang bikin kita harus lift up our standard dari hari ke hari, sering bentrok sama standar orang-orang di sekeliling kita …
Semakin kita mengenal firman Tuhan, semakin kita dituntut untuk naikin standar kita (lift up our standard) dalam semua aspek hidup kita sehari-hari. Tapi kadang-kadang standard kita itu terlalu tinggi buat orang2 sekitar kita…
Gara-garanya gini nih. Gue baru tau kalo ada atasan yang ngerasa risih kalo nerima pekerjaan yang terlalu bagus dari staf-nya. Ceritanya gini. Kan bos gue mau meeting sama bos-nya dia. Trus gue diminta persiapin bahannya. Ya udah gue bikin aja sesuai instruksi. Trus waktu gue kasih, eh dia malah bilang “Ga udah terlalu bagus deh, saya jadi risih…”
Haaa? Asli gue bengong. Kok jadi risih nerima pekerjaan bagus? Gue jadi bertanya-tanya sendiri apa yang salah dengan pekerjaan yang bagus.
Temen-temen juga suka nanya sama gue kenapa gue kok semangat banget kerjanya. Kenapa gue kok mau-maunya kerja rajin, nerima banyak banget kerjaan, dengan gaji yang… gituuuuu deh:)
Well friends, kalo gue ceritain semuanya, pasti panjang banget. Tapi intinya satu: Tuhan yang ubahkan gue. Tuhan yang buka pikiran gue, buka pikiran sempit gue, kalo kerja tuh bukan buat gaji semata. Emang sih gue ga muna’ kalo gaji tuh bisa boosting semangat kerja. Tapi baru dua tahun ini gue nyadar kalo bukan cuma gaji yang bisa boosting semangat kerja. Booster yang paling utama itu cuma satu: kerja buat Tuhan dan bukan buat manusia… (Kol 3:23)
Senior pastor gue pernah bilang satu kalimat penting. Dan kalimat inilah yang terus gue inget sebelom gue mulai kerja. “Work at the level of excellence with an attitude of humility”
Maksudnya? Jangan pernah ngasih hasil kerja yang ecek-ecek, yang asal-asalan, harus yang excellent (inget: excellent loh, bukan perfect!). Kenapa mesti excellent? Karena Tuhan kita itu excellent, dan kita adalah anak-anakNya yang fearfully and wonderfully made. Jadi ciptaan yang fearful dan wonderful itu harus selalu berada pada tingkat excellent, ga boleh mediocre, ga boleh average, ga boleh sedang-sedang saja. Anak Tuhan punya standar khusus. Bukan standar dunia. Tapi standarnya Tuhan. Apa standarNya? StandarNya: bekerja seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia…
So, kalo kerja buat Tuhan (ga perlu di gereja, di kantoran pun itu juga kerja buat Tuhan), ga boleh sembarangan alias asal-asalan. Harus berikan yang terbaik. Sekali lagi: YANG TERBAIK.
Tapi kalo udah bisa berikan yang terbaik, jangan sombong. Jangan mentang-mentang trus petantang petenteng. Ga boleh itu. Inget itu semua bisa terjadi cuma karena kasih karunia Tuhan aja. Harus tetap rendah hati walaupun mungkin kamu (kadang-kadang) lebih bener dari orang lain. Dan caranya untuk tetap rendah hati adalah: inget kalo kita bisa di tempat itu karena Tuhan yang bawa kita ke sana. Inilah maksud dari “with an attitude of humility”
Sekali lagi: work at the level of excellence with an attitude of humility… Itu yang jadi pedoman gue dari hari ke hari…
Gue naekin standar gue bukan karena bos gue. Bukan karena kantor gue. Bukan karena pekerjaan gue. Bukan karena siapa-siapa, tapi karena TUHAN yang minta… Because my God deserves the best that I can give…
So friends, kalo kamu diejek sama temen kantor kamu karena kamu dianggap kerajinan, dianggap aneh sama temen kantor kamu karena kamu mau kerja keras dengan gaji kecil, jangan kecil hati… Jangan patah semangat… Jangan pernah menyerah… Inget standar kamu sekarang udah beda. Standar kamu itu standar yang dibuat oleh Tuhan. Standar itu di level yang disebut excellence. Tetap terus stay excellent no matter what people say. Ga peduli orang ngomong apa, yang penting kita berusaha menyenangkan hati Tuhan. Inget Tuhan selalu liatin kita. Selalu perhatiin kerjaan kita…
*PS: Bukan hanya God yang notice pekerjaan kamu, tapi orang-orang yang ga kamu kenal pun akan notice kalo kamu work at the level of excellence. Mungkin sedikit sharing tambahan gue ini bisa membesarkan hati kamu. Beberapa minggu lalu gue denger berita dari senior managers gue kalo bos-nya dia (yaitu division head) gue cerita bahwa gue tuh jadi rebutan di divisi laen. Ada orang-orang lain di divisi lain (yang gue ga kenal sama sekali!) yang rebutan pengen minta gue jadi staf-nya mereka. Tapi bos itu langsung nolak seketika itu juga karena dia ga ijinin orang laen ambil gue. Dia tetep pengen gue kerja sama dia. The point is: terus lift up your standard, friends… Jangan pernah turunkan standar kamu, terus dan terus lift up your standard! And see how God promotes you with His own way…in His own time…
Comments (0)
ga bisa tidur? loh kok bisaaaa…???
Filed under: kerja kerja kerja
Beberapa hari yang lalu temen2 gue di kantor lagi kena musim mata bengkak. Tau ga musim mata bengkak tuh apa? Itu tuh penyakit kurang tidur. Ciri-cirinya adalah: mata bengkak, sedikit merah (jangan banyak-banyak, kalo merahnya banyak itu sih sakit mata:), daerah sekitar mata menghitam, dsb.
Dan kalo pagi-pagi ketemu orang2 begini, satu pelajaran berharga yang gue pelajarin selama 7 taon di kantor ini adalah: stay away from them! Kenapa? soale orang2 yg cirinya gini pasti kurang tidur. Dan orang kurang tidur tuh biasanya pemarah dan sumbunya pendek. Jadi ga bisa diajak ngomong basa-basi. Pasti bawaannya gampang marah kalo ada satu hal aja yang ga beres, atau ada satu pernyataan remeh yang dia ga suka atau dianggap ga penting buat dia.
Dalam 2 hari berturut-turut ada 3 orang di sekitar gue yang lagi kena musim mata bengkak. Yang pertama lagi deadline jadi baru pulang jam 4 pagi. Yang kedua, masih mending, bisa pulang jam 2 pagi, tapi baru 2 jam tidur, eh bayinya nangis minta susu. Yang ketiga, bos gue sndiri (wekekek:)
Si bapak bos ini pagi-pagi nongol ke tempat duduk gue, dengan mata bengkak, sedikit merah, belom shaving, so keliatan cape n berantakan banget.
Trus dia langsung curhat “Kemaren malem saya ga bisa tidur.”
Dengan hati-hati, dengan asumsi orang kantor smua galak kalo kurang tidur, gue nanya walopun gue dah tau pasti jawabannya, “Kenapa Pak? Mikirin apa?”
And I have already guessed, he said “Mikirin kerjaan…”
Trus gue langsung nyerocos aja “Aduuuh Pak, sayang banget ga bisa tidur cuma gara-gara mikirin kerjaan…” (Sok tau banget ya gue???hehehe)
Gapapa deh gue dibilang sok tau ato apa. Gue cuma pengen sharing aja pendapat gue sama si bos. Soalnya gue ga tega ngeliat bos gue jadi kucel dan kecapean gitu. Menurut gue, kalo kita stay up all night till morning, mikirin kerjaan, sebenernya tuh rugi dua kali. Rugi pertama, rugi kehilangan tidur. Rugi kedua, rugi kehilangan waktu yang kebuang sia-sia cuma buat mikir tapi sebenernya kerjaan tetap aja ga selesai. Iya kan?
Masih mending lah kalo ga tidur tapi kerja, so besok paginya kerjaan selesai walopun ga tidur. Artinya kan satu masalah selesai? (masalah kerjaan dah selesai when morning comes). Tapi kalo cuma “mikirin” doang, dua masalah sama-sama ga selesai. Pertama: masalah ga tidur, kedua: masalah kerjaan yang tetap aja ga selesai walopun dipikirin sepanjang malem ampe ayam berkokok juga (btw, masih ada ga sih orang di jakarta yang tetangganya miara ayam yang berkokok pagi-pagi? Kok di deket rumah gue ga ada lagi orang yang piara ayam ya
Loh kok jadi ngomongin ayam? Oke, back to the topic. Tadi apa topiknya? O ya, ga bisa tidur. Satu hal yang gue ga pernah bisa ngerti adalah kalo orang ga bisa tidur. Kalo orang ga bisa makan gue bisa ngerti. Gue juga kadang-kadang ga bisa makan kalo lagi stress or sakit. Tapi ga bisa tidur? Seumur hidup gue ga pernah ngerasain ga bisa tidur. Gue sih tipe pelor (nempel langsung molor).
Biarpun lagi ada masalah, lagi banyak pikiran, gue tetep bisa tidur. Prinsip gue sih ngapain gue pikirin, biar dipikirin ampe pagi juga itu masalah kan tetap ada? So, kalo besok pagi itu masalah masih tetap ada, mendingan gue tidur aja dulu malem ini dan besok pagi baru gue pikirin lagi hehehe. Lagian tuh masalah kan ga bakalan lari kemana-mana ampe besok pagi juga:)
Eits, jangan salah, ini bukan berarti gue ga peduli sama kerjaan. Sama sekali bukan gitu. Gue tetap mikirin kok tanggung jawab kerjaan. Gue tuh sebenernya tipe pekerjakeras. Kalo ada deadline Senin, gue kerja hari Sabtu Minggu di rumah. Kalo emang bos gue butuh selesai malem ini juga, gue akan kerja non stop dari jam 7 pagi ampe jam 7 malem tanpa lunch. Kalo perlu makan di depan laptop, tangan kiri pegang makanan tangan kanan tetap ngetik. Kalo emang harus selesai malem ini, gue rela overtime tanpa dibayar. Harus training ampe jam 10 malem juga gue jabanin, kalo emang harus sperti itu. I know how hard people work hard at this office, and I want to help them to lessen such hard work. Buat gue, anak Tuhan tuh harus bisa jadi solusi buat orang sekitarnya. I have to be the solution for someone else’s problems, because that’s why God puts me there.
I like working hard, because my God also works hard. My God is a hardworking God (He never slumbers nor sleeps), so I am hardworking too. Tapi gue bukan Tuhan yang never slumbers nor sleeps. Gue manusia yang butuh tidur. Gue bisa rontok kalo ga tidur. I need sleep because I realize God creates me as a human with a need of sleep.
Mangkenye gue bingung banget kalo ada orang yang bisa kuat ga tidur semaleman. Buat gue itu ajaib banget, bener-bener luar biasa. Tapi di sisi lain, gue jadi bertanya dalam hati? Kenapa sih Tuhan saya TIDAK pernah TIDAK BISA tidur?
Dan, amazingly, setelah bos gue curhat dia ga bisa tidur, pas di malem hari itu gue nanya pertanyaan iseng ga penting itu sama Tuhan sebelom gue bobo, besok paginya, pas saat teduh…
Apabila bertambah banyak pikiran dalam batinku, penghiburan-Mu menyenangkan jiwaku (Mzm 94:19)
Doeeeng… itu ayat yang gue dapet besok paginya pas saat teduh. Oooo… jadi ini ya alasan kenapa gue gampang banget tidur? So, kata Alkitab, biar dikate banyak pikiran juga, orang-orang yang mendapat penghiburanNya itu akan tetap tenang jiwanya, alias … bisa tidur! Kenapa? Karena mereka dapet jaminan yang menghibur dari janji Tuhan bahwa everything is under His control. Ga perlu kuatir, ga perlu bingung, everything will be all right with God. Tuhan akan berperang buat kita dan kita akan diam saja. Itulah bedanya orang dunia dengan orang2 yang punya pengharapan pada Tuhan.
Dan saking under control-nya everything itu, Tuhan ijinin gue tau jawaban dari pertanyaan remeh temeh gue. Bahkan pertanyaan iseng yang ga mutu pun, dengan senang hati DIA jawab! Hehehe, bener-bener top dah Babe gue di surga !!!
Comments (0)
limited connectivity (baca: KAGA NYAMBUNG)
Filed under: personal
bbrpa hari lalu, pas iseng abis makan siang, gue baca artikel di salah satu web kristen tentang gmana caranya komunikasi alias ngobrol sama “target” supaya nyambung. Hehehe asli gue setuju banget sama tips-tips yang dia kasih, sayangnya dah telat karena gue bacanya pas dah putus wekekek
knapa gue setuju banget ama tips-nya dia? karena gue selama masa-masa awal pacaran bener2 ketipu sama tampang, tapi lupa satu hal yang mendasar yang akhirnya bikin gue super enek dan super cape jalanin hubungan itu…
tau ga napa? gini nih. di awal masa pedekate, si mantan gue tuh bilang, dari cewe2 yang dia kenal, dia ngerasa “cocok” banget sama gue. maksudnya tuh gue “nyambung” kalo diajak ngobrol ama die. Katanya sih dia banyak kenal cewe cakep, tapi susah nyambung. So begitu kenal gue dia ngerasa gue cocok ama die sooo dia pdkt deh ama gue. Dengan alasan utama “nyambung”
Tapiiiiii…. lama-lama, gue malah ngerasa gue ketipu berat sama dia. Kenapa? Karena kok lama-lama gue ga ngerasa nyambung sama sekali sama dia? Pertama-tama sih dia emang keliatan keren, ganteng, berwibawa, cukup rohani, dsb. Tapi kenyataannya? Belakangan gue tau semuanya palsuuuuuu……
Belakangan gue tau kalo dia tuh minderan banget. Sebenernya buat gue sih it’s okay, benerrrr it’s okay punya cowo yang pendidikannya sma. benerrr! gapapa. Asal dia dah bertobat, takut akan Tuhan, bener-bener berusaha mengetahui kehendak Tuhan dalam hidupnya, itu syarat utama buat gue. Karena kalo template-nya dah gitu, gue yakin tuh orang pasti karakternya akan terus berubah menyerupai Kristus, day by day. Tapi alangkah kecewanya gue begitu tau kenyataan yang sebenernya.
Kekecewaan pertama. Gue pikir, karena dia udah jadi pengurus di gereja, pasti dia punya hubungan pribadi sama Tuhan dan berusaha mengenal kehendakNya. Tapi tau ga? Makin lama gue makin curiga karena kalo gue ngajak ngobrol tentang apa sih arti ayat ini, kenapa Tuhan ngomong ini dan bukan itu, gimana caranya win the lost souls, doa puasa, etc, dia sama sekali GA NYAMBUNG. Bener-bener buta total dan obrolan langsung mandek sama sekali. Rasanya kaya ngomong sama tembok karena ga ada respon sama sekali. Gue pikir bahan obrolannya terlalu berat, tapi kok tiap kali ganti bahan mentok mulu?
Trus pelan-pelan gue selidiki, ternyata dia kalo hari Minggu tuh suka bolos gereja. Gue pikir sih sekali-kali mungkin karena dia cape atau sakit atau apa. Tapi kok hampir tiap Minggu gitu? Kalo ga gue ajakin dia pasti bolos dan tau ga alasannya apa? Ketiduran…. weleh weleh. Gue bener-bener kaget. Dan yang paling ngagetin adalah: waktu gue tanya kenapa Alkitabnya kok ditinggal terus di motor. Gue tanya gimana besok pagi kalo mo baca Alkitab pas saat teduh? Tau ga jawabannya apa? “JARANG BANGET, HAMPIR GA PERNAH MALAH…” dengan tampang cuek dan ga bersalah gitu. Haaaaaa??? ga pernah baca Alkitab? Gubrakssss!!! Pengurus gereja ga pernah baca Alkitab?!! Bener-bener syok berat gue malem itu…
Saat itu juga kekagumannya langsung rontok total, persis seperti debu jalanan… Semua tampang kerennya, semua pelayanannya di pemuda, semua penampilannya di mimbar gereja, hancur total di mata gue. Rasanya ditipu abis-abisan sampe gue ga tau lagi mo ngomong apa pas doa sama Tuhan tentang kelanjutan hubungan itu. Rasanya malesss banget ketemu dia lagi, rasanya gue ga punya tujuan lagi untuk ngelanjutin pacaran ama die. Buat apa???
Tapi gue ga punya alasan mo putus. Masa sih alasannya karena dia kurang rohani? Kesannya kok gue sok kudus banget? Apa nanti kata temen2 sepelayanan? Masa gue mesti bongkar kedoknya dia di hadapan semua pengurus??? Masa sih nanti kalo diintegorasi sama ketua: kenapa kalian putus? Trus gue jawab: karena dia ga pernah baca Alkitab. Apa ga pada shock itu semua pengurus? Apa gue ga dianggap sok rohani banget? Sooo, gue simpen itu semua rapet-rapet dalem hati gue dan gue berusaha jalanin hubungan itu dengan berat hati.
Gue berusaha bilang sama diri gue sendiri: okelah ga nyambung soal kerohanian, tapi soal obrolan sehari-hari kan at least dia nyambung. But girls, please remember kalo tingkat pendidikan atau kadar intelektual, seperti orang-orang tua kita yang sering bilang itu, ternyata emang penting dalam suatu hubungan. Rasanya cape loh ngobrol sama orang yang lemot. Bikin frustasi.
Misalnya nih, soal pekerjaan. Gue bener2 mati kutu kalo ngobrol soal kerjaan. Jangankan buat nanya-nanya, dia aja ga ngerti gue kerjanya di kantor apaan. Boro-boro deh jelasin tentang konsep services-nya public accounting firm. Akuntan publik aja dia kaga tau itu mahluk apaan. Mo curhat tentang kerjaan? Stuck. Mo minta pengertian lagi deadline jadi ga bisa date karena mesti kerja ampe malem? Langsung nadanya tinggi dan ga mau jemput ke kantor. Langsung tersinggung karena ga pernah ngerti arti deadline di tempat kerjanya di pabrik yang serba rutin. Mo minta pengertian Sabtu Minggu ga bisa kemana-mana karena ngejar deadline Senin? Tersinggung lagi.
So, mo discuss tentang istilah akuntansi dalam bahasa inggris? Ga nyambung. Mo ngomongin latest news in economic world? Ke laut aje. Mending baca koran sendirian. Kalo gue betah berlama-lama di bagian buku asing di Gramedia? Langsung bete dan ninggalin gue. Kalo gue lagi kumat pengen browsing itu software-software keren (bajakan:) di toko komputer? Langsung pasang tampang bosen banget. Duh Tuhan, kenapa saya mesti pacaran sama diaaaaaa….????
Ngobrol pake bahasa Inggris? Jangan harap. Gue baru pake dua kata bahasa Inggris aja (itu juga ga sengaja! keceplosan!), dia tampangnya langsung tersinggung banget. Langsung galak dan bilang “Udah tau aku ga bisa bahasa Inggris!” Ya ampuuuunnn!!! Gue kan ga sengaja, namanya juga gue translator, trus guru bahasa Inggris lagi. Yah gue breathe in dan breathe out in English!
Nanya tentang problems ecek-ecek soal gimana ya insert photoshop picture ke dalam pagemaker file buat warta gereja? Percuma, photoshop aja dia kaga pernah denger. Gimana ya caranya bikin flash buat slide pengumuman ibadah? Boro-boro deh. Sampe topik yang amat sangat umum seperti gimana caranya handle anak yang hiperaktif yang jadi murid les inggris gue? Melongo lagi.
Duh Tuhan, saya mesti cari bahan apa lagi biar nyambung ama dia? Gue bener-bener cape, makan ati luar dalem. Akibatnya, gue makin males dan malesss ketemu dia… Daripada mesti ketemu, kaya’nya mendingan tiduran di sofa ga bergerak-gerak sampe Tuhan Yesus dateng
Boro-boro ketemu, kalo ditelpon aja gue males banget jawab. Kalo di-sms, males banget deh balesnya. Padahal cuma gerakin jempol aja buat reply, bener2 males dan buang tenaga. Pokoknya udah bener-bener ga interested lagi deh sama everything about him…
Dan akhirnya dia bisa “baca” juga perubahan gue itu. Dan seperti yang gue tebak: dia marah-marah dengan alasan gue egois dan ga pedulian. Dan buntutnya, dah ketebak, dia minta putus. Dalem hati gue bilang yes! Gue bisa bilang sama Tuhan: “Tuhan, tuh dia kan yang minta putus? Berarti saya ga salah dong… Itu kan keinginan dia. Berarti kesalahan “melukai hati orang” bukan ada di bagian gue. Tapi di bagian dia…hehehe”
Gue bukannya cari cowo yang perfect. Engga, sama sekali engga. Tuh cowo ga harus tau segalanya. Gue bukan cari orang sempurna yang bisa segalanya. Tapi yang gue cari adalah seseorang yang punya “passion” di satu bidang tertentu, satu bidang pilihannya, jadi dia bener2 mendalami satu bidang itu, becoming an expert in that special subject.
Menurut gue, orang yang really focus on something that he is passionate about is really attractive. Orang yang pinter di bidangnya tuh sangat menarik. Dan pasti ngobrol sama orang2 seperti ini ga bakalan ngebosenin. Kenapa? Karena dia punya fokus. Dia punya keahlian, punya expertise. Dia punya specific goal(s). Dia punya visi. Dia punya special assignment dari Tuhan. Dia punya reason why he lives. Terserah bidang apa aja. Mau jadi akuntan seumur hidup kek, mau jadi computer geek yang gila gadgets kek, mau jadi pendeta yang passionnya tiap hari menangin jiwa-jiwa kek, terserah deh. Apa aja, doesn’t matter to me. Yang penting ada satu bidang spesifik yang dia tekuni dengan penuh passion.
Dan akhirnya, begitu putus, gue jadi ngerasa bebasssss banget, lepassss banget. Semua temen gue akhirnya bilang: Fen, elo makan ati pas pacaran ama dia? Soalnya emang pas pacaran ama dia itu berat badan gue turun drastis. Temen2 gue gosipin katanya gue tekanan batin, makanya gue jadi kurus …HUAHAHAHAAA….
Tapi emang sih, abis putus, berat gue pelan-pelan naek lagi. Gue jadi ilang beban, dan rasanya seneeeng banget bebas merdeka. Gue bebas mo kerja sampe jam brapa aja, di hari apa aja… Gue bebas mau sekolah lagi, mau kuliah lagi… Gue bebas jalanin masa depan gue yang indah bersama Tuhan… Gue bebas dari tekanan harus menikah sama calon suami yang KAGA NYAMBUNG, bahkan kaga nyambung in all aspects of my life… hihihi…
Comments (0)
August 1, 2007
do you like Me?
Filed under: mengasihiMu
Beberapa minggu lalu (ato bulan???), gue baca satu posting-an di yahoogroups gue. Kalo ga salah judulnya “Do You Like God?” Isinya sih intinya tentang apakah kita bener-bener menyukai Tuhan sebagai Seorang Pribadi. Kenapa hal ini ditanyain? Karena istilah Jesus Loves You, We Love You Lord, atau Tuhan mengasihimu, aku mengasihiMu Tuhan, dsb itu udah terlalu overused alias terlalu sering dipake. Saking sering dipakenya, kita cenderung pake kata-kata itu sampe makna-nya ilang. Kita sekedar ngomong aja tanpa merasakan betapa dalamnya makna kata-kata itu.
Maksudnya gini nih. Mengasihi itu kan satu perasaan. Kita bisa aja mengasihi, tapi itu bukan berarti menyukai. Misalnya orang tua bisa aja mengasihi anak remajanya yang sikapnya kurang ajar dan hanya ngomong ke orangtua kalo butuh duit. Ya, orangtua itu mengasihi anaknya. No doubt about it. Tapi apakah orang tua itu menyukai anaknya? Apakah orang itu menyukai sikap anaknya yang kurang ajar itu? Apakah orang itu menyukai BERADA bersama abg yang sikap jutek-nya itu nyebelin? Nah, lihat kan bedanya? Mengasihi bukan berarti menyukai.
Kembali ke pertanyaan awal: do you like God? Apakah kita bener-bener menyukai Tuhan? Kalo kita menyukai Tuhan, artinya kita menyukai keberadaan Tuhan, menyukai waktu-waktu yang dihabiskan bersama Tuhan. Misalnya gini nih. Kalo gue suka temen gue, gue suka ngabisin waktu sama dia, ngobrol berjam-jam sama dia, nongkrong bareng dia, jalan-jalan bareng dia. Ga masalah makan di mana, makan apa, asal kita bisa curhat berjam-jam.
Tapi beda kalo kita ga suka sama orang yang ngajak makan itu. Contohnya nih, acara makan-makan di kantor. Misalnya seorang bos ngajak anak buahnya makan-makan di restoran mahal. Karena yang ngajak makan itu bos, terpaksa anak buahnya pada ikut. Tapi pas acara makan-makan, si anak-anak buah itu berusaha milih kursi sejauh mungkin dari bos-nya, sedeket mungkin sama pintu keluar, supaya bisa cepet ngabur dan ga perlu berlama-lama basa-basi sama bosnya. Every second di resto itu terasa lamaaa banget walopun resto-nya itu bagus banget dan menu-nya sop sarang burung walet terbang yang naujubile jut-jutan mahalnya.
Kalo disuruh milih, mungkin si anak buah itu lebih suka nongkrong di warung roti bakar di pinggir jalan tapi sama temen-temennya yang emang dia enjoy with whom (s)he’s eating and talking. Mungkin nongkrong di situ, cuma beli roti bakar 6000 perak plus teh botol bisa ampe jam 11 ato 12 malem ngobrol ngalor ngidul yang ga penting tapi menyenangkan. Kenapa? Because (s)he enjoys the company of his/her friends. Karena dia menyukai, menikmati keberadaan orang yang menemaninya.
Dari sini gue belajar apa itu artinya “menyukai”. Apakah gue menyukai Tuhan? Apakah gue menyukai bersama-sama Tuhan sama seperti gue menyukai keberadaan temen gue? Apakah gue menikmati saat teduh bersama Dia? Atau apakah gue “terpaksa” saat teduh just because that’s what He wants me to do? Kalo gue terpaksa (karena cape abis kerja ampe jam 1 pagi, masih ngantuk, dll), itu sama seperti sikap gue yang terpaksa pergi makan-makan sama bos, tapi sebenernya gue ga menyukai saat-saat itu. Tapi kalo gue menyukai Tuhan, gue bisa berjam-jam curhat sama Tuhan sampe lupa waktu dan baru berhenti karena gue sadar gue mesti mandi dan siap-siap pergi ke kantor.
So, what I’m trying to say is, tes pertama untuk mengetahui apakah kita mengasihi Tuhan adalah dengan cara bertanya “Apakah aku menyukai Tuhan Yesus?”
Karena kata “menyukai” itu artinya kita “like Him as a buddy” atau sebagai teman. Dengan seorang teman, we can be who we really are. Dan kalo kita bisa jadi temen dia, itu artinya dia juga menyukai keberadaan kita apa adanya kita. That’s why both can spend hours together doing unimportant things. Kalo kita menyukai Tuhan, kita bisa ngobrolin apa aja remeh-temeh yang ga penting tanpa takut dianggap wasting His time. Tapi kalo kita ga menyukai Tuhan, kita akan cenderung menganggap hubungan Tuhan-dengan-manusia itu seperti hubungan bos-dengan-staff yang sifatnya perintah-I-tell-you-what-to-do-and-you-do-it. Hubungan seperti itu cenderung kaku dan ga ada ketulusan di dalamnya. Akibatnya, kita lakukan perintah Tuhan karena Tuhan bilang harus kita kerjain dan kalo engga kita ga dapet berkat. Padahal, bukan hubungan seperti ini yang Tuhan inginkan. Tuhan pengen kita enjoy Him, as much as He enjoys us as His creative beings.
Thank you Lord for being my Buddy…
Thank you Lord for the countless hours You spend with me…
Deep down from my heart, I just want to say:
I LIKE YOU LORD…
And I really mean it…
*by the way, sekarang gue ga ngerasa terpaksa lagi loh kalo diajak makan sama bos-bos. Dulu gue anggap mereka sebagai bos yang kasih perintah, but now I enjoy having the chance to know them as human beings yang punya perasaan/masalah/pergumulan/kesedihan/kekecewaan, bukan sekedar atasan belaka. Sejak Tuhan ubahkan pola pikir yang kaku dan rigid, sekarang gue liat bos-bos gue sebagai precious souls yang amat sangat dikasihi Tuhan Yesus. Dan amazingly, sekarang gue bisa mengasihi mereka dengan tulus, mendoakan mereka tiap kali gue berdoa di pagi hari, bukan karena gue butuh sesuatu dari mereka, tapi karena gue melihat mereka sebagai jiwa-jiwa yang amat sangat berharga di mata Tuhan… Begitu berharganya sampai Tuhan-ku rela mati bagi mereka…
Comments (0)
July 5, 2007
have a nice weekend
Filed under: happy teaching
Have a nice weekeend…!!!
Itulah kalimat terakhir yang selalu gue ucapin di akhir pelajaran. Ini kalimat pamungkas yang gue seneeeee…..ng banget ngucapinnya. Soale kan besoknya minggu, jadi murid-murid gue ini (dan gurunya ini juga:) pasti libur. In short, besok kita semua bebaaaa…sss
Kenapa gue seneng banget bisa ngucapin ini? Karena tiap kali gue ngomong these magic words, dijamin semua wajah murid-murid gue jadi ceria dan nyengir lebar melangkah ke luar kelas sambil bilang “Thank you Miss, have a nice weekend !” (tapi kadang-kadang sih ada juga murid-murid SMP gue yang ga reply pake bahasa Inggris tapi malah cium tangan gue…eits… asli gue kaget banget… kaget aja digituin, soale seumur-umur gue sekolah ga pernah ngeliat ada murid yang cium tangan guru… wekekek:)
Selain itu, gue juga seneng banget bisa ngeliat wajah-wajah anak-anak sekolah itu bisa ceria dan lepas dari beban. Kenapa gue ngomong gitu? Soale nih guys, tau kan belakangan ini lagi musim ujian. Terutama yang anak kelas 3, either SMP ato SMU, pasti lagi pada stress belajar buat ujian. Keliatan banget deh mereka pada cape banget, udah digeber abis-abisan seminggu penuh di sekolah, ikut kelas pengayaan or pemantapan, eh pulangnya mesti ikut kursus inggris lagi. Pernah ada kejadian murid SMP kelas 3 gue dateng telat ke kursus, trus langsung banting tas ke kursi, langsung mukanya ditaro di meja, sambil ngomong gini dengan tatapan memelas “Udah deh Miss, hari ini jangan belajar lagi ya? Enek banget dah tadi di sekolah abis ikut kelas pemantapan. Mana soal latihannya banyak banget lagi! Ga usah belajar lagi ya Miss? Ya? Ya? Ya? Ya?”
Terus terang aja gue kasian banget ngeliat nasib murid-murid sekolah jaman sekarang ini. Been there. Done that. Know exactly how they feel. Tapi jaman gue dulu ga pernah ada murid kelas 3 yang ga lulus. Smua pasti lulus, biar nilainya ancur juga. Tapi mereka skarang pasti jauh lebih stress lagi. Kurang dikit aja, bisa-bisa ga lulus. Gimana ga pada stress berat???
Gue ngerti banget gimana capenya mereka. Tapi gue kan guru kursus mereka yang dibayar buat ngajar Inggris. Mereka dah bayar mahal-mahal, dah cape-cape dateng ke tempat kursus, masa gue suruh pulang? Ga adil kan. Akhirnya gue biarin aja dia diem di pojokan, dengan muka tiduran di meja, dan gue bilang “Ya udah kalo kamu cape ga usah belajar. Tapi saya tetep ngajar temen-temen kamu yang laen ya… Mereka kan dateng ke sini buat belajar.”
Ya udah deh trus gue ngajar seperti biasa, tapi dengan speed yang jauh lebih lambat. Exercises-nya juga cuma sedikit dengan waktu yang lebiiii….h panjang. Dan pas gue tau mereka dah selesai ngerjain exercises-nya, gue pura-pura ga tau aja dan biarin mereka maen catur jawa, maen hp, ngobrol, baca majalah sama temen di sampingnya.
Mungkin guru-guru lain bisa protes baca posting-an ini. Don’t blame you guys. But I know what I’m doing. Kalopun gue paksain mereka belajar, percuma. Kepala mereka semua dah berasap:) Mo diajarin apa juga langsung mental deh, dah sampe titik jenuh. Apalagi mereka sama-sama kelas 3, sama-sama satu sekolah lagi! Dan mereka sama-sama pinternya, gue tau itu. Nilai bahasa inggris mereka di rapor tuh rata-rata 8 dan 9, minimal 7. Itupun nilai di salah satu sekolah unggulan di daerah jakarta.
So, kalo udah ngadepin kelas gini, gue berusaha lebih rileks sama mereka. Mendingan ngobrol dulu aja deh (tapi ngobrol-nya pake bahasa inggris loh). Cari topik-topik yang menarik tapi tetap mendidik. Lupain dulu deh boring topic di buku pelajaran tentang terbentuknya batuan sedimentasi (yaiks! in English pula!). Mendingan cari topics of their interest, supaya mereka bisa lebih rileks tapi tetap practising their English.
Topiknya apa aja dong? Tanyain aja mereka how do you feel now? Gimana di sekolah? Ntar mau masuk SMU mana? Pelajaran apa yang paling nyebelin? Yang paling kamu suka? Siapa guru di sekolah yang kamu sebelin? Kenapa kamu sebel sama dia? Gimana rasanya mo ujian bulan depan? Kalo kamu ntar bebas abis ujian kamu pengen ngapain? Biasanya mereka sukaaaa… banget ngomongin rencana “bebas” mereka setelah terlepas dari penjara ujian ini itu.
Nah kalo dah gitu, biasanya mereka lebih rileks. Mereka tau mereka punya guru yang mengerti perasaan mereka, mengerti kesusahan mereka, mengerti segala tekanan yang mereka hadapi sebagai anak-anak pintar di sekolah unggulan. Dan mereka akan lebih open dan receptive sama gurunya. Mereka ga lagi memandang kamu sebagai another teacher yang siap membabat kamu dengan another “thousands of multiple choice questions”, tapi sebagai seorang teacher yang pernah mengalami masa-masa yang sedang mereka alami sekarang.
Dan setelah 4 jam berlalu, dan bel pun berbunyi dengan nyaring, akhirnya gue bisa melepas mereka dengan berkata “That’s all for today, class! Have a nice weekend…!!!” Dan mereka pun dengan suaranya yang (sebagian) high pitching, (sebagian) mulai pecah karena pubertas, (sebagian) dah mulai keluar bass-nya, dengan kompak penuh semangat membalas “Thank you Miiiiiisssss….Have a nice weekend…” sambil nyengir selebar-lebarnya….
Dan sembari ngeliat mereka lari-larian berebutan keluar kelas, belagak dorong-dorongan depan pintu supaya temen-temennya di belakang ga bisa keluar, trus yang dah berhasil keluar langsung matiin lampu kelas, yang langsung disambut dengan teriakan anak-anak cewe yang masih di dalem, gue cuma ketawa aja ngeliat tingkah mereka yang persis anak-anak itu. Mungkin badan mereka udah tinggi besar seperti pria, mungkin tubuh mereka udah seperti wanita dewasa, but deep inside they are still children who need time to play, to have fun, to enjoy their youth…
Ah, gue kangen banget nih pengen ngajar lagi. Padahal baru 2 minggu libur, kenapa rasanya lama banget yaaa…? Eh Sabtu ini kelas dah mulai deng. Asik, gue bisa ngajar lagi nih:) Lumayan penyegaran, setelah setiap hari dari jam 8 pagi ampe jam 8 malem kerja mulu melolotin laptop di kantor hehehe…
Comments (2)
June 8, 2007
jomblo on fire for the Lord
Filed under: kerja kerja kerja
Friends, pernah ga sih merasa “invisible” di gereja?
Dulu nih di gereja lama, gue sering banget ngerasa seperti “people who don’t belong anywhere” Tau ga kenapa gue ngerasa gitu? Soalnya di gereja itu yang sering diomongin dari mimbar tuh cuma (i) bapak majelis yang bisa nyumbang miliaran buat bangun gedung gereja, dan (ii) ibu dengan kriteria idealnya berdasarkan amsal 31; dan (iii) anak dengan kriteria ideal yang harus pintar di sekolah.
Tapiiii…. what about us? Kita-kita yang udah lulus kuliah, masih kerja tapi belom berkeluarga? Gue sering ngerasa kalo kaum kita-kita ini (maksudnya working adults), jarang banget disebut atau dianggap di gereja. Mungkin karena mereka bingung sama status kita. Kita udah ga bisa disebut remaja/pemuda lagi, tapi belom bisa masuk ke kategori selanjutnya (keluarga/family) menurut hirarki gereja.
Tapi pernah ga sih mereka nyadar, kalo ada sekelompok orang yang berada in between? Maksudnya belom masuk level family tapi juga udah lewat level sekolah/kuliah. Jangan salah loh friends, jaman sekarang ini justru orang-orang dalam level “in between” ini makin besar jumlahnya. Dan kecenderungan ini akan terus berlanjut. Why?
Karena 7 dari 10 temen gue menikah di atas umur 32 tahun. Dan makin lama, dari tahun ke tahun, kalo gue perhatiin, umur menikah tuh makin lama makin naik. Kata nyokap dulu jamannya dia cewe2 pada married umur 23-25. Dan itu tahun 70-an. Tapi di taon 2000an ini, temen2 gue banyak banget yang ga terlalu peduli sama urusan nikah walopun mereka udah diatas 32. (ya iyalah, lagi on fire for the Lord, tujuan hidup jelas, lagi semangat-semangatnya kejar visi dari Tuhan, punya kerjaan yang fulfilling, ngapain juga merit sama cowo yang kaga jelas juntrungannya? Mendingan nikmati aja hidup being single selagi Tuhan belom suruh kita married, ya kan:)
Mungkin kamu bilang gini: “Ya udah, mereka ditaroh aja terus di pemuda.” Dan mereka akan jawab gini: “Rasanya dah ga bisa connect lagi sama anak-anak kuliahan yang hobinya jalan-jalan n hura-hura. Beda visi dan beda prioritas, jadi kaga nyambung mulu”. Gimana kalo jadi pengurus/penasehat aja di pemuda? Ntar dibilang terlalu mempertahankan posisi dan ga mau regenerasi sama yang muda-muda.
Mau ikut family? Kok semuanya topik obrolannya tentang anak kamu udah bisa apa, dah bisa ini dah bisa itu belom, ada diskon 30% loh untuk popok bayi di supermarket anu, dsb dsb. Kalo temennya ibu-ibu semua, gimana mo sharing tentang masalah kantor? Gimana mo discuss what Bible says about double bookeeping, kenapa gue ngerasa engga sejahtera tiap kali denger istilah “for tax purpose”, anak Tuhan boleh ga main saham, apa bedanya loan sama debt di mata Tuhan, boleh ga beli fixed assets untuk tujuan leverage, boleh ga ambil loan dari bank untuk investment? dsb dsb dsb…
Dulu gue berpikir cuma gue aja yang ngerasa kaya’ gitu. Ternyata setelah gue ngobrol sama temen2 kantor gue yang juga anak Tuhan, ternyata mereka pun merasakan syndrome yang sama…Akibatnya? Kaum working adults ini merasa ga diterima di mana-mana…
Temen2 kantor gue adalah auditor yang jam kerjanya panjang. Long hours banget lah. Hari libur pun masih kerja, bahkan sering bawa pulang kerjaan ker rumah. Apalagi di kantor akuntan publik gede begini, semakin besar kliennya, semakin lama juga pulangnya. Walopun mereka secara finansial independen, secara intelektual menjanjikan trus masih muda dan single, ada satu kekosongan di hidup mereka. Mereka kurang punya waktu untuk in touch dengan untuk hal-hal yang berhubungan dengan gereja.
Mereka ga salah. Pekerjaan mereka menuntut mereka seperti itu. Mereka sih sebenarnya punya kerinduan untuk bergereja. Tapi masalahnya, jarang ada gereja yang menyadari mereka itu ada. Gereja kurang merangkul mereka-mereka yang punya keterbatasan waktu seperti itu. Padahal mereka potensial sekali untuk jadi saksi Kristus yang sangat efektif di market place.
Tapi sayangnya orang-orang gereja cenderung memandang “rendah” mereka-mereka yang sibuk di sekuler. Orang-orang gereja yang sibuk pelayanan dari senin sampe senin seringkali menganggap dirinya begitu lebih “kudusnya” di hadapan mereka yang sibuk di sekuler dari pagi ampe malem. Kesannya kalo makin banyak pelayanannya makin berkenan pula di mata Tuhan. Dan begitu dua kubu ini bertemu, seringkali mereka yang sekuler jadi makin takut dan menjauh karena desakan para pelayan yang cenderung memaksa “ikut pelayanan ini dong, bantuin pelayanan itu dong, ini kan buat Tuhan, pelayanan dong, pelayanan dong, pelayanan dong…” Sampe akhirnya mereka merasa begitu lelah akibat semua todongan itu dan akhirnya pelan-pelan pergi dari gereja…
Terus terang I come up with this thought setelah 7 tahun “disibukkan” sama yang namanya pelayanan dan akhirnya bener-bener cape dengan semuanya itu. Rasanya seperti hamster yang lari-lari terus di puteran, tapi ga pergi kemana-mana. Makin lama gue nyadarin kalo semua pelayanan gue itu bukan melayani Tuhan, tapi melayani pekerjaan Tuhan. Dari minggu ke minggu yang ada hanyalah ngejar program, ngejar program, ngejar program… Program gereja akhirnya memperbudak gue.
Kesuksesan pelayanan diukur dari berapa banyak program yang selesai, dan bukan jiwa-jiwa yang bener-bener bertobat karena pelayanan kita…
Sampe akhirnya pada suatu saat waktu lagi pelayanan, gue duduk di sudut pojokan gereja, yang gelap, dengan semua lampu spotlight ribuan watt terpusat ke panggung, lihat semua pertunjukan dan penampilan di panggung gereja, dan gue menyadari bahwa yang gue liat hanyalah sebuah SHOW… Ga ada hadirat Tuhan di sana… Yang ada hanyalah sebuah PERAYAAN, sebuah PERTUNJUKAN, sebuah SHOW MERIAH di gedung gereja yang megah…tapi ga menjamah sama sekali… dan gue pulang cuma dengan rasa lelah… ga tau semuanya itu buat apa…
Tapi, semakin gue pengen berhenti, temen-temen pelayanan yang dulu makin terus mendesak dan mendesak, sampe akhirnya gue muaaaaaa….kkkkk banget sama yang namanya pelayanan. So gue cabut dari sana dan dengan satu dan lain cara, gue bisa nemuin satu komunitas baru *which is right next to my office building actually*, satu gereja baru yang ga peduli sama kemeriahan panggung atau pertunjukan… But as soon as they pick up the mike, hadirat Tuhan langsung turun… Baru angkat satu baris lagu, jiwa-jiwa langsung terjamah dan menangis mengakui kebesaran Tuhan… Walopun pemain musiknya cuma 4 orang, tapi begitu powerful dan luar biasa urapannya. Itu baru masuk praise worship, belom masuk firman.
Dan begitu masuk firman, jangan ditanya lagi… That’s the one I’ve been looking for! Strong meat and not milk. Bukan sekedar mendengar apa yang jemaat INGIN dengar, tapi mendengar apa yang jemaat HARUS dengar, betapapun kerasnya hal itu.
Dan di tempat ini, kaum working adults ini diakui keberadaannya. Kaum working adults ini di-push untuk stretch to their limit. Senior pastor-nya percaya bahwa working adults ini, walopun masa lalunya ga bagus, sebenernya punya potensi luar biasa yang ready to explode. Dan pelayanan mereka TIDAK HARUS di gereja. Pekerjaan kita masing-masing adalah pelayanan kita. Working adults ini tersebar di seluruh penjuru kantoran Jakarta untuk bawa dampak buat sekitar.
If you work, work the best you can. Berikan yang terbaik. Focus on it. Kerja sampe jam 3 pagi pun, kalo emang harus seperti itu, lakuin aja (mumpung masih single, tapi kalo dah merit ya jangan bawa pulang kerjaan lah:) Tapi jangan pernah berhenti doakan selalu jiwa-jiwa terhilang di kantormu… Percuma jadi orang Kristen kalo ga bawa dampak buat sekitarmu…
Dan di sini jemaat ga pernah dipaksa-paksa pelayanan dong, pelayanan dong, pelayanan dong… Engga, engga ada seperti itu. Lebih baik bangun pondasi kokoh dulu dalam firman Tuhan, sekokoh-kokohnya. Lebih baik jadi murid dulu belajar sebanyak-banyaknya, dididik oleh foundation layer, sampai dasar yang dibangun oleh firman Tuhan itu begitu kokohnya sampe ga bisa tergoncang oleh angin pengajaran apapun juga.
And in the meantime, sementara sedang belajar Firman, jadilah working adults yang kerja dengan sungguh-sungguh, pulang malem is okay tapi sampe rumah jangan lupa baca firman Tuhan, berdoa buat orang sekitarmu, kalo perlu berdoa sampe jam 2 pagi pun oke… Trus tidur 2-3 jam, bangun lagi pagi-pagi, sembah Tuhan, perkatakan firman Tuhan, berdoa lagi, siap ke kantor… Dateng ke kantor paling pagi, belom ada orang, tapi tetap penuh semangat halelulah puji Tuhan walopun cuma tidur bentar…
Tapi walopun sibuk kerja jangan lupa juga build relationship dengan sodara seiman. Ikut cell yang anggotanya sesama working adults, jadi bisa saling nyambung. Bisa sharing tentang pergumulan jadi anak Tuhan untuk tetap stay strong dengan imannya di tengah desakan dunia yang falsafahnya bertentangan dengan firman Tuhan, sekaligus memenangkan those precious souls in the marketplace…
So, buat temen-temen di market place di luar sana yang sungguh-sungguh cinta Tuhan, jangan pernah merasa bersalah kalo kamu sibuk kerja. Jangan peduliin temen-temen kamu yang terus menuduh dan menuding kamu sebagai orang bersalah dengan cap/istilah ‘kurang pelayanan’ Inget loh, sepanjang kamu sedang sibuk dengan visi kamu, peduli amat apa kata orang? Yang penting kan kamu tau porsi kamu apa, kamu tau visi kamu apa, dan kamu tau apa yang harus kamu lakukan untuk mencapai visi kamu itu. Jangan pernah sia-siain waktu kamu untuk pelayanan apapun yang TIDAK MENDUKUNG VISI kamu.
Even if it means kamu harus berdiam diri dulu selama beberapa waktu lamanya, it’s okay. Even if it means kamu keliatannya engga ngapa-ngapain di pelayanan, it’s okay. Kamu sedang bangun landasan yang tidak bisa dilihat manusia, tapi cuma Tuhan yang bisa lihat. Pasti akan datang saatnya visi itu harus tergenapi. And when it comes, you’re ready…completely ready… and totally strong… body mind and soul…
dan kamu akan bernyanyi seperti Israel Houghton…
Your latter will be greater
Your latter will be greater
Your latter will be greater
Your latter will be greater
than the rest
The best is yet to come
The best is yet to come
The best is yet to cooooooommmmmeeee
… The glory of this latter house shall be greater than of the former… (Haggai 2:9 KJV)
Comments (0)
June 7, 2007
looking for this ???
Filed under: kerja kerja kerja
pengumuman pengumuman…
gue lagi norak banget nih, baru nemuin satu software kecil, winzip size-nya cuma 460kb-an, tapi bermanfaat banget buat yang pengen ngapalin ayat-ayat alkitab.
software ini berguna bagi:
1. kamu orang kantoran yang kerjanya dari pagi sampe malem melototin layar laptop mulu
2. kamu yang pengen banget bisa seperti Daud yang merenungkan firman Tuhan siang malem tapi begitu nyampe kantor dan ngadepin laptop plus setumpuk kerjaan, rencana itu langsung terlupakan… en tau-tau hari udah malem dan kamu sadar kamu belom ngapalin ayat hafalan kamu untuk hari itu
3. kamu yang suka ngerasa sungkan untuk buka Alkitab (hardcopy) di kantor, tapi ngerasa ribet baca Alkitab versi softcopy (e.g Sabda, e-Sword, etc) di monitor kamu yang udah crowded banget sama excel 13 files, pdf 1 file, word 3 files, dan lotus notes plus sametime connect (belom lagi media player hehehe:)
4. kamu yang dah pernah coba download post-it notes software demi nginget ayat-ayat hafalan pribadi, tapi kemudian kecewa karena itu post it cuma bisa nongol di desktop (dan ga bisa floating on top of other applications you’re running). Akibatnya, tuh post-it notes cuma ngendon aja di desktop tapi jarang dibuka karena ribet banget mesti minimize semua applications cuma untuk balik ke desktop
5. kamu yang dah pernah nyoba verses popper yang bisa nongol secara berkala dari right toolbar tapi kemudian kecewa karena dia pake ayat alkitab yang english version (dan ga bisa di-customize) padahal kamu lagi pengen ngapalin ayat versi bahasa indonesia
6. kamu yang lagi nyari cara gimana caranya bisa bikin ayat hafalan kamu itu bisa nongol terus sepanjang hari, dari pagi ampe malem, SELALU on top of, selalu floating, di atas semua aplikasi apapun yang lagi kamu buka
7. kamu yang ga punya waktu untuk browsing puluhan sites yang nawarin ini itu tapi ga bisa memenuhi your-just-one- simple-wish di nomor 6 di atas
… dan inilah jawabannya…
sheer notes !
bisa di download di www.theabsolute.net/sware/
Akhirnya hari ini gue seneng banget karena bisa nemuin sheer notes ini. Setelah sekian lama googling, dengan berbagai macam keyword, mulai dari pop up, pop out, right toolbar, drag from desktop to toolbar, on top of, popper, akhirnya pake keyword FLOATING dan gotcha! ketemu….! (soale gue ga tau istilahnya apa buat aplikasi yang bisa force selalu muncul on top of others)
Kelebihannya dibanding post-it notes lain adalah dia punya setting untuk transparent mode, mulai dari less visible sampe most visible.
Oke deh sekian laporan saya:)
Mudah2an laporan ini berguna buat temen di luar sana, sesama anak Tuhan… no matter how busy we are… no matter how preoccupied we are… in front our monitors…tapi kita selalu pengen bisa set our mind in line with God’s Word…
…tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam… (mazmur 1:2)
Comments (0)
May 23, 2007
the joy is here: WAKE UP!
Filed under: Sa-Te
Posting-an ini dipersembahkan *duile dipersembahkan, kaya pelem indonesia 70an aje* ehm ehm dipersembahkan buat temen-temen yang lagi mikir gimana caranya biar ga ketiduran lagi pas mau saat teduh.
Please note kalo posting-an ini ga dibuat untuk menggurui siapapun juga. Gue juga masih harus mengerahkan segenap kekuatan untuk bisa bangun pagi tiap harinya. Tapi gue pengen share pengalaman gue aja, dan berharap sharing ini berguna bagi siapapun yang baca.
Yang pertama, gue pernah baca kalo it takes 2-3 weeks to make something become your habit. Maksudnya untuk memulai kebiasaan baru, biasanya orang tuh perlu melakukannya 2-3 minggu BERTURUT-TURUT sampai akhirnya hal itu jadi kebiasaan. So, kalo kamu pengen bener-bener menang menaklukan kemalasan bangun pagi, kamu perlu bertekad kuat untuk TERUS MENERUS melakukannya selama 2-3 minggu (bukan Senin bangun pagi, Selasa juga, tapi Rabu gagal, Kamis mulai lagi, dst).
Ga bisa berhenti di tengah jalan atau istilahnya ambil break. Misalnya Senin ampe Jumat setia bangun pagi, tapi Sabtu Minggu kamu sengaja bangun siang supaya ada off ato libur *emangnya kantor sabtu minggu libur *.
Jangan pernah break sehari juga. Karena break itu akan menghancurkan kebiasaan 6 hari yang kamu bangun dengan susah payah. Dengan kata lain, tubuh kamu yang sedang dibiasakan bangun pagi itu, dan mulai terbiasa itu, harus terpolusi/tercemar dengan kembali ke kebiasaan lama (bangun siang) itu.
Trus gimana dong caranya biar bisa bangun pagi untuk saat teduh (tanpa ketiduran lagi of course) ?
1. Pasang alarm yang super cempreng. Lupakan bunyi kriiiiiiiing klasik ala jam weker. Kalo jam weker itu udah ada di kamar kamu sejak 300 juta tahun yang lalu, kamu akan sudah amat sangat terbiasa dengan bunyinya sampe-sampe kamu ga peka lagi kalo jam itu bunyi *and even keep on snoring while it’s ringing* Kalo kamu punya hp murah meriah, beruntunglah kamu. Karena hp murmer itu kan biasanya suaranya cempreng, ga ada mega bass-nya sama sekali.
So, pasanglah lagu paling norak dan paling berisik yang ada di phone setting kamu itu sebagai alarm tone. Makin cempreng makin bagus. Kuping kamu pasti shock berat denger bunyi extremely cempreng itu pagi-pagi, dan hasilnya? Kamu pasti langsung melek!
2. Begitu mata kamu melek, langsung minum aer putih 530 ml. Kenapa harus 530 ml? Karena itu ukuran tupperware baru gue hihihi. Engga, becanda deng. Maksud gue, kalo minumnya cuma seteguk dua teguk, kaga bakalan ngepek. Langsung ngantuk lagi. Tapi kalo minumnya banyak sekaligus, otomatis pasti susah kan? Untuk bisa minum 530 ml air secara nonstop tanpa istirahat, kamu harus tetap melek selama sekian detik (kalo ga konsentrasi bisa keselek, bener!)
Nah, selama konsentrasi minum itu mata kamu akan “dipaksa” untuk terbuka, dan akhirnya bener-bener terbuka, dan terus terjaga. Dan proses minum itu akan restart proses metabolisme tubuh kamu setelah sekian jam idle alias powersave on. Kalo proses metabolisme itu udah mulai, udah warming up, maka setiap sel tubuh kamu itu langsung alert and ready to work again. PS: minum air putih pagi-pagi itu juga bagus untuk kesehatan loh…
3. Begitu mata dah melek dan badan kamu alert, jangan mulai dengan doa syafaat dulu kalo kamu masih dalam level pemula bangun pagi *kalo levelnya dah advanced alias dah bertaon-taon bisa bangun pagi secara otomatis sih gapapa* Kenapa gue bilang jangan mulai dengan doa syafaat dulu untuk level pemula? Karena kalo doa kan matanya tertutup, dan begitu mata tertutup kamu langsung kangen pengen tidur lagi. Jadi mendingan jangan.
Lebih baik saat teduh itu dimulai dengan nyanyi. Kenapa mesti nyanyi? Karena kalo nyanyi tubuh kita akan semakin aktif. Belom lagi pikiran kita yang baru aktif itu (inget kerjaan, inget PR, inget ujian, inget kantor, inget ini inget itu) mesti diselaraskan sama roh kita. Pikiran yang mendadak aktif kemana-mana itu mesti ditenangkan dulu supaya in line with roh kita yang rindu bertemu Tuhan.
“Tapi Kak, pagi-pagi gue males banget nyanyi…Mana semua orang masih pada tidur lagi, ayam aja belom bangun. Kok kaya’nya cuma gue sendirian yang bangun pagi…” Kalo kamu bilang gitu, coba baca nomor 4 di bawah ini.
4. Pasang radio Kristen yang mulai siaran pagi-pagi buta. Karena kalo bangun pagi-pagi gue ngerasa the only person in the world who wakes up at such odd time, gue ngerasa ada yang nemenin kalo gue langsung setel radio pelita kasih yang mulai siarannya jam 4 pagi. Kalo denger suara penyiarnya, gue seneng ada juga orang di luar sana yang udah “memulai kehidupan” bersama gue.
So, begitu matiin weker, minum glek glek glek, pasang RPK, trus nyanyi deh ikutin lagu-lagunya. Abis itu, tubuh jiwa roh gue siap sedia untuk kegiatan berikutnya: perkatakan firman (baca keras-keras janji-janji Tuhan yang indah buat gue), terus baca Alkitab, terus baru deh berdoa (doa dengan akal budi atau doa dengan bahasa roh). Berdoa gue tempatin di tahap terakhir karena doa itu cenderung paling panjang waktunya dan ga bisa diburu-buru. Akhirnya, jam 5.30 biasanya semua selesai and I’m ready to start the day with Jesus.
Sekedar tips:
- Kalo kamu tinggal di kos-kosan dengan tetangga kanan kiri yang bukan Kristen, please jangan nyanyi keras-keras, apalagi pasang lagu Hillsong United dengan full blast jam 4 pagi. Betapapun meledaknya hati kamu dengan sukacita, inget tetangga yang masih bobo jam segitu. Boleh nyanyi, boleh bahasa roh, tapi jangan terlalu keras lah. Kita anak Tuhan ga mau jadi batu sandungan kan? Kalo kita tereak-tereak dan ngeganggu mereka, gimana kita bisa jadi berkat buat mereka yang belum percaya ???
- Tapiiiii….. betapapun pelannya kamu berdoa dalam bahasa roh, kadang-kadang Tuhan ijinkan ada “invisible amplifier” di tenggorokan kita. Kadang-kadang Tuhan pake lidah mulut kita untuk menyampaikan isi hatiNya bagi orang-orang yang tinggal seatap dengan kita. Mungkin kita ga nyadar, atau bahkan kita ga ngerti apa yang kita ucapkan, tapi Tuhan bisa naikkan volume suara kita itu di telinga satu orang tertentu, sekaligus menterjemahkan kata-kata itu di telinganya dia. Dan yang bisa denger atau mengerti cuma orang tertentu itu aja. Entah gimana caranya, ga ngerti.
Kita ga perlu ngerti, tapi yang penting kita taat aja. Satu ketaatan kecil kita itu bisa jadi berkat luar biasa buat orang lain. Ngerti ga ngerti, enak ga enak, cape ga cape, lakuin aja.
Dan kalo Tuhan mo ngomong dengan memakai lidah kita, biasanya ada tanda-tandanya. Biasanya lidah kita tuh diobok-obok, diputer-puter ke kanan kiri atas bawah seperti lagi “dicuci” dari semua kata-kata sia-sia dan ketidakkudusan. Supaya bersih dan bisa dipakai sebagai penyambung lidah-Nya Tuhan. Kadang-kadang proses “pencucian” ini jauh lebih lama daripada “penyampaian” pesan pentingNya. Sabar aja, it’s worth waiting kok. Biarin deh lama diobok-obok lidahnya, nurut aja. Tuhan tau persis kok waktunya. He is never late, He never hurries.
Last but not least, semua yang disebutin di atas cuma sharing pengalaman aja. Bukan satu patokan kalo semuanya harus ngikutin urutan di atas. Tuhan itu amat sangat kreatif dan Dia berbicara pada kita dengan berjuta cara. Apa yang terjadi buat gue belom tentu terjadi buat orang laen. Apa yang terjadi hari ini belom tentu sama dengan besok. Intinya cuma satu: biarkan Dia bekerja dengan sebebas-bebasnya. Bagian kita nurut aja. Lakuin aja apa yang Dia minta kita lakukan. Jangan pernah batasi Dia yang tidak terbatas itu dengan pemahaman kita yang terbatas ini. Let Him reveal Himself who He is…more and more…day by day…as we continue our walk with Him everyday…
Comments (2)
May 22, 2007
leave a mark that cannot be erased
Filed under: happy teaching
Friends, pernah perhatiin ga dandanan ABG belakangan ini? Sekarang gue makin sering ngeliat para ABG, terutama cowo, dandanannya makin aneh aja. Rambut berdiri-diri kaya’ pencakar langit, tegak tercacak dengan kokoh seperti dikasih lem uhu, baju item-item, celana item, asesoris penuh rantai-rantai dan paku-paku, persis kaya toko material. Itu baru yang tampak luar aja. Belom kalo dideketin, ups! Ternyata ada banyak tindikan di sana-sini. Di kuping, di alis, di hidung, dan yang ajaib, di lidah! Bener, di lidah! Gue pernah liat murid gue sendiri lidahnya ditindik pake anting hiiii….Kok ga sakit sih?
Gue jadi inget jadi film dvd kartun yang gue tonton hari minggu lalu, judulnya Incredibles *hehehe ketinggalan jaman banget ya, maklum lah, jarang banget nonton sih soalnya* Di film itu ada anak cowo yang namanya Dash *aneh banget ya namanya Dash, tebakan gue kakak-adiknya pasti namanya Semi Colon, Full Stop, Hyphen, Slash, wekekek:)* Sebagai anak superhero, si Dash ini punya special power dalem dirinya. Tapi sayangnya power itu ga boleh dipake sama sekali atau ketauan orang. Akibatnya dia jadi stress dan pemberontak. Nakal banget lah di rumah dan di kelas. Gurunya sampe stress.
Semua guru pasti pernah ngalamin hal kaya gini. Mungkin sering malah. Sulit banget ngadepin murid-murid pemberontak yang sikapnya selalu nantang. Sebenernya sih dalem hati mereka setuju dengan pendapat gurunya, tapi demi keliatan berbeda dari yang lain, mereka selalu jadi ekstrim kiri. Kalo sekelas bilang A, dia pasti bilang B. Kalo sekelas bilang B, dia pasti bilang C. Pokoknya harus berbeda dari yang lain.
Sikap pemberontakan ini pasti ada akar masalahnya. Kalo lagi duduk di bis gue sering mikir sendiri apa sih sebenernya akar masalah anak-anak ini. Setelah lama mikir, gue nemuin satu kesimpulan: Penolakan Diri. Penolakan diri ini bisa jadi dari orangtuanya, dari sekelilingnya, atau mungkin dari dirinya sendiri.
Gue jadi inget Mazmur 139:13-14 Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Anak-anak ini sebenernya berharga (walopun tindakannya seringkali nyebelin). Kenapa gue sebut mereka berharga? Karena mereka itu dibentuk sama Tuhan sendiri! Mereka dibentuk dan ditenun oleh tangan Tuhan sendiri. Jadi mereka itu hasil karya tenunan adikodrati yang begitu ajaib. Jadi mereka itu masterpiece, bener-benar handmade of God. Karena yang ngebentuk itu Maha Kudus, pastilah ada kemuliaan Tuhan yang tertanam dalam setiap sel di tubuh mereka.
Sayangnyaaaa…. tidak semua orang tau hal itu. Bahkan mungkin orangtuanya sendiri ga menyadari ada kemuliaan Tuhan yang turun dalam diri putra-putri mereka. Mereka malah berulang kali menyebut anaknya bodoh, lamban, malas, ga ada bagus-bagusnya, dsb dsb. Atau guru-gurunya di sekolah mencap mereka sebagai anak yang susah diatur. Begitu telinganya denger kata2 negatif seperti itu, secara ga sadar setiap sel dari tubuh anak-anak itu berontak. Setiap bagian dari tubuh, jiwa, roh mereka menolak semua cap negatif itu. Kenapa? Karena sel-sel tubuh mereka itu tau kalo mereka diciptakan begitu mulia. Begitu berharga (Yes 43:4). Begitu berharganya sampai Tuhan sendiri yang turun tangan untuk membentuknya dalam rahim ibunya.
Tapi begitu lahir ke dunia, bukan nurturing atau kesempatan developing yang mereka terima, tapi malah semua celaan, ejekan, hinaan. Jelas aja innermost being mereka berontak. Karena substance mereka tidak didesain untuk menerima semua hal negatif itu. Ada supernatural design yang udah ada template-nya, udah dibentuk dari awalnya, ready to form and come into being (mata-Mu melihat selagi aku bakal anak, dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis hari-hari yang akan dibentuk, sebelum ada satupun dari padanya Mzm 139:16)
Tapi design itu mampet. Macet. Ga berkembang seperti yang seharusnya, seperti yang Tuhan rancangkan sejak mereka belum lahir. Akibatnya, segenap diri mereka berontak. Tapi mereka ga tau kenapa mereka berontak. Mereka hanya tau mereka pengen berontak. Pokoknya pengen aja. Dengan caranya sendiri…
Ada yang berontak dengan cara yang ekstrim: lari ke narkoba. Tapi ga semua loh pemberontakan keliatan dengan cara yang negatif. Ada juga bentuk-bentuk pemberontakan yang “halus”. Tau ga maksudnya halus? Artinya begitu halusnya, begitu sempurnanya, begitu bagusnya, sampai ga ada orang yang menyadari kalo itu sebenernya bentuk pemberontakan terpendam.
Misalnya? Karena sekali dikatain bodoh, si anak belajar mati-matian, harus jadi juara 1 melulu, langsung stress liat angka 7 di rapor, harus 8 atau 9. Akibatnya, perlahan-lahan dia jadi perfeksionis kronis yang begitu kerasnya sama diri sendiri. Ga bisa mengampuni dirinya sendiri kalo gagal.
Ini salah satu bentuk kegagalan menerima dirinya sendiri. Ga ada self-acceptance. Karena ga bisa menerima dirinya sendiri, dia berontak terhadap dirinya sendiri. Jenis pemberontakan ini sulit sekali diliat secara kasat mata oleh orang tua atau guru. Kalo pemberontakan lainnya seperti narkoba/dandanan aneh-aneh sih gampang diliat dari ujung sudut kelas 3x4 m. Tapi kalo pemberontakan halus ini jarang ada yang bisa kenalin. Guru malah cenderung muji-muji anak perfeksionis yang sebenernya lagi struggling hebat dalam dirinya.
Mereka belajar karena mereka dianggap berharga hanya kalo jadi juara kelas. Dan itu harus belajar mati-matian. Padahal setiap orang, termasuk anak kecil sekalipun, perlu merasa aman, merasa diterima, dengan apa adanya mereka. Mereka bukan anak yang bisa segalanya. Mereka tetap ingin diterima, bahkan jika pulang ke rumah dengan membawa nilai 5 sekalipun.
Sayangnya si anak kecil itu ga bisa berbuat apa-apa untuk mengatasi hal itu. Mereka pengen keluar dari tekanan itu, tapi ga tau caranya. Akhirnya mereka cuma bisa bertahan dari tahun ke tahun dengan cara survival mereka sendiri. Yang berontak terang-terangan makin liar dari ke hari-hari (makin dia berontak maka orang lain makin menjauh darinya, dan akhirnya dia makin merasa aman dengan comfort zone-nya sebagai pemberontak tanpa ada yang bisa ganggu). Yang berontak halus makin parah perfeksionis-nya (makin dia berusaha sempurna maka orang makin memuji dia…tanpa ada yang menyadari kelemahannya yang tidak bisa mengampuni dirinya sendiri)
Semua pattern ini harus dipatahkan. Harus dihancurkan. Kalo dibiarkan terus-menerus, amat sangat ga sehat. Mereka akan tumbuh jadi orang-orang dewasa yang terus menerus memberontak dengan cara yang berbeda. Dan satu-satunya cara untuk sembuh hanya ada satu: firman Tuhan. Karena Tuhan yang membentuk kita, Tuhan yang menciptakan kita, maka cuma Tuhan jugalah yang bisa menyembuhkan. Karena Dia yang create, cuma Dia juga yang bisa restore.
Gimana cara restore-nya? Dengerin perkataanNya:
Sebab engkau berharga di mata-Ku dan mulia,
dan Aku ini mengasihi engkau… (Yes 43:4)
Biarin aja orang lain ga nganggep kita. Biarin aja orang anggep rendah. Biarin aja orang bilang kita ga memenuhi standar. Biarin aja. Yang penting bukan apa kata manusia, tapi kata Tuhan. Kalo Tuhan aja Pencipta langit bumi beserta isinya bilang kita berharga, apalagi yang kurang? Perlu penerimaan dari siapa lagi ??? Perlu pengakuan dari siapa lagi ???
Dan kita bukan cuma BERHARGA, tapi juga MULIA. Bayangin, BERHARGA dan MULIA…
Karena itulah temen-temen, kalo pekerjaan kamu berhubungan dengan dunia pendidikan, baik pendidikan anak atau remaja, percayalah kalo itu bukan kebetulan. Tuhan taroh kamu di sana untuk satu tujuan mulia. So, jangan pernah underestimate tanggung jawab seorang guru, betapapun rendahnya penghargaan bangsa ini terhadap profesi seorang guru.
Mungkin kamu pikir kamu “cuma” guru sekolah minggu, guru vokal/musik, guru kursus inggris/mandarin/jepang, guru anak autis, pengasuh anak SLB, guru tari anak, guru gambar anak-anak, guru les gitar/piano/organ/etc, guru les kumon/sempoa, les matematika, ato guru part-time apalah yang kamu pikir ga terlalu penting buat disebutkan di CV kamu sewaktu lulus kuliah dan mulai melamar pekerjaan ke kantor-kantor elit sepanjang Sudirman-Thamrin.
Tapi inget, guru bukan “cuma” sekedar guru. Kata-kata seorang guru (entah berupa pujian, dukungan, atau pengertian) sangat penting dan tinggal tetap dalam hati murid-murid kamu. Inget kan betapa masih jelasnya memory kita tentang guru kesayangan kita di sekolah dulu? Inget loh sekarang ini kamu itu jadi role model buat murid-murid kamu. They look up to you…And they may even admire you…
Mungkin mereka keliatannya cuma anak-anak culun yang belom bisa apa-apa *apalagi kalo muka-muka innocent itu mulutnya lagi melongo atau ternganga ngeliatin kamu dengan tatapan polosnya, persis kaya’ anak sapi imut:)* Tapi inget selalu kalo Tuhan-lah yang menenun mereka. Ada kemuliaan Tuhan dalam diri mereka. Ada potentials dalam diri mereka. Potentials that are ready to explode. Only if their teachers can see it in them… Only if you can spot it in them…
You should thank God for bringing you as their teachers in the path of their lives. Bersyukurlah untuk itu. Kamu punya kesempatan untuk menabur firman Tuhan dalam hidup anak-anak itu. Kamu punya kesempatan untuk leave a mark in their lives. Leave a mark that cannot be erased…
Comments (0)
May 16, 2007
love takes the risk of being misunderstood
Filed under: keluarga
minggu lalu gue denger kaset khotbah yang ngebuka mata gue tentang satu hal yang dah lama banget jadi pertanyaan di hati gue. Akhirnya pertanyaan itu terjawab juga dan gue bersyukur buat itu. Karena itulah gue bagiin di sini buat temen2 yang (mungkin) punya pertanyaan yang sama tapi ga tau mesti tanya ke siapa.
Posting-an ini dedicated buat temen-temen yang merupakan:
1. orang pertama yang lahir baru di keluarga kamu (artinya waktu kamu bertobat, belom ada siapapun di keluarga kamu yang tau apa itu lahir baru)
2. kamu lahir dalam keluarga Kristen tapi papi-mami-kakak-adik ga tau apa itu lahir baru, baptisan Roh Kudus, bahasa roh (and if carried to the extremes, they probably hate those charismatic people…nah loh!)
Begitu temen-temen lahir baru dan terima Kristus, pasti ada tanda-tanda yang menyertainya. Mungkin temen-temen jadi betah di kamar berdoa nyembah Tuhan berjam-jam sampe orang serumah bingung kamu lagi ngapain aja di dalem kamar. Mungkin orang rumah heran ada bahasa-bahasa aneh terdengar dari dalem kamar kamu. Mungkin kamu jadi amat sangat berubah hingga kamu jadi sebel sekali liat tivi yang acaranya sama sekali ga ngebangun roh kamu, malah cenderung bikin polusi roh di rumah kamu (kuasa kegelapan, materialisme, kekerasan, perselingkuhan, dll). Mungkin kuping kamu jadi peka sekali sama musik-musik duniawi yang isinya bertentangan sama sekali sama Firman Tuhan, so kamu pengennya langsung matiin aja lagu-lagu yang isinya bener-bener corrupting/merusak pendengaran kamu itu. Pasti kamu pernah mengalaminya…
Tanda-tanda yang lain adalah kamu begitu berubahnya sampai kamu bisa melihat bahwa tindakan/sikap/perkataan anggota keluarga kamu itu tidak sesuai sama firman Tuhan. Kamu tau persis kalo kata-kata kutukan/ kritik/ sinisme/ keluhan/ persungutan dsb yang dikeluarkan oleh anggota-anggota keluarga kamu, yang tanpa disadari, bisa berbalik dan menyerang menjadi kutuk bagi rumah atau keluarga kamu itu sendiri. Tapi sayangnya…. mereka ga tau tentang hal itu…
Misalnya gini nih. Kuping kamu gerah banget denger kata-kata kutuk yang diucapin ayah kamu (Aku emang keturunan darah tinggi, keluargaku memangnya semua sakit jantung, kakak-kakakku mati karena sakit jantung, ini penyakit turunan, aku harus minum obat terus seumur hidupku, dst dst dst). Atau ucapan yang tiap hari kamu dengar dari ayah kamu adalah ucapan yang penuh self-pity/minta dikasihani (ga punya uang, hidup sendirian, ga punya istri yang masakin, ga punya istri yang merawat dll dll) Atau ucapan yang mengutuki rumah sendiri (semua alat elektronik di rumah ini jelek semua, gampang rusak semua, udah hancur aja semua, dsb dsb)
Padahal kamu tau ada kuasa dalam lidah (Ams 18:21). Ada berkat dalam lidah. Ada kutuk dalam lidah. Dan begitu kata-kata kutuk itu keluar, iblis akan tangkap itu dan bikin semua kata-kata kutuk itu menjadi kenyataan.
Dan begitu kamu kasih tau ke mereka, entah kenapa kamu malah jadi didamprat habis-habisan dan dibilang KURANG AJAR. Kamu jadi bingung dan bertanya dalam hati “Kurang ajarnya dimana???” Kamu merasa kamu berniat tulus kasih tau mereka supaya mereka berubah ke arah yang lebih baik lagi, tapi kamu malah dianggap kurang ajar.
Terus terang ini pengalaman gue sendiri. Apa yang sehari-hari gue denger dari bokap gue begitu bertentangan dengan Firman Tuhan yang gue baca. Dan begitu gue kasih tau ke bokap, malah gue diamuk dan dibilang kurang ajar. Dan parahnya lagi, gue ga didukung sama siapapun juga. Abang gue justru benci sekali sama orang-orang karismatik. I am not proud to tell you this, but I have to tell you this one. Ini kesaksian gue yang gue harap nguatin temen2 yang mengalami hal yang sama.
Dan keadaan ini terus berlangsung selama bertahun-tahun. Gue makin berubah seiring dengan perjalanan gue iring Kristus, dan entah kenapa mereka rasanya semakin jauh kadar kerohaniannya sama gue. Gue kadang-kadang berpikir apakah gue terlalu rohani dibanding keluarga gue, tapi gue tau itu bukan masalahnya (di gereja malah orang2nya jauuu….h lebih radikal dari gue!) So, itu bukan alasan kenapa gue “berbeda” dari keluarga gue. Belakangan Roh Kudus baru bukakan hal ini: “kamu makin naik level, tapi keluargamu statis, diam di tempat…Akibatnya kamu semakin jauh naik dan naik tinggi, tapi mereka tertinggal…”
So, selama kira-kira 7 tahun sejak gue bertobat taon 2000 lalu, demi mencegah “perang” keluarga, gue milih diem *btw gue pernah mo diusir dari rumah sama abang gue sendiri gara-gara dibilang aneh sejak masuk gereja karismatik*. So, gue jadi jarang ngomong sama mereka. Alasannya? Ya supaya ga ribut aja. Lebih baik diem aja dan ngademin hati gue aja di kamar, dengerin lagu rohani, baca Alkitab, dengerin kaset khotbah, berdoa bahasa roh (tapi pelan-pelan hehehe…)
Sampai hari Minggu lalu, gue denger satu kaset khotbah. Pengalaman pengkhotbahnya mirip sama yang gue alamin. Si ibu senior pastor ini ga cocok mulu sama papinya. Sampai pernah dia ga diajak ngomong sama papinya selama 1 bulan. Gara-garanya? Kata maminya, dia dianggap KURANG AJAR sama papinya. Dia sampe tanya sama maminya “Salahku di mana? KURANG AJARnya tuh DIMANA?” Karena dia ga merasa bersikap kurang ajar. Dia hanya ingin kasih tau kebenaran firman Tuhan supaya papinya menjadi lebih baik lagi. Trus maminya bilang gini “Kamu kurang ajar karena kamu NGAJARIN ORANG TUA. Engga ada anak yang ngajarin orang tuanya…”
Oooooooooooo….. ternyata itu toh sebabnya. Ternyata akar masalahnya tuh “tersinggung”. Papinya dia dan papanya gue sama-sama tersinggung karena diajarin anaknya sendiri. Perempuan lagi. Gue baru tau kalo ternyata orang tua tuh tersinggung banget kalo diajarin anaknya. Makanya kita-kita yang anaknya ini dicap kurang ajar…
Satu lagi yang gue inget ini nih. Di kaset itu dia bilang gini “Di tiap keluarga pasti ada satu oknum kaya’ gini. Kamu senyum-senyum karena kamu pernah ngalamin…” Bener banget! Ternyata gue ga sendiri. I’m not alone. Banyak orang telah mengalami hal yang sama. Bedanya adalah: ibu senior pastor ini udah menang, tapi gue masih harus terus bergumul dalam doa.
Dari kaset khotbah itu gue belajar dua hal tentang gesekan antar anak-ortu:
1. gue sekarang tau kenapa anak dianggap kurang ajar sama ortu (akar masalah: tersinggung)
2. gue tau bukan cuma gue aja yang ngalamin masalah kaya’ gini (akar masalah: belum ada pertobatan)
Sekarang gue bisa terhibur karena gue sekarang tau kalo ini merupakan salah satu proses pemurnian. Gue masih harus bertahan di sini supaya coming out gold. Supaya emas murni-nya keluar. Dan sebelum emas murni-nya keluar, gue masih harus bertahan dalam api pemurnian pembakaran supaya sanga-sanga pada keluar…
Buat temen-temen yang ngalamin hal yang sama, jangan nyerah ya! Banyak orang yang ngalamin hal yang sama dalam keluarganya kok. Gesekan emang paling banyak terjadi dalam keluarga, karena dengan keluarga-lah we spend most of our time with. Dari pagi, siang, malem dari hari ke hari mereka kenal kita.
So, jangan heran kalo keluarga kita sendiri lah yang paling sulit bertobat. Kenapa? Karena sebenernya mereka-lah yang paling kenal kita. Mereka tau persis kartu mati kita. Mereka tau persis semua kejelekan kebusukan kita. So, begitu kita bertobat, mereka ga gampang percaya atau nerima kita karena mereka masih teringat diri kita “yang lama” sebelum bertobat. That’s why mereka ga rela dikhotbahin sama kita. Wong mereka tau gimana kita dulunya kok:)
Yang terakhir. Betapapun kecewanya karena kamu disalahmengertikan, jangan pernah putus asa. Inget aja ini: LOVE TAKES THE RISK OF BEING MISUNDERSTOOD. Artinya: mengasihi berarti mau mengambil risiko disalahmengertikan oleh orang lain. So, kalo kamu mengasihi ayah/ ibu/ kakak/ adik/ siapapun anggota keluarga kamu, jangan pernah takut disalahmengertikan oleh mereka. Biarin aja kamu dicap aneh, nyentrik, aneh, terlalu ekstrim, bahkan sesat sekalipun! Terserah mereka lah ngomong apa. Betapapun menyakitkannya, ampuni terus mereka. Asal hati kamu tulus mengasihi mereka, pasti Tuhan denger doa kamu… dan Tuhan ubahkan hati mereka…suatu saat nanti…
Comments (0)
May 4, 2007
still standing
Filed under: kerja kerja kerja
Beberapa hari yang lalu gue baca thread tentang hubungan antara baca amsal dan mengerti pelajaran. Si thread starter-nya nanya bener ga sih kalo baca amsal dulu sebelom baca buku pelajaran bisa cepet ngerti. Trus yang reply cuma satu orang. Dia bilang ga ada efeknya, walopun dia udah baca dari awal sampai akhir Amsal.
Thread ini rada menggelitik buat gue. Pertama, tema-nya cukup ajaib karena jarang banget ada anak sekolah yang tertarik ngomongin ini (you know, biasanya pertanyaan anak muda Kristen kan berkisar boleh ga ngewarnain rambut, pacaran boleh ini boleh itu ga, gimana tau kalo PH dari Tuhan dsb dsb, pokoke gitu deh:) Kedua, anak muda tuh rada-rada kurang mudeng when it comes to Amsal, apalagi Wahyu:) Ketiga, inti pertanyaan ini yang mencerminkan sebagian besar sikap kita sebagai orang Kristen.
Poin ketiga ini lah yang pengen gue omongin di sini. Kita, sebagai manusia, cenderung pengen hasil akhirnya aja. Pengen instan langsung terjadi. Jadi sekali baca Amsal, pengennya langsung penuh hikmat aja. Pengen langsung pinter dan bisa mempersingkat waktu baca, alias compress studying time (biar sisa waktunya bisa dipake buat maen hehehe)
Ya engga lah. Baca Amsal tuh bukan mantra ato obat ajaib kaya ramuannya Lang Ling Lung, atau ramuannya Panoramix yang bisa bikin Asterix langsung mendadak kuat dan sakti mandra guna. Amsal tuh perlu dibaca berulang-ulang, direnungkan, dihafalkan, sehingga kita bener-bener berendam di dalam Firman Tuhan itu. Ibarat Obelix yang waktu kecil udah kecebur dalam ramuan ajaibnya Panoramix, kita juga harus menceburkan diri dalam kedalaman hikmat Amsal itu supaya kita bisa kuat menghadapi lawan anytime anywhere. Jadi bukan kaya Asterix yang sekedar minum setegak, langsung kuat, tapi langsung lemes lagi beberapa saat kemudian begitu efek ramuan itu abis.
Gue pernah baca satu buku yang ngebahas kitab Amsal. The book really changes the way I read Amsal. Judulnya “Hikmat” karangan Larry Lea. terbitan Metanoia. Bagian yang gue paling inget adalah keunikan dari kitab Amsal itu yang terdiri dari 31 pasal. Dia bilang 31 pasal itu bukan kebetulan. 31 pasal itu artinya 31 hari dalam satu bulan, jadi tiap hari dalam sebulan kita mesti baca 1 pasal. Maksudnya tanggal 1 Januari baca Amsal 1, tanggal 2 Januari baca Amsal 2, tanggal 3 Januari baca Amsal 3 dan begitu terus berulang-ulang di bulan Februari, Maret, April sampai Desember. Dan kita bukan sekedar baca aja tapi mesti diapalin! And see the results…
Sejak gue baca buku itu, gue langsung ikutin saran dia. Tiap hari gue baca Amsal sesuai tanggal, dan berusaha untuk hafalin (ternyata susah banget bo! Satu ayat aja ga gampang apalagi satu pasal! Auwww….) Tapi gue terus berusaha kok:) Ga jelas kapan gue bisa berhasil seluruh ayat dan seluruh pasal itu, but I keep on trying. I keep telling myself masa’ sih ngapalin Amsal aja ga bisa? Liat tuh Marilyn Hickley bisa hafal Wahyu. Wahyu bo! I repeat Wahyu!!! Pantesan si ibu awet muda gitu walopun dah 70 tahun, bacanya aja Wahyu… Lah gue, boro-boro ngapalin Wahyu, baca Wahyu aja kadang-kadang takut sendiri hihihi
Sampe mana tadi? O ya sampe ngapalin Amsal and see the results. Gue lupa sejak tahun berapa gue mulai program baca 1 pasal Amsal tiap hari (yang jelas mulainya sejak hari gue beli buku Larry Lea itu:) Waktu mulai sih ga berasa apa-apa, but I keep on doing it anyway. Gue suka Amsal karna setiap ayatnya bener-bener tajem, ada contradiction antara negatif dan positif, bodoh dan pintar, bebal dan mudah diajar, hitam dan putih, jahat dan baik, fasik dan pengasih, and nothing in between. Rasanya buku itu ditelekapkan (ditempelin ke muka gue sedeket-deketnya) dan bilang : Ini loh contoh yang jelas-jelas jelas banget, strict to the point, carried to the extremes, as plain as it could be, gamblang banget, masa sih masih belom jelas jugaaaa???
Setelah beberapa lama baca Amsal secara rutin tiap pagi, gue sering merasa kangen sama Amsal di tengah-tengah penumpang dalam bis, di tengah-tengah waktu makan siang, di tengah tumpukan kerjaan, pas lagi suntuk-suntuknya sore-sore di kantor, dll. So gue bikin buku kecil yang isinya ayat-ayat Amsal favorit gue, so gue bisa buka di mana aja karena selalu fit into my purse.
Selain bisa bikin kangen, Amsal juga bikin tambah wise. Gue bilang wise bukan smart karena bijak itu beda sama pinter. Pinter itu lebih ke pengetahuan tapi bijak itu lebih ke kemampuan untuk memahami sesuatu dan menyelesaikannya. Misalnya gini nih, gue kan kerja di kantor akuntan tapi latar belakang pendidikan gue sastra inggris. Sebagai lulusan sastra inggris kan gue taunya simple past tense simple present tense dan tense-tense lainnya:) Tanpa accounting background sama sekali, untuk bisa ngerti segala istilah akuntasi yang mesti gue terjemahin, gue desperately need wisdom from God…
Dan kalo gue liat ke belakang, setelah sekian lama gue belajar Amsal, gue baru nyadar ternyata Tuhan buat perbedaan nyata. Kalo dulu gue bener-bener completely at loss menghadapi istilah-istilah akuntansi itu, sekarang entah kenapa malah orang-orang nanya-nanya ke gue tentang arti istilah-istilah itu… Kalo dulu hasil pekerjaan gue yang diperiksa bos, sekarang justru bos-bos gede itu yang nanya ke gue karena mereka ga yakin dengan pemahaman mereka sendiri… Kalo dulu gue merasa minder ketemu bos-bos yang begitu cerdas dan pinter, sekarang justru mereka pikir lebih baik nyuruh gue aja karena susah kalo mereka kerjain sendiri…
Kadang-kadang gue suka pengen nangis karena begitu bersyukur-nya sama Tuhan… Gue tanya Tuhan siapa sih gue ini sampe bos-bos itu merasa perlu nanya ke gue? Gue cuma staf administrasi biasa dengan level rendah, tapi Tuhan bisa kasih karunia buat gue untuk membantu pekerjaan bos-bos yang levelnya jauh di atas gue…
Gue bersyukur buat semua itu. Gue juga bersyukur gue still standing walopun seringkali gue pengen nyerah aja selama 7 taon kerja di sini. Gue still standing walopun jutaan kali gue ngerasa minder dibanding temen2 kantor yang (rasanya) jauh lebih pinter dari gue. Gue still standing di sini bukan karena gue pinter, bukan karena gue bisa, tapi semuanya cuma karena kasih karunia Tuhan aja. Gue still standing karena Tuhan yang tambahkan hikmat dari hari ke hari. Gue still standing karena Tuhan ga akan pernah ijinkan gue give up…
If not for your goodness
If not for your grace
I don’t know where I would be today
If not for your kindness I never could say
I’m still standing
If not for your mercy
If not for your love
I most likely would have given up
If not for your favor
I never could say
I’m still standing
but by the grace of God
I’m still standing
I’m standing
I’m still standing
but by the grace of God
(Still Standing by Israel Houghton & New Breed)
PS: Buat adik-adikku yang masih sekolah or masih kuliah, dan rasanya pengen nyerah aja ngadepin pelajaran yang rasanya syusyeeeh banget, I suggest you read Proverbs every morning. Baca 1 pasal Amsal tiap hari, begitu terus berulang-ulang. Jangan harapkan hasil yang instan, tapi coba terus setia dari hari-hari walopun mungkin belom keliatan hasilnya. Jangan pernah nyerah karena begitu kamu mulai, kamu lagi mulai membangun suatu dasar kokoh yang ga bisa kamu liat. Inget kan hikmat itu bukan kaya’ ramuan Panoramix? Tapi day by day kamu akan lihat kalo kamu akan semakin berbeda dari temen2 kamu, kamu akan semakin lebih bijaksana dari mereka, dan someday guru2 atau dosen2 kamu akan (harus) mengakui bahwa kamu 10 kali lebih cerdas dari yang lain, seperti Daniel yang lebih 10 kali cerdas dari semua orang di kerajaannya… So, tiap mo nyerah, nyanyi aja I’m still standing, I’m still standing, I’m still standing, but by the grace of God…
Comments (0)
April 26, 2007
i’m crazy? yes! i’m crazy in love with Jesus
Filed under: mengasihiMu
Friends, pernah ga kamu sayaaaaaa….ng banget sama Seseorang sampai rasanya kehabisan kata-kata untuk mengekspresikannya? Pernah ga kamu begitu sayangnya sama Seseorang dan ga tau gimana lagi bilangnya? Akhirnya kamu cuma bisa nangis sesenggukan karena kamu bisa merasakan betapa besarnya kasihNya buat kamu… lebih dari siapapun di dunia ini… lebih dari apa yang bisa kamu bayangkan, kamu rasakan, kamu pikirkan…
Pernah ga denger lagu yang rasanya nyeritain perasaan kamu itu? Pernah ga denger satu lagu berulang-ulang, over and over again, dan rasanya hati kamu mo meledak dan mo teriak sekenceng kencengnya “Jesuuuuuussss, I love You…”
Buat gue, lagu itu judulnya “Just Let Me Say” dari Hillsong. Emang lagu ini kurang terlalu terkenal, bahkan ada di album mana pun gue ga tau *gue boleh dapet download dari blog orang korea, sapa namanya lupa:) *
Well, back to topic. Yang namanya in love tuh emang bener-bener crazy. Mangkenye expression yang bilang crazy in love tuh bener banget deh. Kalo in love tuh kan orang jadi crazy. Dan belakangan ini gue baru tau apa artinya crazy in love…
Yap! I’m crazy in love with Jesus. Rasanya Jesus is in my mind, in my heart, on my lips, in my laptop, on my glass, on my side, on my right, on my left, every where I go, even when I sleep.
Dan kalo lagi crazy in love gitu, rasanya ga ada orang yang bisa ngerti kita. Saat semua orang masih pada tidur, gue bangun dan rasanya pengeeeen banget nyanyi lagu cinta gue buat Yesus. Gue juga ga sabar banget pengen baca surat cinta Yesus buat gue di Alkitab. At the same time, gue juga pengen bahasa roh karena kata-kata gue udah ga mampu lagi ekspresiin sayang gue. Rasanya bingung mana yang mesti duluan, karena gue pengen praise worship, pengen baca Alkitab, pengen berdoa, pengen bahasa roh, all at the same time. Rasanya semua berebutan berloncatan pengen keluar dari mulut, hati, dan pikiran gue:)
Sampe di kantor pun rasanya pengen baca Alkitab lagi di laptop. Pengen ulang-ulang lagi janji-janji Tuhan yang indah itu. Pengen ngapalin ayat ini ayat itu. Pengen streaming aja dengerin khotbah dari internet. Tapi ga bisa karena mesti kerja huehehe…
Dan begitu mendekati jam pulang, rasanya ga sabar pengen nyampe aja ke kamar biar bisa berduaan lagi sama Tuhan Yesus. Tapi sayangnya ga bisa karena macet cet cet hehehe
Dan saat semua temen kantor sibuk bikin acara ini itu, rasanya semua itu ga menarik lagi buat gue. Gue yang dulu maniak nonton 21, sekarang sama sekali ga tertarik lagi. Saat semua temen ngomongin film baru yang katanya bagus banget, gue malah berpikir lebih enak ngabisin waktu berdua sama Yesus. Saat temen2 kantor pengen makan enak di sini situ, gue malah lagi semangat-semangatnya puasa. Saat temen2 kantor heboh banget pengen keluar kota pas weekend, gue malah mikir rugi banget kalo gue mesti bolos gereja. Ibadah hari Minggu yang begitu berharga itu terlalu sayang untuk dilewatkan cuma gara-gara jalan ke luar kota.
Maybe my friends think I’m crazy. Yes, I’m crazy. Crazy in love with Jesus. Like never before. And nothing compares that…
JUST LET ME SAY (hillsong)
Just let me say how much I love You
Let me speak of Your mercy and grace
Just let me live in a shadow of Your beauty
Let me see You face to face
And the earth will shake as Your Word goes forth
And the heavens will tremble and fall
But let me say how much I love You
Oh my Savior, my Lord and Friend
Just let me hear Your finest whispers
As You gently call my name
And let me see Your power and Your glory
Let me feel Your spirit’s flame
Let me find You in the desert
Till this sand is holy ground
And I am found completely surrendered
To You my Lord and Friend
So let me say how much I love You
With all my heart I long for You
For I am caught in this passion of knowing
This endless love I’ve found in You
And the depth of grace, the forgiveness found
To be called a child of God
Just makes me say how much I love You
Oh my Savior, my Lord and Friend (x2)
Just makes me say how much I love You
Oh my Savior, my Lord and Friend
PS: I know this song isn’t too popular and it’s kinda hard to find the mp3/wma. Soooo, sapa aja yang lagi mampir ke sini karena lagi nyari mp3 nya, japri aja ya ke letsing4joy@yahoo.com (soale di blog ini kaga bisa download lagu - or I don’t know how:) Ntar pasti deh gue kirimin ke email kamu. Otre???
PS lagi: Kalo suka Israel Houghton & New Breed, gue juga baru dapet wma-nya loh *penting ga sih informasi ini wekekek*
Comments (1)
April 10, 2007
let’s volt in !!!
Filed under: Roh Kudus
Gue baru aja nonton voltus five. Tau voltus 5 ga? Ga tau? Kamu pasti bukan lahir tahun 70-80 an. Iya lah. Soalnya rata-rata anak-anak yang grew up taon 80an pasti kenal voltus. Voltus kan serial kartun jepang yang ngetop banget. Mirip-mirip anime gitu, yang ceritanya tentang robot super guede. Robot ini tingginya 56 meter dan beratnya 600 ton kalo ga salah. Tapi biar berat gitu dia ga susah jalan loh:)
Malahan dia punya banyak senjata, macem-macem lah pokoknya, yang bisa dikeluarin dari seluruh pelosok eh penjuru badannya (my favorite is bomber missile. Kalo mereka teriak gini nih: bombaaaa missail… dengan logatnya yang soooooo… japanese:) Tapi yang paling sakti adalah tenkuu ken. Pokoknya kalo keluar tenkuu ken ini semua musuh pasti mati deh. Tapi sebelom mati si voltus ini pasti membelah badan musuhnya dengan gerakan khas dari samping atas, trus ke bawah, trus naik ke atas lagi, membentuk huruf V. Abis itu baru mati deh musuhnya. *jangan tanya gue kenapa mesti bentuk huruf V dulu, mungkin kalo huruf F ribet kali yee…*
Waktu kecil dulu, gue terbengong-bengong, bareng abang dan ade gue, di depan tipi sambil mengagumi kehebatan si voltus. Jangan tanya kenapa gue nonton voltus dan bukan candy candy. Soalnya abang ade gue semuanya cowo jadinya gue sebagai cewe minoritas selalu kalah suara saat mesti memutuskan film mana yang akan disewa dari rental video *jaman dulu ga ada ultra disc, apalagi dvd. Yang ada cuma rental VHS*
Personilnya adalah keinichi *yang gue kagumin karena ganteng banget, padahal cuma gambar karton wekekek*, trus ada ippei, dijouru, megumi, dan hiyoshi. Kalo ada satu yang ngambekan, ato mau resign dari film eh dari pasukan voltus, ini masalah berat buat voltus. Voltus bisa-bisa sitting idle alias nganggur ga beroperasi. Wong si robot itu kan bisa terbentuk karena ke 5 pesawat itu harus bergabung dulu *bunyinya jegrek, jegrek, jegrek, jegrek, jegrek* sampe semua pesawat itu merangkai diri menjadi kepala (pesawatnya kenichi), trus yang jadi badan, tangan, dan kaki. Bayangin aja kalo satu pesawat ga ada pilotnya trus gimana dong tuh pesawat bisa jegrek jegrek alias bergabung?
Tapi untunglah, sebelum voltus-nya ancur babak belur diobok-obok sama musuhnya, pasti tuh personil pada bertobat alias menyesal dan kembali lagi ke panggilan tugasnya. Trus voltus (or bagian voltus) yang udah terhuyung-huyung kelelahan *bayangin 600 ton terhuyung-huyung, pasti pohon2 sekitar pada ngap-ngapan takut ketimpa* akhirnya bisa bangkit lagi dengan kekuatan baru dari personil yang baru dateng.
En jangan lupa, ada satu ciri khas film ini yang masih gue inget *selain soundtrack voltus lima sahabat kita semua, lima pemuda yang gagah perkasa, digemari oleh anak-anak semua, dengan robot tempur sehebat voltus limaaa….. my goodness gue masih inget lagu ini after twenty years!* Ciri khas itu adalah komando Kenichi untuk mengajak 4 personil lainnya bergabung: “Let’s volt in !”
“Let’s volt in” artinya Kenichi sebagai kepala, sekaligus sumber energi, mengajak yang lain-lain, maksudnya anggota-anggotanya yang power-nya lebih lemah, untuk menyetrum diri. Kenapa mesti nyetrum? Karena yang lain perlu volt, perlu tenaga, dari sumbernya. Volt in bukan sekedar nge-charge kaya nge-charge batre hp. Kalo nge-charge hp kan powernya maksimalnya yah semaksimal full battery. Tapi kalo volt in artinya kekuatan mereka akan berkali lipat ganda, dan bisa ngalahin musuh.
Ajakan Kenichi untuk “volt in” (baca: mari saling menyetrum diri:) ini sekarang rasanya berbeda banget sama jaman dulu gue nonton. Dulu “volt in” ini, buat gue sebagai anak kecil, cuma berarti mari bergabung. Tapi sekarang, setelah gue ikut Tuhan, ajakan “let’s volt in” ini terasa seperti ajakan buat gue untuk “tap into God’s power” Gue mesti tersetrum, ter-connect, terhubung, ke sumber kuasa untuk mampu mengalahkan si iblis yang adalah musuh kita. Kalo gue ga volt-in ke God’s power, gue ga bisa dapet sumber energi itu. Akibatnya, gue cuma seperti si Megumi kecil yang terbang dengan pesawat kecilnya tapi mesti ngelawan musuh segede gunung. Tapi kalo si Megumi kecil itu udah volt-in ke Kenichi, mereka bisa jadi besar dan kuat dan penuh senjata terpendam yang siap digunakan setiap saat.
Kalo kita volt in ke God’s power, kita bisa jadi besar dan kuat berlipat ganda karena kita udah kesetrum ke sumber tenaga yang ada habisnya. Sumber tenaga itu bisa mampukan kita untuk mengalahkan semua senjata si iblis yang dilontarkan ke kita. Sekali volt in, kita yang kecil kaya’ Megumi itu bisa langsung jadi raksasa rohani yang menggentarkan si iblis. Hebat banget kan source of power-nya Tuhan kita itu? Tapi source of power itu bisa ada melalui Roh Kudus. Dan kuasa Roh Kudus itu harus diaktifkan. Dan cara mengaktifkannya adalah: kita menyambut aktif tawaran “Terimalah Roh Kudus” (Yoh 20:22) Dan begitu kita terima Roh Kudus, mungkin badan kita akan bergoncang dengan hebat, atau gemetar dari atas sampai bawah, atau nangis, atau tertawa dengan penuh sukacita, atau rebah dalam roh, atau tanda-tanda lain yang menyertainya.
Volt in yang pertama itu mungkin sangat berkesan buat kita. Tapi itu cuma permulaan. Ga bisa tiap saat gemeter-gemeter merinding-merinding terus. Sejalan dengan pertumbuhan rohani kita, kita mesti volt-in terus menerus, tiap-tiap hari. Volt in yang selanjutnya mungkin ga sedramatis pengalaman volt in pertama, tapi volt in berikut-berikutnya itu ga kalah powernya dari hari-hari. Power yang Tuhan berikan itu sesuai takaran, sesuai dengan porsi yang harus kita terima untuk menghadapi serangan musuh yang makin besar dari hari-hari *iya dong, kalo kita dah jadi jendral perang-nya Tuhan alias general of God’s army, ga mungkin lah iblis kirim pasukan ecek-ecek untuk gempur kita kan?*
So, buat yang lagi baca posting-an ini, itu bukan kebetulan loh. Temen-temen ada di sini karena Tuhan Yesus pengen bilang “let’s volt in!” Yuk kita terima ajakan “let’s volt in” dari Tuhan itu! Nyetrum ke Tuhan ga sakit kok, untung banget malah. Sekali nyetrum sama Tuhan, pasti kita terima POWERRRR yang powerful banget.
So guys, LET’S VOLT IN !!!
Comments (0)
March 23, 2007
what are your dreamzzz ???
Filed under: vision and dreams
Beberapa minggu lalu, gue mesti ngajar satu lesson yang judulnya “what are your dreams?” di kelas intermediate yang mayoritas murid2nya anak SMA eh SMU (maklum deh angkatan eighties jadi kebiasaan ngomong SMA bukan SMU:) Pas persiapan bahan ngajar, gue semangat banget karena gue pikir topiknya penting dan bermanfaat banget buat anak2 sekolah yang masa depannya masih panjang dan terbuka lebar.
Gue berpikir nih anak-anak kan masih pada SMU, masih umum, jadi masa depannya masih terbuka lebar karena masih banyak pintu kemungkinan yang terbuka buat mereka. Mereka bisa pilih mau jadi apa aja, bisa milih fakultas apa aja, bisa milih jurusan apa aja. Beda dengan gue yang dah lulus dan kerja bertaon-taon, jadi lapangan pekerjaannya amat sangat terfokus dengan latar belakang pendidikan alias jurusan gue *wekekek*
Eits jangan salah, bukan berarti gue menyesali pilihan gue, engga, sama sekali engga. Gue suka banget sama jurusan sastra inggris dan gue bersyukur banget gue bisa dapet kerja yang sesuai banget sama latar belakang pendidikan gue. Dan gue berharap murid2 gue pun, yang masih remaja-remaja itu, bisa mengetahui keinginan dan interest or talent mereka masing-masing seperti gue tau what I like pada saat lulus SMA eh SMU *duh tuh kan ngomong SMA lagi*
So gue berangkat ngajar dengan penuh antusiasme. Tapi ternyata, keadaan di lapangan amat sangat berbeda dengan persiapan. Pas gue tanya masing-masing tentang “what are your dreams”, jawabannya sungguh mengecewakan. Kebanyakan mereka cuma cengar-cengir sambil garuk-garuk kepala dengan jawaban “I don’t know, Miss” Masih mending deh ada yang jawab pake bahasa Inggris. Yang lebih parah malah ngomong “Ga tau” atau “Belom tau” atau “Apa ya?” dengan bengong melompong.
Ihhhhhhhh !!! Gue gregetan banget deh dengernya. Mereka kan bentar lagi lulus SMU. Masa ga tau sih mo jadi apa? Mo jadi apa bangsa ini kalo anak-anak bener-bener clueless, don’t know where they’re going, don’t know what they want, have no idea at all what to do. Gue bener-bener gemessssssss banget ngeliatnya. Ternyata di luaran sana banyak sekali anak2 muda yang ga punya tujuan hidup.
Saking gemesnya, akhirnya gue terpaksa nasehatin mereka. Sebenernya sih ini bukan tugas gue. Gue kan guru bahasa inggris (cuma kursus lagi, seminggu sekali pula:) Gue bukan guru BP mereka. Tapi untuk sekali ini gue harus nasehatin mereka karena ini penting banget buat mereka.
Terus gue langsung nyerocos deh tentang arti hidup masing-masing manusia yang lahir ke bumi. Gue bilang “You’re all born for a purpose!” dengan nada keras. Wussshhhh ! Langsung pada diem semua, hening ning ning. Trus gue lanjutin “You don’t come to earth just to fulfill the earth, bukan cuma buat menuh-menuhin bumi. God created you for a specific purpose. You don’t just breathe in breathe out, just for yourself. You have to make impact on the people around you.”
Tadinya gue dah mo ngomong kalo mereka harus jadi berkat bagi orang-orang di sekitar mereka. Tapi gue langsung sadar kalo gue bukan lagi ngajar di sekolah Kristen jadi gue ga bisa pake istilah-istilah atau ayat-ayat Alkitab Padahal mulut gue dah siap menyemburkan ayat-ayat Alkitab tentang menenun engkau dalam rahim ibumu, betapa engkau berharga bagi Allah, betapa besar potensi yang Allah taruh dalam diri mereka, ughhh banyaaa….k banget rasanya yang pengen gue omongin ke mereka.
Gara-gara hal ini mimpi gue jadi berkoabar lagi di hati gue. Gue bayangin seandainya ini sekolah milik gue sendiri, gue pasti bebas banget membagikan kebenaran Alkitab buat murid2 gue. Gue bebas mendidik mereka sesuai dengan Alkitab. Gue bisa bentuk mereka, isi pikiran mereka, penuhi hati mereka, agar mereka bisa belajar mengetahui kehendak Allah dalam hidup mereka. Agar mereka bisa mengeluarkan potensi terbaik dalam diri mereka, to bring out the best in them, bagi kemuliaan Tuhan. Agar Tuhan bangkitkan anak2 itu menjadi saksi-saksi Kristus yang luar biasa bagi sekeliling mereka. Agar hidup mereka berdampak bagi orang lain, dan bukan sekedar menuh-menuhin bumi ….
Well, at least what I can do in the class is to give them ideas what to do with their lives. Gue bagiin sama mereka kalo hidup mereka seharusnya bermanfaat bagi orang lain. Misalnya bulan lalu kan ada banjir besar di Jakarta. Seharusnya mereka terbuka pikirannya gimana caranya supaya banjir ga terjadi lagi. Mungkin mereka bisa belajar tentang sistem pengairan ke Belanda trus menerapkan pengetahuan itu di kota kelahirannya. Atau karena BBM makin mahal dan makin langka, sebelum akhirnya abis sama sekali di bumi Indonesia, mereka bisa belajar teknologi bahan bakar alternatif, misalnya dari pohon jarak. Atau karena makin sempitnya lahan pertanian, mereka bisa belajar teknologi organik untuk sumber makanan, at least sebagai alternatif. Atau tentang bioteknologi yang makin diperlukan di masa depan yang sumber daya alamnya makin habis dari hari ke hari…
Mungkin ga banyak yang bisa gue kasih ke mereka. But at least gue dah tabur benih di pikiran mereka and I hope benih itu tumbuh subur. As I care about their future education, I believe Jesus cares about their future much more than I do… I pray that someday they will become what God wants them to be… To the highest they can be…
Comments (0)
March 22, 2007
my secret treasure
Filed under: Bible
tadi pagi gue rada kaget pas saat teduh. Kagetnya sih bukan kenapa-napa, tapi ada satu kalimat yang selama ini belom pernah gue perhatiin sebelomnya.
Gue dah selesai baca Alkitab berkali-kali. Tapi every time gue baca lagi, selalu muncul hal2 baru yang belom pernah gue pikirin sebelomnya. Ceritanya gini nih, gue kan lagi di 2 Samuel, ceritanya mostly tentang Daud dan keluarganya. Trus gue sampe di bagian kalimat sewaktu Daud “…membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya….”
Gue rada kaget bacanya karna pas baca itu gue langsung mikir “Oooo, ternyata gue baru tau Daud itu punya janggut alias jenggotan” Berarti selama ini visualisasi alias bayangan gue tentang wajah Daud tuh salah alias ngaco total!
Dari sekian banyak tokoh Alkitab, misalnya Musa, Abraham, Petrus, Paulus, and the gang, gue bisa bayangin muka mereka gimana *cuma bayangin doang loh, kira-kira aje* Kalo Musa tuh tinggi besar janggutan rambut putih tegak berdiri di atas puncak gunung sambil ngangkat dua loh batu yang besaaa…rrr banget *ini ada di cover VCD gue wekekek* Kalo Abraham tuh wajahnya teduh dan sabar. Kalo Petrus tuh tinggi kekar dengan kulit item karena banyak kejemur matahari waktu jadi nelayan, dsb. Tapi kalo bapak Daud ini terus terang gue syusyeeeeh banget visualisasinya.
Kalo pas baca Daud kecil lawan Goliat, gue kebayang baby face-nya Michael J Fox. Kalo pas baca Daud lagi menari-nari, gue kebayang Richard Gere gara-gara pernah liat trailer-nya di tipi *btw menurut gue Richard Gere kurang wibawa buat jadi Daud* Kalo baca Daud dikejar-kejar sama
Saul, yang kebayang muka-nya Keanu Reeves lari-larian di Speed hehehe. Kalo baca Daud sebagai raja tua yang memanggil Abisag gadis Sunem itu, gue kebayang Michael Douglas (lengkap dengan Catherine Zeta Jones-nya sebagai daun muda:) Kalo baca Daud berzinah dengan Betsyeba, yang kebayang muka playboy-nya Hugh Grant. Eh pas baca “…membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya….” semua bayangan wajah-wajah itu langsung bleppp! ilang semuanya diganti mukanya Sean Connery wakakak
Duh, yang bener mukanya Daud kaya gimana sih? Ga taulah, tapi yang pasti jawabannya baru ketauan nanti di surga:)
Well, tau ga pelajaran apa yang gue dapet dari sini? Pertama, Alkitab itu bener-bener seru penuh kejutan. Berapa kalipun gue baca, ceritanya ga pernah usang karna gue selalu ketemu hal-hal baru yang ga pernah timbul dalam pikiran gue sebelomnya.
Kedua, kalo baca Alkitab tuh mesti pelan-pelan, ga bisa buru-buru kaya dikejar deadline. Kalo buru-buru gue bisa miss out hal-hal penting, atau detail penting, yang semuanya punya maksud kenapa bisa tertulis di situ.
Ketiga, semakin sering dibaca, Alkitab tuh bener-bener menceritakan kembali kehidupan kita sebagai manusia, lengkap dengan kegagalan dan kelemahannya. So, kalo tokoh2 penting di Alkitab aja bisa jatoh dalam dosa, kita juga jangan kecil hati kalo harus gagal.
Soalnya kalo gue mengalami kegagalan, either big or small, dalam perjalanan gue iring Tuhan, gue sering jadi malu hati sendiri untuk baca Alkitab. Gue pikir gue kurang layak baca Alkitab karna gue gagal melakukan apa yang diperintahkan/tertulis di sana. Wuitss, salah besar tuh gue. Justru dari Alkitab-lah gue belajar gimana orang2 pilihan Tuhan bangkit dari kegagalannya. Dan kegagalan mereka tuh bukan maen-maen. Bukan perkara-perkara kecil. Tapi toh mereka bisa kembali lagi ke Tuhan, bahkan jauh lebih baik lagi dari sebelumnya.
Well, what I’m trying to say is, makin lama gue makin cinta sama Alkitab. Ini buku luar biasa dahsyatnya. Kalo buku2 lain, makin sering dibaca, makin ketebak isinya (makin hafal malah:) Tapi Alkitab laen bo. Selalu baru tiap pagi dan tiap hari. Ga ada buku lain yang bisa mengaduk-aduk perasaan gue, membalut luka hati gue, menghibur kesedihan gue…. sekaligus membuat gue nangis, sedih, bertobat, menyesal, bangkit dari keterpurukan… Dan kemudian bersemangat menyambut hari baru, berharap pada janji2 indah yang belum terlihat, bertekad berbuat yang terbaik bagi Tuhan, berdoa tanpa putus betapapun mustahil keadaannya, bahkan berharap penuh pada janji hidup kekal setelah kematian nanti…
Makasih Tuhan saya bisa punya Alkitab…
Makasih Tuhan saya bisa baca Alkitab…
Makasih Tuhan saya tinggal di negara yang mengijinkan peredaran dan kepemilikan Alkitab…
Makasih Tuhan ada Alkitab di bumi ini…
PS: secret treasure adalah kata-kata yang tercetak di Alkitab cetakan trendy dengan cover girly pink imut trendy dengan gambar kartun yang kemaren gue liat di gunung agung *wanna buy one, really*
Comments (0)
March 13, 2007
pada kaki salibMu
Filed under: paskah
Pada kaki salibMu
Yesus ku bertemu
Ku sujud dan bersyukur
Buat pengorbananMu
Pada kaki salibMu
Kutrima anugerah
Hanya karna kasihMu
Hidupku berubah
SalibMu salibMu
Slamanya mulia
Dosaku disucikan
Oleh darah Yesus
Pengumuman pengumuman… Bulan depan Paskah loh… My favorite day of the year (even more than my own birthday) is coming this April. Tapi kenapa ya kok di gereja-gereja Karismatik kok rasanya Paskah tuh cenderung dicuekin? Dulu waktu masih di gereja liturgis, beberapa minggu sebelum Paskah tuh pasti beda deh suasananya. Lagu-lagunya, khotbahnya, setting gereja, warna mimbar, warna toga dll, pasti dah berasa deh suasana menjelang Paskah. Tapi di gereja Karismatik kok orang-orangnya pada cuek ya sama Paskah? Padahal ini kan the most important thing that the whole world needs to remember: Jesus’ death on the cross to save us… Hiks hiks kenapa ya gereja2 sekarang kok lebih fokus abis2an sama tanggal-tanggal schedule pembangunan gedung gereja tapi rasanya kurang peduli sama tanggal ketika Dia mati untuk kita ???
Padahal kan hari itu adalah tanggal yang penting dalam sejarah umat manusia… Saat di mana manusia diperdamaikan dengan Allah, supaya kita semua tidak binasa tetapi bisa beroleh hidup yang kekal… And it took Jesus blood on the cross… DarahNya harus tercurah, mahkota duri harus menembus kepalanya, tombak harus menusuk lambungnya, paku harus menembus tangannya dan kakinya… Hanya untuk menyelamatkan umat manusia yang semestinya tidak layak untuk menerimanya… Dan manusia yang diselamatkan itu menganggap sepi semua itu…
Well, udahlah … Gue jadi sedih banget kalo inget betapa sepinya manusia menghargai darah Kristus… Biar gimanapun sepinya sekeliling gue menyambut Paskah, tapi yang penting gue tetap semangat nyambut Paskah Eh tapi ada deng orang2 yang semangat nyambut Paskah. Beberapa hari belakangan ini, kalo gue pasang RPK jam 4 pagi, penyiarnya suka bilang “…hari-hari menjelang Paskah ini…” sembari pasang lagu-lagu yang liriknya tentang darah Kristus, salibMu salibMu, kematian Kristus dsb. Rasanya seneeee….ng banget di pagi-pagi buta jam 4 gitu ada orang di luar sana yang juga sedang menantikan Paskah seperti gue:) Makanya gue sekarang semangat banget bangun jam 4 pagi buat denger lagu-lagu tentang salibMu salibMu yang dipasang sama RPK:) Mesti jam 4 tepat ga boleh telat karena kalo dah jam 4:30 lagu-lagunya dah ga ada dilanjutin sama acara renungan pagi hehehe
Anyway, thanks yah RPK Keep on playing those songs till Easter. Hopefully someday people will appreciate Easter as glorious as Christmas…
Comments (0)
February 22, 2007
…unfinished tasks…
Filed under: vision and dreams
tadi pagi gue ketemu sekilas ama temen gereja lama. Dia tanya kok kakak ga pelayanan lagi? dah pindah ya? Gue cuma senyum aja.
Emang dah lama gue ga ksana lagi. Gue dah tinggalin semua pelayanan gue di sana. Sejak gue ninggalin pelayanan, gue banyak tanya Tuhan tentang apa yang harus gue lakukan selanjutnya. Dan dengan lembut dan penuh kasih Tuhan kasih tau gue apa visi gue, apa yang harus gue lakukan sama hidup gue.
Tuhan kasih tau gue kalo visi hidup gue adalah “membawa pengajaran”. Jujur aja gue jadi bertanya-tanya kenapa Tuhan bilang “membawa pengajaran” dan bukan “mengajar”. Sebagai lulusan bahasa, linguistik pula, trus skripsinya tentang morfologi pula (morfologi = pembentukan kata), gue amat sangat sensitif dan curious dengan bentukan kata dan perbedaan morfologis dan semantis-nya *duileee linguistik sekaleee*
Gue jadi mikir apa bedanya membawa pengajaran dan mengajar. Setelah lama mikir, akhirnya gue narik kesimpulan bahwa mengajar itu artinya mentransfer ilmu yang udah kita ketahui sebelumnya, dari sononya udah tau maksudnya. Tapi membawa pengajaran itu artinya kita harus pergi dulu ke satu tempat untuk belajar, baru kemudian membawa kembali pengajaran yang udah kita dapetin di tempat lain itu ke tempat/orang lain lagi. Membawa pengajaran itu berarti gue harus berdiam dan tunduk dulu di bawah pengajaran seseorang di suatu tempat, untuk masa waktu yang gue ga tau, di tempat mana yang Tuhan bawa gue ke sana, sampai saatnya Tuhan bilang “that’s enough, you’ve learned what’s needed. Now go somewhere else to teach what you’ve been taught…”
Untuk itu gue mutusin untuk stop semua pelayanan yang ga ada relevansi-nya sama visi gue. So, akhir tahun lalu gue minta Tuhan tunjukin kemana gue harus pergi belajar untuk menyiapkan pondasi terkuat dan terbaik sebelum gue back to pelayanan dan panggilan yang spesifik itu. Dan gue juga minta kalo bisa belajar-nya jangan jauh-jauh karena jam kantor gue yang panjang dan sering pulang malem.
Secara ajaib, pas hari ulang tahun gue di bulan januari itu, seorang temen lama (temen kuliah di unpad dulu) kirim email untuk say hi dan kasih informasi kalo dia lagi ikutan sekolah doa. Deg! Pas banget. Tanpa tanya-tanya siapa yang ngajar, dari denominasi apa, syarat-nya apa, langsung aja gue dateng senin berikutnya. I know that this is from God. Lagian kok jawaban Tuhan pas banget ya, pas timingnya, pas informasinya, pas keinginannya, dan pas banget lokasinya di samping kantor gue… Tinggal jalan kaki, within a walking distance, ga pake terlambat lagi hehehe
Dan pas saat pertama dateng, baru aja duduk, si ibu yang ngajar langsung ngomong straight to my heart. Dia bilang “buat apa pelayanan diambil semua? Ntar yang cape kamu sendiri. Saya ga mau lagi pelayanan apapun, walopun yang minta gembalanya sendiri, kecuali pelayanan ngajar. Karena ngajar itu panggilan saya. Tuhan panggil saya untuk itu. Jadi maaf aja kalo ada orang yang minta saya ini itu, saya akan bilang ga mau. Karena saya cuma fokus sama panggilan saya yang tok satu itu: mengajar.” Jedueerrr !!! Rasanya gue dihantem balok saat itu juga. Baru juga duduk, belom tarik nafas, tapi Tuhan langsung ngomong ke gue tanpa tedeng aling-aling lewat mulut ibu itu.
Di sini ga ada yang namanya tembok pemisah yang berjudul denominasi, yang ada hanyalah kerinduan anggota2 tubuh Kristus yang rindu berdoa bagi lawatan Tuhan atas bangsa ini. Pengajarannya bukan bagaimana sibuk di gereja tapi bagaimana caranya kita bisa keluar dan menjangkau jiwa-jiwa.
Sekarang ini gue cuma mau menyepi dari hingar bingarnya kesibukan pelayanan. Gue ga peduli kalo temen2 aktivis gereja bilang gue mundur, undur, atau bahkan dicap terlalu sekuler karena ga ada pelayanan. Gue cuma mau duduk diem dan belajar. Gue mau persiapkan diri gue sebaik-baiknya untuk panggilan hidup gue yang utama. Gue mau pakai tahun ini untuk belajar dan belajar (termasuk balik ke bangku kuliah untuk s2). Gue mau fokus sama panggilan gue. Ga boleh ada lagi waktu terbuang buat hal-hal yang mendukung visi. Sekarang saatnya gue perdalam pondasi, perkuat dasar, bangun landasan, supaya pada saatnya nanti yang Tuhan tentukan, gue bisa take-off dengan full engine, full tank, full blast, dan full heart…
Buat temen-temen yang lagi baca posting-an ini, mari ini kita sama persiapkan diri kita sebaik-baiknya untuk menyambut kedatanganNya. Terlebih lagi buat temen2 yang tinggal di Indonesia, kita udah lihat begitu banyak tanda-tanda akhir jaman di bumi Indonesia ini. Bencana alam yang silih berganti bukan suatu pertanda alam semata. Tuhan sedang menjejakkan kakiNya di bumi kita ini. Kalau kita belum mati sampai saat ini, saya percaya Tuhan masih punya tugas buat kita yang belum kita selesaikan. Kalau kita udah selesai tugasnya, pasti kita udah dipanggil pulang dari kemaren-kemaren. So, kita2 yang masih tersisa di bumi ini, yang masih punya unfinished tasks, mari kita pertajam kepekaan kita akan apa yang harus kita selesaikan. Apa sih panggilan kita? Apa sih yang harus kita lakukan untuk menyambut kedatanganNya? Satu kerinduan saya adalah kita semua saudara seiman bisa bersatu, ga sibuk sendiri dengan program gereja masing-masing, tapi saling melengkapi dengan karunia panggilan kita masing-masing untuk menyiapkan mempelai Kristus di bumi…Mari kita bawa jiwa sebanyak-banyaknya bagi Kristus yang akan datang segera…
Sehingga doa kita semua, dengan sepenuh hati, dari jeritan hati yang terdalam, akan berkata…
DATANGLAH KERAJAANMU
JADILAH KEHENDAKMU
DI BUMI SEPERTI DI SURGA…
Comments (1)
February 7, 2007
tanya kenapa
Filed under: lihat sekelilingmu
banjir oh banjirrrr….
Jakarta banjir. Semua orang di jakarta kena dampaknya, ga ada yang terkecuali. Termasuk anak-anak Tuhan. Kenapa sih Tuhan kasih kita banjir? Apa sih maksud Tuhan di balik semua bencana dan kesusahan ini? Ga ada yang bisa jawab persis dengan pasti, karena kita bukan Dia. Cuma Dia yang tau kenapa kita diijinkan menderita seperti ini. Tapi daripada pusing mikirin kenapa, mendingan kita belajar aja dari keadaan ini.
Selama “dikepung” aer ini, kita jadi belajar banyak hal:
- bencana tetap bencana.
Bukan mentang-mentang anak Tuhan kita jadi exempt alias dikecualikan dari imbas bencana. Apa karena kita anak Tuhan trus rumah tetangga di sebelah kanan kebanjiran tapi kemudian aernya belok menghindari rumah kita? Ga kan? Kecuali rumah kita lebih tinggi 1 meter dari tetangga kita, ya tetangga kebanjiran kita juga kebanjiran. Anak Tuhan dan bukan anak Tuhan sama-sama kena bencana, tapi yang membedakan adalah bagaimana sikap kita menghadapinya (baca: anak Tuhan ga bersungut-sungut, ga mentingin diri sendiri, tetap tenang dan ga panik because God is in control, tetap bijaksana dan ga caci maki menyalahkan pemerintah atau menyalahkan siapa aja yang bisa disalahkan:)
- belajar tetap bersyukur, no matter what.
anak Tuhan di tengah bencana banjir besar dan hujan besar sekalipun masih bisa menemukan alasan untuk bersyukur. Kalo orang laen bersungut-sungut “kenapa sih cuaca sejelek ini?”, maka anak Tuhan justru bersyukur “makasih Tuhan ga setiap hari cuaca seperti ini..”
- banjir “meruntuhkan” tembok.
saat banjir gini, orang2 pada terjebak di loteng ato di atap rumah dan ga bisa ngapa-ngapain. Akibatnya, mereka bisa secara bebas melihat dan dilihat tetangga2 mereka yang jarang diliat (alias berangkat pagi pulang jam 10 malem). Setiap hari cuma sekedar lewat dan liat tembok pagar plus nomor rumah tetangga aja tanpa pernah ngobrol. Selama “terjebak” di loteng ini kita2 jadi bisa ngobrol dan mengenal mereka, dengan komunikasi langsung dari (atap) rumah ke (atap) rumah. Komunikasi primitif, bener-bener wireless tanpa kabel hehehe…
- memberikan penghiburan bagi orang lain
saat2 menderita gini banyak yang jadi sedih, sensitif, gampang nangis, terutama ibu-ibu. Inilah kesempatan bagi kita untuk membawa penghiburan bagi mereka, mengucapkan kata2 yang menyejukkan hati, sekaligus memberitakan kasih Tuhan Yesus dengan perbuatan nyata. Lebih bagus lagi kalo kita bisa membagikan apa yang kita punya (atau yang kita inginkan sendiri!) misalnya susu coklat yang tinggal satu-satunya, air hangat buat yang kedinginan, nasi panas, selimut yang masih kering, or you name it yourself.
- real life experience of “baju satu kering di badan”
jaman banjir gini kita jadi bisa ngerasain gimana rasanya hidup susah ga punya baju ga ada tempat berteduh. Di jaman pengungsian, hari Minggu pas gue naek angkot gue lewatin satu gereja yang terbuka pintunya. Gue inget hari itu hari Minggu dan gue belom ibadah. Rasanya gue pengen turun angkot dan masuk gereja, tapi pas gue liat keadaan gue: cuma pake sendal jepit yang alasnya dah mo copot, kaos dah 2 hari dipake, celana basah digulung sedengkul yang baunya dah ga karuan gara2 kerendem aer… rasanya gue ga layak banget masuk gedung gereja dengan penampilan kucel dan bau seperti itu. Gue jadi inget lagu dangdut yang pernah ngetop: baju satu kering di badaaaaa….nnn *yang nyanyi meggy z ato siapa gitu*
Akhirnya hari itu gue ga ibadah. Untuk pertama kalinya gue ga pergi ke gereja di hari minggu sejak 5 tahun terakhir. For the past 5 years, I have never been absent from church every Sunday, and that particular Sunday was my first time skipping church… I know God looks into my heart and not my appearance, but I was too ashamed and afraid of polluting the church building with my smelly clothes. Untuk pertama kalinya gue bisa ngerasain gimana perasaan orang-orang yang ga punya baju… Sejak saat itu gue janji ga akan pernah lagi nutup hidung gue kalo ada orang yang bau di samping gue… Forgive me Lord if I’ve ever hurt anyone’s feeling just because I’m uncomfortable with their smell…
- do not take things for granted
selama everything berjalan normal, kita cenderung ga menghargai apa yang ada. Lampu nyala, biasa. Telpon nyala, biasa. Kompor dan gas bisa nyala, biasa. Tapi pas banjir gini, ada listrik tuh rasanya bersyukur banget. Bisa dapet air untuk mandi tuh anugerah banget. Bisa masak tuh mewah banget. Bisa keluar dari area banjir dan nyampe kantor tuh perjuangan luar biasa banget. So, the lesson learned is: never take things for granted. Everything’s available around me is already a miracle by itself… Semuanya cuma karena Tuhan aja yang menyediakan semuanya untuk memudahkan hidup kita…
Masih banyak lagi hal yang bisa kita pelajari dari banjir ini. Misalnya: kita (masih) bisa hidup tanpa teknologi canggih, kita jadi menyadari bahwa harta yang paling berharga itu bukan materi tapi keluarga yang kita kasihi, kita menyadari bahwa hal2 yang dipandang sebelah mata tuh (kadang-kadang) jauh lebih bermanfaat daripada hal2 mewah (misalnya getek/ban bekas yang bisa ngapung dan bukannya sedan), dll dll.
Tapi satu yang paling penting ialah kita manusia ga ada apa-apanya dibandingkan Tuhan yang punya alam semesta. Kita ga bisa mengubah kehendak Tuhan jika Dia sudah berdaulat. So, kapanpun Tuhan Yesus datang, kapanpun bumi ini berakhir, kapanpun kita dipanggil, kita harus selalu siap sedia. Cerita 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh yang belakangan ini jarang gue denger dikhotbahkan di gereja-gereja (dibandingkan dengan khotbah tentang berkat berkat n berkat, sukses, kaya, makmur, dsb) sebenernya masih selalu relevan sama masa sekarang. 5 gadis yang bijaksana yang menyimpan minyak cadangan untuk lampunya (kalo2 PLN mati jadi ada lampu teplok:) relevan banget buat hidup kita saat ini. Bersiap sedialah…
…Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup… 2Pe 3:11
Comments (0)
February 1, 2007
jebakan pelayanan
Filed under: pelayanan
Temen-temen pernah denger ga yang namanya jebakan pelayanan. Kenapa sih bisa terjadi kaya gitu? Kapan sih pelayanan pemuda itu bisa jadi jebakan buat para aktivis? Pengen tau kan kenapa?
Ini sekelumit pengalaman dan curahan pikiran gue aja. Ga ada maksud apa-apa dari tulisan ini. Gue cuma membagi pengalaman aja sama adik-adik semua supaya kesalahan-kesalahan kakak-kakak ini (dooo… kakak:) yang pernah dilakukan itu bisa dijadikan pelajaran. And you don’t have to do the same mistake again:)
1. ga tau panggilannya atau visinya sendiri
Salah satu kesalahan terbesar di pelayanan adalah: ga tau visi. Banyak yang ga tau visinya dan cuma mengalir aja. Diajakin ini, ikut. Diajakin ke situ, ikut juga. Pokoknya mikir kalo pekerjaan buat Tuhan pasti baek lah, yang penting pelayanan. Emang sih waktu baru bertobat rasanya menggebu-gebu banget pengen pelayanan ini itu. Selama masih bisa sih jalanin aja. Udah bikin buletin, publikasi, masih harus bantuin seksi acara, ngurusin laptop, projector, kabel, kamera, dokumentasi, belom lagi bantuin konsumsi, ngurus rekening bank, eh masih harus ngurus PK-nya hamba Tuhan lagi. Ampuuuu….nnnn!!! Boleh aja pengen lakuin sesuatu buat Tuhan, tapi masa semuanya dikerjain sih?
Boleh aja sih bantuin temen pelayanan. Tapi jangan semuanya diborong. Sebelum nerima tawaran pelayanan: tanya dulu pertanyaan ini. Is this furthering me to God’s destiny or not? (Apakah pelayanan itu membawa saya ke destinasi yang Tuhan mau buat saya?) Misalnya visi si A adalah membawa pengajaran. Karena visi si A itu ngajar, makanya si A harus menolak pelayanan2 yang ga related sama ngajar itu. Bukan berarti si A sombong, tapi inilah dia untuk fokus ke destiny-nya. And it saves her from being physically exhausted actually:)
Jadi temen2 pelayanannya ga boleh marah kalo si A nolak jadi sekretaris panitia, bantuin publikasi, ngurus konsumsi, seksi transportasi, ngurus multimedia (walopun dia capable banget untuk itu). Jangan marah juga kalo mungkin keliatannya si A kok diem di rumah aja sementara temen2nya pontang-panting nyiapin dekor gereja, misalnya. Kenapa? Karena si A lebih baik fokus ke bidangnya sendiri, misalnya nyiapin soal tes buat muridnya, mikirin metode terbaik untuk ngajar, research bahan ngajar di internet, atau pelajarin bahan kuliahnya atau sekolahnya untuk memperdalam ilmu. Sehingga waktu dia ngajar di depan kelasnya, atau menerbitkan hasil tulisannya, atau menerjemahkan khotbah pendeta, semuanya hasilnya prima karena persiapannya pun bener2 prima. Dan siapa yang dimuliakan? Tuhan Yesus tentu saja…
2. diperes abis-abisan
Yang namanya kepengurusan pasti penuh sama program. Pengen bikin ini, pengen bikin itu, pokokmya hebat-hebat deh rencananya. Eits, rencana sih boleh aja hebat, tapi siapa yang ngerjain? Yang namanya jemaat pemuda emang penuh kreativitas, penuh ide, sesuai dengan usia mereka. Tapi repotnya justru mereka2 itu ada di usia produktif alias lagi sibuk-sibuknya ngejar karir. Udah sibuk kerja di kantor, kuliah malem, belom lagi ngajar part-time, eh masih ditambah lagi seabrek tuntutan pelayanan. Jangan heran, kalo ga ati-ati, bisa-bisa aktivis gereja itu pada kolaps. Keliatannya rohani banget, sibuk buat pekerjaan Tuhan, tapi sebenernya dalemnya kosong, kering kerontang, karena ga punya waktu buat duduk diam di kaki Tuhan.
Pelayanannya cuma program belaka, cuma kejar target, cuma karena disuruh sama pengurus, strictly business… Ga heran kalo rata-rata keluhan mereka di Senin pagi adalah “Kenapa ya gue kok rasanya capeeee banget waktu bangun pagi???” Itu karena mereka ga punya “api” lagi di hati mereka. Api-api mereka udah padam karena mereka ga pernah menyalakan api bakaran di pagi hari, membakar korban persembahan bagi Tuhan secara teratur setiap pagi dengan cara saat teduh, berdoa, bernyanyi memuji menyembah Tuhan dengan tenang, atau simply diem aja menanti Tuhan tanpa terburu-buru harus mengerjakan ini itu…
3. wrong people at the wrong place
sebagai akibat dari maen tarik sana sini itu, banyak orang yang diserahi tugas atau jabatan pada tempat yang salah. Misalnya “terpaksa” jadi ketua komsel cuma karena ga ada orang lain lagi yang tersedia atau “dipaksa” jadi ketua komsel cuma karena “semua pengurus di sini kan jadi ketua komsel” Menurut gue itu sesuatu yang totally and completely wrong. Apa kalo jadi pengurus itu harus selalu bisa dan mau jadi ketua komsel? Pengurus itu kan sifatnya struktral, organisasional. Tapi kan komsel itu sifatnya building relationship, lebih ke nurturing instead of managing. So, orang yang talent-nya lebih ke managing ga cocok ditaro di bidang yang sifatnya nurturing.
4. people are not statistics
belakangan ini gue liat ada kecenderungan untuk menilai kesuksesan sebuah pelayanan berdasarkan jumlah jemaat yang ada. Makin banyak jumlahnya, makin sukses (kelihatannya). Pokoknya quantity nomor satu deh. Memang salah satu tolok ukur kesuksesan pelayanan adalah bertambahnya jumlah jiwa-jiwa yang dateng, tapi bukan itu satu-satunya kriteria.
Misalnya dulu ibadah pemuda cuma 10 orang, trus nambah-nambah en nambah terus sampe 150-an. Mentang2 banyak, trus pengurusnya bangga kalo ditanya jumlah jemaatnya di depan rapat wilayah. Trus memandang rendah gereja yang jemaat pemudanya cuma 40 misalnya. Guess what happened next? Dalam waktu setaon jumlah jemaat pemudanya menurun drastis hingga tinggal 50. Ini kan tragis namanya? Inget loh people are not statistics. Numbers are not to be proud of. Jumlah jemaat bukan untuk dibanggakan, tapi didoakan pertumbuhan kerohaniannya. Seharusnya makin banyak jumlah jemaatnya, makin berat beban pikulan di bahunya, dan makin merendah kepala-kepala pengurusnya di kaki Tuhan.
5. intrik cinta
yang namanya kegiatan or pelayanan pemuda, pasti deh ada benih-benih cinta yang ditabur atau tertabur. Wajar sih, namanya juga anak muda. Ga salah sih kalo selama pelayanan itu ada yang jadian ato pacaran. Tapiiii…. ga semua yang pacaran itu kan yang bener2 jadi merit? Pasti pasangan yang jadian sampe merit persentasenya lebih sedikit dibanding yang pasangan yang pada putus. Mungkin karena emang ga cocok *dah tau ga cocok kok masih pacaran*, mungkin karena selingkuh *duh anak Tuhan kok selingkuh*, mungkin karena sakit hati *awas kepahitan.com*, ato apalah alasannya. Apapun alasannya, yang namanya putus itu pasti sakit. Ayo ngaku:)
Siapapun yang mutusin ato yang diputusin, dua2nya pasti ngerasa sakit, dengan tingkat keparahan yang beragam tentu saja:) So, kalo dua2nya udah pelayanan, udah senior lagi, tapi ternyata kemudian mereka harus putus, mereka harus diskors. Eits, jangan protes dulu. Pasti ada yang bilang “Ga adil dong! Kalo yang diputusin kan ga salah? Kenapa dia mesti diskors pelayanan juga?”
Emang lebih adil kalo yang diskors itu pihak yang mutusin karena dia yang menorehkan luka (duile menorehkan:) Tapi yang diputusin itu juga kan perlu waktu untuk memulihkan luka hati? Bener loh orang yang luka itu jangan pelayanan dulu, karena dia harus bener2 bisa beresin hatinya di hadapan Tuhan (pengampunan dsb) sampe dia bisa berdiri tegak di hadapan jemaat lagi dengan hati yang udah bersih, supaya hidupnya layak jadi contoh dan kesaksian lagi bagi jemaat. Lagian kalo masih sedih termehe-mehe gara-gara putus cinta ga layak loh naik ke gunung kudusNya Tuhan, apalagi mimpin jemaat… Impartasinya bisa negatif buat jemaat…
Well, itu aja sih my concerns, unek-unek, beban hati, ato apalah namanya yang pengen gue share sama temen-temen seiman yang lagi baca posting-an ini. All I want to share is: KNOW YOUR VISION. Kalo belom tau visinya apa, tanya Tuhan. Segera. Jangan tunda-tunda lagi. Jangan ngabisin waktu pelayanan di sana-sini yang ga mendukung visi kamu. And you’ll save so much time to do a lot better things… the things He has designed ONLY for you to do…
…for His glory only…
Comments (0)
January 30, 2007
dear teachers…
Filed under: happy teaching
Beberapa minggu lalu, abis PD di kantor, temen gue bilang gini “yang khotbah tadi asyik ya, ngajarnya enak…” Trus gue jawab “Heeh, kita gampang ngertinya.” Trus udah aja, kita kembali ke laptop:)
Obrolan singkat itu bikin gue mikir. Gue dah banyak ngedenger khotbah-khotbah yang disampein sama hamba-hamba Tuhan yang berbeda. Memang firman Tuhan yang disampein itu ga akan kembali dengan sia-sia *ya, gue aminin banget itu* , tapi yang ngebawain firman itu juga punya peran besar untuk menentukan apakah firman itu sampe apa engga ke pendengarnya.
Ada hamba Tuhan yang emang pinter (I mean hampir S3) tapi cara ngomongnya begitu “tinggi” , begitu “pinter” cuma karena dia tau jemaat ga tau teologi sedalem yang dia tau. Akhirnya jemaat berasa “gerah” dan pengennya cepet2 pulang aja. Ada juga yang pinter tapi begitu banyak yang pengen dia ajarin sampe jemaat terengah-engah “ngejar” speed dia. Kebalikannya, ada yang khotbah-nya lambat banget seakan-akan jemaat semua anak Sekolah Minggu yang cuma tau cerita Zakeus orang pendek kecil bener dia panjat pohon ara hendak melihat Yesus.
Gue jadi inget dulu guru gue pernah bilang gini: “Guru yang baik itu bukan selalu guru yang pinter. Guru yang baik adalah guru yang tau gimana cara mentransfer apa yang dia tau ke murid-muridnya hingga dia bisa memindahkan sebagian isi kepalanya ke kepala murid-muridnya.” Maksudnya, gimanapun pinternya tuh guru, kalo dia ga bisa mentransfer ilmunya, dia bukan guru yang baik. Tapi guru yang ga terlalu pinter pun akan disebut guru yang baik kalo dia bisa membuat murid2nya mengerti apa yang dia pengen sampaikan.
Bener banget tuh. Itu dulu waktu gue masih jadi murid. Trus bertaun-taun kemudian, waktu gue dah jadi teacher, seorang guru yang senior pernah ngajarin gue gini satu kalimat yang amat sangat penting: “What am I here for?” Dia bilang, begitu kita berdiri di depan kelas, kita harus tanyakan satu pertanyaan penting ini ke diri kita sendiri “What am I here for?” Jawabannya tentu aja “To teach”
Jadi kalo tujuannya to teach, to make them understand, carilah cara seefektif mungkin pegimane carenye supaya murid2 mu ngerti apa yang pengen kamu sampein, even if it means you have to forget about your target, your lesson plan, your method, your curriculum etc. Jangan pusing ama target 2 jam ini mesti selesai belajar a, b, c, dan d. Kalopun selama 2 jam itu mereka cuma bisa nangkep point a doang, it’s okay. You’re not a failure. Lebih baik ngerti point A aja tapi ngerti sepenuhnya daripada maksain cekokin point A B C D dengan tingkat pemahaman cuma 10% masing-masing. Bisa-bisa point A B C D itu kecampur2 sendiri di kepala mereka dan hasilnya menelurkan formula ajaib F yang entah darimana asalnya
Makin lama gue ngajar, makin gue belajar sesuatu yang I’d like to share with you all. Seorang guru sejati itu rela mengosongkan dirinya, merendahkan dirinya, sampai ke tingkat di mana murid2nya berada. Dan dari tingkat di mana murid2nya berada itulah dia akan mulai segalanya. Dia harus berusaha menyamakan dirinya ke posisi muridnya supaya dia bisa tau kebutuhan muridnya. Kalo dia dah tau di level mana, apa kebutuhannya, dia akan dengan mudah mengalir dari sana, bersama-sama dengan mereka, at the same pace, the same speed, until everyone succesfully reaches the level he/she wants them to be.
Misalnya: percuma maksain murid2 ngerti past perfect tense kalo past tense aja belom ngerti. Biarpun text book jelas-jelas “mengancam” semua murid harus bisa past perfect, jangan harap mereka ngatri kalo konsep past tense aja mereka ga dapet. Dan guru yang tau “what I am here for” ga akan paksa mereka belajar sesuatu yang mereka belom siap. Dia ga akan insist target dia sendiri, maksain goal dia sendiri, dengan membiarkan murid2 nya tewas bergelimpangan dalam ketidakmengertian mereka.
Begitu juga sama Tuhan Yesus, Guru kita yang super sabar dan super pengertian itu. Dia rela merendahkan diriNya (dari surga turun ke bumi), mengosongkan diriNya (dari Tuhan menjadi Anak Manusia), supaya dia bisa satu level sama kita, murid2Nya ini. Dia berusaha “masuk” ke level kita. Walopun sebenernya, sebagai Tuhan, Dia bisa aja tinggal kasih perintah do this, do that, if you don’t do this, don’t do that, if you don’t understand please review previous chapters:) Ato bisa aja Dia bilang “Ampun deh masa gitu aja ga ngerti? Itu kan udah ditulis dari jaman Musaaaa… Please deh baca dulu dong…”
But thank God He didn’t do that. Dia rela “turun” dan bergaul sama manusia. Dan karena Dia tau kita2 manusia ini suka susah ngertinya *alias rada lemot*, makanya Dia pake contoh2 sederhana dalam model perumpamaan supaya murid2Nya ngerti. Isn’t He sooooo understanding ??? *Tapi sayangnya udah pake perumpamaan sederhana kadang2 kita masih juga ga ngerti wakakak*
Well, what I am trying to say is: if you want to be a good teacher, learn from Jesus. He is the best teacher of all. Metode pengajaran Dia sangat simpel tapi butuh kerendahan hati yang luar biasa. Kuncinya cuma satu: rela merendahkan diri dan mengosongkan diri…
…which makes me realize now that the great peachers are basically the great teachers…
thank God for the great preachers that You’ve sent to us here on earth
teach us to help them, to appreciate them more and more everyday
teach us to better students so that they can be better teachers
so that both students and teachers can reach higher and higher
to the highest level You want us to be…
Comments (0)
January 9, 2007
ku kan terbang
Filed under: LSD
Beberapa hari lalu gue baca thread tentang gimana caranya lupain seseorang. Lucu2 juga sih comments yang ada, dan beberapa diantaranya menggelitik gue buat bikin analisis tentang komen-komen itu.
Dari semua komen yang ada, yang paling populer adalah:
1. CARI GEBETAN BARU
Katanya ini cara yang paling ampuh buat lupain yang lama. Alasannya sih ini cara yang paling praktis. Tapi menurut gue, cara ini ga ampuh untuk memberantas masalah yang ada. Ibarat menutup jerawat merah meradang di muka dengan tensoplas. Emang warna merah nyolok itu bakalan ketutup sama warna tensoplas yang mirip sama warna kulit, tapi tensoplas itu ga menyembuhkan atau menghilangkan masalah yang ada.
Jadi cari gebetan baru cuma kamuflase buat nutup luka hati yang ada di dalem. Kesannya di depan orang tuh dah dapet pacar baru trus masalah selesai. Tapi luka-luka hati, yang ga bisa diliat orang lain, perlu disembuhin dulu sampai bener2 kering. Dan yang tau apakah luka itu dah kering itu cuma diri kita sendiri dan Tuhan.
Selain itu, kasian si cowo/cewe yang jadi tensoplas itu. Dia cuma jadi pelarian. Dia ga tau apa-apa tapi dia akhirnya harus terseret dan terlibat dalam penyembuhan luka hati, either she realizes it or not. Bisa jadi dia (si tensoplas itu) yang mungkin orang yang hatinya bener2 tulus dan polos penuh kasih, ga sadar bahwa dia harus terseret dalam masalah kompleks yang ga dia sadari sebelumnya. Dan begitu dia sadar, dia ga bisa turn back karena dia udah keburu terlibat secara emosional di dalamnya.
Dan begitu udah terlibat, ga ada cara mengindar agar tidak terluka. Kalo mau lari dari hubungan itu, luka yang timbul adalah luka karena putus hubungan. Kalo mau pertahankan hubungan itu, dia juga harus terluka karena dia harus mengorbankan perasaannya untuk membantu pasangannya menyembuhkan sakit hati dari masa lalu sebelumnya. Kenapa membantu pemulihan itu bisa bikin hati dia terluka? Karena hal itu berarti dia, secara sadar, tau bahwa dia hanyalah pilihan kedua. Dan semua perempuan pasti terluka kalo dia tau dia jadi pilihan kedua… Akibatnya, tambah satu hati lagi yang terluka…
2. PIKIRIN YANG JELEK-JELEK TENTANG DIA
Sama sekali gue ga setuju sama saran ini. Kalo kita fokus untuk mikirin yang jelek-jelek dari orang itu, gue rasa ini bakalan jadi sumber kepahitan. Fokus sama yang jelek-jelek malah bisa jadi akar pahit dan akibatnya malah lebih buruk dari yang sebelumnya. Bayangin aja, luka hati aja dah jadi satu masalah serius. Trus luka itu malah dipupuk lagi sama hal2 negatif yang bikin kepahitan. Duh, pelepasan dan tengking-menengking tambah ribet aja tuh
3. LUPAIN AJA
Banyak yang bilang ini saran yang paling aman dan paling sedikit risikonya. Tapi kalo gue pikir-pikir sih ini rada susah diterapin buat cewe. Soalnya cewe tuh kan cenderung sentimental dan suka mengingat-ingat kenangan dan masa lalu-nya. Kata buku yang gue pernah baca: her memories keep her alive.
Emang bener sih, cewe tuh bisa mengingat dengan begitu detail semua tanggal, hari, jam, rincian, urutan, kejadian, tempat, orang, baju, lagu, atau semua bagian kenangan indah yang dia alami. Makanya cewe ga akan pernah lupa sama first love-nya, sampe kapan pun. Karena kenangan itu berarti banget buat cewe, tersimpan rapat dan rapi di sudut hatinya (cieee…) Dan cuma dia yang tau betapa bahagianya mengingat-ingat semua kenangan itu.
So, kalo dibilang “lupain aja”, maka itu hal tersulit yang bisa cewe lakukan. Cuma kasih karunia Tuhan aja yang bisa memampukan dia. Kuncinya cuma satu: SERAHKAN semua kenangan itu di KAKI TUHAN. Akui di hadapan Tuhan kalo kita punya kenangan indah tentang dia, akui bahwa semuanya udah berakhir, dan kemudian TARUH semua kenangan itu di KAKI TUHAN (dengan seember air mata dan tangis kalo perlu). Kemudian akui di hadapan Tuhan kalo kita pernah punya impian-impian indah bersamanya, serahkan semua impian itu padaNya, dan minta Tuhan mengisi hati kita dengan impian-impian baru yang berasal dari hatiNYA, bukan dari hati kita.
Kenapa impian juga mesti diserahkan? Karena kalo cuma kenangan yang diserahkan ke kaki Tuhan, ga bisa efektif. Kenangan itu masa lalu, impian itu masa depan. Kalo masa lalu doang yang diserahin, maka secara ga sadar kita masih ada setitik harapan untuk masa depan. Entah kita akui atau tidak, bisa aja kita masih berharap lanjut lagi atau nyambung lagi. Dan setitik harap itu bisa makin berkembang dan berkembang terus, dan akhirnya akan sangat menyakitkan kalo Tuhan ga ijinkan itu terjadi. So, KENANGAN + IMPIAN, dua-duanya harus direlakan untuk diletakkan sepenuhnya di kaki Tuhan.
Trus, gimana dong cara yang terbaik? Menurut gue, cara terbaik adalah BIARKAN SEMUA JADI MASA LALU dan FOKUS KE MASA DEPAN. Jangan ingkari dia pernah jadi bagian dari satu titik di hidup kita, tapi jangan pernah berharap kita akan kembali ke titik itu. Fokus ke masa depan dengan cara mengobarkan mimpi-mimpi pribadi kita yang Tuhan taruh di hati kita. Biarkan mimpi-mimpi itu terus menyala berkobar-kobar, sirami terus apinya dengan firman Tuhan, doakan tanpa berhenti, dan minta Tuhan bawa kita running with full speed, lari dengan kecepatan penuh, hingga kita ga sempet lagi merenungi masa lalu kelabu. Apa mimpimu sekarang? Kejar terus mimpimu!
Ku kan tinggalkan
Semua hidupku yang tlah lalu
Dan ku berlari padaMu
Kau jadikanku
Indah di dalam pandanganMu
Sbab ku berharga bagiMu
BersamaMu
Melintasi badai hidup
Melewati masa lalu
Reff:
Ku kan terbang tinggi melayang
Meninggalkan masa lalu
Dan kugapai indah hidupku
BersamaMu Tuhan kekuatan hidupku…
(”Ku Kan Terbang” by U/X in album “Live”)
Amsal 4:25 ….Biarlah matamu memandang terus ke depan dan tatapan matamu tetap ke muka…
Comments (0)
January 8, 2007
my FIRST for You
Filed under: personal
Dear Lord,
You know Lord, sejak tahun 2006 lalu, di gereja baru, saya belajar banyak banget tentang buah sulung. Sebelumnya saya ga pernah tau (atau sama sekali ga pernah denger) tentang apa itu buah sulung. Tapi tahun lalu Tuhan mengajarkan saya, melalui banyak cara, betapa pentingnya arti buah sulung (first fruits) itu bagiMu.
So, last year I made a commitment that I want to give the first fruits on the first day of the year. Bukan hanya buah sulung dalam hal gaji, tapi juga semua aspek dari hari pertama itu.
Jadi di hari terakhir tahun 2006, yaitu 31 Desember 2006, saya ingin mengakhirinya berdua aja sama Tuhan. Sejak jam 8 malem, saya mulai praise dan worship dan berdoa sampe jam 12 malem. Sendirian aja, di kamar, cuma berdua sama Tuhan. Mengingat semua kesuksesan yang Tuhan berikan, semua kesedihan yang saya ga ngerti kenapa Tuhan ijinkan terjadi, dan semua impian yang belum boleh terwujud. I want to end them all at the end of the year and close the book with the most important Person in my life, my Jesus…
Dan pas jam 12, saya keluar dari kamar dan berdoa bersama keluarga kecil saya yang sangat saya kasihi: papa saya dan abang saya. Saya bersyukur di akhir tahun ini Tuhan masih ijinkan Papa ada di samping saya, dan saya juga berdoa agar tahun depan Tuhan masih memberikan nafas kehidupan buat Papa supaya saya masih bisa berkumpul dengannya…
Selesai berdoa bertiga, saya kembali ke kamar lagi dan mulai lanjutin berdoa lagi. Setelah melewati akhir tahun berdua dengan Tuhan Yesus, I want to give the first hours of the year to Jesus, all alone with Him only…
Paginya saya bangun dan langsung melakukan hal pertama yang telah saya tunda sejak lama. Saya langsung telpon bank untuk transfer seluruh jumlah total gaji saya satu bulan itu ke gereja. Rasanya lega banget bisa melakukan apa yang telah tertunda sekian lama dan bangga banget bisa memberikan yang terbaik yang saya punya buat Tuhan.
Setelah first fruit untuk masalah finance beres, sekarang first fruit untuk masalah spiritual. Kemudian saya berangkat ke gereja untuk memberikan the first few hours in the first day untuk beribadah pada Tuhan. Setelah first fruit untuk masalah spiritual beres, selanjutnya first fruit untuk masalah daging. Saya puasa total (ga makan ga minum sama sekali) sepanjang hari itu. Saya ingin menyerahkan semua apa yang saya punya untuk Tuhan di hari khusus itu, termasuk menyerahkan hak dan keinginan daging saya sebagai manusia untuk makan dan minum.
Sebenernya sih ini berat juga, karena sebagai orang Batak kan tradisinya Tahun Baru itu semua sodara2 pada dateng karena bokap anak cowo paling tua di keluarganya, jadinya sepanjang hari itu saya sebagai the only cewe at home mesti menjamu dan menyiapkan makanan dan minuman buat tamu-tamu yang keep coming all day. But thank God, Tuhan berikan saya kekuatan untuk tetap puasa the whole day di tengah-tengah panasnya hari itu dan di antara berlimpahnya semua makanan enak-enak itu *slurp hehehe* …
Dan di ujung malam itu, saya merasa dekeeet sekali sama Tuhan. I feel so close to You and can feel that You are also happy to spend the whole day with me… I can feel that You’re smiling and You’re happy with what I did… I can feel that You feel proud that I decide to give all of my “firsts” to You…Saya bener-bener terharu bahwa Engkau mengenal saya dan memperhatikan semua yang saya lakukan…Betapapun kecilnya saya seperti sebutir pasir di pantai di tengah lautan manusia di bumi ini…
Thank You Lord for the first beautiful day of the year…
Thank You Lord for being with me…
Yesterday, today, tomorrow, and forever more…
Comments (0)
beli telpon baru
Filed under: personal
minggu lalu gue beli Wifone Bridge F100BK, yaitu telpon wireless CDMA dari Esia. Gue tertarik beli gara-gara dah sebel aja ama telkom yang selama ini merajalela dengan abonemen per bulan 60rb tapi ga bisa ngapa-ngapain. Ga bisa caller id (kalo mau mesti bayar tambahan 15 ribu, my goodness hare gene caller id kudu bayar ??? ), ga bisa internet-an, kalo mau mesti bayar ini itu, belom lagi tarif-nya ga jelas, ga transparan, ga bisa prabayar lagi hehehe
So begitu liat iklannya di kompas gue langsung tertarik. Salut aja sih ada perusahaan yang berani bertekad baja melawan monopoli telkom. Trus gue search di internet dan gue tercengang-cengang n terkagum-kagum sama informasi yang mereka kasih. Gile ck ck ck lengkap banget bo, bener2 transparan, bener2 menjawab semua pertanyaan teknis gue (kaga mungkin deh gue bisa dapet informasi se-transparan dan se-teknis ini dari website telecommunication provider Indonesia lainnya)
Di situ dijelasin tipe-tipe ini koneksinya cuma bisa dengan USB, yang itu koneksinya cuma bisa pake serial port 9 pin, yang ini pake driver, yang ini kudu install pake disk dulu, yang ini ga kompatibel sama laptop cuma sama PC, yang itu bisa PC bisa laptop dll. Belom lagi ada petunjuk gimana install wifone ini sebagai modem ke komputer, lengkap dengan panduan step by step plus jpg picture dari copy screen. Dan hebatnya lagi walopun prabayar bisa internetan juga dengan tarif 125 perak per menit.
Langsung deh gue telpon buat pesen. Lumayan hemat waktu ga perlu kena macet ke mall. Tau2 besoknya langsung dikirim, hebat deh… Padahal alamat rumah gue kan ga terkenal (daerah Semper gitu loh hehehe) tapi dengan ajaibnya mereka bisa nongol ke rumah dan langsung install padahal gue tetep kerja di sudirman, asik kan ?
So begitu pulang kantor gue langsung coba dan buktiin apa bener tarifnya 125 perak per menit. Ternyata aslinya lebih mahal dikit sih (138 perak per menit) Tapi ini flat loh, gue buka site sederhana kaya google sama tarifnya sama gue buka site yang streaming video yang jelas2 berat banget kilo byte-nya. Bandingin sama tarif-nya Fren Stylo yang bayarnya per kilo byte. Bayangin deh kalo mesti browsing or download pics jpg yang large size. Belom lagi Fren ini harus pascabayar kalo mau internetan, trus parahnya lagi kabel data-nya cuma bisa ke PC dan ga bisa ke laptop. Kalo mau ke laptop harus beli PCMC card apa gitu yang harganya 700 rb - 1,4 juta.
Tapi wifone esia ini, walopun harganya “cuma” 499 ribu, bisa connect juga ke thinkpad dengan serial port 9 pin yang digratisin dari wifone-nya. Lumayan kan? Apalagi tarif nya per menit, bukan per kbps, pas banget buat kite2 yang penuh perhitungan dengan setiap sen pengeluaran di jaman serba hemat ini eh kok jadi kaya iklan motor bebek sih
Soalnya nih, cape juga sih internet-an pake PDA. Kalo pake iPAQ, waduh…. dah lama, layarnya kecil lagi, tarifnya GSM, diitung per kbps, trus dah gitu kartu gue XL lagi yang super mahal hayaaa… jebol deh pulsa gue
Well, kesimpulannya, gue seneng aja akhirnya gue berani say goodbye sama telpon rumah telkom yang entah kenapa mesti dipertahanin selama ini:) Kalo ada yang lebih murah dan lebih canggih, kenapa mesti bayar yang lebih mahal tapi tradisional ???
disclaimer: posting-an ini ditulis sama gue yang sama sekali ga punya hubungan whatsoever dengan whomsoever di perusahaan penyedia layanan telekomunikasi. Selain itu gue juga ga punya hubungan darah atau semenda sampai tingkat kedua ketiga keatas kebawah kesamping dengan siapapun yang kerja di sana, termasuk hubungan relasi, pertemanan, atau kekasih *huahaha* dengan karyawan dan keluarganya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan alias conflict of interest hihihi
Comments (1)
December 21, 2006
turn it around
Filed under: personal
TURN IT AROUND
All things are possible for you
all things are possible
nothing’s too difficult for you
nothing’s too difficult
I’m ready for change
ready for rain
ready for favor
I know you’re able to
Turn it around
open the windows of Heaven
pour out a blessing overflow
turn it around
open the windows of Heaven
pour out a blessing
we cannot contain
let it rain
let it rain
You have turned my mourning to dancing
you’ve turned my sorrow to joy
you have turned my whole life around
thank you
thank you Lord
*sapa yang punya CD-nya pinjem dooong… Kalo di amazon sih nama albumnya Israel and New Breed: Alive from South Africa, di pondok pujian dah ada belom yah ??? *
Comments (0)
December 14, 2006
this is my life, I surrender…
Filed under: personal
seminggu belakangan ini gue lagi nerjemahin bahan2 yang berkaitan dengan salah satu klien bank BUMN. Dari bahan (yang kudu diterjemahin itu) gue bisa belajar pegimane bank yang sempet “diopname” di BPPN itu akhirnya bisa survive dan bahkan dicalonkan menjadi salah satu BUMN terbaik di tahun 2006.
Sebenernya seh ini cuma terjemahan biasa, just like another translation. Tapi belakangan ini gue ngerasa ada sesuatu yang spesial dengan topik ini, particularly at the end of this year.
Bank ini bisa survive dan bangkit karena mereka memutuskan untuk berfokus pada karakteristik-nya semula. Berhenti sibuk di sana-sini dan kembali ke fokus utama, stay focused on it by using their strengths as basis.
Rasanya Tuhan mau ngomong sesuatu ke gue melalui bahan terjemahan ini. Terutama di akhir taon ini saat gue mulai merenungkan kembali apa yang udah terjadi sepanjang taon ini dan apa yang harus gue lakuin di taon depan.
Kalo gue liat ke belakang, dah banyak yang terjadi sepanjang tahun ini. Diawali dengan rencana besar untuk menikah di pertengahan tahun, tapi ternyata malah putus di bulan juli. Putus ini bukan hanya sekedar putus, tapi bener2 membuat gue harus membuang agenda rencana hidup gue (yang ga pernah gue sangka sebelumnya), membakar agenda rencana itu (yang isinya menikah, beli rumah, punya anak, etc etc), membuang abu nya ke tong sampah, dan menutup pintu hati gue supaya jangan pernah lagi kembali ke sana.
And then gue harus start over dengan agenda baru, mulai menulis ulang rencana hidup gue di agenda putih kosong, tapi kali ini bukan gue yang pegang pulpen-nya, tapi gue bawa semua impian dan cita-cita gue ke tangan Tuhan biar Tuhan yang menulis semua rencana-Nya atas hidup gue di agenda putih kosong itu.
Dan pada saat gue tanya Tuhan apa yang akan ditulis di agenda rencana hidup itu, di kamar, pada jam 3 pagi, Tuhan mulai dengan TUJUAN, VISI, dan MISI hidup gue di bumi ini. Dengan jelas sekali Tuhan kasih tau apa visi hidup gue, apa yang gue harus lakukan dengan hidup gue.
Sebenernya tadinya gue rada takut juga waktu Tuhan mulai ngajak ngomong tentang visi hidup. Sejujurnya sebelumnya gue ga pernah tau persis, exactly, apa visi hidup gue. Tujuan sih tau, tapi visi yang clearly written like a blue print tuh gue ga tau. Jadi waktu Tuhan mulai ngomongin tentang visi hidup, gue rada2 takut kalo-kalo Tuhan ternyata minta gue jadi misionaris di Siberia gitu *hehehe Siberia, donal bebek sekaleee*
Tapi ternyata engga tuh. Ternyata visi hidup yang Dia sebutkan itu sesuatu yang emang gue suka ngelakuinnya, yang emang dah lama gue tau gue punya talenta/panggilan di dalemnya, yang emang gue udah lakuin sejak dulu tanpa nyadar bahwa itu visi hidup gue.
Karena udah tau visi hidup gue tuh apa, Tuhan ajar gue untuk berfokus pada visi itu. Sejak saat itu gue mulai belajar untuk berkata TIDAK pada semua tawaran, permintaan, atau ajakan (bahkan pelayanan sekalipun) yang engga mendukung visi itu. Buat apa ngelakuin sesuatu yang ga mendukung visi? Cuma buang waktu percuma, bikin cape, dan ujung-ujungnya bikin gue ngerasa cape luar biasa waktu bangun pagi karena barely have no time for my self.
Lebih baik punya satu-dua proyek utama aja, tapi bener-bener fokus, truly focus, extremely focus, and make the best of it. Cut down other unnecessary activities (even those so-called pelayanan!) yang ga mendukung visi dan pake waktunya untuk re-charge energy yang bener2 dibutuhkan untuk fokus lagi ke pekerjaan keesokan harinya.
Sekarang bisa dibilang I’m really enjoying my life. Gue cuma punya 2 kegiatan utama: kerja di kantor monday to friday dan ngajar les inggris on saturday. Kerja di kantor ini dah bener2 nguras enerji dan pikiran gue sejak Tuhan “menghadiahi” gue bisa masuk ke bidang baru yang sama sekali ga pernah kebayang sebelumnya bisa diangkat masuk ke sana (bos-bosnya kaliber booo… bikin jiper juga pertama kali (”,) Rasanya ini hadiah dari Tuhan karena gue dah bersedia “membuang” agenda lama gue.
Walopun sejak masuk bidang baru ini gue jadi sering stay late di kantor, I don’t mind. I know this is what He wants me to do. Gue ga harus pelayanan untuk menyenangkan Dia. Bekerja dengan sepenuh hati untuk membantu bos-bos gue yang lagi “nabrak tembok” dengan problem pekerjaan mereka pun adalah pelayanan buat kita-kita yang ada di market place. Bekerja keras tanpa mengeluh pun adalah ucapan syukur yang menyenangkan hatiNya. Melayani atasan dengan tulus tanpa bersungut-sungut pun adalah kesaksian pada dunia tentang adanya Kristus yang hidup dalam diri kita.
Dengan menyederhanakan hidup, life becomes so simple but fulfilling. Ga ada lagi keluhan cape di pagi hari karena semaleman abis rapat ini itu, pelayanan ini itu, dsb. Ga ada lagi buru-buru kabur dari kantor, langsung matiin hp biar ga ditelpon kantor, dan terbirit-birit ngejar bis ke gereja buat “pelayanan”. Ga ada lagi hari Senin yang melelahkan karena sepanjang hari Minggunya sibuk mondar-mandir ngurus ini itu di gereja (kalo dipikir-pikir sibuk ngapain aja sih gue di gereja tiap hari minggu Ga ada lagi pekerjaan kantor yang terbengkalai karena sibuk bikin buletin gereja
Sekarang tiap malem gue bisa pulang dengan tenang dari kantor, sampe rumah trus mandi, trus menikmati “dating” berdua dengan Tuhan Yesus, which is the best part of the day. Gue bisa berlama-lama nyanyi buat Tuhan Yesus, baca surat cintanya Tuhan Yesus di Alkitab, yang belakangan ini jadi indaaaa….hhh sekali kata-katanya. Nge-date sama Tuhan Yesus, cuma berduaan aja tiap malem, rasanya terlalu berharga untuk dituker dengan apapun juga. Belom pernah gue merasa dicintai dan mencintai seperti dalemnya cinta antara Tuhan Yesus dan saya.
Dan besok paginya gue bangun dengan begitu penuh damai, penuh semangat untuk kembali bekerja dengan sepenuh hati sebagai wujud cinta dan terima kasih gue buat Tuhan Yesus, karena gue tau persis Tuhan pengen gue ada di sana.
Dan hari Sabtunya pun gue bisa dengan santai ngajar murid-murid gue tanpa perlu dikejar-kejar deringan telpon dan sms dari temen2 pelayanan yang minta ini itu buat ibadah pemuda ntar sore. Gue bisa bener2 fokus ngajar murid2 gue dengan persiapan materi, waktu, sekaligus fisik dan pikiran yang ga bercabang ke mana-mana.
Trus hari Minggunya, gue bisa ibadah dengan tenang, trus hang-out, nyoba makanan enak di sana-sini sambil ngobrol berlama-lama with my best friend. Atau kalo lagi pengen di rumah aja n maen seharian sama ponakan yg lagi lucu2nya belajar jalan pun bisa juga. Atau lagi pengen seharian nyoba resep-resep “ajaib” di dapur pun oke aja. Ato kalo lagi pengen leyeh-leyeh seharian di rumah nemenin bokap sambil baca buku pun hayooo aja. Terserah deh mau ngapain untuk ngabisin hari minggu istirahat itu. Rasanya enaaa…k banget bisa punya waktu luang.
Well, back to the beginning story, bank itu bisa sukses karena dia fokus ke core business-nya. Berhenti dari aktivitas ini itu dan hanya fokus satu bidang yang memang jadi kekuatannya sekaligus alasan utama kenapa bank itu didirikan. Begitu juga gue, kalo mau sukses sama Tuhan gue mesti fokus sama tujuan dan alasan kenapa Tuhan ciptain gue di muka bumi ini.
So, here I am, focusing on what He wants me to do. Since learning how to focus, I realize life has never been this good. It’s that simple. Just focus on what I have to do, jangan menyimpang dari tujuan di depan, jangan menganan dan mengiri, and trust that God will reward it in His due time.
Open up my eyes to see You Lord
Turn my life around in righteousness
There is nothing more precious
than to be in Your presence
and to see You by my side
This is my life I surrender
before Your throne
I bend my knees I surrender
to worship You
I lift my voice to sing Your praises
Be magnified and be glorified today
This is my life…
I surrender…
before Your throne …
(lagu “This Is My Life” dari album Shine Like Stars - GMB)
Comments (0)
December 11, 2006
I love you, is that ok?
Filed under: personal
Kemaren siang, sperti biasa, gue janjian jam 10.30 mo pergi ibadah bareng ama temen gue untuk ikut ibadah jam 11. Ternyata gue nyampe nya kecepetan, jam 10.15. Ya udah gue pergi ke toko buku rohani dulu buat beli majalah.
Abis beli majalah, sebelom buka pintu keluar, tiba-tiba gue tertarik sama satu gelas plastik yang dipajang deket pintu. Gelasnya sih biasa-biasa aja, tapi tulisannya bener-bener dahsyat. Tulisannya gini nih:
I love you, is that ok? – Jesus –
Deg! Pas baca itu tiba-tiba gue pengen nangis. Rasanya Tuhan Yesus sendiri yang ngomong itu ke gue. “I love you, is that ok?” Artinya: Aku mengasihimu, bolehkah? — Yesus – Bayangin, Raja segala raja, Tuhan segala tuhan, merasa perlu untuk menanyakan apakah boleh diriNya mengasihi gue yang cuma setitik debu ini. Bayangin seorang Raja minta ijin untuk mengasihi ciptaanNya.
Semakin lama gue iring Tuhan, makin gue yakin kalo Tuhan Yesus itu adalah Seseorang yang amat sangat gentle. He is a real gentleman. He is so gentle that He needs to ask for my permission before He says He loves me.
Sebenernya sih Dia ga perlu minta ijin ke saya, wong saya ni kan “cuma” ciptaanNya aja yang bisa dipites (baca: dimatiin) kapan aja Dia mau. Tapi Dia begitu respek ke saya, bahkan begitu respeknya sampai ke tingkat minta ijin dulu ke saya untuk bilang He loves me.
Kebanyakan cowo, semakin tinggi posisinya, semakin ganteng wajahnya, semakin banyak hartanya, maka makin tinggi pula tingkat kePDannya menghadapi cewe. Makin kaya/makin ganteng/makin sukses dia, makin yakin banget dia bahwa semua cewe pasti termehe-mehe sama dia (peace man, jangan marah ya hehehe)
Tapi Yesus, yang begitu agung, begitu kaya, begitu mulia, begitu sempurna, malah kebalikannya. Dia amat sangat sopan menyatakan bahwa diriNya mengasihi diri saya. Dia ga maen tembak langsung dengan tingkat keyakinan seribu persen, tapi Dia minta ijin dulu dengan menyatakan “is that ok?” yang sebenernya merupakan bukti betapa Dia mengasihi saya sampai Dia merasa perlu untuk merendahkan diri (baca: minta ijin) seperti itu.
Duh Tuhan Yesus, saya bener-bener keabisan kata-kata untuk mengatakan betapa saya tersanjung bisa dikasihi olehMu. Saya ga tau lagi mo bilang apa betapa saya terharu Tuhan Yesus mau mengasihi saya yang ga ada apa-apa nya ini. Saya ga tau mo nulis apa lagi untuk bilang terima kasih Engkau telah mengasihi saya. Rasanya no beautiful words can compare Your love to me.
Tapi yang saya tau, dan yang saya ingin Tuhan Yesus juga tahu…
When You say “I love you, is that ok?”
My answer is “Yes Lord, it’s ok…” with tearful eyes of mine full of love, respect and admiration …
Comments (0)
December 7, 2006
so this is christmas…
Filed under: personal
So this is Christmas…
Belakangan ini temen-temen gue mulai pada heboh ngajakin natalan. Iya yah, ga terasa dah desember lagi, dah mo christmas lagi… Cepet banget tau-tau dah mo akhir taon lagi…
Tapi hawa natalan kok ga berasa ya buat gue:) Padahal gereja-gereja kan dah pada pasang pohon natal dan nyanyiin lagu-lagu natal. Tapi yah, just like last year, and the years before, and the years before those years, gue emang ga pernah terlalu semangat nyambut natal. Entah kenapa gue selalu lebih suka Paskah daripada natal. Kalo Paskah, apalagi sebelum Jumat Agung, gue selalu ngerasa dekeeee….ttt banget sama Tuhan Yesus. Masa-masa Paskah selalu buat gue ngerasa Tuhan tuh sayaaa…ng banget sama gue, bahkan saking sayangnya dia rela mati buat gue…
Tapi kalo Natal kok kayaknya menang hebohnya aja ya *ampuni saya ya Tuhan berpikiran seperti ini, but this is truly how I feel* Dah lama sih gue berpikir ada yang aneh sama gue. Kenapa ya gue ga bisa seheboh orang Kristen yang lain waktu menyambut Natal? Apa kadar ke-Kristen-an gue berkurang gara-gara gue kurang heboh seperti orang-orang Kristen lainnya Eh ini pertanyaan beneran dari hati loh, dijawab yah:)
Skarang gue mo flashback ah ke natalan di masa kecil dulu. Sapa tau nostalgia bisa bikin gue semangat natalan hehehe
Dulu waktu kecil gue seringnya sih dapet peran Maria untuk drama Natal. Peran Maria tuh enak banget loh, soalnya ga perlu ngapalin dialog *wakakak* Perannya cuma muter-muter aja di panggung sambil dipegangin sama Yusuf (yang jadi Yusuf pasti anak cowo yang tampangnya boros alias bermutu or bermuka tua… supaya matching sama gue yang dari kecil emang mukanya boros huahaha cocok dapet peran ibu-ibu)
Abis muter-muter 2 kali di panggung nunggu narator selesai ngomong, trus masuk lagi ke balik panggung, dan baru akan nongol lagi entar di ujung drama Natal dengan posisi duduk pas di samping palungan, tanpa dialog juga! hehehe enak banget kan peran Maria ini, kaga usah ngapal script, paling cuma inget blocking aja di mana palungan, di mana 3 orang majus, etc.
Trus drama Natal 3 babak ini akan ditutup dengan nyanyi sama-sama malaikat eh peran pemain malaikat (keren yah nyanyi bareng malaikat kaya di surga aje hehehe), bareng orang majus, bareng yang baca liturgi, bareng gembala, bareng pemeran domba-domba, pokoknya bareng semua deh kecuali raja herodes aja HUAHAHA… *hiii serem ya denger nama herodes, dari kecil ampe sekarang gue slalu serem tiap denger nama herodes, yang gue inget tuh orang hobi menyembelih bayi-bayi hiiii tatuuu..tttt*
Yah begitulah memori natalan waktu kecil. Gimana yah natalan anak2 sekarang? Apa mereka masih maen drama juga kaya sekolah minggu gue dulu???
Comments (0)
December 5, 2006
demikianlah si pemalas di tempat tidurnya
Filed under: personal
…Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya… Amsal 26:14
Pagi ini gue maleee…sss banget brangkat ke kantor. Bukan, bukan karena males kerja. Kalo kerja-nya sih gue seneng-seneng aja, bahkan bisa dibilang saat-saat ini I’m really enjoying my work. New kind of job, new challenges, pokoknya new things everyday deh.
Yang bikin males adalah perjalanan ke kantor itu loh… Gara-garanya kemaren malem, karena abis ujan, jadinya perjalanan pulang ke rumah yang biasanya cuma perlu 1,5 jam jadi molor ampe 3 jam. Duh, bete banget deh. Masa perlu 3 jam aja pulang ke rumah, cuma gara-gara ujan aja? Heran deh orang Jakarta ini, kok kalo ada ujan tuh pada heboh banget sih di jalan? Dan herannya entah kenapa kalo abis ujan tuh orang2 di jalan pada gahar banget, klakson seenaknya, ga boleh disalip dikit aja langsung ngamuk kaya Hulk
Dan akibat kena macet 3 jam kmaren malem, pagi ini gue males banget mo jalan. Pengennya kerja di rumah aja deh, ga usah stress menyeberangi lautan samudera jalanan dari utara ke selatan menuju Sudirman.
Tapi setelah bolak-balik di tempat tidur memikirkan pergi engga pergi engga pergi engga, akhirnya gue bertobat juga bangun dari tempat tidur dan berangkat ke kantor. Abisnya gue malu sama Roh Kudus, masa ngaku anak Tuhan tapi bolos kerja cuma gara2 males kena macet:) Kan anak Tuhan mesti setia sama perkara2 kecil
Ternyata that’s the right choice to make. Ga disangka ga diduga ternyata mendadak bos gede calls for a meeting. Baru duduk setengah jam tau2 dipanggil ikutan meeting yang gue ga perkirakan sebelumnya (bahkan data pun masih gue simpen di kantor klien hehehe) Untunglah bos ga nanya macem-macem, tapi emang gue perlu ikut disana untuk follow up decisions yang dia buat.
Gue bersyukur hari ini gue buat pilihan yang tepat. Coba kalo pagi ini gue ngikutin rasa males gue, leyeh leyeh di tempat tidur, bolos kerja… Tau2 gue ditelpon dia trus ditanyain ada mana kan malu tuh… Malunya sih karena gue kan anak Tuhan, mesti jadi saksi Kristus yang rajin dong di tempat kerja… Tapi gimana mo jadi saksi Kristus kalo kesaksian hidup gue kaya gitu hehehe…
Makasih Tuhan dah “paksa” saya bangun pagi hari ini
Makasih Roh Kudus dah “suruh” saya berangkat kerja hari ini
Makasih Roh Kudus dah “ingetin” saya untuk jaga kesaksian hidup saya
Tuhan tolong ingetin saya terus menerus, day by day, untuk jaga kesaksian hidup saya, kapanpun, dimanapun saya berada…
Betapapun kecilnya hal itu…
Tapi saya tau Tuhan selalu memperhatikannya, karena tak ada hal yang terlalu kecil bagiMu…
Comments (0)
December 4, 2006
mind your language, please
Filed under: personal
hari jumat lalu abis PD di kantor ada kejadian yang ga enak banget. Ceritanya nih, lift turun mulai dari lantai 30. Dan dari lantai 30 tuh dah sesak banget karena kebetulan ada pameran apaan tau di situ jadi banyak yang bejubel mau turun ke ground. Trus ada cowo di samping gue (kanan pojokan) pencet tombol 28th floor. Eh tau-tau di sudut kiri pojokan ada orang yang, entah sengaja ato ga sengaja, ke(pencet) tombol 28 itu jadi cancel. Dan lift lansung meluncur terus melaju dari lt. 30 sampe ground tanpa berhenti di lt. 28.
Begitu tuh cowo sadar udah di lantai 23, dia langsung menuduh cewe2 di pojokan kiri (sepertinya sih mbak-mbak pelayan toko) itu yang cancel. Trus dia marah-marah karena cewe2 itu ga ada yang ngaku, trus dia makin marah lagi karena dia terpaksa mesti ikut turun ke lantai dasar.
Duh, tau ga, tuh cowo kan pas di samping gue, jadi gue bisa denger jelas dia marah-marah. Tau ga yang bikin gue gerah apa? Masa dia swearing pake kalimat gini “This feels like s**t!* Ih, ampun deh ga punya manner banget sih ni cowo. Bahasa Inggrisnya sih bagus banget, ga kedengeran lagi logat asia-nya, persis kaya bahasa inggris-nya para eksekutif muda lulusan luar negeri. Penampilannya juga rapi berdasi. Tapi kata-kata yang keluar dari mulutnya tuh bener2 ga mencerminkan sopan santun orang yang berpendidikan tinggi.
Setelah kerja kantoran selama 7 taon, gue bisa lihat ternyata orang-orang yang berpendidikan tinggi (posisinya pun pasti tinggi), penampilannya berjas berdasi, ternyata ga selalu menjamin bahwa sopan santun mereka sama baiknya sama pendidikan mereka. Sering gue liat mereka bersikap kasar sama office boy/girl, marah-marah penuh murka sama tukang parkir persis di depan shiny cars mereka, ngata-ngatain betapa lambannya dan bodohnya para admin di kantor dengan kata-kata umpatan bahasa inggris yang ampun deh ga layak disebutin di sini…
Dulu gue berpikir mungkin mereka gitu karena stress banget sama tuntutan pekerjaan mereka. Tapi lama-lama gue mikir sebenernya that’s not an excuse. Kalo stress pekerjaan dijadikan excuse untuk bisa bersikap kasar sama orang2 lain, gimana dengan tukang becak yang penghasilannya mungkin cuma 1/100 dari penghasilan cowo2 berdasi itu? Pasti stress tukang becak itu berlipat kali ganda kan kalo mikirin kebutuhan sehari-hari keluarganya? Tapi kenapa tukang-tukang becak itu, yang tingkat pendidikannya jauh lebih rendah dibanding para foreign graduates itu, sikapnya jauh lebih sopan?
Emang bener ungkapan yang bilang gini: kalo mau liat karakter aslinya seseorang, lihatlah bagaimana dia memperlakukan orang-orang “kecil” yang tidak bisa memberikan apa-apa bagi dirinya (baca: can’t give anything in return). Misalnya: cara dia memperlakukan pelayan toko, waiter/waitress, pembantu, sopir, dll. Kenapa? Karena kalo dia baik sama atasan/bos/siapapun yang tingkatnya lebih tinggi dari dia, itu sesuatu yang wajar karena dia mengharapkan something in return dari posisi dan kekayaan tersebut. Tapi kalo dia baik sama orang yang lebih rendah posisinya/pendidikannya/kekayaannya (e.g. pembokat, waiters dll), dia bener-bener punya respect sama semua orang tanpa mengharapkan anything in return.
Dulu, waktu pertama-tama masuk kerja, gue dengan bodohnya terpesona sama cowo2 keren di kantor yang penampilannya keren (baju sepatu tas mahal), pendidikannya tinggi, mobilnya bagus, gajinya gede, posisinya tinggi. Tapi semakin lama gue kenal mereka, ternyata kelakuan mereka tuh bener-bener bikin gue ga betah deket-deket mereka. Cewe mana yang tahan denger cowo yang hobinya mengumpat pake f*** word dan s*** word? Cewe mana yang betah duduk di samping cowo yang nyetir sambil terus mengumpat betapa tololnya dan bodohnya semua pengemudi yang menghalangi jalan mobilnya? Cewe mana yang ga malu jalan bareng cowo yang maki-maki waiter yang dianggapnya lamban?
Cape deeeee….
Comments (0)
semper: (in)significant place on the face of the earth
Filed under: personal
Siang ini gue baru baca berita di internet katanya bakalan ada jalur khusus motor di Jakarta. Sebenernya sih ini berita ga heboh-heboh amat, namanya juga usaha untuk ngatur lalu lintas. Tapi berita ini jadi spesial buat gue. Kenapa? Karena dari lima titik yang disebutin kena jalur khusus itu (kawasan Cawang di Jakarta Timur, Senen di Jakarta Pusat, Grogol di Jakarta Barat, SEMPER di Jakarta Utara, dan Cipulir di Jakarta Selatan), salah satunya adalah… semper. Yap! Semper saudara-saudara sekalian.
Gue kaget Semper disebut-sebut karena jarang loh ada orang yang kenal daerah yang namanya Semper. Bertahun-tahun lalu, tiap naek taksi, kalo gue sebut Semper, dijamin supirnya kaga bakalan tau. Paling mereka taunya sunter, priok, gading, sukapura, dll. Sebel deh, kesannya daerah tempat tinggal gue itu insignificant place on the face of the earth… (ya iyalah
Padahal semper tuh home sweet home banget buat gue *walopun macet mulu gara2 DPU hobi banget bolak-balik ninggiin jalan, belom lagi container segede-gede gunung yang menuh-menuhin jalan* Sejak lahir tahun 75 gue dah tinggal di situ (eh kepotong 5 taon sih kuliah di bandung:) and I always love my Semper no matter what (dooo segitunya…) Bahkan waktu kuliah di Bandung pun tiap kali gue liat container lewat di daerah jatinangor, container-container itu malah bikin gue homesick sama Semper dan containernya yang menghadang jalan (norak banget yah gue ?)
Eh kok jadi ngomongin container? Sampe mana tadi gue? O ya back to jalur khusus motor di Semper. Tapi jalur khususnya mana ya? Tadi pagi waktu berangkat kok gue ga liat jalur khusus itu. Padahal kan tadi pagi gue naek ojek Apa emang belom berlaku hari ini? Au ah, gelap. Mendingan ntar malem pulang kantor gue nonton berita aja ah, siapa tau ada berita tentang Semper di tv.
PS: Awas ya kalo pembaca beritanya salah sebut nama Semper! Bacanya sEmpEr pake e-nya EmbEr, bukan semper pake e-nya lemper huahaha…
Comments (0)
November 21, 2006
cintaku di kampus biru
Filed under: personal
minggu kemaren gue ikut ujian sworn translator di UI depok. My goodness… jauh banget booo… 2 jam naek bis sodara-sodara sekalian. Terakhir kali gue kesana tuh taon 1993 waktu baru lulus sma trus ikut ujian masuk di sana. Keterima sih, tapi karena keterima juga UMPTN di Unpad jadinya UI ditinggalin. Kenapa ya dulu kok rasanya depok tuh ga jauh-jauh teuing, tapi sekarang kok rasanya depok tuh ada di belahan ujung bumi mana gitu Mungkin karena sekarang gue dah tambah tua huahaha
Pas nebeng bis kampus yang menih koneng pisan tea, gue jadi inget kampus di jatinangor. Settingnya mirip2 kampus jatinenjer tercinta, naik turun bukit plus pohon-pohon tapi kok tetep panas yah Bedanya adalah perjalanan bis/angkot kampus jatinangor dimulai dari fisip, sastra, mipa, pertanian, dan diakhiri dengan peternakan. (enak banget yah anak fisip, kampusnya paling deket gerbang jadinya ga perlu ngos-ngosan naek bukit kalo telat ga dapet angkot Tapi kalo kampus depok tuh memberikan privelege dapet hoek dekat gerbang kepada fakultas hukum, dilanjutkan dengan keperawatan dan seterusnya dan seterusnya baru ekonomi trus sastra eh ilmu budaya:)
Ngeliat mahasiswa-mahasiswa yang baru pada pulang kuliah tuh ngingetin jaman dulu banget waktu gue masih seneng2nya menikmati masa-masa kuliah, cekakakan di bis, nongkrong di kantin, maen basket di lapangan, duh indahnya masa-masa itu… Ga banyak pikiran, ga banyak beban, enjoy banget. Belom lagi bahan kuliahnya enak banget dan gampang banget… Jurusan inggris ya pelajarannya inggris. Ga usah belajar mitamitik, fisika, kimia ihh… Seneng banget rasanya bisa lulus sma, terbebaslah aku dari mitamitik fisika kimia yang bikin gue stress selama 3 taon hehehe. Rasanya seumur-umur belom pernah tuh gue bisa bener-bener menikmati yang namanya “sekolah” seperti masa2 kuliah di sastra
Tapi yah untuk segala sesuatu ada masanya, untuk segala sesuatu ada waktunya. Gue bersyukur Tuhan udah kasih gue kesempatan menikmati masa-masa kuliah itu, menikmati masa-masa pertemanan (sekaligus pacaran) dengan sesama teman2 kuliah, mengalami suka-dukanya hidup kos, bener-bener a real life experience yang pertama kali buat gue.
But life goes on. Ada masanya sekolah, ada masanya kerja. And I thank God for every path that I have to take in my life. So, buat “adik-adikku” yang lagi baca blog ini, nikmatin yah masa-masa kuliah kalian. Masa-masa itu ga akan pernah bisa terulang lagi. Jangan mengeluh kenapa kuliah lama banget, tapi nikmatilah itu sebagai salah satu stage of life yang harus kalian lewati (tapi jangan kelamaan kuliah ya, kasian ortu hehehe) Nanti akan datang masanya dimana kalian bisa look back to your past and wonder how great God is… How great He is that He makes you pass the entrance exam… How He helps your parents with the money to pay your school fees…. How He provides you with the things you need when you think you can’t afford it at all… How He helps you day by day, week by week, month by month, year by year till you finally graduate… And finally on your graduation day, your mother couldn’t hold back the tears in her eyes when she proudly heard your name being called… And so did Jesus…
And that’s all only because of Jesus by our side…through it all…
Comments (0)
November 16, 2006
i am a child, i am only a child…
Filed under: happy teaching
di semua kelas yang gue ajarin, gue punya satu peraturan yang berlaku buat semua, including me as a teacher. Peraturannya adalah: selama pelajaran berlangsung, ga boleh ada hp yang bunyi. Kalo cuma mo ngirim or nerima sms aja sih oke, asal no sound. Ga boleh ada bunyi ringtone or sms alert or any sound whatsoever. Semua hp harus di-vibrate atau di-silent.
Kalo sampe bunyi, peraturannya harus maju ke depan kelas untuk nyanyi. In English. Kalo ga mau nyanyi, baca puisi juga boleh. Tapi tetep harus in English. Sejauh ini everything works well. Semua yang ketangkep hpnya bunyi biasanya menyerah dan nyanyi depan kelas. In English, of course.
Ternyata sabtu kemaren ada murid yang hp-nya bunyi. Karna yang punya hp tuh anak yang bandel dan ribut banget, satu kelas langsung seneng banget pengen ngerjain. Termasuk gue hehehe
Dengan susah payah akhirnya dia maju juga ke depan kelas, tapi mepet banget ke tembok di pojokan. Tuh murid yang biasanya ribut banget dan ga bisa diem, mendadak jadi mengkeret di depan kelas. Disuruh nyanyi susaaaa…hhh banget. Bayangin aja, kita sekelas mesti nunggu dia 15 menit. Bener, 15 menit! Sebenernya 15 menit tuh berharga banget di kelas, kan bisa kerjain exercises minimal 15 soal ato paling ga sempetlah act out untuk roleplay 2-3 grup.
Tapi karena dia susah banget disuruh nyanyi, terpaksa kita semua bengong staring ngeliatin dia nunggu dia mulai nyanyi. Sepanjang 15 menit itu dia terus2an tawar-menawar sama gue. Alesannya malu lah, ga bisa nyanyilah, ga tau lagu apalah, malu diliatin murid2 cewe lah, mau nyanyi asal murid2 cewe pada ngadep tembok lah, hpnya bunyi gara2 dikerjain temen lah, pokoknya banyak lah alesannya. Tapi gue (dan semua murid sekelas) tetap nuntut dia nyanyi karena kita sekelas udah made a deal di awal term.
Akhirnya dia mau juga nyanyi tapi dengan satu syarat. Dia nyanyi sambil ngadep tembok. Biar ga malu diliatin katanya. Ampun deh. Terpaksa gue ijinin juga, asal nyanyi. Akhirnya dia balik natap tembok, dan mulai nyanyi. Dan satu hal yang bikin gue ngakak adalah: dia nyanyi tapi mukanya hampir nyium tembok! Asli gue bener2 ketawa keras banget ngeliat tingkah tuh anak…Apalagi murid2 cewe sekelas yang dah sebel banget liat tingkahnya yang selalu bikin ribut dan bikin mereka ga bisa konsentrasi belajar.
Gue ga tau yang dia nyanyiin tuh lagu-nya siapa, tapi pokoknya lirik yang gue denger adalah “I am a child, I am a child, I am only a child…”
Memang waktu dia nyanyi itu gue ketawa. Tapi pas bubaran kelas, trus sembari ngapus papan tulis, gue jadi mikirin lirik lagunya. “I am a child, I am a child, I am only a child…” dengan muka nunduk gaya klasik disetrap di pojokan depan kelas. Gue langsung diingetin satu fakta bahwa iya memang dia only a child. Walopun badannya tinggi besar, paling besar di kelas, trus item lagi *eh item ini relevan ga sih* dia cuma anak sekolah biasa. Di balik badannya yang besar itu he’s only a child. A child that oftentimes makes mistakes. A child that needs a lesson this one and that one shouldn’t be done. A child that needs correction. A child that makes noises all the time because he wants attention. But when he gets the attention from everyone, when he is on the spotlight in front of the class, he strangely becomes embarassed…
Ada satu hal yang gue pelajarin hari itu. Gue belom ngerti psikologi pendidikan untuk remaja. Emang gue dah lama banget jadi guru kursus inggris, 11 taon dah lewat deh. Tapi taon-taon itu ga menjamin I know them well. Gue baru tau kalo umur2 segitu tuh remaja cowo suka malu di depan temen2nya yang cewe. Padahal gue kan ga nyuruh yang macem2, cuma nyanyi doang. Kenapa juga mesti malu nyanyi di depan? Gue pikir mereka seperti anak2 remaja/youth di gereja yang nature-nya penuh semangat nyanyi praise worship di mimbar gereja. Tapi gue telat nyadar kalo murid2 gue bukan anak2 youth gereja yang terbiasa dan emang suka nyanyi buat Tuhan.
Dari sini gue belajar kalo emang anak-anak Tuhan tuh beda banget sama dunia. Usia mereka boleh sama (belasan taon), penampilan boleh sama (rambut bediri-diri pake gel 3/4 botol), gaya mereka boleh sama (kaos didobel kemeja lengan panjang di dalem), tapi dalemnya beda booo….
Anak-anak Tuhan punya gambar diri yang utuh di hadapan-Nya, jadi mereka bisa menyanyi dengan dada tegak muka lurus menghadap ke depan. Anak2 Tuhan tau mereka berharga. Anak2 Tuhan tau Bapa mereka senang mendengar mereka bernyanyi untuk-Nya. Anak2 Tuhan tau, seperti apapun suara mereka, Tuhan selalu menerima mereka apa adanya…
Beda banget sama anak2 di luar sana yang belum kenal Tuhan. Yang belum mengerti betapa berharganya diri mereka bagi Tuhan. Yang belum bisa berdiri tegak dan menatap ke depan dengan pandangan “aku tau aku berharga, aku tau aku spesial, aku tau Tuhan di pihakku”
Makasih ya Tuhan udah ngajarin saya tentang mereka…
Makasih ya Tuhan You teach me about the differences You make for Your child…
Comments (0)
November 13, 2006
pusing pusing sendiri, gondrong gondrong sendiri…
Filed under: personal
Belakangan ini rasanya susah banget deh mo ikutan ibadah after working hours. Dah janjian ama temen mo ikut ibadah jam 6 sore, tapi karena banyak kerjaan di kantor yah janji tinggal janji n batal pergi. Sebenernya sih gue cape juga tiap hari pulang malem mulu dari kantor (alias OT tanpa dibayar hehehe) tapi yah gimana lagi kerjaan mesti selesai. Sekarang sih sabar aja jalanin, ntar kan pasti ada juga waktunya bisa pulang cepet. Seperti kata Pengkhotbah: Untuk segala sesuatu ada waktunya, untuk segala masa ada waktunya, ada waktu untuk menabur, ada waktu untuk menuai, ada waktu untuk OT, ada waktu untuk tenggo … hehehe
Sebenernya untuk OT sih gue rela-rela aje, namenye juga kerja. Gue rela OT asal kerjaan gue bener-bener selesai selama waktu OT itu. Dari pagi ampe malem nyengruk depan laptop sih gapapa lah kalo akhirnya selesai, finished, done, completed. Tapi yang repot tuh udah stay ampe malem tapi kerjaan ga kelar-kelar juga. Biasanya nih untuk pertanyaan2 syusyeh dari bos yang mesti dijawab tapi gue ga tau gimana jawabnya. Udah cari referensi sana sini, baca berulang kali, research ke site ini itu, coba analisis sendiri, tapi tetep aja ga ketemu jawabannya. Dan bagian yang paling berat adalah: gue mesti mikir sendiri. Ga boleh tanya orang lain, ga boleh konsultasi sama orang lain - bahkan temen sendiri sekalipun - karena pertanyaan2 itu highly confidential. So very highly confidential bahkan untuk orang sekantor sendiri. Hayaaaaa…. beginilah repotnya jadi asisten bos gede. Pusing pusing sendiri, mateng mateng sendiri, gondrong gondrong sendiri… *expression ini emang literally terjadi, hasil rebonding dah ilang efeknya, skarang rambut gue dah kriting lagi balik ke aslinya hehehe…penting ga sih informasi ini*
Kalo dah mentok mikir ga ketemu jawabannya, akhirnya gue cuma bisa bengong n staring aja ke tumpukan file itu. Rasanya kaya’ ditinggal sendirian di ruangan gelap, item pekat, totally black out, tanpa ada cahaya sama sekali, tanpa ada orang yang bisa dipanggil untuk dimintain tolong. Kadang2 gue liat temen2 kantor gue enak banget bisa nanya-nanya kapan aja ke gue. Kalo semua orang nanya ke gue, trus gue nanya sama siapa huahaha…
Tapi gue berusaha bersyukur untuk itu. Dengan begitu gue diajarin untuk tidak mengandalkan manusia. Gue harus totally mengandalkan hikmat dari Roh Kudus. Karena gue ga boleh bertanya sama siapapun, jadinya gue cuma bisa mengandalkan Roh Kudus untuk kasih gue hikmat gimana memberi jawab yang tepat pada waktunya pada orang yang nyuruh gue.
Dan ini bukan proses yang gampang. Gue ga bisa bilang kalo gue selalu dapet jawaban yang gue minta. Engga, sama sekali engga gitu. Hikmat dari Roh Kudus itu emang selalu tersedia, tapi gue kadang2 masih kurang peka jadinya masih harus terus belajar untuk mengasah kepekaan itu.
Tiap hari gue masih harus belajar untuk minta hikmat. So, favorit gue belakangan ini adalah kitab Amsal yang tiap hari gue baca berulang-ulang. Kadang-kadang kalo gue dah bener-bener buntu ga tau mau jawab apa, dah bener-bener suntuk research sana sini ga dapet-dapet jawabannya, gue cuma bisa duduk diem, ambil PDA, buka bible reader di bagian Amsal, sembari pasang earphone dengerin lagu rohani. Rasanya sejuuuu….kkk sekali pas baca ayat-ayat Amsal itu. Rasanya otak, pikiran, jiwa jadi tenang dan teduh banget. Walopun singkat banget, palingan cuma 2-3 menit, tapi bener-bener refresh plus energize otak yang cape mikir.
Makasih ya Tuhan udah kirim Roh Kudus sebagai penolong
Makasih ya Tuhan ada Roh Kudus sebagai sumber hikmat
Makasih ya Tuhan ada Roh Kudus yang selalu memberi jawab tepat pada waktunya
…
Hanya Kau yang menjadi tempat jawaban
Hanya Kau tempatku berharap
Berjalan bersamaMu ku takkan goyah
Sbab tangan kananMu tersedia bagiku
Slamanya Kau kucinta
Hanya Kau yang menjadi tempat jawaban…
Comments (0)
November 6, 2006
awas kaca !
Filed under: happy teaching
hari Sabtu kemaren waktu gue lagi ngajar, kira-kira jam 4an sore, ada kejadian heboh banget. Lagi serius-seriusnya ngajarin tentang passive voice, tiba-tiba GUBRAKKK !!! Ada suara kaca pecah keras banget. Kaya abis ditabrak sama bola beton. Langsung aja gue keluar kelas dan tau ga apa yang gue liat? Kaca pintu ancur, pecah, luluh lantak dan yang lebih ngagetin lagi gue liat ada anak murid cowo, dengan muka imut anak SMP yang lagi kesakitan dengan muka penuh darah netes dari jidat dan idungnya.
Gue kaget banget (plus lemes banget) ngeliat darah yang terus netes. Tapi gue lebih concern lagi ngeliat muka dia yang kesakitan dan mata seorang anak yang memelas minta tolong sama ibu gurunya. Gue ga bisa nolong banyak karena dia langsung ditolong sama guru-guru laen. Trus karena ga ada hal lain yang bisa gue tolongin, akhirnya gue masuk kelas lagi dan nyuruh murid-murid lain kembali belajar.
Sampe besoknya muka dan mata anak itu ga bisa gue lupain. Bahkan waktu lagi nyanyi worship di gereja pun gue masih ngedoain dia. *Even today I’m still saying a prayer for you, Son. Get well soon ya Nak. Jangan suka lari-larian lagi di koridor. Bahaya ntar nabrak pintu lagi…* Salah satu alasan kenapa gue suka ngajar adalah gue suka banget ngeliat mata-mata anak-anak sekolah itu (terutama anak-anak SMP) yang penuh semangat, penuh sinar, penuh energi menatap masa depannya. Semakin cerdas seorang anak, semakin bersinar matanya. Dan biasanya gue selalu bener mendeteksi mana anak cerdas mana anak bermasalah cuma lewat sinar matanya.
Rasanya menyenangkan sekali bisa berdiri di depan kelas memandang mata-mata bersinar anak-anak itu. Beda banget sama suasana tiap hari di kantor. Yang gue liat cuma wajah-wajah serius yang matanya natap lurus ke layar laptop masing-masing (ya iyalah, kan mereka mesti kerja Makanya kalo dateng hari ngajar, gue jadi semangat karena gue justru di-energized sama energy dari anak-anak itu yang emang full energy (saking terlalu full-nya makanya anak-anak suka lari-larian di koridor, padahal ga ada yang ngejar
Oya back to topic. Anak-anak yang lagi usia transisi (pubertas maksudnya) emang kelebihan energy, tapi entah kenapa koordinasi mereka kurang. Jadi mereka sering nabrak-nabrak sesuatu, sering ngejatuhin benda-benda yang dipegang, dan bahkan sering jatuh. Gue tau karena gue dulu ngalamin juga kaya gitu. Karena mama gue dulu ngerti (bahkan dia yang kasih tau informasi ini waktu gue lagi ngalamin masa-masa ini), makanya dia ga pernah heran dan ga pernah marah walopun gue sering banget tanpa sengaja jatohin dan mecahin barang2 pecah belah, dan bahkan nabrak pohon natal sampe oleng semua hiasannya Dia cuma bilang “biasa anak remaja emang gitu…”
Mungkin ini juga yang dialamin sama anak murid yang nabrak kaca pintu sampe ancur itu. Kalo dipikir-pikir gile banget yah tuh powernya, sampe bisa mecahin kaca tebel gitu. Berarti anak kecil usia SMP pun sebenernya punya power besar.
Sebenernya kalo dipikir-pikir sih tuh anak kurus, tapi kok bisa ya pecahin kaca segede gitu? Kalo power fisik aja sebesar itu, apalagi power yang ada di dalemnya. Power pengetahuan, skill, kemauan, dan bahkan kehendak. Sebenernya justru di usia-usia seperti itulah mereka seharusnya dibentuk. Pada saat mereka masih muda, masih penuh semangat, masih so full of energy, masih full of potentials, dengan arahan yang tepat, maka di masa depan potensi mereka bisa jadi kekuatan yang bisa ngubah keadaan di sekitar mereka…
Apalagi kalo mereka punya pendidikan Kristiani yang baik, diajar oleh guru-guru yang takut akan Tuhan, guru-guru yang bisa bring out the best in them… Guru-guru yang menghargai mereka as precious jewels yang punya keunikan masing-masing… Guru-guru yg menyadari so many potentials within them ready to explode… Guru-guru yang bisa mengantar mereka to the highest level they can reach…As high as God want them to be…
Tuhan, kapan ya saya bisa jadi guru seperti itu?
Comments (0)
November 1, 2006
a piece of mother n daughter stories
Filed under: personal
waktu libur lebaran kemaren gue nonton dvd, drama korea, judulnya lupa, pemaen siapa juga lupa wong nontonnya juga cuman karena iseng
tapi satu yang gue inget dari film korea itu adalah baju yang dipake sama aktris utama-nya. Karena dalam film itu karakternya adalah ce yang rame n modis, mangkenye make up dan bajunya juga modis n fashionable.
salah satu bajunya dia ngingetin gue sama baju gue waktu kecil dulu. Baju yang modelnya gue sebelin banget dan bikin gue berantem sama nyokap.
Gara-garanya gini nih. Nyokap gue kan orangnya modis banget, trus pinter jahit lagi. Dan berhubung anak perempuannya cuma gue, jadilah gue sebagai mahluk kecil yang selalu didandanin baju-baju jahitannya yang lucu-lucu.
Dan itu berlangsung terus dari mulai gue lahir sampe gue klas 4 ato 5 SD kalo ga salah. Gue inget banget tuh nyokap gue saking kreatifnya, baju2 gue tuh ga pernah sama temen2 perempuan yang laen. Bahkan rok seragam sekolah pun jadi sasaran kreativitasnya. Kalo temen2 gue semua pake rok putih/merah standar jahitan sekolah, nyokap gue malah dengan cueknya nyuruh gue ganti rok standar itu dengan rok jahitannya sendiri. Alhasil, waktu upacara bendera, rok gue laen sendiri. Bayangin, masa rok sekolah gue bahannya mengkilat, ada furingnya, full ngembang, pake kantong fantasi besar di kiri depannya, trus ada renda-rendanya lagi! hihihi… dulu sih gue cuek2 aja (dan seingat guru2/suster2 pun cuek aja, mungkin karena gue langganan juara kelas dan ketua kelas yang rajin hehehe)
Kalo baju seragam sekolah aja dipermak abis sama dia, apalagi baju bebas. Wah… baju bebasnya bener2 full gaya. Ada baju merah 3 pieces dengan model celemek di depan, plus pitanya, ada baju yang model iket-iket silang-silang belakang (ga tau deh deskripsi-in gimana), ada model longdress kaya princess di komik jepang, pokoke cem macem deh, selalu beda dari yang laen. Saking selalu bedanya, bahkan baju sekolah minggu pun dibedain. Tau kan kalo sekolah minggu tuh anak2 biasanya pake gaun rapi manis, tapi saking kreatifnya mama gue pernah ngedandanin gue dengan… celana pendek warna kuning! Justru disaat temen2 gue pake rok, nyokap malah makein gue celana pendek, kuning ngejreng pula, plus kaos mickey mouse warna kuning, iket pinggang kuning, kaos kaki kuning, asli kuning menguning dari atas ampe bawah! hehehe bener-bener deh itu nyokap…
Yang lebih kocak lagi tuh masalah seragam ekskul. Dari SD sampe SMP gue ga pernah diijinin masuk Pramuka. Tau ga alasannya kenapa? “Mama GA SUKA warna seragamnya” Udah. Gitu aja. Titik. So seumur-umur gue jangan pernah berdebat sama nyokap soal satu ini. Kalo gue tanya “Kenapa sih Ma emangnya sama warna seragamnya?” Mama gue dengan entengnya jawab “Mama ENGGA SUKA aja sama warna seragamnya yang coklat-coklat butek itu, kaya’ warna tanah aja…” Gubrak! Simply just because of that:) Tapi nyokap tuh ngedukung banget gue ikut ekskul marching band. Tau ga alasannya kenapa? Soalnya seragam marching band-nya bagus, warnanya… guess what… MERAH! Huahaha… Jadilah gue masuk drumband sekolah simply because of that shocking-red uniform hihihi
Itu baru masalah baju aja. Belom rambut. Kalo berangkat sekolah gue perlu waktu ekstra dibanding abang ade gue yang cowo karena nyokap perlu waktu untuk iket-iket kepang-kepang rambut gue. Hari ini kuncir air mancur, besoknya kuncir dibelakang (kuncir kuda), besoknya kuncir samping (kuncir dua), besoknya bingung belakang udah kanan kiri udah, akhirnya kuncir samping (seluruh rambut diiket ke samping kanan). Sampe saat ini gue selalu inget komentar ade gue yang dulu masih cadel: “mama mama… kuncil lambutnya embak miling…”) Hehehe bukan miring Dek, emang modelnya gitu
Kalo dah bosen kuncir menguncir, besoknya kepang mengepang. Hari ini kepang satu, besok kepang dua, sampe akhirnya 1/3 rambut dikepang kanan, 1/3 rambut dikepang kiri, dan 1/3 sisanya dikuncir satu digabung dengan 2 kepangan diatas. Lumayan lama juga loh nungguin nyokap gue beres dengan masalah kuncir menguncir itu, untung gue ga terlambat masuk sekolah
Sampe akhirnya gue makin gede dan gue mulai ga satu selera lagi ama nyokap. Suatu hari kita sekeluarga mo pergi kemana gitu gue lupa, trus seperti biasa nyokap mulai pilihin baju gue. Dan baju yang dipilih itu gue ga suka karena gerah dan gatel kalo dipake. Belom warnanya yang terlalu rame ada merah ada ijo ada kuning, jadi gue makin ga suka. Gue lebih suka baju laen yang warnanya lebih kalem, abu-abu ato item gitu.
So abis mandi, gue dengan bersikeras nolak pake baju itu. Trus nyokap gue kaget banget. Mungkin saat itu pertama kalinya gue nolak baju pilihan dia (yang mungkin menurut dia bagus banget). Karena kaget ngeliat gue ngelawan, akhirnya dia marah. Gue juga marah karena gue ngerasa gue punya selera sendiri dan gue berhak nentuin pake baju mana yang gue suka. Akhirnya dua-duanya marah-marahan dan diem-dieman di mobil waktu berangkat. Dan ketiga cowo lainnya di mobil (bokap, abang, ade) cuma bisa ikutan diem aja ga tau kenapa kok dua cewe ini jadi bete n jutek.
Tapi peristiwa marahan itu jadi titik tolak buat kita bedua. Sejak itu mama jadi mulai nyadar kalo bukan lagi little girl yang bisa didandanin dengan seleranya sendiri. Sejak itu juga gue mulai nyadar kalo gue, walopun sebagai cewe yang terlahir sebagai darah dagingnya sendiri, punya selera yang jauh berbeda dengan dia. Mungkin mama gue modis, fashionable, suka model2 baju yang glamor/eyecatching, suka warna merah dan warna2 berani lainnya, tapi gue berbeda sekali sama dia. Gue lebih suka baju yang modelnya simpel, sederhana, dengan warna yang kalem. Mama suka aksesoris yang gemerincing, menjuntai sana-sini, full color, sedangkan gue selalu anggep semua aksesoris itu ga ada gunanya karena cuma bikin ribet gerakan gue aje. Mungkin karena mama gue orangnya rame, suka ngobrol, dan sering jadi pusat perhatian. Sedangkan gue cenderung pendiem dan sama sekali ga suka jadi pusat perhatian.
Akhirnya makin lama kita makin saling mengerti. Karena udah saling mengerti, kita berdua bisa betah shopping berjam-jam dan bisa saling menebak baju/aksesoris mana yang akan disukai. Walopun kita ga menyukai selera masing-masing, tapi kita menghormati selera masing-masing. Gue ga complain kalo mama shopping baju2 yang ngejreng, begitu juga mama ga pernah nyela-nyela pilihan baju gue yang mungkin (terlalu) sederhana (atau mungkin terlalu ngebosenin) buat dia.
Dan waktu nonton dvd itu gue jadi inget masa kecil dulu. Jadi inget mama gue. Gue ngebayangin gimana mama gue di surga sekarang. Apa di surga semua orang pake jubah putih? Kaya’nya engga deh. Tuhan pencipta langit bumi kan kreatif dan penuh warna. Ikan di laut aja warna-warni. Masa sih di surga semua pake baju putih? Mama gue bisa boseeeeeeeen banget kudu pake baju putih mulu
Comments (0)
October 30, 2006
for “cici” gue
Filed under: personal
friends, masih inget cici mantan ketua komsel gue dulu? belakangan ini kan kita mulai sering ketemu di gereja baru, jadinya kita makin sering ngobrol-ngobrol.
Tapi setelah sekian lama ga ketemu, begitu ketemu ternyata dia lagi ada masalah yang berat banget. Ga banyak yang tau masalahnya dia, cuma 2 orang aja. Dan salah satu dari 2 orang itu adalah gue.
Saking beratnya masalah itu buat cici ini, dia bahkan bilang masa depannya udah gelap, udah hopeless. Gue sampe tertegun ngedenger dia ngomong gitu. Soalnya gue tau secara rohani dia udah dewasa banget, udah bertobat hampir 20 taon yang lalu (dah lama banget kan?) Tapi begitu diperhadapkan sama masalah ini, dia sampe ngomong HOPELESS.
Duh, gue tau masalahnya dia berat banget, tapi sampe hopeless? Gue berharap kata-kata itu cuma sekedar keluar aja tapi bukan bener-bener dari hati. Tapi emang sih ngeliat sikapnya, gue tau dia lagi beban berat banget. Cici gue ini, yang dulunya orangnya hepi-hepi aja and fun to be with, belakangan ini jadi pendiem, serius, dan suka keliatan mikir mulu.
Salah satu ciri khas orang yang lagi ada masalah adalah menjadi lebih pendiem dan sering kepergok lagi diem berpikir sementara orang lain lagi bla bla bla. Dan ciri-ciri ini gue liat ada di dia. Dah hampir sebulan deh si cici kaya gini.
Emang sih belakangan ini gue sering terbeban buat doain dia. Bahkan pernah abis sa-te gue beraniin diri sms-in dia jam setengah lima pagi (ga sopan banget kan Emang dorongan Roh Kudus itu selalu tepat waktu. Siangnya gue baru tau kalo hari itu ada sesuatu besar yang terjadi pada dia dan dia bener2 butuh dukungan orang-orang di sekitarnya.
Tapi puji Tuhan belakangan ini gue liat dia mulai pulih lagi. Kemaren, pas beli makan di carefour abis ibadah jam 11, gue denger dia ketawa lepas lagi. Rasanya dah lama banget gue ga denger dia ketawa kenceng kaya gitu. Inget masa-masa dulu waktu lagi hepi-hepinya nongkrong ngobrol ngalor ngidul bareng gerombolan temen-temen di kantin gereja abis selesai komsel. What a good old days…
Ngomong-ngomong kenapa ya gue nulis ini? Gue sendiri ga tau napa jadi ngobrolin si cici. Ga tau lah. Mungkin gue cuma pengen numpahin pikiran gue, concern gue buat si cici. Ga tau napa belakangan ini gue jadi sering kepikiran si cici ini. Mungkin juga di dalem dia gue nemuin sosok seorang sister yang ga pernah gue punya (ya iyalah, wong sodara gue cowo semua hihihi:)
Oke deh Sis, keep on going. Jangan pernah nyerah. Walopun semua keliatannya ga jelas sekarang, pasti ada rencana Tuhan yang indah di balik ini semua. I hope one day you’ll be able to look back at these dark moments and realize that you’re better off because of what you’ve been through. Don’t ever give up on hoping. Jesus is always there with you, to give you masa depan yang penuh pengharapan…
…Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang… (Amsal 23:18)
Comments (0)
October 17, 2006
don’t judge a person by his age
Filed under: personal
hari sabtu kemaren kan gue ngajar, trus salah satu grammar structure yang kudu diajarin tuh identifying the differences between present perfect tense and simple past tense. So, dari rumah gue dah siapin exercises buat mereka supaya mereka bisa bedain the difference.
So, dengan pedenya gue masuk kelas n langsung ngajar beda present perfect ama past tense. Bla bla bla, any questions? No. Bla bla bla, kerjain soal bareng-bareng, keliatannya sih semua ngerti. Tapi ternyata pas disuruh ngerjain soal sendiri-sendiri, ya amplop… tes cuma 12 soal salahnya 8, 10, 11 hayaaa… ternyata masih pada ga ngerti:(
Langsung deh gue banting setir. Udah lah ga usah muluk-muluk berharap mereka bisa ngerti beda present perfect ama past tense… Mereka bisa ngerti penggunaan present perfect tense aja dah bagus banget buat gue. Gue harus bisa nurunin standar gue dan berhenti mengharapkan mereka bisa up to my standard. Gue ga bisa berharap setinggi itu.
Ada lagi pelajaran laen yang gue dapet dari mereka. Walopun mereka di level yang kedengerannya keren (business english gitu loh:) tapi kemampuannya belom tentu sekeren itu. Walopun mereka jauh lebih tua daripada murid2 SMP gue yang imut2 itu (teenage class), tapi skills mereka jauh di bawah anak2 itu. Maksudnya, tampang tua blom tentu menjamin kalo mereka lebih pinter dari tampang polos dan imutnya anak-anak. Anak2 yang keliatan culun itu tuh ternyata udah fasih banget pake complicated tense seperti “I could have been doing…” yang melibatkan kerumitan yang kompleks antara penggabungan pemakaian modals + past possibility + been + v-ing yang mungkin terlalu njelimet for some…
Dari sini gue belajar kalo penampilan luar ga menjamin apa yang ada di dalem. Anak2 smp yang secara fisik jauh lebih muda ternyata punya pengetahuan yang jauh lebih dalem. Orang2 kantoran yang fisiknya tampak tua ternyata masih butuh banyak banget bimbingan.
Keadaan ini rada mirip2 sama kerohanian kita. Orang-orang yang lebih tua belom tentu punya tingkat kerohanian yang jauh lebih dewasa dari yang muda-muda. Orang-orang tua yang udah lebih dari 50 tahun jadi kristen belom tentu lebih dewasa kerohaniannya dibanding anak muda umur 25 taonan. Dari luar mungkin orang-orang tua jauh lebih banyak pengalaman hidupnya, tapi bagaimana dengan kekuatan sauhnya pada Tuhan?
Kejadian ini bikin gue flash back ke kisah 6 taon lalu. Setelah mama meninggal, keluarga gue langsung jadi timpang. Papa gue yang seharusnya berfungsi sebagai pemimpin malah kehilangan pegangan, down berat, depresi, sibuk cari perhatian ke sana-sini, minta dikasihani dll. Akibatnya sodara2 n temen2 keluarga bolak-balik telpon gue minta supaya gue bisa lebih baik ngurus papa. Dengan kata laen, mereka anggep gue anak yang ga becus ngurus orang tua.
Trus terang waktu itu gue sebel banget diomongin kaya gitu. Gimana gue ga sebel, gue yang kerja keras untuk nutupin biaya rumah tangga sehari-hari, gue yang bayar tagihan, gue juga yang pergi belanja, gue juga yang masak, gue juga yang bersih2 dan ngurus rumah, practically gue yang breadwinner sekaligus housekeeper karena gue satu2nya cewe di rumah…
Waktu itu gue sempet kepahitan sama bokap. Gue anggep bokap gue sama sekali ga berfungsi sebagai ayah. Di saat gue lagi babak belur dilanda kesedihan ditinggal mati mama, eh sebagai ayah bukannya dia meminimalisasi rasa kehilangan gue atas mama, malahan dia nambah beban pikiran gue. Kelakuannya (menurut gue) kekanakan. Dikit2 nangis, minta diperhatiin, minta dikasihani, cari perhatian ke sodara2 lain, bilang ke semua orang kalo anak2nya terlalu sibuk buat perhatiin dia.
Masa2 itu emang masa2 yang sulit banget buat gue. Otomatis secara “ga resmi” gue jadi berfungsi sebagai kepala. Secara finansial tanggung jawab biaya rumah tangga ada di gue karena kebetulan gaji gue yang paling mendingan dibanding kakak adek gue, n bokap dah pensiun. Secara spiritual gue mesti “berlagak” kuat menghibur anggota keluarga laen yang lagi jatuh ambruk kecewa sama janji2 kesembuhan dari Tuhan (padahal dalem hati gue sendiri masih menjerit ke Tuhan dengan semua kesedihan gue).
Semuanya ini sama sekali ga sehat. Udah terjadi pergeseran fungsi. Bokap gue ga bisa berfungsi sebagai kepala, dan gue “terpaksa” (atau “dipaksa” oleh keadaan) untuk mengambil alih fungsi kepala itu. Dan ini jadi sumber kekacauan, dan juga kelelahan…
Semua itu bikin gue cape banget, fisik dan rohani. Dalem hati gue nyalahin bokap gue. Seandainya bokap gue kuat secara finansial dan spiritual (atau salah satunya aja gapapa), tentu gue ga bakalan secape itu.
Sampe suatu saat semuanya meledak. Pas bokap lagi dirawat di RS, gue meledak marah sama bokap, dan kita berantem besar. Gue bener2 marah dan bokap bener2 sakit hati sampe ga mau serumah sama gue lagi. Dampe akhirnya gue bertobat dengan penuh tangis di hadapan Tuhan. Gue minta ampun sama Tuhan kalo gue berharap terlalu banyak dari papa. Gue ampuni kegagalan Papa bersikap sebagai seorang ayah di saat2 paling sulit dalam hidup gue. Gue ampuni sikap Papa yang gagal berfungsi sebagai orangtua. Gue juga minta ampun atas sikap gue yang nganggep papa begitu kekanakan sampe2 gue ngerasa kalo papa yang umurnya 55 taon itu jadi malah keliatan kaya 25 taon, gue yang 25 taon jadi terpaksa bersikap seperti ayah yang berumur 55 taon.
Akhirnya, setelah gue lepasin pengampunan itu, pelan-pelan Tuhan pulihkan lagi hubungan gue dan papa. Melalui kejadian demi kejadian, Tuhan pulihkan hati gue dan secara ajaib gue bisa mengasihi Papa, bahkan jauh melebihi kasih yang bisa gue bayangin. Makin hari Tuhan makin tambahkan kasih itu. Sekarang gue bisa ngobrol apa aja sama papa, gue bisa curhat sama papa (satu hal yang ga pernah mungkin terjadi sebelumnya!), gue bisa “nyambung” sama papa, gue bisa kangen setengah mati sama papa, gue bisa ketawa2 sama papa, gue inget kesukaan papa, gue selalu berusaha nyenengin papa, dan papa-lah orang yang pertama gue cari kalo gue sampe di rumah abis pulang kantor. In short, papa udah jadi best friend gue.
Sekarang gue cuma bisa selalu bersyukur Tuhan masih kasih umur panjang buat Papa. And Lord, if I may ask for one thing from You… di sepanjang sisa hidup papa ini, saya cuma minta agar Tuhan memberikan kesempatan kepada saya untuk membahagiakan papa… Maybe I can’t buy him many expensive things, but I want to treasure every second left I have with him…. because that’s the most expensive thing for me now…
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. (Mzm 90:12)
Comments (0)
October 10, 2006
friends or true friends
Filed under: personal
beberapa hari yang lalu gue ketemuan sama eks ketua komsel gue dulu. Kita ngobrol banyak banget karena dah lama ga ketemu, so banyak banget yang mesti di-update.
Dah hampir 2 taon kita ga gini lagi. Maksudnya, ibadah bareng trus jalan, makan n ngobrol. Soalnya dah 2 taon ini dia pindah gereja n ga ketemu lagi. Pas ketemu lagi, ngobrol sama die, gue baru ngerasain sesuatu. Ternyata die tuh, diem-diem, masuk kategori “a true friend” I’ll tell you why…
Gini loh, kan dah lebih 3 bulan ini gue ga pernah ibadah pemuda di gereja lama, minggu ga ibadah di sana, bahkan rapat2 pengurus pun gue ga pernah dateng lagi. Alasannya sih pertama karena gue emang lagi overwhelmed sama kerjaan di kantor (skrg kerjaan gue jadi 2x lipet banyaknya sejak gue diminta jadi asistennya bapak bos:). Alesan kedua sih karena gue baru putus sama sesama pengurus so gue males aja ketemu dia di sana.
Dan selama ga kesana itu otomatis gue jadi kepisah sama temen2 gereja yang laen. Tentu aja mereka jadi nanya-nanya. Dan puncaknya tuh beberapa minggu lalu, temen2 pengurus dateng “kunjungan” ke rumah gue. Setelah basa-basi, mereka bilang mereka pengen gue balik lagi. Gue sih sebenernya menghargai jerih lelah mereka malem-malem bela-belain ngunjungin gue, tapi entah kenapa kok gue justru jadi sedih.
Tau ga kenapa gue sedih? Ternyata mereka minta gue balik tuh karena selama ini ga ada lagi yang ngerjain buletin! Ya amplop… Ternyata cuma segitu nilai gue di mata mereka, karena mereka butuh seseorang untuk ngerjain buletin dan ga ada orang lain yang bisa selain gue… hikss… Gue jadi sadar jadi selama ini gue, yang dikelilingin begitu banyak temen di gereja, ternyata tuh ga punya temen yang bener-bener temen.
Semua temen-temen gue di gereja tuh jadi temen gue karena mereka butuh sesuatu dari gue. Mereka jadi temen gue karena mereka butuh laptop gue (buat slide lagu pujian), butuh bahasa inggris gue (buat jadi penerjemah pendeta), butuh media skills gue (buat ngerjain warta), butuh inggris gue (buat ngajar, buat nerjemahin tugas), butuh gue buat jadi sekretaris panitia, butuh gue buat bikin brosur acara, butuh gue buat publikasi acara, butuh ini butuh itu dst.
The fact is, they need me because of something (or some things) I have, not because they need me as a friend.
So, waktu gue lagi bener-bener sibuk di kantor dan hampir seluruh waktu gue cuma bisa di kantor aja (even at home I still work!), entah kenapa sikap mereka tuh seakan-akan bilang kalo gue tuh terlalu duniawi dan ga sekudus mereka.
Please deh guys, apa karena kalian sibuk pelayanan itu berarti kalian berhak menghakimi saya dan berkata bahwa kalian tuh lebih kudus? Engga kan? Apa kalian pikir pelayanan kalian begitu kudusnya sampe-sampe pekerjaan kantor saya begitu duniawinya di mata kalian? Apa kalian pikir pekerjaan kantor tuh bukan pelayanan? Apakah yang namanya pelayanan itu lebih suci dari pekerjaan? Bagaimana dengan orang-orang yang pekerjaannya memang ga memungkinkan mereka untuk pelayanan? Apakah mereka jadi ga kudus lagi, ga suci lagi cuma gara2 mereka (terpaksa) sibuk di kantor? Apa kalo kerjaan kantor saya keteteran kalian bisa bantu? Engga kan?
Terus terang gue gerah banget sama sikap temen2 gereja yang kok kelihatannya jadi memberhalakan pelayanan. Kesannya tuh kalo orang sibuk kerja (in which we truly are preoccupied with our God-assigned workload), berarti kita2 tuh kurang rohani dibanding mereka yang punya pelayanan. Trus gimana dengan Yusuf, Daniel, yang sibuk di marketplace-nya masing-masing?
Sejak gue nolak beberapa pelayanan, seperti gue duga, mereka jadi kecewa. Mereka kecewa karena mereka ga bisa dapet apa yang mereka pengen dari gue. Bukan karena gue pengen ngecewain mereka, tapi karena gue sadar batas tenaga (n waktu) gue yang emang dah bener2 tersita buat kerja kerja n kerja. S0, begitu mereka tau mereka ga bisa dapet or ambil sesuatu dari gue, mereka jadi menjauh. That’s the world is, people want you only when they can get something from you. Sedih sih when I realize that, tapi I thank God for teaching me the lesson, the lesson of what a true friend is…
Dari situ gue bisa belajar tentang si cici satu ini (eks ketua komsel gue ini). Dia beda banget sama mereka. Dari sejak gue pertama kenal die, mulai akrab, makin akrab, sampe akhirnya dia ada masalah dan pindah gereja sekian lama, trus gue pindah gereja juga, eh terus kita ketemuan lagi di gereja baru, she is still a true friend. Dia bisa nerima gue sebagaimana gue adanya, dia ga pernah menghakimi gue, dia jadi temen gue bukan karena dia butuh sesuatu dari gue… Dia jadi temen gue karena dia emang temenan ama gue, without any hidden agenda, without needing something from me, without wanting something from me…
Dan sejak ketemuan sama dia hari minggu itu, gue jadi makin sadar betapa sedikitnya orang-orang yang masuk kategori sebagai true friends. Emang sih ada banyak sekali friends di gereja lama, tapi apakah ada true friends di sana? So, walopun di gereja baru ini gue belom punya friends (ada sih, tapi cuma cici gue itu;) it’s not a problem at all for me.
And in the meantime, gue belom mau pelayanan dulu (either di gereja lama or di gereja baru). Skarang-skarang ini gue masih berusaha gimana bisa settled dulu dengan transisi di kerjaan kantor. Gimana caranya ngebiasain diri gue sama workload yang 2kali lipet banyaknya. Gimana manage kerjaan ini itu supaya semuanya balanced. Gue tau Lord is doing something with my work. He is shaking something and He is up to something. Dan gue mau bersiap untuk itu, fully committed to it…
…with or without approval from my so-called “friends” …
Comments (0)
September 13, 2006
business intelligence or spiritual intelligence?
Filed under: kerja kerja kerja
Friends, kalo dipikir-pikir, Alkitab tuh ternyata relevan banget loh sama kite-kite yang kerja di dunia sekuler alias market place. Contohnya nih, Yusuf (hehehe gapapa ya contohnya Yusuf mulu, abis kemaren malem baru baca Kejadian seh:) Lagian juga entah kenapa belakangan ini kisah hidup Yusuf ini nyantol banget di hati n pikiran gue.
Oke, back to Yusuf. Seperti dibilang tadi, kisah Yusuf tuh relevan banget dan bisa dijadiin contoh yang bagus banget buat kita-kita di market place. Kenapa Yusuf? Karena dia punya spiritual intelligence dan business intelligence juga.
Dia punya spiritual intelligence karena dia tau “bagaimana mengetahui kehendak Tuhan” yang memampukan dia untuk mengetahui informasi “rahasia” (keadaan ekonomi) yang berhubungan sama mimpi raja Mesir. Melalui spiritual intelligence yang merupakan hasil dari keintimannya dengan Tuhan, maka dia bisa melanjutkannya dengan business intelligence-nya dengan cara menjelaskan strategi bisnis nya di hadapan raja untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan di negaranya. Sebagai seorang raja dengan strong business intelligence, begitu melihat hikmat Yusuf yang bersinar dan berkilau-kilauan bagai permata ini, tentu aja dia langsung bisa mengendus potensi yang excellent ini. So, sang raja ini pun dengan penuh kepercayaan menugaskan Yusuf untuk menjalankan business plan-nya.
Melalui cerita Yusuf ini, seakan-akan Tuhan ngejawab pertanyaan di pikiran gue belakangan ini. Setelah bertobat 6 taon lalu, gue suka banget baca buku rohani. Tapi belakangan buku2 rohani itu mulai jarang dibaca karena gue lagi semangat-semangatnya belajar buku2 ekonomi supaya gue bisa ngejawab pertanyaan2 syusyeh dari bapak bos, supaya gue bisa nyambung kalo diajak discuss, supaya gue bisa ngertiin segepok regulations dan accounting standards yang njelimet itu.
So, gue jadi ngerasa bersalah karena rasanya “menelantarkan” yang rohani untuk yang “duniawi” (dooo… segitunye:) Tapi setelah gue pikir-pikir lagi, buku2 rohani emang bagus, tapi buku rohani kan bukan Alkitab. Mungkin gue ninggalin buku rohani, tapi gue ga pernah, sekalipun ga pernah berniat, atau setitikpun berniat ninggalin Alkitab. Never and never. Alkitab lah sumber dari segala sumber pengetahuan. Gue bisa aja berjam-jam pelajarin tuh buku2 ekonomi, tapi Alkitab lah yang pertama kali gue baca waktu buka mata di pagi hari dan sebelum tutup mata di malam hari. Pas malem, Alkitab lah yang kasih tau kesalahan gue sepanjang hari yang udah gue lewatin. Pas pagi, Alkitab lah yang kasih tau apa yang harus gue lakuin sepanjang hari itu. Alkitab lah yang jadi sumber dari segala sumber pengetahuan. Contoh yang paling gres ya kemaren malem itu. Cerita Yusuf itu jadi jawaban buat pertanyaan gue selama ini, sekaligus jadi inspirasi tulisan blog ini:)
So, you see, spiritual intelligence dan business intelligence itu akan bolak-balik kita perluin sepanjang pekerjaan kita. Kita harus bisa mengaplikasikan kedua sisi itu. Gimana caranya? Kita harus bisa mengenali di mana titik lemah kita. Kita akan lemah kalo cuma ngandalin business intelligence kita tanpa landasan hikmat dari Firman Tuhan. Tapi kita juga ga boleh enak-enakan aja tiap hari ngandalin Roh Kudus untuk ngerjain pekerjaan kita di kantor. Kita juga harus terus belajar, terus upgrade diri kita dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan kita. Biar namanya anak Tuhan, kalo ga mau belajar ya ketinggalan dong. Dan selagi terus belajar untuk upgrade business intelligence, jangan lupa terus minta tuntunan dan hikmat Roh Kudus dengan spiritual intelligence dariNya.
So friends, ready to combine both in our marketplace? Watch how God moves and let the world see His wonderful works in us!
dedicated for saksi-saksi Kristus di luar sana yang ada di balik tembok-tembok gedung perkantoran di Jakarta…
Comments (0)
September 11, 2006
extremely focus
Filed under: personal
A few weeks ago I heard a sermon that has really changed me. I want to share it with all of you. It’s been a blessing for me and I hope it will also be a blessing for you. So, here it is. Be blessed!
Bagaimana meraih mimpi:
1. hormati mimpi yang datang dari Tuhan
Masing-masing dari kita punya mimpi. And we know that we know mimpi itu datengnya dari Tuhan. Karena datengnya dari Tuhan, maka hormati benih mimpi itu. Karena apa yang kita hormati, kita akan tertarik padanya. Seperti kalo kita hormatin seseorang, maka kita akan tertarik untuk mengenal orang itu, mencari tau tentang orang itu, dan pasang mata dan telinga kalo ada informasi tentang orang itu. Singkatnya, kita akan fokus padanya. Jadi kalo kita hormatin mimpi dari Tuhan, kita akan fokus padanya.
2. miliki kerinduan yang besar
What I desire, I pursue. Kalo kita punya strong desire, maka kita akan berusaha for the dream to come true.
3. gunakan pikiran
Bagaimana saya berpikir, begitulah saya. Karena itu kita harus jaga pikiran. Pikiran itu menentukan siapa kita dan bagaimana kita. Contoh: dalam bidang spesialisasi. Kalo mau sukses, jaga pikiran. Fokuskan pikiran itu. Why? Because you can’t be excellent in everything. Choose one area where you want to be excellent in. Misalnya: kalo udah pilih IT, you eat, drink, live, breathe, think about IT. Pilih satu bidang di mana kita pengen menjadi excellent di dalamnya. Jangan biasa-biasa aja. Jangan mediocre. Don’t become people of average, tapi jadi people yang excellent.
4. buat rencana untuk membuat mujizat itu terjadi
Make a plan to make the miracle happen. Mau liat mujizat? Make the most of your time! Untuk mencapai destiny berarti meraih potensi yang Tuhan ijinkan dan yang Tuhan inginkan. Kalo kita ga fokus, kita akan gampang banget distracted. Kalo kita ga fokus, kita akan gampang kalah sama sama gangguan/distraction yang iblis buat. Iblis tau kita mulai berbahaya karena iblis tau destiny kita itu luar biasa dahsyatnya dalam Tuhan. Makanya iblis akan berusaha buat kita keluar dari proses pencapaian destiny itu. Dan proses itu sakit. Sakit karena kita sedang going through transformation. Dan karena sakit, ada orang yang berusaha menghindar dari rasa sakit itu. Akibatnya dia akan mundur dan ga bisa mencapai potensi dan destiny yang Tuhan tentukan.
Untuk mencapai potensi yang Tuhan tentukan:
1. saya harus tau tujuan
2. saya harus tau apa yang mau saya capai
3. saya harus tau bagaimana membangun hubungan yang solid untuk menunjang tercapainya tujuan
Karena itu, before you do something, think about these 3 questions:
1. Is this a part of God’s plan or not?
2. Is this furthering me to God’s destiny or not?
3. Is this only a distraction or not? Is this wasting my time or not?
Efesus 5:16
- How to live purposefully?
Always make a plan. Buat rencana hari ini jam sekian jam sekian ngapain. Pagi-pagi saat teduh doain semua rencana itu. Selanjutnya bikin rencana jangka panjang. Make a plan for next week, next month, next year. That’s why orang-orang sukses itu punya secretary, punya assistant, untuk ngingetin semua rencana dan appointment. Karena mereka tau pentingnya perencanaan hari ini menit ini apa aja yang mesti dikerjain.
- How to live accurately
Hidup sesuai dengan plan. Ga bisa cuma pray for today, tapi pray dengan spesifik. Ga bisa cuma bilang “Lord I pray for today” tapi mesti bilang “Lord, I pray for the meeting about this, about that, with who, when, where, etc” Bukan berarti Tuhan ga tau tentang itu, tapi kita mesti spesifik pada project-project tertentu.
And this is the important one…
Why you haven’t reached the God’s highest given potentials?
Because of… LACK OF FOCUS !
1 Kor 9:24 Lari dengan tujuan
Mulai hari selalu ingat, selalu pikirkan “WAKTUKU BERHARGA” Jam ini menit ini detik ini ga akan pernah bisa diulang lagi. Make the most of your time. You must be obssessed with the dream that God has given to you. Mulai hari ini, mulai aktifin kembali mimpi itu. Mulai kobarin lagi mimpi itu. Jangan pernah distracted dengan kekecewaan, dll. Sekali lagi, FOKUS!
EXTREMELY FOCUS!
Pikiran jangan tercerai berai. Yang tercerai berai itu ga pernah punya kekuatan. Seperti bohlam lampu yang power nya tercerai berai, makanya power nya ga bisa motong besi baja. Tapi sinar laser yang extremely focus itu bisa potong besi baja. Bedanya cuma satu? FOKUS.
So, what’s the key to success?
EXTREMELY FOCUS !!!
*khotbah ini bener2 ngubah pandangan gue selama ini. Selama ini pikiran gue bercabang-cabang. Karena si abang bilang mau ngajak merit bulan juni (which happened to be only a plan without any realization after all , fokus gue jadi beralih ke gimana nyari biaya pernikahan, gimana caranya supaya bisa nyicil rumah kalo udah abis buat pesta, gimana kalo cuma bisa dapet rumah kecil di luar Jakarta (bekasi misalnya) yang jauhnya 2 jam naek bis dari sudirman, gimana bisa beli mobil kalo nyicil rumah terus 15 taon, gimana bisa ini gimana bisa itu. Gimana bisa kerja kalo dah punya anak. Gimana bisa lanjutin S2 kalo uangnya dah kepake mulu bayar keperluan rumah tangga, dll dsb dst.
Dan setelah putus (en ga jadi kawin hehehe), beban berat itu mendadak hilang dari pundak gue. Hidup gue jadi ringan banget. Gue jadi inget mimpi-mimpi gue yang selama ini gue pendem. Mimpi2 itu berkobar lagi.
Masih banyak lagi yang pengen gue raih. Gue pengen lanjutin S2, gue pengen upgrade diri gue biar bisa keep up with kemajuan di sekitar gue. Gue pengen terus makin pinter. I want to be excellent in the area I have chosen. Gue pengen jadi cewe pinter yang punya pendidikan tinggi, setinggi yang gue bisa raih. Gue juga pengen jadi cewe yang punya pengetahuan yang mendalam di pekerjaan gue, sedalem yang bisa gue pelajari. Gue juga pengen punya satu spesialiasi khusus di kantor, dan gue pengen bisa kompeten dalam bidang itu (kalo selama ini english jadi spesialiasi gue krn gue translator, skrg gue pengen lebih lagi dari itu, mungkin legal english, mungkin contract drafting english, mungkin accounting standard english, I haven’t made a decision yet - but soon I’ll make one).
Dan setelah gue tau tentang apa artinya FOCUS, bagaimana pentingnya EXTREMELY FOCUS (ini Alkitabiah loh ternyata, fokus sama pekerjaan itu ternyata Alkitabiah juga, karena pekerjaan juga pelayanan, which is something else I just recently learned when I come to the office to win the souls for Christ), bagaimana menyingkirkan semua distraction supaya tetap fokus, and then segalanya berubah.
Within a few weeks, Lord opened a new door I never thought of. A miracle happened. My boss asked me to do something new that is far beyond my imagination. Now I’m doing a new job that I never thought I was capable of. Not because of my might, not because of my power, but it is Jesus who is working inside of me…*
Thank you Lord for the open doors
Help me to stay focused on Your higher calling in my life
Help me to reach Your highest given potentials
Help me to remember I can do all things in Christ who strengthens me
And Your name shall be glorified…
Comments (0)
terus berlari
Filed under: personal
pengumuman pengumuman… gue baru putus sama abang. Ga tau pegimane ujung pangkalnya… pokoke berita terakhir gue dah putus.
Pertama-tama seh sedih. Tapi entah kenapa kok sedihnya ga heboh-heboh banget. Mungkin setelah pernah ngerasain sedihnya ditinggal mati sama seseorang yang sangat gue sayangin, rasanya sedih karena putus cinta tuh ga ada apa-apanya. Sedihnya putus sama pacar tuh ga sampe 5% aja dibanding sedihnya ditinggal mati sama mama. Sedihnya putus cuma bertahan 5 hari aja, tapi sedihnya kehilangan mama dulu tuh bikin gue nangis tiap malem sampe berbulan-bulan lamanya.
Entah kenapa putus kali ini rasanya kok ringan-ringan aja. Mungkin karena pacarannya ga lama kali ya, jadian sept 05 n putus juli 06. Bentar banget kan? Soalnya kalo sama pacar pertama gue ampe pacaran 5 tahunan, dan pas putus pacaran pertama tuh sedihnya n betenya ampe 5 bulan lebih. Dan ngelupain pacar pertama tuh wooow susah banget boooo… yah katanya sih first love never dies getu loh:)
Tapi untuk putus kali ini, kok kayanya gampang banget ya. Gue cuma bisa iyain aja ke Tuhan, gue lepasin pengampunan buat dia, gue serahin semua kemarahan, kenangan, impian yang ada di hati gue ke kaki Tuhan. Gue lepasin semua ikatan sama dia. Gue lupain semua di belakang gue. Dan gue tau Tuhan tau yang terbaik buat gue. Abis itu, udah deh, plong. Kok gampang banget ya? Gue ampe heran sendiri…
Dan satu hal lagi yang bikin gue heran. Kenapa pas putus gue rasanya jadi bebas banget? Aneh kan? Tapi ga tau napa gue rasanya lepas dari satu kungkungan yang selama ini bikin gue terkurung dan ga bisa bergerak kemana-mana. Tapi begitu putus, wuitss… rasanya gue langsung lari pergi terbang.
Gue jadi bisa bebas nentuin keinginan gue sendiri. Kemaren-kemaren tuh sebenernya gue ngerasa kesiksa mesti nurutin kemauan dia. Gue pengen lembur nyelesaiin kerjaan gue, eh dia minta gue nemenin pergi ke sinilah ke situlah, dll. Gue pengin kerja di rumah pas hari Minggu supaya bisa selesai deadline hari senin, eh dia minta gue nemenin arisan keluarga dia. Ih bete banget. Udah gitu pas arisan keluarga dia, gue cuma nganggur abis, padahal kerjaan di komputer gue masih numpuk banget. Rasanya keseeel sekali. Waktu yang berharga terbuang sia-sia. Belom ke gereja, belom selesai kerjaan, tapi sepanjang hari cuma bengong aja di tengah-tengah keluarga dia. What a waste of time.
Jadi pas putus, wah rasanya merdeka sekali. Gue bisa kerjain semua tanggung jawab gue ampe beres. Gue bisa ke gereja pagi-pagi (which is my favorite ). Selama ini gue ngalah terus mesti nemenin dia yang hobi ke gereja sore ato malem, padahal sebenernya gue lebih suka pagi.
Gue jadi bisa nentuin sendiri apa yang pengen gue lakuin. Gue jadi bisa fokus sama kerjaan gue, totally, all out. Dan herannya, begitu putus, kok gue malah “naek”.
Tau-tau, all of sudden, boss di kantor minta gue jadi executive assistant dia. Haaa??? Gue yang “cuma” lulusan sastra inggris gini diminta jadi executive assistant seorang partner besar di kantor akuntan publik ini? What an honor… Suatu kehormatan yang luar biasa banget buat seorang lulusan sastra inggris untuk bisa jadi asisten seorang partner of a public accounting firm yang namanya jadi nama kantor ini…
Dan sekarang gue lagi menikmati pekerjaan gue sekarang ini. Memang sulit buat gue yang sama sekali ga punya latar belakang pendidikan accounting/finance/business ini. Tapi justru karena itu gue jadi semangat sekali belajar ini itu. Setiap hari gue jadi semangat sekali dateng ke kantor. Berangkat pagi-pagi jam stengah tujuh n baru pulang jam sembilan or sepuluh malem. Tapi gue ga ngerasa itu jadi beban, tapi jadi kesempatan untuk belajar banyak banget.
Gue ga bisa berhenti bersyukur karena bapak bos ini pilih gue untuk jadi EA-nya dia. Kalo dipikir-pikir sih who am I? Kalo dia mau, dia bisa pilih ratusan staf akuntannya untuk jadi asistennya. Tapi kenapa gue? Gue bersyukur banget dikasih kesempatan dan kepercayaan ini. Gue mau lakukan pekerjaan ini sebaik-baiknya. Gue mau research itu semua rules/regulations/policies dengan sebaik-baiknya, gue mau baca itu semua kontrak dengan sebaik-baiknya, gue mau baca itu semua reports dengan sebaik-baiknya, gue mau teliti semua proposal itu dengan sebaik-baiknya, gue mau kasih masukan yang sebaik-baiknya, gue mau bikin conclusion yang sebaik-baiknya, pokoknya I just want to do the best. Karena anak Tuhan selalu trying to do the best in any job that (s)he is commissioned to do…
Help me Lord to keep on running, help me Lord to keep in pace with Your speed… I know You’re up to something over there. I know you want me to run. I know You want me to reach it. I know You’re stretching me to my outmost. Just do it, Lord. Stretch it, stretch it, stretch it to the level I’ve never thought of. I know there are potentials You put within me about to explode…
TETAP BERLARI
by Franky Sihombing
Ku kan bangkit berdiri
Dan melupakan semua
Yang ada di blakangku
Dengan kekuatan baru
Bersama Yesusku
Reff:
Ku kan tetap berlari
Mengejar semua mimpi
Menuntaskan semua tugasku
Bagi generasiku
Ku kan terus berlari
Tinggalkan masa lalu
Mengerjakan mauMu Tuhan
Bagi kemuliaanMu
Comments (0)
July 27, 2006
trima kasih Tuhan
Filed under: personal
Trima Kasih Tuhan
by Ronny Daud Simeon
Trima kasih kunaikkan padaMu
Trima kasih Bapaku
Trima kasih atas kasihMu
Trima kasih Tuhan
Untuk segalanya
Reff:
Trima kasih Tuhan
Trima kasih Tuhan
Tak habis-habisnya
Kasih setiaMu
Trima kasih Tuhan
Trima kasih Tuhan
Tiada kata-kata
S’lain trima kasih Tuhan
seperti Yusuf dalam penjara sebelum diangkat ke istana, help me Lord to say THANK YOU in everything, for everything…
trima kasih Tuhan untuk segalanya *with tears in my heart…*
Comments (0)
June 23, 2006
God of second chance
Filed under: personal
Dua hari lalu gue baca berita tentang UN yang bawa banyak korban. Ujian Nasional taon ini mensyaratkan nilai minimal kelulusan 4,26 untuk tiap mata pelajaran (Bhs. Indonesia, Inggris, dan Matematik). Kalo salah satu mata pelajaran nilainya ga sampe 4,26 berarti GA LULUS, ga peduli 2 mata pelajaran laennya mo 8 apa 9 juga kaga ngaruh.
Gimana kalo bahasa indonesia nya 8 dan inggrisnya 8 tapi matematik nya 4? Ga lulus juga menurut peraturan itu. Padahal kan kalo dirata-ratain tuh anak udah ngantongin average score 6 lebih. Gile ga seh peraturan itu?
Gue ga abis pikir sama peraturan itu. Apa bisa ujian 2 jam dijadiin tolok ukur pinternya seorang anak? Apa bisa nilai 4 dijadiin tolok ukur kalo seorang anak itu terlalu (maaf bahasanya) bodoh untuk lulus SMU? Apakah kalo seorang anak ga bisa matematika itu artinya anak itu terlalu bodoh untuk ikutin tingkat pendidikan selanjutnya sehingga dia harus “dijegal” oleh pemerintah untuk lanjutin kuliah?
Sedih, bener-bener sedih gue ngeliat sistem pendidikan di bangsa ini. Sebagai guru (meskipun cuma guru kursus bahasa inggris doang:) selama lebih dari 10 taon, gue tau persis kalo ga semua anak itu bisa pinter di semua bidang. Ada anak2 yang emang ga bakat di bidang itung-itungan. Ada yang parah banget kalo soal bahasa. Ada yang error banget kalo disuruh ngapal, tapi ngitung jago. Ada yang berbakat banget di bidang seni. Ada yang pendiem tapi jago nulis. Ada yang jago ngomong tapi kalo disuruh nulis koherensinya berantakan.
What I’m trying to say is: kalo seorang anak ga jago matematika, that’s not the end of the world. Kalo satu anak ga bisa ngitung jangan dibilang bodoh dong. Emangnya cuma yang bisa matematika aja yang bisa berhasil di dunia ini?
Mungkin bapak-bapak/ibu-ibu di depdiknas berpendapat kalo udah tau ga jago matematik jangan ambil jurusan IPA. Duh, dengan segala hormat bapak ibu, mereka kan baru 16-17 tahun… Mereka masih kecil untuk nentuin pilihan, apalagi tau persis jati dirinya (maksudnya keahlian/kelemahan masing-masing) Mungkin mereka salah pilih jurusan, tapi taunya terlambat. So they have to stick with it till the end (ampe selesai kelas 3 maksudnya). So mereka harus berjuang keras belajar untuk lulus ujian mata pelajaran matematika. Emangnya gampang belajar? Susah loh untuk belajar dan paham pelajaran matematika 3 taon mulai dari kelas 1 sampe kelas 3. Tapi semuanya “ditanding” cuma dalam 2 jam aja.
Kalopun memang hasilnya tuh anak cuma dapet 4, ya udah. Mo diapain lagi kalo bisanya cuma segitu? Tapi jangan jegal mereka. Jangan bikin mereka ga lulus. Ga lulus tuh bener-bener menghancurkan harga diri seorang anak. Ga bisa matematik bukan berarti ga bisa kuliah di mana-mana. Masih banyak pilihan jurusan di universitas yang menerima anak2 dengan kemampuan matematik pas-pasan.
Waktu gue sma dulu, gue baru nyadar kalo gue tuh ga bisa matematik pas kelas 3. Kalo ulangan dapet 4-5 mulu, dapet 6 tuh mujizat. Tapi kalo inggris, gue langganan 9 ato 10. Bahkan NEM gue untuk inggris tuh 9,80. Trus gue nyadar kalo bidang gue tuh bahasa, bukan eksakta. Tapi dah telat, gue dah kelas 3. Mo balik ke IPS (A3) dah too late. Soalnya kan penjurusan dah jalan 2 taon (sejak kelas 2 SMA). So, terpaksa gue selesaiin SMA dengan susah payah melewati ulangan2 matematika, fisika, kimia yang bener2 stressful. Tapi untunglah gue berhasil lulus juga. Begitu lulus SMA, langsung banting stir pilih sastra. Trus lulus UMPTN keterima di sastra inggris Unpad. Rasanya legaaa… banget bisa sekolah yang bebas dari ngitung-ngitung:)
Pas kuliah (sampe sekarang juga masih) nyambi jadi guru bahasa inggris di satu tempat kursus bahasa inggris yang cukup besar. Begitu lulus kuliah gue langsung kerja jadi translator di kantor akuntan publik yang masuk big four. What I’m trying to say here is: bukan berarti gue yang angka NEM-nya merah untuk pelajaran eksakta ga bisa berhasil di dunia kuliah atau dunia kerja. Bukan berarti semua pintu tertutup buat gue. Tuhan pasti buka pintu yang laen kok, karena Tuhan tau persis kelemahan gue dan apa yang paling cocok buat gue.
So, buat bapak ibu di depdiknas, mohon pertimbangkan lagi peraturan itu. Sebaiknya yang dijadikan patokan bukan nilai per mata pelajaran, tapi rata-rata nilai keseluruhan (indonesia + inggris + matematik trus dibagi 3). Kalo patokannya per mata pelajaran kok kesannya matematika itu lebih penting ya dari bahasa?
Buat adik-adikku yang gagal di UN, jangan putus asa ya dik… Jangan sampai frustasi atau mau bunuh diri segala. Ayo kita berdoa sama-sama supaya ada ujian susulan. Atau perubahan peraturan. Atau perubahan kebijakan. Ga ada yang mustahil kok buat Tuhan. Tuhan itu selalu kasih kesempatan kedua. He is God of second chance.
And always remember: when God closes one door, He always opens another one…
Comments (0)
June 20, 2006
indah pada waktunya
Filed under: personal
Indah Pada Waktunya (Jonathan Prawira)
pada kehendakMu Tuhan
ku mau slalu taat
pada hatiMu yang setia
ku tau ku dapat
percaya
Kau menjadikan sgalanya
indah pada waktunya
orang yang menantikanMu
tak akan Kau permalukan
Kau takkan pernah terlambat
membri jawaban doa
kesabaranku berbuah
indah pada waktunya
Pertama kali gue denger lagu ini di bis sekitar 2-3 bulan yang lalu, yang nyanyiin pengamen cowo yang keliatannya masih abg. Walopun suaranya ga bagus-bagus amat, tapi dalem. Apalagi pas bagian terakhir …kesabaranku berbuah indah pada waktunya… Gue ga tau dia lagi nungguin jawaban doa apa, tapi yang gue tau cara dia nyanyiin lagu itu straight from the heart… Kaya orang yang lagi menantikan sesuatu yang indah. Walopun rasanya dia mesti bersabar lama banget, tapi dia yakin suatu hari nanti jawabannya akan datang dengan indah, pada waktunya…
Gue ga tau apa kerinduan pengamen itu yang belom kejawab. Mungkin dia berdoa minta pekerjaan/ kuliah/ rumah/ pertobatan keluarga/kesembuhan fisik. Mungkin PH *hehehe jauh banget yah buat anak abg*
Gue ga tau apa yang dia minta. Tapi yang jadi pelajaran buat gue adalah anak abg seumur gitu aja udah bisa dewasa banget hadepin pergumulan doa yang belom kejawab. Lagu yang dia nyanyiin itu jadi blessing buat gue. Gue ngerasa Tuhan lagi ngingetin gue untuk tetap bersabar. Bersabar nunggu jawaban doa-doa gue yang belum tiba. Kesabaran yang rasanya udah lama banget, tapi masih harus dijalanin terus. Walopun sekarang belom keliatan apa-apa, tapi rasanya Tuhan mau ingetin kalo kesabaran itu nanti berbuah indah pada waktunya.
Makasih ya Tuhan udah ingetin saya untuk terus sabar. Saya tau jawaban Tuhan nanti pasti indah pada waktunya…
Kau takkan pernah terlambat
membri jawaban doa
kesabaranku berbuah
indah pada waktunya
Comments (2)
June 2, 2006
the poweRRR to do more
Filed under: jadi saksiNya
The power to do more. Pernah denger iklan ini? Ini iklan yang menjanjikan power (tenaga). Kita semua perlu power. Tapi power dalam arti yang berbeda. Kalo orang dunia perlu power (tenaga) untuk melakukan apa yang menjadi kehendaknya, kita sebagai anak Tuhan perlu power (kuasa) untuk melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan adalah agar kita semua pergi dan menjadikan semua bangsa muridNya (Mat 28:19) Bayangin, semua bangsa! Jangankan semua bangsa, bawa satu jiwa aja kan tugas yang ga gampang kalo pake kekuatan sendiri. Makanya perlu minta kuasa supaya bisa selesaiin tugas itu.
Kenapa perlu minta kuasa segala? Bukannya semua anak Tuhan udah punya kuasa? Belom, kita belom punya kuasa kalo Roh Kudus belom turun atas kita (Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu - Kis 1:8). Waktu Kristus masuk ke dalam hati kita, memang kita menerima keselamatan. Tapi itu baru terima keselamatan, belom terima kuasa.
Kuasa untuk ngapain? Kuasa untuk jadi saksi Kristus. Kenapa jadi saksi Kristus perlu kuasa? Karena jadi saksi Kristus itu bukan cuma sekedar bisa memberitakan Injil.
Sebab Injil kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu (1 Tes 1:5)
Menurut ayat ini, untuk memberitakan Injil, kita perlu tau 4 hal. Pertama, bukan cuma sekedar ngomong (“bukan… dengan kata-kata saja”). Kedua, dengan kuasa Roh Kudus (“dengan kekuatan oleh Roh Kudus”). Ketiga, dengan penuh kepastian (“dengan … kepastian yang kokoh”). Keempat, dengan kesaksian hidup (“bagaimana kami bekerja”)
Pertama, “bukan sekedar ngomong” artinya ngomong dengan tujuan yang jelas. Kalo mau bersaksi kita harus tau pesan terutama yang harus disampaikan. Pesan yang seluruh dunia harus tau adalah Yesus itu Tuhan. Yesus bukan sekedar nabi, guru, orang baik, atau yang lainnya. Yesus adalah Tuhan, titik.
Kedua, “dengan kuasa Roh Kudus” artinya Roh Kudus harus berkuasa atas tindakan kita. Kita harus peka sama Roh Kudus supaya kita tau kapan harus diem, kapan harus ngomong, apa yang harus diomongin, apa yang belom boleh diomongin, bagaimana ngomong-nya, dll.
Ketiga, “dengan penuh kepastian” artinya yakin dengan apa yang kita omongin. Kalo diri sendiri aja ga yakin ya gimana bisa ngeyakinin orang lain? Dengan kata lain, cuma orang yang yakin bisa bicara dengan meyakinkan hingga bisa meyakinkan orang lain. Apa yang jadi keyakinan kita? Keyakinan kita adalah bahwa Yesus yang adalah Tuhan akan memberikan kita hidup kekal di surga, selama-lamanya, forever and ever.
Keempat, “dengan kesaksian hidup” artinya hidup kita harus sesuai dengan apa yang kita omongin. Kalo kita bilang kekristenan itu identik dengan kasih, maka kelakuan kita juga harus berdasarkan kasih. Singkatnya, kelakuan mesti sama dengan omongan.
Banyak ya syaratnya jadi saksi Kristus? Karena itulah kita perlu minta kuasa Roh Kudus.
Buat yang emang udah pernah minta kuasa Roh Kudus, jangan lupa charge terus ya power-nya. Kita perlu fresh power tiap harinya untuk menghadapi situasi yang berbeda juga tiap harinya. Jangan pernah takut kehabisan kuasa, karena Dia yang sumber kuasa itu akan terus menambahkan kuasa itu buat kita asal kita bertanggung jawab atas kuasa yang pernah kita terima sebelumnya.
Maksud looohhh??? Gini loh friends. Inget ga isi artikel buletin bulan lalu? Kan disitu kita diingetin kalo untuk jadi saksi Kristus tuh ga semua orang harus penginjil. Untuk jadi saksi Kristus, masing-masing orang kan punya panggilan yang berbeda dalam hidupnya. Dan panggilan itu comes in a package (dateng dalam satu paket).
Misalnya kalo panggilannya di orang sakit ya pasti dia punya karunia menghibur dan menguatkan. Kalo panggilannya di dunia anak-anak pasti dia punya kelembutan dan kesabaran ekstra. Kalo panggilannya di media ya pasti dia punya ketertarikan dan keahlian di bidang teknologi.
Dan sejalan dengan kesetiaannya dan tanggung jawabnya dalam panggilan itu, Tuhan akan berikan kuasa yang makin besar lagi. So kalo dia udah tau dia punya panggilan+ talenta+ karunia di bidang tertentu tapi dengan rendah hati mengakui bahwa dia masih butuh kuasa Roh Kudus agar dapat lebih efektif lagi dalam pelayanannya, maka kuasa-kuasa lain yang terkait akan terus ditambahkan.
Misalnya di bidang media. Tadinya cuma bisa bikin slide powerpoint polos buat lagu-lagu, trus ada kemajuan bisa bikin gambar animated, film singkat, plus gabungan musik dan teks plus gambar live yang disorot dari kamera yang lagi in action, trus akhirnya gambar bisa nongol secara paralel di ruangan yang berbeda.
Dan semakin dia setia dengan semua tetek bengek peralatan itu (komputer, kamera, layar, kabel, gambar, musik, teks), semakin Tuhan menghargai jerih lelahnya. Akibatnya makin banyak kuasa yang menyertainya. Makin lama pilihan gambarnya, musik latarnya, bahkan pilihan kata untuk teks-nya makin disertai kuasa hingga bisa bikin orang tersentuh dan bertobat. Semua terjadi bukan cuma karena skills. Ada kuasa yang menyertainya.
Gimana kalo ladangnya di orang sakit? Mulai dari setia jadi tempat curhat orang sakit, berani mendoakan, berani klaim janji Tuhan atas kesembuhan orang lain, berani minta kuasa kesembuhan, berani tumpang tangan dengan penuh kuasa, berani menantang jiwa untuk terima Kristus.
Akibatnya? Ada jiwa yang dipulihkan, seisi rumahnya menyusul, dan semakin banyak keluarga-keluarga yang dipulihkan dan diselamatkan.
Gimana kalo ladangnya di dunia anak-anak? Mulai dari setia ngajar, memperlakukan mereka dengan penuh kasih, mengajari mereka untuk takut akan Tuhan, menyadari keunikan masing-masing anak, bring out the best in them (mengeluarkan potensi terbaik dari dalam anak-anak itu), menemukan rahasia masuk ke dalam dunia mereka, membagikan pengetahuan itu kepada orang lain, menuliskan pengalaman itu ke dalam buku.
Lama-lama makin melebar hingga jadi penulis yang diundang jadi pembicara di seminar-seminar. Kemana-mana memperkenalkan nilai-nilai kekristenan sebagai kunci kesuksesan pendidikan. Akhirnya? Membawa jiwa-jiwa para pendidik kembali kepada Kristus.
Ada banyak contoh bagaimana kuasa terus dicurahkan & dilipatgandakan. Kesamaannya satu: mengakui kebutuhan akan kuasa.
So, kalo kita ga pernah mengakui kebutuhan akan kuasa dan ga pernah minta kuasa itu, kuasa itu ga akan pernah tercurah ke atas kita.
So, mau jadi saksi Kristus yang penuh kuasa?
Mau bawa jiwa-jiwa ke Kristus? Ayo kita minta kuasa Roh Kudus.
Then we’ll get THE POWER TO DO MORE !!!
Comments (0)
May 26, 2006
siapa? saya? saya saksi Kristus?
Filed under: jadi saksiNya
Beberapa hari kemaren saya baca kisah tentang wanita-wanita yang jadi saksi Kristus. Ada seorang wanita yang harus rela kehilangan anaknya justru ketika dia rela pergi ke ladang misi. Ada yang harus merelakannya tangannya hancur karena ga mau menyangkal Kristus.
Bahkan ada kisah tentang seorang wanita yang ditelanjangi di depan umum hanya karena dia ga mau menyangkal Yesus. Dengan menutupi dadanya yang telanjang dengan Alkitab dia menangis dan berkata “Jangan ambil Alkitabku, hanya Alkitab ini yang aku punya… Hanya Alkitab ini yang bisa menceritakan tentang Yesusku…”
Saya merinding bacanya. Dibanding wanita-wanita itu, saya begitu… biasa. Begitu amat sangat biasa sekali… Saya pikir saya udah berjuang keras untuk mengasihi orang-orang yang (sebenernya ga pengen) saya kasihi. Ternyata usaha saya ga ada apa-apanya dibanding mereka.
Trus saya inget ada yang pernah bilang kalo kita bisa mulai praktek mengasihi orang lain dengan cara mulai dengan orang-orang yang paling kasar atau paling nyakitin. Trus saya mikir, kalo kita mulai dari yang paling susah, besar banget kan kemungkinannya kita bakalan gagal atau frustasi?
Bukannya saya mau patahin semangat, tapi saya inget kalo ulangan soal pertama aja udah susah banget pasti males kan ngelanjutin soal-soal selanjutnya? Makanya guru kita biasanya ngasih soal-soal yang gampang banget dulu supaya muridnya makin percaya diri en tambah semangat maju terus dengan soal selanjutnya.
Begitu juga dengan praktek kasih. Dalam hal mengasihi orang lain, kita ga perlu langsung lompat level. Menurut Alkitab, siklusnya gini: Kasih dari Tuhan untuk kita —> kita dipenuhi kasih Tuhan —> kita mengalirkan kasih Tuhan itu ke sesama manusia.
Saya percaya saat kita pertama kali menerima kasih dari Kristus, hati kita akan begitu penuhnya oleh kasih hingga rasanya kita pengen peluk semua orang. Kasih Kristus itu begitu memenuhi hati kita, rasanya saking penuhnya sampe mau tumpah-tumpah keluar;) Mau tumpah tuh artinya kasih itu harus disalurkan ke orang lain. Kenapa?
Karena dunia sekitar kita yang begitu keras kasar dan kejam ini *duile hiperbola banget yah* bener-bener haus akan kasih. Dan kasih yang udah ditaruh Tuhan dalam hati kita itu bukan cuma dituang untuk menuh-menuhin hati kita aja kaya aer penuhin ember. Tapi dituang untuk dialirkan ke sekeliling kita. Untuk menyirami dunia yang haus ini. Untuk membasahi dunia yang kering ini dengan kasih Tuhan.
Selain efek tumpah-menumpah itu tadi *hehehe*, kasih juga melenyapkan ketakutan (1 Yoh 4:18). Kasih yang dari Tuhan bisa membuat kita ga takut akan sekeliling kita.
Kalo dipikir-pikir, kenapa sih kita takut? Takut itu kan bersumber dari kekhawatiran tentang sesuatu yang buruk yang akan menimpa kita. Kita takut sesuatu yang buruk itu bisa terjadi karena ada hal-hal yang berada di luar kendali kita.
Nah, apa yang ada di luar kendali kita itu pasti kan cuma ada di bawah kendali Tuhan. Kalo Tuhan mengasihi kita, ga mungkin lah Tuhan biarin kita lepas dari kendaliNya. Kita selalu aman dalam kendaliNya. Kita aman karena kasih-Nya.
Rasa aman dalam kasihNya itu bukan sesuatu yang bisa didapet dari dunia. Ga ada lagi yang bisa nyamain rasa aman yang dari Tuhan. Semakin aman kita dalam kasih-Nya, makin tinggi deh gelombang kasih itu dalam hati kita. Gelombang itu akan naik naik dan terus naik begitu kuatnya sampai rasanya gelombang kasih itu bisa bikin roboh tembok apapun yang jadi pemisah antara kita dan orang lain.
Tembok pemisah itulah yang jadi penghalang kita selama ini. Tembok yang memisahkan kita di dua wilayah yang berbeda: kita di sisi sini yang merasa nyaman dengan keamanan di balik janji-janji Kristus, dan mereka di sisi sana yang terkungkung di balik tembok ketidakpastian akan keselamatan mereka.
Kita punya jaminan pasti tentang keselamatan di surga kekal, mereka tidak punya jaminan siapa yang bisa menyelamatkan mereka setelah mati nanti.
Mungkin ini salah satu alasan kenapa mereka benci kita: karena kita punya sesuatu yang mereka ga punya. Inilah alasan kenapa kita mesti menceritakan jaminan keselamatan itu ke mereka.
“Trus gimana dong ceritain jaminan keselamatan sama mereka? Gue ga bisa ngomong, gue tuh orangnya pendiem.”
Eits, pendiem tuh ga Alkitabiah loh, Neng. Ga ada tuh pendiam di Alkitab, yang ada berdiam diri di hadapan Tuhan. So, kita ga bisa pake alasan pendiem segala. Orang pendiam bukan berarti ga bisa ngomong kan?
“Oke lah gue bisa ngomong, tapi kan gue ga punya karunia penginjil kaya Benny Hinn, Billy Graham gitu.”
Eits, siapa bilang cuma orang-orang yang punya karunia penginjil bisa bawa jiwa-jiwa kepada Kristus? Benny Hinn memang bisa bawa ribuan jiwa ke Kristus lewat KKR-KKR nya, tapi office boy di kantor kan ga tau Benny Hinn, apalagi sampe dateng KKR segala? Billy Graham memang bisa bawa orang bertobat dengan khotbahnya yang sederhana tapi penuh kuasa itu, tapi kan anak kecil tukang koran itu ga punya VCD-nya Billy Graham?
Memang Benny Hinn dan Billy Graham bisa menjangkau ribuan jiwa-jiwa, tapi Tuhan Yesus di surga juga perlu kita-kita yang orang-orang “biasa” ini untuk menjangkau orang-orang “biasa” di sekitar kita…
So, jangan pernah lagi menganggap diri kita ini begitu “biasa”. Kita-kita ini luar biasa karena kita anak-anakNya Tuhan yang luar biasa. Justru dibalik “biasa-biasa” nya kita itu, kita malah bisa dengan mudah masuk ke kehidupan sekitar kita.
And you know what, friends, sebenernya pas saya ngetik kalimat-kalimat di atas saya lagi negor diri saya sendiri. Diri saya sendiri yang belom banyak bersaksi buat Tuhan.
Dan iblis terus mengintimidasi saya dengan berkata “Ah, apaan tuh bersaksi-bersaksi. Buat apa elo nulis-nulis kaya ginian kalo elo sendiri aja ga ngelakuin apa yang elo tulis. Tiap hari dari pagi sampe malem elo kan cuma nyengkruk aja kerja depan komputer. Kapan elo pernah bersaksi?”
Bener-bener dakwaan yang telak buat saya. That’s why tulisan ini susah terbitnya. Lama banget saya mesti fight dengan dakwaan itu.
Tapi beruntunglah saya punya Tuhan Yesus yang sabar. Dia terus bersabar menunggu saya bangkit untuk melawan dakwaan itu. Dan Roh Kudus terus menghibur saya dengan mengingatkan tentang apa yang bisa saya lakukan.
Mungkin saya ga jago ngomong, tapi saya bisa nulis. Saya simpen tulisan-tulisan itu di komputer saya, dan sejak 3 tahun belakangan ini saya jadi pede nulis di buletin ini. Trus saya juga taroh tulisan-tulisan saya di blog pribadi di internet. Dan orang-orang bilang tulisan saya itu jadi blessing buat mereka. (Psst, sampe sekarang saya masih terharu loh kalo ada yang bilang tulisan saya jadi berkat buat dia *blushing*)
Dan begitu tulisan ini mau selesai, saya jadi sadar akan tipu muslihat iblis ini. Ternyata dia sedang berusaha menjegal saya. Iblis sedang berusaha menghentikan usaha saya membagi berkat melalui tulisan-tulisan saya. Iblis ga rela saya “bersaksi” tentang Kristus melalui tulisan. Mangkenye dia terus-terusan mendakwa bahwa saya ga layak nulis apapun tentang cara bersaksi tentang Kristus.
What I’m trying to say is: jangan pernah berhenti jadi saksi Kristus. Jangan pernah ngerasa kalo diri kita/ panggilan kita/ talenta kita/ karunia kita yang sangat spesifik itu ga ada apa-apanya atau ga berarti dibanding orang lain.
Kita semua dikasih tugas bersaksi dengan cara yang berbeda-beda. Ada yang bersaksi lewat khotbah. Ada yang lewat kesaksian. Ada yang lewat musik. Ada yang lewat tulisan. Ada yang lewat gambar. Macem-macem lah pokoknya. Tapi apapun bentuknya, mari kita selalu setia dengan panggilan itu.
Mungkin sampe mati pun kita ga pernah tau ada berapa jiwa yang bisa kenal Kristus lewat karya kita, tapi yang pasti Tuhan tau. Mungkin sampe mati pun kita ga pernah tau seberapa bermanfaatnya karya kita buat kerajaan sorga, tapi yang pasti Tuhan tau.
So friends, jangan pernah berhenti ya?
Dengan panggilan kita masing-masing,
yuk kita terus maju bersaksi tentang Kristus!
…dedicated for those who want to give up…
Comments (0)
April 27, 2006
amit-amitnya sakit part II
Filed under: personal
Karena hari selasanya gue udah ngerasa baekan, trus rabunya gue geber kerja 12 jam dari jam 9 pagi ampe jam 9 malem. Berhubung sakit kemaren banyak banget kerjaan yang telantar, makanya gue kejer seharian. Tapi akibatnya: fatal…
Besoknya gue bener-bener terkapar. Tengah malem gue panas lagi, trus mulai diare hebat dan muntah-muntah, terus, non stop…
Sakitnya ga kebayang. Belom pernah gue sakit kaya gini. Diare yang ga bisa berhenti aja udah bikin gue kesiksa berat, ini malah ditambah muntah-muntah segala. Total 9 jam (mulai jam 3 pagi ampe 12 siang) gue nonstop bolak-balik ke kamar mandi untuk muntah2 dan diare sampe yang tersisa untuk keluar cuma cairan kaya air putih aja. Capenya dan lemesnya ga ketulungan, bahkan di puncaknya, saking lemesnya ga punya tenaga lagi, akhirnya gue muntah di pinggir tempat tidur gue… Sama sekali ga punya tenaga untuk jalan, apalagi bersihin muntahan gue sendiri… Jangankan bersihin, untuk ambil gelas air minum di samping tempat tidur aja tangan gue udah ga punya tenaga sama sekali, gemeteran… Bener-bener pengen nangis… Tapi untuk nangis aja pun gue dah ga punya tenaga lagi…
Kalo udah sakit gini gue bisa lupa Tuhan ada di bumi. Tapi untungnya Tuhan ga pernah lupain gue. Sembari ngeliat muntah gue yang isinya cuma kaya aer putih aja (karena emang udah terlalu banyak yang dimuntahin sampe ga ada yang bersisa sama sekali di perut gue), gue tiba-tiba diingeti: “Seperti racun-racun dan kotoran harus dikuras keluar dari perutmu, begitu juga negative emotions harus dikuras keluar sampai habis hingga hatimu harus bisa bersih dan bening seperti air putih itu…”
Hiks… ampun Tuhan. Emang belakangan ini gue tau banget gue punya negative emotions dalem hati gue. Gue membenarkan diri gue sendiri kalo gue layak untuk marah karena satu dan lain hal. Gue berasa punya hak atas negative emotions itu. Tapi negative emotions itu udah jadi racun yang masuk ke hati gue. Seperti racun yang ada dalem perut gue karena gue ijinkan makanan yang sehat masuk dalem perut gue.
Seperti perut gue yang berontak nerima makanan yang ga bersih, hati gue juga berontak nerima perasaan-perasaan yang ngotorin tempat berdiamnya Roh Kudus itu. Akibatnya gue sakit, secara fisik dan rohani.
Akhirnya, di pinggir tempat tidur itu, gue mohon ampun sama Tuhan karena udah nyimpen sakit hati dan kemarahan sama orang laen. Gue ampuni orang-orang yang udah nyakitin hati gue. Bles! Detik itu juga gue mohon pengampunan dan lepasin pengampunan, detik itu juga badan gue terlepas dari semua rasa sakit yang nyiksa itu. Blep! Langsung ilang semua meriang, demam, panas badan… Ajaib bener kuasa pengampunan itu! Bener-bener gue rasain saat itu juga. Mungkin orang laen liat gue masih lemes-lemes (yes that’s true I still need rest to gain the power), but all the pain is gone! It’s really gone…
Dan jam 12 itu pun muntah berhenti. Diare berhenti. Dan akhirnya gue bisa tidur… What a privelege! Rasanya bisa tidur nyenyak itu anugerah besar banget…
The lesson I learned is: sakit hati, nyimpen amarah, berasa berhak marah, itu sama dengan ga mau mengampuni. Dan ga mau mengampuni itu bisa bikin sakit, bukan hanya secara rohani, tapi juga secara fisik. Dan sakitnya itu ampun-ampunan… ga bisa hilang sampe kita mau lepasin pengampunan…
Thanks Lord for teaching me the hard way. I never know how serious it is for You… It is so serious for You that You had to teach me that way…
Comments (0)
April 18, 2006
amit-amitnya sakit part I
Filed under: personal
Kemaren ga tau napa tiba-tiba gue sakit mendadak. Jam 3 pagi mendadak gue meriang dan langsung panas nas nas. Rasanya berat banget bangun dari tempat tidur, tapi gue paksain aja berangkat ke kantor karena ada report yang diminta selesai hari ini.
Pas sampe kantor, panas nya makin naek. Gue berusaha keras untuk konsentrasi kerja tapi susah banget. Udah badan panas ga karu-karuan, kepala sakit cenat-cenut, mata gue berat banget pengen tidur, tulang-tulang sakit semua, belom lagi perut yang rasanya pengen muntah aja. Duh kesiksa banget…
Akhirnya jam 12an gue nyerah dan gue putusin untuk pulang aja. Tapi perjuangan belom selesai. Mulai keluar gedung kantor, jalan di sudirman, sampe naek jembatan penyeberangan, rasanya capeee… banget. Padahal ini jalan yang biasa gue lewatin tiap hari. Belom lagi laptop di tas yang mendadak jadi kerasa berat banget serasa ngangkut karung beras. Rasanya tiap seret langkah perlu perjuangan dengan segenap tenaga supaya kepala gue yang kleyengan ini bisa tetap tegak berdiri dan ga jatoh pingsan.
Duh, rasanya sedih banget. Sedih pertama karena rasanya badan sakit banget. Sedih kedua karena gue udah sakit banget gini tapi gue ga bisa naek taksi yang parkir berjejer depan kantor. Gue ga punya duit bayar taksi dari kantor ke rumah gue yang jauh banget itu. Terpaksa deh dengan tulang ngilu-ngilu dan tas laptop yang berat gue paksain diri naek bis. Rasanya pengen nangis aja…
Duh Tuhan, kenapa sih hari ini saya musti sakit? Tuhan kan tau saya banyak kerjaan… Tuhan kan tau ada 3 report yang mesti selesai minggu ini… Tuhan kan tau saya perlu tetap sehat supaya bisa survive till the end of this week… Tuhan kan tau ke dokter mahal…
Tapi perjuangan belom selesai. Udah dapet bis, belom juga bisa tidur, eh tau-tau dioper lagi! Ampun deh, beginilah kalo naek bis. Duh Tuhan, ajarilah saya untuk tetap bersyukur dengan kondisi apapun yang saya hadapi… Teach me to feel enough in this land of enough before I reach the land of plenty…
Akhirnya bisa juga sampe rumah. Gue langsung gubrak ke tempat tidur tanpa inget apa-apa lagi. Forget the report, forget the deadline, I just wanna sleep…
Malemnya makin panas. Trus gue maem mi rebus yang panas berharap panas badan gue bisa turun kalo gue keringetan. Ga tau ngaruh apa engga, yang penting gue feel better.
Abis makan malem itu gue berdoa: Tuhan, saya ga tau kenapa Tuhan bikin saya sakit, tapi please tolong sembuhin saya besok… Please sembuhin saya supaya saya bisa kerja lagi… Tuhan kan yang suruh saya kerja di sana, jadi Tuhan dong yang bertanggung jawab mampuin saya selesaiin semua kerjaan saya di sana. Makasih Tuhan. Amin.
Dan Tuhan memang selalu tepat waktu. Besoknya gue feel much better. Walopun (kata kakak gue) badan gue masih panas, but at least udah ga seburuk kemaren. Sebelum gue berangkat doa gue cuma satu “Give me strength Lord to go through the day… More strength, more strength, more strength…”
And praise the Lord I can go through today! Sekarang jam setengah sembilan malem dan gue masih kuat kerja tanpa banyak keluhan fisik except lemes-lemes dikit. Thanks God, cepetin sembuhin saya yah…
Comments (0)
April 13, 2006
lesson 1 and lesson 2
Filed under: personal
Setelah kasus minta putus sama pacar gue itu, gue masuk ke periode silent mode on. Gue berdiam diri ga hubungi dia sama sekali, gue berdiam diri untuk cari tau kenapa gue kok jadi gini, kenapa gue dengan begitu mudahnya minta putus…
Tuhan emang baek banget. Selama masa silent itu, pelan-pelan Tuhan bukain kejelekan-kejelekan gue, negative emotions yang ada di hati gue.
Lesson 1: God is answering my prayer
Setiap tahun, 40 hari sebelum Paskah, gue punya kebiasaan doa puasa (eits ralat bukan kebiasaan sih, I do it just because I love the Lord, that’s all) Taon lalu pokok doanya untuk bangsa Indonesia, taon ini pokok doanya KASIH. Gue ga tau napa, tapi rasanya Tuhan pengen gue doa supaya gue punya kasih di hati gue. Ya udah gue nurut aja, tanpa tau konsekuensinya apa.
Ternyata, Tuhan tidak berlambat-lambat ngejawab doa itu. Tuhan bener-bener nguji gue untuk bisa mengembangkan aplikasi kasih itu bagi sekitar gue. Tau ga, selama 40 hari ini orang-orang di sekitar gue jadi ngeselin dan bikin gue pengen marah-marah mulu. Sepertinya hati gue lagi masuk pembakaran perak, dipanasin sepanas-panasnya sampe semua logam-logam yang ga murni itu bisa kepanasan dan naek ke atas, trus muncul di permukaan, supaya yang jelek-jelek itu bisa kebuang dan yang tersisa adalah perak murni semata.
Sepertinya Tuhan pengen gue ngembangin karakter yang murni. Murni seperti perak murni, tanpa ada logam lainnya yang mencemari. So, gue dihadapin sama orang-orang yang ngeselin supaya negative emotions gue tumpah keluar. Supaya hati gue murni bisa mengasihi orang lain tanpa memandang perlakuan mereka pada gue. Seperti Tuhan Yesus mengasihi manusia betapapun buruknya kelakuan manusia itu…
Tau ga, ampir tiap hari gue mesti doa minta ampun sama Tuhan udah marah sama orang laen. Adaaaaaa…. aja kasusnya. Si inilah bikin kesel, si itulah bikin jengkel, inilah bikin tempra, itulah bikin naek darah, ampuuuu….n deh. Emang sih ga tiap hari mulut gue keluarin kata-kata marah, banyak yang bisa gue tahan dalem hati. Tapi di hati tetap aja gue marah-marah. So, apa bedanya? Tuhan kan ngeliat hati gue. Di hadapan Tuhan, marah-marah dalem hati tetap aja dianggap marah-marah
Dan salah satu kasus marah-marah itu adalah sama pacar gue. Baru sekarang gue heran banget kenapa cowo yang super sabar itu bisa bikin gue marah-marah. Bukan dianya yang bermasalah, tapi justru gue-nya yang bermasalah. Gue-nya yang lagi diberesin sama Tuhan, dan dia dipake sama Tuhan selama proses pemberesan itu. *Maaf ya Sayang kamu jadi korban marah-marah itu. Kamu ga layak dimarah-marahin kaya’ gitu…*
Lesson 2 : he is still the best for me
Tau ga pelajaran berharga yang gue dapetin? Biar udah dimarah-marahin, udah diputusin secara ga sopan (cuma lewat sms doang), dicuekin berhari-hari, tapi dia masih terima gue kembali! Bayangin aja cowo sebaek dan seganteng itu masih mau nerima gue setelah gue perlakuin seperti itu… Gue tau, kalo dia mau nih, dia bisa dengan mudahnya cari cewe laen. Mungkin cuma sekali jentik jari aja cewe-cewe udah berderet ngantri. Ya iyalah, wong dia bukan cuma ganteng tapi baek n sabar banget. Cewe2 di gereja aja udah ga kehitung deh yang naksir dia. Itu baru yang gue tau. Belom lagi yang gue ga tau
Ampun deh gue kok bisa-bisanya ya gue berlaku kasar sama orang baek gitu? Dimana hati gue, di mana perasaan gue? Tapi herannya, dia sama sekali ga ngebales kelakuan gue itu. Dia jauh lebih tenang dan lebih dewasa dari gue. Dia tetap terima gue kembali, bahkan dia juga minta maaf atas sikap dia yang bikin gue marah. Ampun! Di mana lagi gue bisa dapet cowo sebaek dia? Ampuni saya ya Tuhan saya ga bisa lihat mutiara indah di depan mata… Ampuni saya ga bisa lihat betapa baiknya hati orang lain…
Saya janji Tuhan saya mau terus lihat kebaikan dia. Saya mau terus bersyukur atas kehadiran dia di samping saya. Saya mau terus menghargai apa yang saya punya. Karena saya tau: he is still the best for me…
Comments (0)
April 6, 2006
Tuhanku bila hati kawanku
Filed under: personal
Tuhanku bila hati kawanku
Terluka oleh tingkah ujarku
Dan kehendakku jadi panduku
Ampunilah…
Pagi itu secara ga sengaja gue denger lagu “Tuhanku bila hati kawanku” dari internet. Lagu kidung jemaat yang sering gue denger di gereja lama. Dulu sih dengernya biasa aja, tapi pagi itu jadi meaningful banget…
Tuhanku bila hati kawanku
Terluka oleh tingkah ujarku
My God! That’s me. Gue yang ngaku anak Tuhan, tapi ternyata kelakuan gue nyakitin orang lain. Gue ditegor keras sama lagu itu. Ya… gue bikin orang lain terluka dengan tingkah ujar gue…
Hari Sabtu Minggu kemaren gue bener-bener kesel sama pacar gue. Kesel sekesel-keselnya, rasanya dah ke ubun-ubun banget deh. Saking keselnya, kecewanya, marahnya, gue langsung minta PUTUS! Beneran minta putus! Karena ga bisa ketemu, telpon ga diangkat, akhirnya gue kirim sms minta putus…
Dan kehendakku jadi panduku
Tanpa pikir panjang, tanpa berdoa, tanpa tanya Roh Kudus, gue langsung ambil keputusan minta putus… Gue nurutin kehendak gue sendiri dan bukan kehendak Tuhan. Padahal gue tau waktu gue kirim sms itu Tuhan bilang “AKU TAK IJINKAN engkau putus” Berkali-kali gue denger itu… AKU TAK IJINKAN… AKU TAK IJINKAN… AKU TAK IJINKAN… Tapi gue berkeras. Gue marah. Gue ambil keputusan dengan emosi…
Sekarang gue nyesel. Bener-bener nyesel. Nyesel karena gue gagal jadi anak Tuhan yang taat. Gue gagal mengendalikan keinginan sendiri. Gue gagal menjadikan kehendak Tuhan jadi pandu buat semua keputusan gue.
Dan satu lagi, gue nyesel udah bikin hati dia terluka. Gue nyesel betapa ga sopannya gue minta putus lewat sms. Gue nyesel betapa sakitnya hati orang lain dengan kelakuan gue itu. Anak Tuhan macem apa gue yang seenaknya bikin luka di hati anak Tuhan lainnya?
Gue nyadar, seberapapun kecewanya gue, seberapapun marahnya gue, gue ga punya hak untuk memperlakukan orang lain seperti itu. Sama sekali ga layak… Tapi nasi udah jadi bubur, udah terjadi… Gue udah bikin luka… Dan gue ga tau gimana nyembuhinnya, gimana minta maaf-nya…
Sampai hari ini dia belom hubungi gue sama sekali. Gue ngerti kalo dia marah. Gue bahkan bisa ngerti kalo dia murka sekalipun. Gue ngerti, bener-bener ngerti. Gue ga akan membela diri. Gue tau itu kesalahan gue, sikap gue yang childish… Regardless of what he has done that made me angry, ga peduli lagi kesalahan2 dia yang bikin gue marah banget, sejujurnya gue udah ga peduli lagi. Gue lebih peduli sama hati dia yang udah gue lukain itu…
Tuhan, saya ga tau gimana caranya nyembuhinnya, saya ga tau gimana minta maafnya, saya ga tau gimana pulihin hati dia, but Lord please help him…
Tolong Tuhan kasih tau dia kalo saya bener-bener nyesel… Tolong Tuhan kasih tau dia saya masih sayang dia…
Tuhanku bila hati kawanku
terluka oleh tingkah ujarku
Dan kehendakku jadi panduku
Ampunilah…
Jikalau tuturku tak semena
Dan aku tolak orang berkesah
Pikiran dan tuturku bercela
Ampunilah…
Dan hari ini aku bersembah
Serta padaMu, Bapa, berserah
Berikan daku kasihMu mesra
Amin, amin…
Comments (0)
April 3, 2006
Kau pilihan terbaikku
Filed under: mengasihiMu
Walau saat ini
Dunia tak mengerti
Mengapa diriku mengasihiMU
Suatu saat nanti
Pasti ‘kan terbukti
KAU pilihan terbaikku…
Lagu ini gue denger hari jumat lalu pas ikut PD di kantor. Liriknya nyentuh banget, rasanya lagu ini dibikin straight from my heart…
Kadang-kadang nih, kita-kita anak Tuhan ini, sering dianggap aneh sama orang-orang di sekitar kita. “Ngapain sih nyanyi-nyanyi mulu? Ngapain juga nyembah? Apaan tuh worship segala? Buat apa ikut Tuhan kalo buktinya elo tuh gini-gini aja? Kaya juga engga… Orang laen yang ga pernah gereja ga pernah perpuluhan apalagi nyanyi-nyanyi gitu aja bisa lebih kaya kok…”
Sound familiar guys? Emang sih orang dunia ga ngerti kenapa kita-kita ini suka banget nyanyi Kenapa kita suka banget nyanyi lagu penyembahan sampe merem-merem hehehe… Emang sih cuma yang udah kenal kasih Kristus aja tau betapa menyenangkannya sukacita pujian itu, betapa terharunya hati kita bisa merasakan kasih Kristus yang begitu dalem itu, betapa damainya ada dalam hadiratNya…
Dan juga, cuma orang yang udah merasakan kasihNya aja yang rela menyerahkan hidupnya untuk mengasihiNya. Dari sekian miliaran manusia di bumi ini, HE still loves me, HE still cares about me. Tanpa ada gue-pun dunia masih bisa jalan dengan sempurna. Tanpa ada gue-pun Tuhan Yesus masih punya banyak orang lain di dunia ini. Tanpa ada gue yang nyanyi muji nyembah Dia pun masih ada miliaran orang lain yang bisa melakukannya. Tapi kenapa Dia pilih gue? Kenapa Dia mau bersusah payah buat gue? Apa yang gue punya hingga gue begitu berharga di mataNya?
Kalo gue mikir gitu, rasanya gue ga layak banget buat dikasihiNya. Tapi DIA tetap mengasihi gue, sebagaimana gue adanya. Rasanya apapun yang gue lakukan ga akan pernah cukup untuk membalas kasihNya.
Inilah alasan kenapa gue akan terus iring Dia. Gue tau bahwa apa yang gue jalani sekarang di dunia ini ga akan ada artinya dibanding kemuliaan yang akan diterima di surga kelak. Mungkin kalo dibanding temen-temen yang laen, gue ga dibilang sukses menurut ukuran dunia (gaji, rumah, mobil etc elo pasti pada taulah apa aja kriterianya huehehe…
Tapi gue ga keberatan kok dibilang ga sukses sama dunia, asalkan gue bisa sukses iring Dia sampe kesudahannya nanti… Gue pengen berhasil mencapai garis akhir, gue pengen nyelesaiin tugas gue di dunia ini sesuai kehendakNya, dan pada saat gue sampe di surga nanti, gue pengeeee….n banget denger Tuhan Yesus bilang “WELL DONE MY SERVANT…” Rasanya itu bakalan jadi sukacita besar yang tak terbayangkan… Untuk itulah gue hidup, untuk mengasihiNya, untuk menyenangkanNya, untuk melakukan kehendakNya, sampe gue bertemu Dia di surga kelak…
Pada saat domba dipisahkan dari serigala, pada saat tuaian dipisahkan dari sekam, pada saat sekam dilemparkan ke dalam api, akan terbukti semuanya…
Akan terbukti bahwa kitalah umat pilihan Tuhan…
Akan terbukti bahwa kita tak salah melangkah…
Akan terbukti bahwa kita tak salah memilih…
Akan terbukti bahwa KAU-lah pilihan terbaik…
Akan terbukti YESUS-lah pilihan terbaikku…
Walau saat ini
Dunia tak mengerti
Mengapa diriku mengasihiMU
Suatu saat nanti
Pasti ‘kan terbukti
KAU pilihan terbaikku…
Comments (0)
bagi bangsa ini kami berdiri
Filed under: bagi bangsa ini
Don’t ask what your country can do for you but ask what you can do for your country. Jangan tanya apa yang negara bisa kasih buat kamu tapi tanya apa yang bisa kamu kasih buat negaramu. Begitu kira-kira artinya. So, apa sih yang bisa kita kasih buat bangsa ini?
Sebagai anak Tuhan yang lahir dan tinggal di bangsa ini, tentu aja ada yang bisa kita kasih. Kita bisa berdoa buat bangsa ini. Tapi gimana berdoanya?
1. dengan rendah hati (2 Taw 7:14)
Saat berdoa, kita harus mau merendahkan diri di hadapan Tuhan. Kita akuin dosa-dosa bangsa ini di hadapan Tuhan dan mohon ampun atas dosa-dosa sodara sebangsa kita. Walopun mungkin kita ga ikut/terlibat/ga pernah sama sekali melakukannya, tapi kita akui bahwa kita tinggal di negara yang sama jadi kita adalah sodara sebangsa mereka. Kita ga boleh ngerasa eksklusif dengan berpikir bahwa karena kita orang Kristen maka kita bukan sodara mereka. Atau karena mereka yang bikin dosa jadi dosa mereka ga akan pernah pengaruhin kita. Kita pikir “Dosa ya dosa elo, elo dong yang nanggung!”
Eits, kalo mereka terus-terusan ngucapin kata-kata hujatan bagi pemimpin negaranya (tukang korupsi dll), ngeluarin kata-kata kutukan untuk bangsanya (negara miskin, negara terbelakang, negara penghutang dll), ngeluarin sumpah serapah bagi sesamanya (matiin aja, bunuh aja, bakar aja), maka kata-kata itu nanti bakalan naek ke langit, terkumpul dalam gulungan kitab, dan akhirnya berbalik tumpah membanjiri bangsa ini, tepat seperti yang mereka ucapkan (Zak 5:3) Hiii, serem ga sih ngebayanginnya?
Tapi kita kan anak terang yang harus mengusahakan kesejahteraan di tempat kita tinggal (Yer 29:7). Kalo kita cuek dan ga pedulian sama dosa-dosa sekeliling kita, gimana kita bisa mengusahakan kesejahteraan? Jadi kita harus berdiri atas dosa-dosa itu dan mohon pengampunan atasnya. Kenapa juga mesti kita yang berdoa, dan bukan mereka? Jawabannya sederhana: karena mereka ga tau apa yang mereka perbuat. So, kita yang udah tau apa yang mereka perbuat, harus menjadi perantara buat mereka. Kenapa juga mesti kita yang jadi perantara? Karena kita sudah mengenal Kristus, kita sudah diangkat jadi anakNya, jadi kita boleh meminta kepada Bapa di surga.
Sebagai anakNya, tentu kita dikasihi oleh Bapa. Anak tau Bapanya mengasihi dirinya. Anak tau Bapanya akan memenuhi permintaannya. Tapi anak itu juga tau bahwa permintaannya itu sesuatu yang besar karena besarnya sakit hati Bapanya atas perbuatan saudaranya itu. Jadi anak itu akan datang meminta dengan rendah hati karena dia tau dia butuh kasih karunia.
2. dengan berani (Kej 18:31)
Sebagai anakNya, kita juga berani meminta pada Bapa. Berani bukan sembarang berani, tapi berani karena apa yang kita minta itu sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan adalah agar jiwa-jiwa diselamatkan. Trus gimana dong caranya supaya mereka bisa diselamatkan? Kita kan ga bisa menjangkau mereka satu demi satu. Ada satu cara yang luar biasa jangkauannya. Yang bisa menembus laut, pulau, negara, benua dan semua batasan lainnya, baik batasan waktu, jarak, tempat, dll. Cara itu namanya doa. Doa itu ibarat sinyal yang kita tembakin ke satelit (surga), dan satelit (surga) itu akan menembak balik sinyal (doa) itu langsung tepat ke target yang kita doain.
So, doa itu adalah senjata kita yang powerful banget. Never underestimate the power of prayers. Apalagi doa puasa. Makanya ga heran kalo banyak hal telah terjadi di bangsa ini sejak anak-anak Tuhan mulai bersehati berdoa. Sejak para pendoa syafaat mulai bangkit di bangsa ini. Sejak mereka mulai berseru bagi bangsa ini. Sejak mereka merelakan dirinya menjadi perantara bagi bangsa ini. Mereka berani berdiri di atas bangsa ini. Berani karena mengetahui bahwa Allah mengasihi mereka dan Allah menjawab doa umatNya yang mengasihiNya.
3. dengan iman (Yoh 15:7)
Kadang-kadang nih, makin kita berdoa, makin buruk keliatannya. Makin kita berdoa, makin jauh hasilnya dari yang kita harapin. Inget kan kerusuhan, kekerasan, demonstrasi, gonjang-ganjing pemerintahan, naeknya harga-harga, bencana alam tsunami, gempa, banjir, ledakan bom sana-sini, bahaya teroris, aniaya umat Kristen, sulitnya ijin ibadah, dst dst dst.
Kadang-kadang keadaan buruk itu justru merupakan babak awal dari jawaban doa kita. Kadang-kadang Tuhan perlu “menggoncangkan” sesuatu dulu sebelum sesuatu yang luar biasa terjadi. Kadang-kadang kita ga bisa lihat hutan kalo kita berdiri terlalu deket sama pohon tinggi. Artinya kita ga bisa lihat rencana Tuhan yang jauh lebih besar karena kita hanya bisa lihat sebagian kecil dari tindakan Tuhan. Tetaplah percaya Tuhan udah denger doa kita dan saat ini Dia sedang ngejawab doa itu. Dia sedang bekerja, bahkan pada saat kita ngerasa Dia diem aja. Tetaplah percaya bahwa pada akhirnya, Allah yang berkuasa. Dan akhirnya: tetaplah berdoa, tetaplah berdoa, dan tetaplah berdoa…
Bagi bangsa ini kami berdiri
Dan membawa doa kami kepadaMu
Sesuatu yang besar pasti terjadi
Dan mengubahkan neg’ri kami
Hanya namaMu Tuhan ditinggikan
Atas seluruh bumi…
Comments (0)
March 27, 2006
souls, souls, souls!
Filed under: bagi bangsa ini
Akhirnya gw bisa ikut juga ke kkr-nya benny hinn. Can’t believe it gw bisa ada live dalem kkr-nya dia. Selama 2 ini gw cuma bisa nonton dia lewat streaming di internet doang n wondering how it feels to be in it. Wondering mau ga ya dia dateng ke Indonesia yang (katanya) ga aman ini, wondering bisa ga negara kita yg lagi kesulitan keuangan ini bayarin biaya kkr-nya, wondering bisa ga ya dia dikasih ijin sama pemerintah untuk bikin ibadah di Indonesia (inget cerita dia di India), dll.
Soalnya nih, cuma nonton lewat monitor komputer aja kerasa urapannya dahsyat banget, apalagi liat langsung. So, finally he’s here, gw putusin utk dateng 3 hari berturut-turut jumat sabtu minggu.
Hari pertama dimulai dengan kaki lecet. Ternyata pantai karnaval tuh jauh banget bo dari pintu masuk ancol. So, terpaksa jalan kaki dengan nahan sakit kaki lecet. Sempet juga ngomong dalem hati “Duh Tuhan, mau kkr aja kok pengorbanannya kok gini banget sih?” Tapi gue ditegor dengan lembut “Inikah yang kau sebut pengorbanan? Bagaimana dengan pengorbananKu di kayu salib?” Hiks malu banget gw. Cuma sakit lecet aja ngeluh, gimana dengan Yesus yang lukanya berjuta kali lipet sakitnya, jalan dan pikul salib? Ampuni saya ya Tuhan… So, gw jalan kembali dengan penuh semangat untuk ketemu Tuhan.
Sampe di sana, lapangan penuh dengan lautan manusia. Gw amazed sekaligus bersyukur bahwa di negara yang susah banget dapet ijin bikin gereja seperti ini, ternyata kita masih bisa dikasih ijin untuk mengumpulkan ratusan ribu manusia untuk bernyanyi memuji menyembah Tuhan Yesus sekaligus mendengarkan firman Tuhan dengan suara sound system yang gegap gempita. Di lapangan terbuka lagi! Cuma anugerah Tuhan aja yang bisa bikin ini semua terjadi. Thanks Lord for showing that You are able to do anything…
Hari kedua, lebih banyak lagi dari hari pertama. Lebih dahsyat lagi dari kemarin. Tapi ada satu hal yang bikin gw sedih. Di tengah-tengah firman Tuhan yang disampaikan, gw liat orang-orang dengan cuek mondar-mandir, ngobrol, ketawa-tawa, makan, dll seakan-akan lagi piknik. Rasanya firman Tuhan yang lagi disampaikan tuh murah banget buat mereka. Padahal itu kan berita keselamatan buat mereka. Di mana rasa hormat mereka pada firman Tuhan? Di mana rasa hormat mereka pada anugerah keselamatan itu? Di mana rasa hormat mereka pada isi hati Tuhan? Hati gw rasanya sedih sekali melihat itu, dan gw rasa Roh Kudus juga turut bersedih… Hati gw rasanya menangis melihat bagaimana murahnya mereka menganggap berita keselamatan itu… Kalo yang cuek mondar-mandir, ketawa-tawa, cekikan, makan-makan dan ga peduli sama khotbah itu orang yang “belum percaya”, mungkin gw ga sesedih itu. Tapi kalo mereka orang Kristen, hati gw menangis buat mereka…
Hari ketiga, makin banyak jiwa-jiwa yang dateng. Gw berdoa ada banyak jiwa datang pada Yesus. Gw berdoa ada jiwa-jiwa yang haus dan lapar akan Yesus. Gw berdoa agar semua yang dateng ga akan pernah sama seperti dulu lagi. They will be restored. They will never be the same. They will have fire on their hearts. And they will impact others. And others will also come to Jesus. And those “others” will bring more “others” to Jesus.
Seperti kata Benny Hinn: Souls, souls, souls! More souls to come to Jesus! More souls say Jesus Christ is the Lord! And more souls will come to the Kingdom of Heaven, in eternity… SOULS, SOULS, SOULS !!!
*many thanks to panitia kkr benny hinn: thanks for your hard work, dalam Tuhan jerih lelah mu tak akan pernah sia-sia. Amin*
Comments (0)
March 21, 2006
wanted: a church nearby
Filed under: personal
Biasanya hari Sabtu tuh jadualnya gue ngajar inggris, trus pulang ngajar baru deh gue ikutan ibadah pemuda. Dan hari itu gue dah bikin janji sama 2 orang: (1) janji sama supervisor gue kalo gue bakalan dateng soalnya it’s a big day (ujian). Trus gue juga dah janji sama (2) kordinator acara pemuda kalo gue bakalan dateng karena gue kebagian tugas baca pengumuman.
Tapi janji tinggal janji. Ternyata sabtu itu gue mesti masuk kantor karena ada report yang mesti kelar. Terpaksa deh gue masuk dari jam 8 pagi ampe jam 7 malem, non stop, berhenti cuma beberapa belas menit aja buat makan.
Sebenernya sih it’s okay buat gue kerja lembur gitu. Gue rela kok, bener deh. Soalnya itu kan tugas gue, dan gue ngerti situasinya kaya’ apa. Lagian kan gue dah bertobat dari dosa ngeluh:) Jadi biar banyak kerjaan gue pantang ngeluh, kan dah janji sama Tuhan ga mau ngeluh lagi:)
Tapi yang bikin gue concern tuh sebenernya rasa ga enak sama orang2 yang udah gue kasih janji, kaya’ si bapak supervisor dan temen gereja gue itu. Tapi yah gimana lagi, dengan malu hati gue mesti cancel satu-satu.
So Sabtu pagi itu gue berdoa: Tuhan, kan Tuhan yang bikin saya mesti masuk kantor hari ini. Jadi sekarang Tuhan dong yang selesaiin masalah saya. Sediain dong (1) guru pengganti buat murid2 saya, trus sediain (2) pengganti saya baca pengumuman, trus (3) tempat lain buat saya ibadah malem ini sekitar sudirman (karena dari sudirman ke kelapa gading perlu 1,5 jam by bus so kalo saya nyampe pasti dah bubar)
Tuhan emang selalu kasih jalan keluar untuk tiap masalah. Masalah 1 dan 2 beres tanpa banyak halangan. Pagi itu juga gue dapet guru pengganti. Tapi gue ga yakin sama masalah ke 3.
So malem itu gue pulang jam 7. Gue pikir percuma juga gue ngejar ke gading, karena pasti gue baru sampe jam 8.30, dan pasti ibadah dah selesai. Mendingan gue cari tempat ibadah laen aja deh sekitar sudirman ini. Malem itu berkhayal seandainya di gedung kantor sebelah (bapindo) ada ibadah malem di assembly hall, alangkah enaknya… Tinggal jalan kaki, langsung sampe, ga telat lagi… Tapi logika gue bilang mana mungkin lah yauw, mana ada ibadah hari sabtu di bapindo, yang ada tuh biasanya orang kawinan! Kalopun ada juga paling hari minggu doank… Tapi entah kenapa hati gue bilang coba aja cek dulu, apa susahnya sih masuk aja, cuma gedung sebelah ini, deket gitu kok nothing to lose…
Tapi sayangnya gue ga turutin suara hati gue itu. Gue langsung nyebrang dan pulang naek bis ke rumah. Tapi tau ga apa yang terjadi besoknya?
Besoknya karena penasaran gue putusin untuk dateng ibadah ke bapindo. Yang gue tau gerejanya bu Indri tuh ibadahnya di sini, tapi ga tau jam berapa, pokoknya pagi gitu deh. Pas gue dateng, gue dikasih buletin, dan jegerrrr! Di buletin tertulis: Sabtu 18 Maret ibadah pukul 18:00. Hayaaa…. itu kan kemaren! Ternyata kemaren malem Roh Kudus berusaha kasih tau gue tentang itu… Tapi gue aja yang sok tau dan sok pake logika segala… Ga mungkin lah, inilah, itulah… Yeee, kalo Tuhan jawab doa gue (minta tempat ibadah yang deket kantor) ya terima aja jawaban doanya, ga perlu pake analisis kemungkinan segala!
Gue dapet pelajaran hari itu. Tuhan tau persis kalo gue mesti kerja lembur, tapi Tuhan juga tau kerinduan hati gue untuk tetap pergi ibadah. Dia tau kondisi gue, posisi gue, dan keinginan gue untuk dapet tempat ibadah yang deket (He knows I don’t like coming late to church). So, Dia berusaha kasih tau gue melalui Roh Kudus dalem hati gue. Dia udah sediain apa yang gue minta malem itu: a church nearby. Tapi gue-nya aja yang kurang peka…
Makasih Tuhan buat pelajaran malem itu. Teach me to trust You… To trust that You always answer my prayers… In ways that need no analysis at all…
Holy Spirit, thanks for reminding me, at the right time, at the right moment… Teach me to be more sensitive to Your soft and gentle voice…
Comments (0)
March 20, 2006
thanks for dropping by
Filed under: personal
Makasih ya temen-temen yang udah drop by! Makasih juga buat temen-temen yang udah kasih comments (ouli@bluebottle.com, r4ch3l@sbcglobal)… maap ya comments nya ga bisa nongol, soalnya saya ga tau gimana caranya nongolin comments *blushing for being gaptek* Tapi saya lagi belajar kok gimana caranya In the meantime, happy reading !
Always remember, Jesus loves you!
Comments (0)
March 13, 2006
three times a lady
Filed under: personal
Hari Minggu kemaren gue kebangun jam 3 pagi dan rasanya pengeee….n banget pergi ke gereja. Tapi mana mungkin lah yauw, mana ada gereja yang buka jam 3 pagi hehehe… Ya udah, dah kepalang bangun yah sekalian aja bikin “gereja” sendiri di kamar, praise worship sendirian, doa pembukaan sendirian, baca n “bawa” Firman sendirian, tapi ga pake kolekte
Baru kali ini deh gue kaya gitu. Ga tau napa. Mungkin mumpung hari Minggu kali yee… Abisnya selama ini dari senin ampe jumat dari pagi ampe malem gue di kantor mulu. Trus gue inget banget tuh waktu hari Rabu kemaren gue pengeee…n banget ikut kkr, tapi pas hari H-nya justru malah ga bisa gara2 banyak kerjaan. Padahal udah gue lemburin dari pagi ampe jam 9 malem, tetep aja ga selesai. Eh besoknya pengen ikut kkr di tempat laen lagi, eh ada lagi kerjaan yg gue tongkrongin ampe jam 9 malem tetep aja belom selesai. Ugh! Rasanya kesel banget. Duh Tuhan Yesus, kenapa ya kok susaaa…h banget ya pengen ikut kkr doang? Mbok ya satu hari aja kek saya dikasih kerjaan sedikit aja biar bisa pulang cepet dari kantor trus pergi ibadah tengah minggu?
Tapi ya sudahlah. Kerjaan tetap kerjaan dan kerjaan harus selesai. Pokoknya bolehlah senin ampe jumat gitu terus, tapi hari Minggu gue mesti bebas! Gue mo pergi ibadah sepuas-puasnya! Dan makasih ya Tuhan hari Minggu kemaren saya ga punya kerjaan yang harus dibawa pulang…
Dan Tuhan emang tau kerinduan gue yang “membludak” hehehe Pas ibadah pertama itu, rasanya khotbahnya bener-bener buat gue banget deh:) Pendetanya juga khotbah berapi-api, persis seperti api yang lagi bernyala-nyala di hati gue. Rasanya Tuhan jawab langsung pertanyaan gue. Rasanya Tuhan tuh bilang kalo gue tuh mesti gini gini gini karena gini gini gini.
Makasih yah Tuhan buat hari Minggu itu…
Cepetin dong hari Minggu lagi
Comments (2)
March 6, 2006
jujurlah padakuuuuu…
Filed under: mengasihiMu
Mungkin udah ratusan kali kita denger istilah intim dengan Tuhan. Kita tau kalo keintiman hanya bisa dimiliki oleh dua orang yang bener-bener bisa terbuka satu sama lain, tanpa ada yang ditutup-tutupin. Kita tau kalo kita bisa lebih intim lagi sama Tuhan dari hari ke hari. Tapi dalem hati kita sadar bahwa level keintiman kita dengan Tuhan belom sedalem yang kita (atau Tuhan) inginkan. Jadi sebenernya apa sih yang jadi penghalang?
Untuk bisa intim dengan Tuhan, kita perlu bersikap jujur sejujur-jujurnya. Sejujurnya ceritain semua isi hati kita tanpa takut-takut ntar Tuhan marah, trus kalo marah Dia ga mau ngomong sama kita, trus kalo ga mau ngomong berarti mesti tunggu beberapa lama sampe marahnya reda, dst.
Kita mesti buang jauh-jauh ketakutan seperti itu. Ketakutan seperti itu muncul karena pengalaman manusia dengan sesamanya. Tapi Tuhan bukanlah manusia yang suka shock atau terkaget-kaget kalo mesti denger semua kejujuran kita.
“Loh kok mesti cerita lagi ke Tuhan? Kan katanya udah tau kedalaman hati kita?” Iya, emang Dia tau isi hati kita. Tapi Dia ingin kita bisa bersikap jujur kepada Tuhan, sekaligus jujur terhadap diri sendiri. Kenapa? Karena ga gampang loh ngakuin isi hati yang terdalam. Isi hati seperti rasa syukur, rasa senang, rasa bahagia sih gampang diucapin ke Tuhan (kan ini rasanya memenuhi “standar” harus bersukacita senantiasa). Tapi bagaimana dengan isi hati lain seperti rasa marah, kecewa, putus asa, dll? Apa kita bisa dengan jujur ngakuin itu semua ke Tuhan?
So, mari kita mulai jujur-jujuran dengan cara ngejawab pertanyaan berikut.
…tentang kekecewaan…(Mzm 42:9-10)
* Apa kita ngerasa ga puas dengan pemberianNya pada kita?
* Karena kecewa sama pemberianNya, apa kita “ngerampok” Tuhan dengan cara menahan-nahan perpuluhan, talenta, atau waktu dariNya?
* Karena kecewa sama penempatanNya, apa kita belajar/kerja/usaha dengan asal-asalan, menghindar dari tanggung jawab, sia-siain waktu?
* Karena kecewa sama keputusanNya, apa kita berusaha nolak untuk taat pada keputusanNya itu?
* Karena kecewa sama rekan sepelayanan, apa kita berubah jadi orang yang ga bisa diandalkan sehingga ga bisa dipercaya lagi dengan tanggung jawab atas pekerjaan Tuhan?
* Karena kecewa sama diri sendiri, apa kita diem-diem ngerasa iri sama prestasi/kemajuan orang laen?
* Karena kecewa sama perkara-perkara surgawi, apa kita melarikan diri ke perkara-perkara duniawi?
* Karena kecewa janjiNya belom digenapi, apa kita jadi anggap Dia sebagai pembohong?
* Karena kekecewaan yang dalem, apa kita jadi orang yang suka mengeluh?
* Karena kecewa dengan apa ga bisa kita dapetin, apa kita jadi ga bisa bersyukur atas begitu banyak hal yang udah kita dapetin?
…tentang kemarahan… (Mzm 58:6-9)
* Karena marah, pernah ga kita, secara sadar atau ga sadar, berusaha ngelukain hati orang lain, baik melalui kata-kata ato tindakan?
* Karena marah, apa kita pernah ngomong jelek tentang orang laen?
* Karena marah, apa kata-kata kita jadi tajem dan nusuk?
* Karena marah, pernah ga kita bohong, ngelebih-lebihin, ngomongin hal-hal yang sia-sia atau ga membangun?
* Karena marah, apa kita nyari kesalahan orang lain? Ato mengkritik, mungkin?
* Karena marah, apa kita jadi bagian dari satu pertengkaran, perselisihan atau perpecahan?
* Karena marah, ada ga sih orang yang diem-diem kita hindari?
* Karena marah, apa kita punya prasangka terhadap orang Kristen lain hanya karena mereka beda denominasi atau karena pandangan mereka ga sama persis dengan kita?
* Karena marah sama orang laen, apa kita jadi orang yang sensi/ gampang marah/ tersinggung karena kita sendiri nyimpen kemarahan tersembunyi?
…tentang keputusasaan.. (Mzm 44:24-25)
* Karena putus asa gagal terus mengendalikan keinginan daging, apa kita akhirnya nyerah sama kebiasaan buruk yang ngerusak tubuh kita (mis. makan-minum berlebihan dll)?
* Karena putus asa gagal terus ngejaga pikiran kita, apa kita nyerah dan akhirnya ijinkan pikiran ga kudus itu tetap tinggal dalem pikiran kita?
* Karena putus asa gagal terus dalam usaha bersekutu denganNya secara rutin (saat teduh, doa, puasa, baca Alkitab, dll), apa kita jadi anggap kegagalan itu sebagai satu kelemahan permanen yang emang udah ga bisa dibenerin lagi?
* Karena putus asa menanti jawaban Tuhan, apa kita ngambil keputusan sendiri berdasarkan kehendak sendiri dan bukan kehendak Tuhan?
* Karena putus asa menanti janjiNya, apa kita berusaha “membantuNya” menggenapi janjiNya?
* Karena putus asa ngejar mimpi yang belum juga kita dapetin, apa hal itu jadi menghalangi kita untuk berserah padaNya?
* Karena putus asa sama semua keputusasaan itu sendiri, apa kita akhirnya jadi apatis?
Inget loh temen-temen,
it’s not between you and me,
but it’s between you and God.
Jadi mari kita sama-sama jawab pertanyaan di atas dengan sejujurnya.
Dan kalo memang masih ada yang harus kita akuin dengan jujur di hadapan Tuhan,
mari kita saat ini juga berdoa padaNya….
Comments (0)
March 1, 2006
the Lord knows who are His
Filed under: personal
the Lord knows who are His (2Ti 2:19)
…the Lord knows who are His… rasanya gue pengen lompat-lompat saking senengnya… rasanya pengen bilang MAKASIH sekenceng-kencengnya sama Tuhan waktu baca kalimat itu… rasanya gue bangga banget dikenal sama Tuhan pencipta langit bumi beserta isinya itu…
Tapi pas liat sekeliling gue, kok semua orang tenang-tenang aja ya? Kok semua orang di samping gue adem ayem aje? Gue jadi malu sendiri karena heboh sendirian dalem hati
Kejadian ini gue alamin hari Minggu lalu di gereja. Rasanya kata-kata itu melompat keluar dari Alkitab. Seneeee….ng banget bacanya! The Lord knows who are His… Dia mengenal umat kepunyaan-Nya… Saya umat kepunyaan-Nya. Berarti Dia kenal saya. Saya yang hanyalah salah satu dari miliaran manusia yang ada di dunia ini. Saya yang hanyalah seorang manusia yang ga ada apa-apanya dibanding Tuhan semesta alam. But still, He knows me…
Ga tau kenapa kalimat itu jadi meaningful banget buat gue. Ga tau kenapa gue bisa seneng banget cuma gara-gara baca satu kalimat itu. Ga tau kenapa… Tapi yang gue tau, firman Tuhan tuh emang dahsyat banget (Amen!) Penuh kuasa dan sanggup bikin hati gue campur aduk.
Gue jadi inget pertama kali gue mulai baca Alkitab secara teratur tiap malem. Pertama-tama mulai dari Kej 1, Keluaran, dst. Trus gue inget banget tuh gue jadi ngerasa “akrab” sama Musa setelah ngikutin perjalanan hidupnya mulai dari lahir, dihanyutin di sungai, gede di istana, bunuh orang Mesir, lari ke padang gurun, nego sama Firaun, pimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, diprotes mulu sama orang Israel yang kerjanya ngeluh mulu, trus sampe akhirnya… Lalu matilah Musa… Ih gue sedih banget loh bacanya! Bener! Gue inget malem itu di kamar rasanya gue pengen nangis pas baca “Lalu matilah Musa…” Norak banget yah gue? Musa kan emang udah lama mati. Kok gue sedihnya telat Rasanya gue dah kenal banget ama dia luar dalem tapi kok jagoan gue mesti mati? Huaaaaa….
Emang gue bukan Musa. Bukan Musa yang berhadapan muka dengan muka dengan Tuhan. Bukan Musa yang dikenal akrab sama Tuhan. Tapi Musa dan gue punya satu kesamaan. Musa (dan gue) adalah umat kepunyaan Tuhan. Dan Tuhan mengenal umat kepunyaan-Nya. So, seperti Tuhan mengenal Musa, gue juga yakin Tuhan kenal juga sama gue. Seperti Tuhan punya rencana indah untuk Musa, Tuhan udah merancang rencana yang indah buat hidup gue. Seperti kisah kehidupan Musa dari lahir sampe mati tercatat dalam Alkitab, gue yakin kejadian gue lahir, gede, sekolah, kuliah, kerja, sampe nanti merit, punya anak, tua dan akhirnya mati nanti juga akan tercatat dalam buku kehidupan-Nya…
Because I am His…
and He knows who are His…
Comments (0)
February 22, 2006
love never fails
Filed under: mengasihiMu
Kemaren gue nonton film (atau kesaksian?) yang bagus banget, judulnya Love Never Fails. Ini kisah nyata. Tentang seorang istri bernama Alice yang punya suami bernama Ralph, mantan aktor yang kemudian ketauan sakit kanker 7 hari setelah wedding day. Ralph ini tadinya ganteng banget, tapi karena kanker ganas di kepalanya akibatnya mukanya jadi rusak banget. Tapi Alice dengan setia mengurusnya dan bilang kalo melihat wajah Ralph dia seperti melihat wajah Yesus di sana…
Ga tau berapa kali gue pengen nangis sepanjang nonton film selama 44 menit itu. Di film itu nyata benar kasih yang terpancar dari mata, senyum, tangis Alice buat Ralph, dan terutama buat Yesus… Dari ekspresi wajah Alice waktu dia cerita tentang hidup Ralph, terlihat sekali bahwa dia benar-benar mengasihi Ralph dan mengasihi Yesus yang telah “mengambil” Ralph-nya…
Tapi bagian yang paling mengharukan, bagian yang bikin gue nangis teriris-iris adalah waktu Alice, dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca bilang gini “Ralph is not mine, he is Yours…” Siapapun yang pernah ngomong gitu ke Tuhan pasti tau betapa hancurnya hati waktu ngomong seperti itu… Satu kalimat yang sederhana… Tapi kalimat itu hanya bisa diucapkan oleh orang-orang yang sudah sampai pada satu titik tertentu… Titik di mana dia bener-bener berserah pada Tuhan… Titik di mana dia sudah bisa merelakan kepergian orang yang bener-bener dikasihinya… Titik di mana kasih itu berarti rela memberikan yang terbaik buat yang dikasihinya… Bahkan jika yang terbaik itu berarti orang tersebut harus meninggalkan kita selama-lamanya…
Gue jadi inget masa lalu, waktu gue akhirnya bisa bilang ke Tuhan “Mama saya bukan milik saya, dia milikMu Tuhan…” dengan hati hancur berkeping-keping. Setelah pergumulan yang cukup lama, setelah tahap marah sama Tuhan kenapa orang sebaik Mama harus sakit parah, tahap kecewa sama Tuhan kenapa Tuhan ga nyembuhin dia, tahap benci sama Tuhan kenapa kalo Dia penuh kasih Dia ijinkan Mama jadi begitu kurusnya, begitu kesakitan, begitu menderita… Dan akhirnya gue sampe pada satu titik gue udah begitu kelelahan dengan semua emosi yang campur aduk itu, dan gue cuma bisa nangis dan berserah “Kalau memang Mama meninggal itu yang terbaik menurutMu Tuhan, saya rela Tuhan, saya rela… Saya rela ditinggal selama-lamanya kalo itu memang yang terbaik buat Mama…”
Kalo sekarang gue lihat ke belakang, memang saat itu gue ancur banget. Hati gue ancur seancur-ancurnya. Tapi justru di saat ancur itulah malah gue bisa ngerasain kasih Tuhan dalam hidup gue. Dia sedih saat saya sedih… Dia turut menangis saat saya menangis… Dia ada di sana melewati malam-malam penuh tangis dan air mata… Dia ada di sana, dengan lembut mengajak saya untuk bangun pagi, menyambut hari yang baru, walaupun rasanya saya sama sekali ga pengen menghadapi satu hari lagi… Karena begitu kecewa kenapa pagi itu saya belum mati seperti keinginan saya waktu berangkat tidur kemarin malam…Rasanya ga ada satupun hal di dunia ini yang bisa menghibur hati yang penuh dengan kesedihan yang begitu dalem… Ga ada satupun di dunia ini yang bisa angkat kesedihan itu… Ga ada yang bisa, kecuali Yesus sendiri…
Dan enam tahun kemudian, here I am Lord, still alive and full of hope… Full of hope because I know You’re always there… No matter what I’m going through, You were, You are, and You will always be there for me… Because You are Love, and Love Never Fails…
*thanks Lord for being with me, through it all…*
Comments (0)
February 20, 2006
tak ada alasan mengeluh…?
Filed under: personal
Dah 2 bulan gue dikejer-kejer deadline, jadinya gue ga gaul sama sekali. Cuma di kantor aja dari pagi ampe ma
letsing4 joy ,,jesus my power life ""christian protestant""
Minggu, 24 Februari 2008
Diposting oleh vasko di 20.22
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar